Anda di halaman 1dari 23

CRSS

Osne
anestesi
blok
mandibul
a

Preseptor : drg. Erwin Setiyawan, Sp. RKG


Presentan : Della Zerlina (20194020032)
IDENTITA
S PASIEN
Nama : M. A. N

Umur : 25 tahun

Alamat : Yogyakarta

No. RM : 78957
Pemeriksaan subjektif
Kunjungan 1

Pasien datang ingin melakukan pencabutan pada gigi belakang kanan bawah. Saat ini pasien merasakan sakit pada gigi
tersebut sejak 2 bulan terakhir jika digunakan untuk makan dan sakitnya menetap. Gigi tersebut tiba – tiba sakit hingga
pusing, tetapi pasien tidak pernah mengkonsumsi obat untuk mengurangi rasa sakitnya. Saat ini pasien mengunnyah
menggunakan 1 sisi sebelah kiri saja. Pasien tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Pasien menggosok gigi 2x saat mandi
pagi dan sore. Pasien terakhir ke dokter gigi sekitar 1 tahun yg lalu untuk cabut gigi di koas. 
Pemeriksaan objektif
Terdapat lubang pada oklusal hingga cervical bagian distal
gigi 47 kedalaman pulpa

●Sondasi : + (sakit)

●Palpasi : -

●CE : + (ngilu)

●Bitting test : -


Interpretasi rotgen
Rontgen periapikal pada gigi 47
a.Mahkota : Terdapat area radiolusen pada daerah oklusal bagian
distalgigi dengan kedalaman pulpa
b.Akar : Jumlah akar 2, saluran akar 2 dan Akar mesial dan distal
mengalami pembengkokan kearah konvergen
c.Ligamen Periodontal : sedikit pelebaran daerah ligament periodal
bagian distal periapikal
d.Periapikal : Terlihat sedikit gambaran radiolusen pada ujung daerah
periapical bagian distal
e.Furkasi : Dalam batas normal
f.Alveolar Crest : Dalam batas normal
assesment Treatment
Diagnosis : Pulpitis
Planning
1. KIE
irreversible simtomatik 2. Devitalisasi pulpa
3. Ekstraksi gigi
4. Kontrol dan evaluasi

Perawatan
1.
devitalisasi pulpa
Mengisolasi daerah kerja dengan cotton roll
2. Mengaplikasikan bahan bahan devit (i- devit) yang dilapisi kapas tipis yang dibasahi air dan diletakkan
didasar kavitas
3. Menutup kavitas dengan tumpatan sementara (cavit)
4. Selanjutnya, kontrol 1 minggu
Pemeriksaan subjektif
Kunjungan 2

Pasien datang untuk dilakukan pencabutan pada gigi belakang kanan bawah. Saat ini
pasien tidak merasakan sakit pada gigi tersebut. Pasien 1 minggu yg lalu sudah datang untuk
dilakukan perawatan mematikan syarafnya karna 2 bulan terakhir sakit jika digunakan makan.
Saat ini pasien sudah tidak merasakan sakit dan bisa menggunyah menggunggunakan 2 sisi.
Pasien menggosok gigi 2x saat mandi pagi dan sore. Pasien terakhir ke dokter gigi sekitar 1 tahun
yg lalu untuk cabut gigi di koas. 
Pemeriksaan objektif

Terdapat lubang pada bagian distal gigi 47 kedalaman pulpa

●Sondasi : -

●Palpasi : -

●Perkusi (bitting test) : -

●CE : -
ASSesment

Diagnosis Treatment
Nekrosis Pulpa Planning
1. KIE
2. Ektraksi dengan anestesi
blok mandibula
3. Kontrol dan evaluasi
Tahapan perawatan
Persiapan Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
Diagnostic set
Benzocaine
Tang mahkota rahang bawah posterior
Pehacaine
Bein ukuran kecil dan sedang
Spuit Injeksi
Spuit irigasi
Povidone Iod
Kuret
Saline
Bone file
Cotton ball
High speed
Prosedur kerja
1. Pasien diminta mengisi dan menandatangani inform sebagai persetujuan dilakukannya prosedur pencabutan gigi.
2. Permukaan mukosa daerah injeksi dikeringkan (crista obliqua interna dan mucobukal fold) dan dioleskan anasthesi topical benzocaine menggunakan
kapas, tunggu selama 2 menit, sisa benzocaine yang masih menempel di mukosa dibersihkan dengan kapas
3. Daerah injeksi didesinfeksi menggunakan povidone iodine satu kali usap.
4. Anastesi nervus alveolaris inferior dengan deponir sebanyak 1cc, lingualis sebanyak 0.5 cc dan bukal sebanyak 0.5 cc
5. Massage daerah injeksi dan tunggu hingga larutan anasthesi mulai bekerja, cek efek anasthesi menggunakan sonde/ekscavator
Lanjutan, prosedur kerja
7. Separasi jaringan gingiva menggunakan ekscavator
8. Akar mesial distal diluksasi menggunakan bein berukuran kecil pada sisi bukal
9. Lakukan luksasi kembali menggunakan tang mahkota rahang bawah posterior ke arah bukal dan
gigi terambil
10. Melakukan pengecekan anatomi gigi yang sudah terambil, apakah utuh atau terjadi fraktur
11. Tulang pada socket dicek apakah ada yang tajam dan dihaluskan dengan bone file
12. Jaringan granulasi pada socket dibersihkan menggunakan kuret
13. Socket diirigasi menggunakan povidone dan saline
14. Area pencabutan didep menggunakan kapas yang sudah diberi povidone iodine, instruksikan
pasien untuk menggigit kapas tersebut
Foto klinis setelah
pencabutan

Peresepan Obat :

R/ Amoxicillin tab 500 mg No. XV


R/ Asam Mefenamat tab 500 mg No.X
S. 3dd. tab 1. ac
S. 3dd. tab 1. ac
Kunjungan 2 (kontrol)
Subjektif :

Pasien laki² usia 25thn datang untuk melakukan kontrol pasca pencabutan pada gigi kanan
bawahnya.Pasien melakukan pencabutan pada tanggal 22- 10 -2021 dan saat ini pasien sudah tidak
mengeluhkan rasa sakit. Pasien rutin mengkonsumsi obat yang diberikan hingga habis. 

Objektif :

Terdapat area bekas pencabutan belum menutup sempurna pada gigi 47. Luka bekas pencabutan
dalam tahap proliferasi

Palpasi : - 

Assesment : Diagnosis : Edentuluse 


Analisis jurnal
pendahuluan
● Anestesi lokal memiliki bagian penting dalam kedokteran gigi. Teknik yang sering digunakan
untuk menganestesi di gigi bagian mandibula posterior yaitu inferior alveolar nerve block
(IANB).
● Teknik ini memberikan anestesi yang cukup dalam dan lebih luas pada daerah mandibula
posterior untuk dilakukan pembedahan maupun restorasi gigi.
● Selain itu memiliki komplikasi yang cukup besar, seperti sistemik toksisitas dari injeksi
intravaskular iatrogenic, pendarahan dari cedera ke pembuluh darah tetangga, anestesi mandibula
yang berkepanjangan, atau bahkan parestesia permanen dari alveolar inferior dan saraf lingual 
● Untuk menghindari kelemahan IANB, peneliti menggunakan teknik alternatif seperti anestesi
injeksi ligamen periodontal (PDL). Berkorelasi dengan IANB, PDL cukup untuk single anestesi
gigi, tidak memiliki risiko kerusakan saraf, dan injeksi yang tidak terlalu menyakitkan
Telaah jurnal
Tujuan Material & Metode

Penelitian ini menilai keberhasilan Penelitian menggunakan prospektif study, 120 pasien
anestesi infiltrasi versus inferior blok dilakukan pencabutan satu gigi di posterior mandibula
saraf alveolar (IANB) anestesi selama dengan anestesi lokal baik dengan infiltrasi lokal = 60 (18
ekstraksi gigi (mobile dan non-vital) di laki-laki, 42 perempuan) dan dengan teknik IANB = 60
posterior rahang bawah. (32 laki-laki, 28 perempuan). 
Membandingkan tingkat keberhasilan anestesi dua teknik
dan waktu sampai timbulnya tindakan anestesi (min)
Prosedur penelitian
Grup I (IANB) Grup 2 (Anestesi Infiltrasi)

Diberikan 1,8-mL kartrid 2% lidokain dengan Dua suntikan menggunakan jarum pendek dan
1:100.000 epinefrin (Xylocaine; Astra dental syring pada gigi yang ditargetkan,
Zeneca). Kartrid dibagi menjadi 1,5 ml, yang disuntikkan lidokain 2% sebanyak 1,8 ml pada
diberikan untuk IANB (1ml local anestesi bagian buccal 1,5 ml, injeksi kedua adalah 0,3
diberikan untuk saraf alveolar inferior dan 0,5ml ml sisi lingual untuk jaringan lunak dan keras
untuk blok saraf lingual). Sisanya 0,3 ml kartrid lingual 
untuk infiltrasi saraf bukal
Prosedur penelitian
• Keberhasilan anestesi diuji dalam 2-5 menit subyektif dengan menanyakan pasien tentang mati rasa di
bibir dan lidah. Selain tes objektif dengan memasang probe pada margin gingiva dari bukal dan sisi
lingual. Kami menggunakan stopwatch untuk merekam onset kerja anestesi (menit)
• Skala analog visual (VAS) Heft-Parker adalah digunakan selama ekstraksi gigi untuk menilai jumlah
nyeri yang dirasakan pasien. Setiap pasien diminta untuk meletakkan tanda pada baris di bawah ini
untuk menunjukkan jumlah rasa sakit yang dirasakan.
Hasil penelitian

IANB berhasil pada 100% pasien, di mana anestesi infiltrasi berhasil di 85%. Selain itu, durasi
hingga onset aksi ditemukan sama dengan p = (0,7)
diskusi
● IANB adalah teknik standar yang digunakan pada mandibula posterior IANB adalah teknik standar
yang digunakan pada mandibula posterior, tetapi karena komplikasinya yang berisiko dan kebutuhan
untuk anestesi yang lebih aman dan mudah, praktisi dan ilmuwan sehingga mencari pengganti IANB
di beberapa tahun terakhir.
● Salah satu alternatif ini adalah PDL (anestesi injeksi ligamen periodontal) yaitu infiltrasi tetapi teknik
ini bukan menjadi pilihan pertama pada pencabutan gigi mandibula posterior, karena korteks tebal
mencegah difusi larutan anestesi ke tulang cancellous, ke saraf yang memasok pulpa gigi.
● Beberapa penelitian dengan hasil anestesi infiltrasi bila dibandingkan dengan IANB secara signifikan
kurang efektif pada pasien menjalani pencabutan gigi posterior rahang bawah
● Onset anestesi diukur dalam beberapa menit untuk IANB dan teknik infiltrasi, tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam onset anestesi antara kedua metode. 
kesimpulan
Anestesi infiltrasi bila dibandingkan dengan IANB secara signifikan kurang efektif pada pasien
menjalani pencabutan gigi posterior rahang bawah. Tetapi teknik infiltrasi bisa menjadi pengganti
yang lebih sederhana dengan komplikasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan IANB dalam
melakukan anestesi yang efektif untuk gigi posterior mandibula yang goyah dan non-vital,
Terima
kasih
Jika ada kurangnya mohon maaf, Wassalamualaikum
wr. wb

Anda mungkin juga menyukai