Anda di halaman 1dari 5

BANTUAN HIDUP DASAR

No.Dokumen : SOP/ / /07/2022


S
No.Revisi :
O
Tanggal Terbit : November 2022
P
Halaman : ½
UPTD
PUSKESMAS Magdalena Indas
TERANG NIP. 197009262006042003
1. Pengertian Pertolongan / bantuan pada pasien untuk mencegah kematian
2. Tujuan 1.Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya pernafasan
2.Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang
mengalami henti jantung atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru ( RJP)

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas TERANG Nomor:


Tentang
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019, tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;

5. Prosedur 1. Persiapan alat

 Ambu bag
 Oksigenasi
 EKG
 Tensimeter
 Stetoskop
2. Pelaksanaan

1. Pastikan keamanan penolong dan pasien


2. Nilai respon pasien. Segera setelah aman Hati-hati kemungkinan
trauma leher Jangan pindahkan / mobilisasi pasien bila tidak perlu
AKTIFKAN EMS
3. Memeriksa pasien dengan cara menggoncangkan bahu
4. Segera berteriak minta pertolongan
5. Memperbaiki posisi pasien dan posisi penolong
6. Periksa jalan nafas . Bila pasien tidak memberikan respon
supine, permukaan datar dan keras bila perlu pindahkan pasien
dengan cara: kepala, bahu dan badan bergerak bersamaan (in-line)
bila curiga cedera spinal
posisi penolong : di samping pasien / di atas kepala (kranial) pasien .
Buka jalan nafas
7. Membuka jalan nafas dengan Head tild - Chin lif atau Jaw thrust Jika
curiga fraktur cervical lakukan dengan posisi jaw thrust
8. Memastikan pasien tidak bernafas; Melihat (look), mendengar (listen),
merasakan (feel) à < 10 detik Bila ada Apneu, nafas abnormal, nafas
tidak adekuat lakukan bantuan nafas : mulut ke mask
( menggunakan AMBU BAG ), Bagging" : lebih baik berdua
9. Evaluasi airway & breathing .pertama Jika mengalami kesulitan untuk
memberikan nafas buatan yang efektif,periksa apakah masih ada
sumbatan di mulut pasien serta perbaiki posisi tengadah kepala dan
angkat dagu yang belum adekuat. Lakukan sampai dapat dilakukan 2
kali nafas buatan yang adekuat.
10. Evaluasi airway & breathing .kedua .Bila pasien kembali bernafas
spontan dan normal tetapi tetap belum sadar, ubah posisi pasien ke
posisi miring mantap, bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi .
Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti nafas
kembali, jika terjadi segera terlentangkan pasien dan lakukan nafas
buatan kembali. Jika tetap gagal memberikan napas buatan, lanjutkan
ke pemeriksaan tanda-tanda sirkulasi
11. Memastikan ada tidaknya denyut jantung Memastikan ada tidaknya
denyut jantung Untuk orang dewasa pada arteri carotis sedang untuk
anak di Arteri brakhialis / Arteri karotis
12. Evaluasi Airway, Breathing & Circulation :
Sirkulasi ( - ) : teruskan Pijat Jantung Luar + Nafas Buatan ,
Sirk (+) Nafas (-) : nafas buatan 10- 12 x/menit
Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap, jaga jalan nafas

13. Jika terjadi henti jantung lakukan KOMPRESI JANTUNG


LUAR : pada 1/2 bawah sternum, diantara 2 putting susu

 Kedalaman kompresi jantung 3,8 - 5 cm


 Rasio Kompresi Jantung Luar - Nafas Bantu 30 : 2 ( satu atau 2
penolong)
14. RJP Sebelum & Sesudah Intubasi

Sebelum intubasi

 Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)


 Anak (1-8 th)
Setelah intubasi

 Kompresi 100 x/mnt


 Ventilasi 8 - 10 x/mnt
5 x siklus 30 :2 (= 2mnt) à nilai ulang sirkulasi

15. Evaluasi . Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudian

pasien dievaluasi kembali.

 Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan


bantuan nafas dengan rasio 30:2.
 Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada posisi
mantap.
 Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas
sebanyak 10- 12 x/menit dan monitor nadi setiap 10 detik.
 Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi
teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka.
16. RJP dihentikan Jika

 Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan


 Ada yang lebih bertanggung jawab
 Penolong lelah atau sudah 30 menit tidak ada respon.
 Adanya DNAR (Do Not Attempt Resuscitation)
 Tanda kematian yang irreversibel
17. RJP tidak dilakukan

 DNAR (Do Not Attempt Resuscitation)


 Tanda kematian : rigor mortis, dekapitasi
 Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah sangat jelek dengan
terapi maksimal
 Bila menolong korban akan membahayakan penolong
18. Komplikasi RJP

 Nafas buatan :
 inflasi gaster
 regurgitasi
 mengurangi volume paru

 Bila terjadi inflasi gaster


 perbaiki jalan nafas
 hindari TV yang besar dan laju nafas yang cepat
 Fraktur iga & sternum,sering terjadi terutama pada orang tua,
RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada fraktur iga. Fraktur
mungkin terjadi bila posisi tangan salah.
 Pneumothorax
 Hemothorax
 Kontusio paru
 Laserasi hati dan limpa, posisi tangan yang terlalu rendah akan
menekan procesus xipoideus ke arah heper (limpa)
 Emboli lemak
19. Cuci tangan
20. Dokumentasikan hasil dalam Rekam Medis
6. Bagan alir
Persiapan
Alat

7. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait UGD dan Rawat Inap
9. Dokumen
Terkait
10. Rekam N
Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
historis o
perubahan

Anda mungkin juga menyukai