Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.

SISTEM IMUN

A. Pengertian Sistem Imun


Sistem imun adalah gabungan sel, molekul, dan jaringan membentuk imunitas
berperan dalam pertahanan terhadap infeksi dari berbagai mikroba patogen yang terdapat di
lingkungan.
B. Fungsi Sistem Imun
a. Pertahanan : resistensi terhadap mikroba patogen
b. Surveilans : mengidentifikasi dan menghancurkan sel tubuh sendiri yang bermutasi cont
sel tumor
c. Homeostasis : membersihkan sisa sel dan zat buang shg tipe sel tetap seragam dan tidak
berubah
C. Sistem Limfatika dan Organ Limfoid
a. Sistem limfatika/getah bening merupakan sistem yang membawa cairan dan protein yang
berfungsi untuk pertahanan tubuh. Cairan memasuki sistem lifatika dengan cara berdifusi
ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler.
Komposisi cairan getah bening kurang lebih sama dengan cairan interstisial.
b. Organ limfoid primer terdiri atas sumsum tulang dan timus. Organ limfoid primer
diperlukan untuk pematangan, diferensiasi, dan proliferasi sel T dan B sehingga menjadi
limfosit yang dapat mengenal antigen. Sel T dibentuk di sumsum tulang lalu berproliferasi
dan berdiferensiasi di timus, sedangkan sel B dibentuk, berproliferasi, dan berdiferensiasi
di sumsum tulang.

Gambar 1.1 Organ Limfoid Primer

KUBAH EMAS 2015/2016

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

c. Organ limfoid sekunder terdiri atas limpa dan kelenjar getah bening (KGB) yang
terorganisasi/ berkapsul. Ada juga organ limfoid sekunder tambahan yang kurang
terorganisasi/tidak berkapsul yang secara kolektif disebut MALT. MALT terdiri atas
SALT (skin), BALT (bronchi), GALT (gut), mukosa hidung, tonsil, mamae, dan serviks
uterus.

Gambar 1.2 Organ Limfoid Sekunder


D. Komponen Sistem Imun

Gambar 1.3 Komponen Sistem Imun

KUBAH EMAS 2015/2016

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

a. Sistem Imun Nonspesifik


Sistem imun nonspesifik merupakan pertahanan terdepan tubuh dalam menghadapi
serangan berbagai mikroba patogen, karena jika pada sistem imun spesifik memerlukan
waktu sebelum memberikan respon, sedangan sistem imun nonspesifik tidak. Selain itu
disebut sistem imun nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu. Fungsifungsi komponen nya:
1. Pertahanan Fisik mencegah berbagai kuman patogen masuk ke dalam tubuh
- Kulit memberikan penghalang fisik bagi jalan masuknya patogen ke dalam
tubuh. Lapisan luar sel sel kulit mati yang keras melindungi keratin dan sangat
sedikit air, sehingga pertumbuhan oatogen misalnya mikroorganisme terhambat.
Kulit juga mensekresi berbagai zat yang menghambat pertumbuhan bakteri
- Air mata : Kelenjar lakrimal mensekresi air mata, yang melarutkan dan mencuci
mikroorganisme dan bahan kimia penyebab iritasi mata.
- Sebum (minyak ) : sebum disekresikan oleh kelenjar sebaceous, mengandung
asam lemak yang memiliki aksi antimicrobial.
- Mukus : merupakan hasil sekresi sel sel goblet yang terdapat di sepanjang
sakuran pernapasan. Mukus merupakan cairan lendir yang lengket sehingga
dapat memerangkap patogen yang berasal dari udara.
2. Pertahanan Biologis
- Terdapat populasi alami bakteri bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan
membran mukosa yang menghambat pertumbuhan banyak bakteru oatogen.
Bakteri bakteri tidak berbahaya tersebut melindungi kita dengan cara
berkompetisi dengan bakteri patogen dalam mndapatkan nutrient. Antibiotik
dengan spectrum luas dapat menghancurkan bakteri yang bermanfaat tersebut
dan menyababkan hilangnya sejumlah pertahanan tubuh.
3. Pertahanan Mekanik
Rambut hidung berfungsi sebagai filter udara yang melewati saluran hidung. Bakteri
dan partikel lain yang terperangkap di mucus akan disapu keluar dari paru paru
oleh silia. Silia adalah rambut rambut halus yang memiliki greakan halus sperti
gelombang.
4. Pertahanan Larut Biokimia HCl (lambung) dan lisozim (keringat, ludah, ASI, air
mata) untuk melindungi tubuh thd kuman gram positif dengan cara menghancurkan
dinding sel bakteri tsb. Laktoferin dan asam neuraminik pada ASI memiliki sifat
antibakterial thd E. Coli dan Stafilokok.Vagina mengandung bakteri tidak berbahya
yang mengubah karbohidrat menjadi laktat. Laktat dapat mematikan bakteri bakteri
patogen.
5. Pertahanan Larut Humoral Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu
destruksi bakteri dan parasit dengan cara opsonisasi. Komplemen C8-9
menghancurkan sel membran banyak bakteri. Komplemen C5-6-7 faktor
kemotaksis. Komplemen C3b dan C4b opsonisasi. Interferon memiliki sifat
antiviral dengan cara menginduksi sel-sel sekitar sel yang telah terserang virus.
Interferon juga dapat mengaktifkan sel NK untuk membunuh virus. CRP sebagai
opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen.
KUBAH EMAS 2015/2016

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

6. Pertahanan Seluler Fagosit terdiri atas mononuklear (makrofag dan monosit) dan
polimorfonuklear (neutrofil dan basofil). Proses fagositosis meliputi kemotaksis,
menangkap, membunuh, dan mencerna. Sel NK (sel null/sel LGL) berfungsi untuk
menghancurkan sel yang mengandung virus. Sel mast berperan dalam reaksi alergi
dan pertahanan terhadap parasit dalam usus.
b. Sistem Imun Spesifik
Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun spesifik memiliki kemampuan
untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Badan asing yang timbul akan
segera dikenali oleh sistem imun spesifik. Bila sel sistem tersebut terpajan ulang dengan
benda asing yang sama, akan dikenal lebih cepat dan akan dihancurkan lebih cepat pula.
Oleh karena itu sistem ini disebut sistem imun spesifik.
Fungsi-fungsi komponen nya:
1. Peratahan Humoral yang berperan adalah sel limfosit B. Bila sel B dirangsang
benda asing, sel tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma
yang membentuk antibodi. Fungsi utama antibodi adalah mempertahankan tubuh
terhadap infeksi bakteri, virus, dan netralisasi toksin.
2. Pertahanan Seluler yang berperan adalah sel limfosit T. Sel T berfungsi untuk
membantu sel B dalam memproduksi antibodi, mengenal dan menghancurkan sel yang
terinfeksi virus, mengaktifkan makrofag dalam fagositosis, dan mengontrol ambang
dan kualitas sistem imun. Sel T terdiri atas beberapa sel subset seperti sel T naif, Th1,
Th2, Tdth, CTL/Tc, dan Treg/Tsup.
E. Mekanisme Respon Imun Nonspesifik
a. Tahapan Respon Imun Nonspesifik

Gambar 1.4 Tahapan Respon Imun Nonspesifik


KUBAH EMAS 2015/2016

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

b. Peran Fagosit
Berperan sebagai sel yang mengenal dan menangkap antigen, mengolah dan selanjutnya
mempresentasikannya ke sel T.

Gambar 1.5 Sel-sel Fagosit

KUBAH EMAS 2015/2016

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

c. Proses Fagositosis

Gambar 1.6 Proses Fagositosis

F. Sitokin
Sitokin merupakan protein sistem imun yang mengatur interaksi antar sel dan memacu
terjadinya reaktivitas imun, baik pada sistem imun nonspesifik maupun spesifik.

Jenis dan Peran


Jenis nya ada interleukin (IL), TNF, TGF, MAF dan MIF.
IL-1 Inflamasi
IL-2 Membantu mengubah sel T menjadi Tc
IL-15 Membantu proliferasi sel NK
IL-17 Membantu berkembangnya limfosit
MIF (macrophage migration inhibiting factor)
MAF (macrophage migration activating factor) Meningkatkan fungsi makrofag. MAF
paling penting adalah IFN.
TNF- Inflamasi
1L-10 dan TGF- Kontrol inflamasi

KUBAH EMAS 2015/2016

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

G. Sistem Komplemen
Komplemen merupakan sejumlah protein yang berperan dalam pertahanan pejamu,
baik sistem imun nonspesifik maupun spesifik.
Jalur Aktivasi
Terdapat 3 jalur aktivasi komplemen yaitu jalur klasik, alternatif, dan lektin. Jalur klasik
diaktifkan oleh antibodi. Jaluk alternatif diaktifkan oleh mikroba. Jalur lektin aktifkan
oleh MBL.

Gambar 1.7 Komplemen


Fungsi Tiap Komplemen
C1qrs meningkatkan permeabilitas vaskular
C2 mengaktifkan kinin
C3a dan C5a kemotaksis dan anafilatoksin
C3b opsonin dan adherens imun
C4a anafilatoksin lemah
C4b opsonin
C5-6-7 kemotaksis
C8-9 lisis
H. Pengertian Antigen, Imunogen, Hapten, APC, MHC, Sel T Naive, Sel T Efektor
a. Antigen
Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respon imun yang dirangsang oleh
imunogen spesifik seperti antibodi dan TCR.
b. Imunogen
Imunogen adalah bahan yang dapat merangsang sel B dan atau sel T.
c. Hapten/antigen inkomplit

KUBAH EMAS 2015/2016

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

d.
e.

f.

g.

Hapten adalah bahan yang tidak dapat dengan sendiri menginduksi respon imun, tetapi
dapat bereaksi dengan produknya seperti antibodi.
APC
APC merupakan sel yang bertugas untuk mempresentasikan antigen kepada sel T.
MHC
MHC merupakan fragmen antigen/peptida yang diikat oleh molekul pada permukaan
APC.
Sel T naif
Sel T naif adalah sel limfosit yang meninggalkan timus, namun belum berdiferensiasi,
belum pernah terpajan dengan antigen dan menunjukkan molekul permukaan CD45RA.
Sel T efektor
Sel T efektor merupakan sel T yang terlah terpajan dengan antigen sebelumnya dan
memiliki fungsi khusus.

I. Klasifikasi dan Peran Antigen, Imunogen, Hapten, APC, MHC, Sel T Naive, Sel T Efektor
a. Klasifikasi Antigen
1. Menurut epitop
a. Unideterminan, univalen 1 jenis determinan/epitop pada 1 molekul
b. Unideterminan, multivalen 1 jenis determinan tetapi 2 atau lebuh determinan
tsb ditemukan pada satu molekul
c. Multideterminan, univalen banyak jenis determinan tetapi hanya satu dari setiap
macamnya
d. Multideterminan, multivalen banyak macam determinan dan banyak dari setiap
macam pada satu molekul
2. Menurut spesifitas
a. Heteroantigen dimiliki banyak spesies
b. Xenoantigen hanya dimiliki spesies tertentu
c. Aloantigen/isoantigen spesifik untuk individu dalam satu spesies
d. Antigen organ spesifik hanya dimiliki organ tertentu
e. Autoantigen dimiliki alat tubuh sendiri
3. Menurut ketergantungan thd sel T
a. T dependen memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu
b. T independen yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk
membentuk antibodi
b. APC
Pembagian APC ada 2 yaitu APC profesional dan APC nonprofesional. APC profesional
contohnya sel dendritik, makrofag, dan sel B. APC nonprofesional contohnya fibroblas,
sel glia, sel beta pakreas, sel epitel timus, sel epitel tiroid, dan sel endotel vaskular.
c. MHC
MHC kelas I Sel T CD8+
MHC kelas II Sel T CD4+
MHC kelas III membantu menghasilkan protein baru
d. Sel T efektor
KUBAH EMAS 2015/2016

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

Sel T CD4+ menghasilkan sitokin (Th1) dan membantu sel B meningkatkan produksi
Ig (Th 2)
Sel T CD8+ sel T sitotoksik yang membunuh langsung sel terinfeksi.
Sel T reg menekan aktivitas sel T efektor yang lain dan sel B.
J. Mekanisme Antigen Processing and Presentation itu?

Gambar 1.8 Antigen Processing and Presentation


K. Mekanisme Aktivasi Sel T

Gambar 1.9 Aktivasi Sel T


KUBAH EMAS 2015/2016

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

L. Mekanisme Aktivasi Sel B

Gambar 2.0 Aktivasi Sel B

Sel T dependen : memakai limfosit T


Mekanisme : TCR berikatan dengan MHC-1, MHC-1 untuk mengaktivasi sel sitotoksik,
Sel B naive mengekspresikan Ig, terjadi afinity maturation
Sel T independen : terjadi pada antigen dengan epitop berulang, antibodi yang di
produksi cuma satu macam, tidak terjadi afinity maturation, terjadi di limpa dan
peritoneum

M. Perbedaan Sel Plasma dan Sel Memori


Sel plasma bertugas menghasilkan antibodi. Hanya dari sel B yang berdiferensiasi
akibat terpajan antigen. mensekresikan antibodi ke sistem sirkulasi tubuh Setiap antibodi
sifatnya spesifik terhadap satu antigen patogenik. Sel plasma memproduksi antibodi
dengan sangat cepat, yaitu sekitar 2000 per detik untuk tiap sel. Sel plasma yang aktif
dapat hidup selama 4-5 hari
Sel memori bisa sel B maupun sel T. Bertugas untuk mengingat antigen yang pernah
terpajan sehingga ketika ada antigen yang sama datang lagi akan menimbulkan respon
imun yang lebih cepat. mengingat suatu antigen yang spesifik dan akan merespon dengan
sangat cepat bila terjadi infeksi kedua. Sel ini hidup untuk waktu yang lama dalam darah.

KUBAH EMAS 2015/2016

10

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

N. Struktur Antibodi

Gambar 2.1 Struktur Antibodi


Semua molekul Ig memiliki 4 polipeptid dasar yang terdiri atas2 rantai berat dan 2
rantai ringan yang identik, dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh ikatan disulfida.
Rantai berat memiliki berat molekul 50.000-77.000. sedangkan rantai ringan memiliki berat
molekul 25.000. ada 2 jenis rantai ringan, yaitu kappa dan lambda yang terdiri atas 230 asam
amino serta 5 jenis rantai berat yang tergantung pada kelima jenis imunoglobulin yaitu IgM,
IgG, IgA, IgE, dan IgD.
O. Jenis Jenis dan Fungsi Antibodi
IgG komponen terbanyak dalam serum; BM 160.000; dapat menembus plasenta dan mjd
imunitas bayi sampai 6-9 bulan; dapat mengaktifkan komplemen; memiliki sifat opsonin,
reseptornya Fc gama reseptor, terdapat di plasma darah, CS, plasma darah dan urin
Ig1 = opsoninnya kuat, Ig 2 = lebih rendah, Ig 3= opsoninnya kuat, ig 4= lebih rendah
IgA ditemukan sedikit di serum; kadar dalam cairan sekresi saluran nafas, air mata, ludah,
keringat banyak; dapat menetralisir toksin; tidak menembus plasenta; mencegah adherens dan
kolonisasi patogen; dapat bekerja sebagai opsonin; imunitas cacing pita, bm = 165.000 dalton.
Pada umumnya dimer. Untuk imunitas mukosa
IgM memiliki rumus bangun pentamer dan merupakan Ig terbesar; dibentuk paling awal pada
respon imun primer; tidak menembus palsenta; dapat mencegah pergerakan mikroba patogen;
memudahkan fagositosis; dapat mengikat komplemen. Bentuknya pentameter, BM= 900.000
dalton, Ig pertama saat infeksi akut
IgD kadar sangat rendah; tidak mengikat komplemen; reseptor antigen sel B, pada
perkembangan janin , setiap satu rantai berat mengikat satu rantai ringan, mengikat antigen ,
KUBAH EMAS 2015/2016

11

RINGKASAN SKENARIO 1 BLOK IMUNOPATOLOGI 2.1

mempunyai fungsi sebagai antibodi : mengaktivasi komplemen melalui jalur klasik terdiri dari
rantai ringan dan berat
IgE mudah diikat sel mast, basofil, eosinofil, makrofag dan trombosit; berperan dalam imunitas
parasit, kadar tinggi apabila terdapat alergi dan infeksi cacing; merupakan antibodi reagin. Reseptor
Fcomega reseptor, rentai epsilon, BM = 188.000 dalton

KUBAH EMAS 2015/2016

12

Anda mungkin juga menyukai