Oleh:
NIM: 155070107111001
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah obstruksi jalan nafas masih menjadi tantangan untuk ahli anestesi,
henti nafas atau henti jantung juga ikut menjadi masalah yang dihadapi oleh ahli
Kondisi ini dapat diakibatkan karena masalah sistem pernafasan ataupun bersifat
sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh yang lain. Pasien dengan kekurangan
oksigen dapat jatuh dengan cepat ke dalam kondisi gawat darurat sehingga
yang dimaksud dengan obstruksi jalan nafas dan bagaimana tatalaksana obstruksi
TINJAUAN PUSTAKA
Henti jalan napas adalah gangguan pertukaran gas antara udara dengan
hipoksemia dana tau hiperkapnia. Dikatakan gagal napas apabila PaCO2 > 45
f) Penyalahgunaan obat
2.2 Obstruksi Jalan Nafas
Obstruksi jalan nafas, baik total atau parsial disebabkan oleh lidah yang
menyumbat hipofaring. Hal ini terjadi karena kelumpuhan tonus pada saat
terlentang, yaitu:
2. Otot genioglossus
Terjadi pada pasien tidak sadar atau dalam keadaan anestesi. Bisa juga karena
3. Retraksi trakea
4. Retraksi torak
organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan
sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri
harus dimiliki oleh dokter atau petugas kesehatan yang bekerja di Unit Gawat
melindungi jalan napas dengan memberikan oksigenasi dan ventilasi yang efektif.
Penyebab kematian adalah hipoksia, organ tubuh yang paling rentan terhadap
hipoksia adalah otak jadi tujuan resusitasi yang utama adalah menjaga oksigenasi
otak tetap terjaga. Pada pasien yang tidak sadar, penyebab tersering sumbatan
jalan napas yang terjadi adalah akibat hilangnya tonus otot-otot tenggorokan.
Dalam kasus ini lidah jatuh ke belakang dan menyumbat jalan napas ada bagian
1. UNRESPONSIVE?
3. Open airway
5. Call 119
menentukan pasien sadar atau tidak dengan cara memanggil, menepuk bahu
atau wajah korban. Jika pasien sadar, biarkan pasien dengan posisi yang
kesadaran setelah beberapa menit. Jika pasien tidak sadar segera meminta
Guidelines, 2010).
dengan cara dua atau tiga jari penolong meraba pertengahan leher sehingga
2 cm, raba dengan lembut selama 5-10 detik. Bila teraba penolong harus
Jika dipastikan tidak ada denyut jantung berikan bantuan sirkulasi atau
- Tiga jari penolong (telunjuk, tengah dan manis) menelusuri tulang iga
pasien/korban yang dekat dengan sisi penolong sehingga bertemu tulang dada
(sternum).
- Dari tulang dada (sternum) diukur 2-3 jari ke atas. Daerah tersebut merupakan
- Letakkan kedua tangan pada posisi tadi dengan cara menumpuk satu telapak
dengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebnyak 30 kali dengan
- Ratio bantuan sirkulasi dan bantuan nafas 30 : 2 baik oleh satu penolong
maupun dua penolong. Kecepatan kompresi adalah 100 kali permenit. Dilakukan
selama 5 siklus.
mmHg dan diastolic yang sangat rendah. Selang waktu mulai dari menemukan
pasien/ korabn sampai dilakukan tindakan bantuan sirkulasi tidak lebih dari
30 detik.
Penyebab utama obstruksi jalan napas bagian atas adalah lidah yang jatuh
kebelakang dan menutup nasofaring. Selain itu bekuan darah, muntahan,
edema, atau trauma dapat juga menyebabkan obstruksi tersebut. Oleh karena
itu, pembebasan jalan napas dan menjaga agar jalan napas tetap terbuka
ini dapat segera diperbaiki dengan cara mengangkat dagu (chin-lift maneuver)
atau dengan mendorong rahang bawah ke arah depan (jaw- thrust maneuver).
dan pasien/korban harus diletakkan di atas alas/permukaan yang rata dan keras
Tindakan ini dilakukan jika tidak ada trauma pada leher. Satu tangan
2009).
secara hati-hati diangkat keatas untuk membawa dagu ke arah depan. Ibu jari
dapat juga diletakkan di belakang gigi seri (incisor) bawah dan secara bersamaan
dagu dengan hati-hati diangkat. Maneuver chin lift tidak boleh menyebabkan
diperoleh dengan bernafas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh
1. Penilaian Pernapasan
pasien dengan cara melihat (look) naik dan turunnya dinding dada,
mendengar (listen) udara yang keluar saat ekshalasi, dan merasakan (feel)
Jika tanpa alat, maka penolong menarik napas dalam, kemudian bibir
penolong ditempelkan ke bibir pasien yang terbuka dengan erat supaya tidak
menutup mulut pasien. Tindakan ini dilakukan kalau mulut pasien sulit dibuka
dilakukan dari mulut-ke-stoma atau lubang trakeostomi pada pasien pasca bedah
apakah korban bayi, anak atau dewasa. Pada pasien dewasa, hembusan
sebanyak 10-12 kali per menit dengan tenggang waktu antaranya kira-kira 2 detik.
dkk, 2009).
pipi pasien.
c. Kaki pada sisi yang berlawanan dengan penolong ditekuk dan ditarik ke
penolong. Dengan posisi ini jalan napas diharapkan dapat tetap bebas
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
oksigen ke otak dan organ vital lainnya akibat kegagalan jantung untuk
Penyebab sumbatan jalan nafas yang sering kita jumpai adalah dasar
lidah, palatum mole, darah atau benda asing yang lain. Dasar lidah sering
menyumbat jalan nafas pada penderita koma, karena otot lidah dan leher
lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang
farings. Hal ini sering terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi. Benda
asing, seperti tumpahan atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat ditelan
atau dibatukkan oleh penderita yang tidak sadar dapat menyumbat jalan nafas.
Sumbatan jalan nafas dapat juga terjadi pada jalan nafas bagian bawah, dan ini
Pada sumbatan jalan nafas total tidak terdengar suara nafas atau tidak
terasa adanya aliran udara lewat hidung atau mulut. Terdapat pula tanda
tambahan yaitu adanya retraksi pada daerah supraklavikula dan sela iga bila
penderita masih bisa bernafas spontan dan dada tidak mengembang pada waktu
inspirasi. Pada sumbatan jalan nafas total bila dilakukan inflasi paru biasanya
meminta pertolongan orang lain dengan cara berteriak kita harus tetap
ini akan meregangkan struktur leher anterior sehingga dasar lidah akan
disebut gerak jalan nafas tripel (Safar). Orang yang tidak sadar rongga
sebagai katup.
kemungkinan adanya patah tulang leher, sehingga mengangkat leher sering tidak
dilakukan
dan tangan yang lain diletakkan pada dahinya. Teknik ini menyebabkan mulut
sedikit terbuka. Jika mulutnya tertutup atau dagunya terjatuh, maka dagu harus
memudahkan ventilasi buatan. Jika dengan cara mengangkat leher keatas dan
menekan dahi masih saja jalan nafas tidak lancar maka segera mendorong
ditakutkan menambah cedera pada tulang belakang bila tidak pada posisi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Jesse, Richard. dkk. 2010. Anesthesia Student Survival Guide. London. Springer
medical/paramedical proffesionals.
26/07/2018.
Press, Inc.