405150116
Mekanisme Respon Imun
1. Inflamasi
Adl suatu proses jaringan yang mengirimkan mediator” pertahanan
inang sel dan protein dalam darah meuju ke lokasi infeksi.
Mediator mediator tsb dihasilkan oleh makrofag ,sel mast, dendritik
Dan Mediator tsb ↑ permeabilitas pembuluh darah -> memicu
masuknya protein plasma pada jaringan dan pengerahan leukosit dari
darah ke jaringan .
Terdapat 2 proses dalam inflamasi :
-Pengerahan fagosit ke lokasi infeksi
-Fagositosis / penghancuran Mikroba
b. Imunitas Spesifik
Imunologi Bakteri Intraselular
A. Imunitas non spesifik
Efektor imunitas nonspesifik utama terhadap bakteri intraseluler adl :
-fagosit: menelan dan menghancurkan mikroba
-sel Nk
Bakteri intraseluler dapat mengaktifkan sel NK secara direk / melalui
makrofag yang memproduksi IL-12 , sitokin poten yang mengaktifkan
sel NK .
Sel Nk menghasilkan IFN –𝛾 yang kembali mengaktifkan makrofag :
meningkatkan daya membunuh dan memakan bakteri
B. Imunitas Spesifik
Produksi utama respon imun spesifik terhadap bakteri intraseluler
berupa imunitas seluler
Karena antibodi tidak dapat bekerja pada bakteri yang sudah masuk
dalam sel .
imunitas seluler terdiri dari 2 tipe reaksi
1. Sel CD4+ Th1 yang mengaktifkan makrofag yang memproduksi IFN
–𝛾
2. Sel CD8+ /CTL yang memacu pembunuhan mikroba serta lisis sel
bakteri
Nama : Dessy (405150011)
Respon imun terhadap bakteri ekstraselular
- Bakteri ekstraselular dapat hidup dan berkembang biak diluar sel penjamu (contohnya:
sirkulasi, jaringan ikat dan rongga jaringan seperti lumen saluran pernapasan dan
percernaan)
A. Imunitas nonspesifik
Komponen: komplemen, fagositosis dan respon inflamasi
1. Komplemen
Bakteri yang mengekspresikan manosa pada permukaannya→ diikat lektin yang
homolog dengan C1q→ mengaktifkan kompleman melalui jalur lektin→
meningkatkan opsonisasi dan fagositosis.
MAC dapat menghancurkan membran bakteri. Prosuk sampingan aktivasi komplemen
berperan dalam mengerahkan dan mengaktifkan leukosit
2. Fagosit
Fagosit mengikat bakteri melalui berbagai reseptor permukaan, seperti TLR→
meningkatkan aktivasi leukosit dan fagositosis, melepas sitokin yang menginduksi
infiltrasi leukosit ke tempat infeksi, panas, dan sintesis APP.
B. Imunitas spesifik
1. Humoral
2. Sitokin
Makrofag produksi sitokin→ inflamasi dan syok septik
405150093
Innate immunity adalah imunitas alami sebagai pelindung yang selalu ada dan aktif pada setiap spesies
hewan untuk melindungi dari aksi agen infeksi. Innate immunity terdiri dari barier fisik dan barier
mikrobiologis (flora normal), komponen fase cair, dan konstituen seluler
Barier Fisik
Flora Normal
Dalam rangka memproduksi suatu penyakit pada permukaan mukosa, mikroorganisme patogen harus
berinteraksi dengan sel permukaan. Jika sel tersebut telah ditempati oleh flora normal, maka tidak akan
terjadi interaksi antara mikroorganisme patogen dengan sel permukaan, sehingga tidak terjadi penyakit.
Dari mekanisme tersebut, flora normal digolongkan sebagai bagian dari innate immunity.
Flora normal terdiri dari bakteri dan fungi (umumnya yeast). Bakteri dan fungi ini memiliki hubungan
yang unik dengan organisme yang ditempatinya (host), hubungan ini dimulai saat fetus yang steril mulai
memasuki birth canal. Bakteri dan fungi mulai berkoloni di seluruh permukaan yang terbuka, termasuk
permukaan mukosa pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran urogenital distal.
Ada banyak molekul cair yang penting untuk pertahanan alami melawan mikroorganisme patogenik.
Diantaranya protein komplemen, lisozim, protein fase akut, interferon, dan iron-binding
protein. Lisozim adalah enzim yang terdapat pada sekret berbagai sel tubuh. Enzim ini memotong
lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri. Bakteri Gram-positif mudah diserang.
Protein fase akut secara normal terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam plasma. Selama infeksi,
mereka bertambah banyak. Contohnya protein C-reaktif, mengenali dan mengikat Ca2+ ke permukaan
berbagai spesies bakteri dan fungi. C-reaktif berperan sebagai opsonin yang memfasilitasi fagositosis.
Protein ini juga mengaktivasi sistem komplemen. Interferon penting untuk imunitas terhadap virus.
Terdiri dari interferon alfa dan beta, sedangkan interferon gamma termasuk imunitas yang diperoleh
(acquired immunity).
Iron-binding protein (laktoferin, transferin) ditemukan dalam fase cair sebatas keberadaan zat besi
(iron). Karena besi merupakan kebutuhan utama untuk pertumbuhan bakteri dan fungi, protein ini
sangat berperan dalam innate immunity (Hirsch & Zee, 1999).
Sel-sel fagosit
Infeksi bakteri di dalam tubuh menyebabkan mobilisasi neutrofil yang cepat dari tempat
penyimpanannya ke area infeksi, sehingga terjadi akumulasi neutrofil. Pergerakan neutrofil dipengaruhi
oleh faktor kemotaktis. Proses akumulasi neutrofil diawali dengan adherence neutrofil di sistem sirkulasi
ke endotelium vaskuler (margination), extravasation ke dalam ruang antarjaringan, dan chemotaxis sel
menuju ke daerah luka. Mikroorganisme penginfeksi dicerna oleh neutrofil melalui proses fagositosis.
Fagositosis bakteri oleh neutrofil terjadi dalam beberapa tahap. Pertama terjadi pengenalan dan
pengikatan awal. Proses ini dibantu oleh opsonin dan/atau imunoglobulin dan komponen komplemen.
Lalu pseudopodia terbentuk mengelilingi organisme dan fusi membentuk vakuola fagositik yang berisi
organisme. Beberapa organisme dapat mengantisipasinya, misalnya keberadaan kapsul polisakarida
menyebabkan organisme resisten terhadap fagositosis. Kapsul tersebut memiliki muatan negatif (sama
dengan muatan di permukaan sel fagosit) dan relatif hidrofilik (membran sel fagosit relatif hidrofobik).
Setelah ditelan, granula lisosom fusi dengan membran fagosom membentuk fagolisosom.
Makrofag
Makrofag, selain penting dalam acquired immunity, juga penting dalam imunitas alami. Makrofag
merupakan sel mononuklear yang dibentuk di sumsum tulang. Untuk beberapa hari setelah dilepaskan
dari sumsum tulang, ia dilepaskan ke aliran darah dalam bentuk monosit sebelum menuju ke jaringan di
mana ia akan menjadi makrofag yang fungsional. Makrofag dan neutrofil memiliki persamaan dan
perbedaan. Perbedaannya, makrofag memiliki waktu hidup yang lebih panjang di jaringan. Makrofag
distimulasi oleh sitokin (misalnya interferon) atau produk mikrobial (misalnya lipopolisakarida) untuk
mengaktivasi nitric oxide synthase yang mengkatalis produksi nitro oksida (NO) dari L-arginin. NO sangat
toksik bagi kebanyakan bakteri. Makrofag mirip dengan neutrofil dalam hal enzim hidrolitik dan peptida
kationik (defensins) yang dihasilkan oleh lisosom.
Neutrofil merespon stimulus dengan cepat, makrofag tidak ada sampai terjadi proses infeksi,
setelah 8-12 jam. Kadangkala neutrofil dapat mengeliminasi organisme sebelum makrofag datang dalam
jumlah besar.
Inflamasi
Inflamasi adalah istilah untuk respon tubuh terhadap kelukaan. Secara patologis ada empat tanda-
tanda inflamasi: calor (panas), dolor (sakit), tumor (bengkak), dan rubor (kemerahan). Proses ini
memiliki 3 komponen: 1) meningkatnya sirkulasi ke area, 2) meningkatnya permeabilitas kapiler, 3)
kemotaksis neutrofil dan makrofag ke area
Respon imun terhadap bakteri
Sel B:
Antigen rangsang limfosit b hasilkan ab komplemen aktivasi fagositosis, opsonisasi
Mekanisme efektor :
- Opsonisasi : peningkatan fagositosis
- Netralisasi : meningkatkan fagositosis untuk eliminasi
- Aktiv. Komplemen : untuk pelepasan mediator inflamasi
Sel T:
Bakteri dipresentasikan oleh APC ke CD4 (sel t helper) Keluarkan sitokin inflamasi
Fagosit (netrofil dan makrofag) : menelan dan hancurkan makroba induksi NK cell
activating ligan NK cell teraktivasi
NK cell:
- Produksi IFN gamma aktivasi makrofag meningkatkan killing bakteri
terfagositosis
CD 8 :
- Respon imun alamiah terhadap bakteri ekstraseluler terutama melalui mekanisme fagositosis
oleh neutrofil, monosit serta makrofag jaringan.
- Resistensi bakteri terhadap fagositosis dan penghancuran dalam makrofag menunjukkan
virulensi bakteri.
1. Luka di kulit memasukkan bakteri, yang bereproduksi di tempat luka. Makrofag residen yang
teraktivasi memakan pathogen dan menyekresikan sitokin dan kemotaksin.
2. Sel mast yang teraktivasi melepaskan histamine.
3. Histamine mendilatasi pembuluh darah local dan melebarkan pori kapiler. Sitokin-sitokin
menyebabkan neutrophil dan monosit menempel ke dinding pembuluh darah.
4. Kemotaksin menarik monosit dan neutrophil, yang terperas ke luar di antara dinding pembuluh
darah, suatu proses yang disebut diapedesis, dan bermigrasi ke tempat infeksi.
5. Monosit membesar menjadi makrofag. Makrofag dan neutrophil yang baru tiba memakan
pathogen dan menghancurkannya.
Imunitas spesifik terhadap bakteri ekstraseluler
Ada 3 mekanisme efektor yang dirangsang oleh IgG dan IgM serta antigen permukaan bakteri
1. Opsonisasi bakteri oleh IgG serta peningkatan fagositosis dengan mengikat reseptor Fc pada
monosit, makrofag dan neutrophil. Antibody IgG dan IgM mengaktivasi komplemen jalur klasik
yang menghasilkan C3b dan iC3b yang mengikat reseptor komplemen spesifik tipe 1 dan tipe 3
dan selanjutnya terjadi peningkatan fagositosis. Pasien defisiensi C3 sangat rentan terhadap
infeksi piogenik yang hebat
2. Netralisasi toksin bakteri oleh IgM dan IgG untuk mencegah penempelan terhadap sel target
serta meningkatkan fagositosis untuk eliminasi toksin tersebut
3. Aktivasi komplemen oleh IgM dan IgG untuk menghasilkan mikrobisid MAC serta pelepasan
mediator inflamasi akut.
A. Bakteri Ekstraselular
Hidup dan berkembang biak sirkulasi, jaringan ikat, dan rongga jaringan (lumen, saluran
napas, dan saluran cerna)
Imunitas Non-spesifik
Komponen imunitas non-spesifik utama komplemen, fagositosis dan respons
inflamasi.
Bakteri yang mengekspresikan manosa pada permukaannya diikat lektin sehingga
terjadi aktivas komplemen yang meningkatkan opsonisasi dan fagositosis. Produk
sampingan dari aktivasi komplemen berperan dalam aktivasi leukosit. Selain itu
peningkatan aktivasi leukosit dan fagositosis juga dipicu oleh pengikatan bakteri oleh
fagosit melalui berbagai reseptor permukaan. Fagosit yang diaktifkan juga melepas
sitokin yang menginduksi leukosit ke tempat infeksi dan juga menginduksi panas dan
sintesis APP.
Imunitas Spesifik
Komponen imun protektif utama terhadap bakteri ekstraselular adalah antibodi yang
berfungsi menyingkirkan mikroba dan menetralkan toksinnya melalui berbagai
mekanisme.
Th2 memproduksi sitokin yang merangsang respons sel B, aktivasi makrofag dan
inflamasi.
Respons utama pejamu terhadap bakteri ekstraseluler adalah produksi sitokin oleh
makrofag yang menimbulkan inflamasi dan syok septik. Toksin mampu mengaktifkan
banyak sel T sehingga menimbulkan produksi sitokin dalam jumlah besar dan kelainan
klinikopatologi.
B. Bakteri Intraselular
Mampu untuk hidup dan berkembangbiak dalam fagosit. Eliminasi bakteri intraselular
memerlukan mekanisme imun selular karena mikroba tersebut dapat bersembunyi dan tidak
dapat ditemukan antibodi.
Imunitas Non-spesifik
Efektor imunitas nonspesifik utama terhadap bakteri intraselular fagosit dan sel NK.
Fagosit mencoba menghancurkan mikroba tersebut tapi mikroba dapat resisten. Bakteri
intraselular dapat mengaktifkan sel NK, sel NK memproduksi IFN-γ yang mengaktifkan
makrofag dan meningkatkan daya bunuh bakteri.
Imunitas spesifik
Proteksi utama terhadap bakteri intraselular berupa imunitas selular.
Makrofag yang diaktifkan sebagai respons terhadap mikroba intraselular dapat
membentuk granuloma dan menimbulkan kerusakan jaringan.
Sel CD4+ dan CD8+ bekerja sama dalam pertahanan terhadap mikroba.
Bakteri intraselular dimakan makrofag dan dapat hidup di fagosom dan masuk dalam
sitoplasma. CD4+ memberi respons terhadap peptide antigen-MHC-II yang memproduksi
IFN-γ yang mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba dalam fagosom.
Sel CD4+ naif berdiferensiasi menjadi Th1 yang mengaktifkan fagosit untuk membunuh
mikroba yang dimakan dan sel Th2 yang mencegah aktivasi makrofag.
CD8+ memberi respons terhadap MHC-I yang mengikat antigen sitosol dan membunuh
sel terinfeksi.
Imunitas ekstraseluler (spesifik)
Aktifasi sel Th 1 (CD4+) -> menghasilkan IFN-γ -> produksi IgG -> IgG mengikat
antigen -> mengaktifkan C3b-> opsonisasi -> meningkatkan fagositosis dan
penghancuran oleh fagolisosom
Aktifasi TH 17 (CD4+) -> menghasilkan IL-17 -> endotel menghasilkan kemokin,
dan makrofag menghasilkan kemokin, TNF, IL-1, IL-6, CSF -> respon inflamasi
Innate Immunity
- Barrier : pada saat masuk, mikroba sebagian besar diserang
melalui epitel kulit, sistem gastrointensitinal dan pernapasan,
melalui molekul antimikroba serta sel limfoid
- mikroba yang menembus epitel maupun sel mati didalam jaringan
dikenali oleh makrofag, sel dendritik dan sel mast. Sel ini bereaksi
dan mensekresikan sitokin, yang mengaktifan proses inflamasi
dan dari darah menghancurkan mikroba dan eliminasi sel rusak
- protein plasma, termasuk komplemen, bereaksi melawan mikroba
dan menghancurkan mikroba
Adaptive Immunity
Antigen dlm makrofag APC Sel B naif/ sel T naif ekspansi klonal
mengalami diferensiasi menjadi sel penghasil antibodi dan sel T
efektor eliminasi antigen aptosis sel memori yang bertahan
hidup
Bakteri intraseluler
- Dapat hidup dan berkembang biak dalam fagosit
- Mikroba ini dapat bersembunyi sehingga tidak terdeteksi oleh
antibody
- Mikroba intraseluler dapat menghindari pertahanan sistem imun
lainnya shg akan dieliminasi dengan sistem imun seluler
- Prosesnya diperantarai oleh sel limfosit T-Helper (CD4+) dan T-
sitotoksik (CD8+)
Innate Immunity
Imunitas dibagi menjadi dua, yaitu imunitas spesifik dan imunitas non spesifik
Imunitas Non spesifik imunitas yang didapat, merupakan barier pertama pertahanan tubuh (co:
epitel, makrofag, dendritik NK)
Imunitas spesifik imunitas yang berhubungan dengan respon spesifik antigen (co:limfositT dan B)
Sistem imunitas tersebut akan bekerja bersama2 dalam eliminasi mikroba yang mausk (tidak bergantian)
Saat bakteri / mikroorganisme masuk, maka tubuh akan melakukan beberapa respon, berupa:
Mikroba yang dapat melewati / menembus epitel kulit , akan ditangkap oleh APC (dengan
perantara resetor spt TLR 2, TLR 4, savage, manose dll) APC di dalam darah (makrofag dan sel dendritik)
akan mengeluarkan TNF dan IL-1 yang menyebabkan endotel pembuluh darah merespon dan
mengeluarkan E selektin. Neutrofil dan Monosit dalam darah (punya karbohidrat permukaan) akan
terkat khusus ke selektin. Terikatnya Neutrofil dan Monosit menyebabkan sel tersebut menempel di
endotal PD, tetapi aliran darah akan merusak ikatan tersebut dan membuat neutrofil dan monosit
membentuk ikatan baru yang searah dg aliran darah (downstream)proses ini berlanjut shg d hasilkan
perputaran leukosit pada permukaan endotel pembuluh darah(Rolling)
Leukosit juga mensekresikan zat lain yang disebut Integrin yang berperan dalam adhesi erat.
Pada tmpt infeksi, makrofag juga mensekresikan kemokin yang berfungsi untuk meningkatkan afinitas
integrin, sehingga terjadi adhesi yang kuat. TNF dan IL-1 juga berperan daam peningkatan afinitas
integrin sehingga menghentikan perputaran leukosit (stop rolling)
Kemokin juga berperan dalam perpindahan leukosit ke tempat yang infeksi (migrasi di antara sel
endotel, menembus PD, dan berjalan sesuai dengan perbedaan konsentrasi kemokin menuju ke lokasi
infeksi)
Peran NK :
Makrofag yang memakan mikroba akan mengeluarkan 3 sitokin, yaitu IL-15, IL-12 da INF-1 yang
penting dalam maturasi sel NK dan mengaktifasi NK. Sel NK yang teraktifasi akan mensekresi sitokin IFN
gamma. IFN gamma akan mengaktifasi makrofag sehingga membuat makrofag lebih aktif dalam
membunuh bakteri yg terfagosit (respon saling mengaktifkan). NK akan membunuh semua sell yang
tidak memiliki MHC. MHC yang tidak berikatan dengan peptide akan apoptosis, maka dari itu sel sehat
tidak memiliki MHC, kareng MHC sudah apoptosis.
Jadi kesimpulannya : untuk APC yang akan berikatan dengan Limfosit T, membutuhkan banyak reseptor
yang berikatan, tidak hanya CD4 dan TCR saja
Azizia Dini / 4045150185
Imunologi bakteri
Bakteri dari luar yg masuk tubuh (jalur eksogen) akan segera diserang
sis.imun nonspesifik yg berupa fagosit, komplemen, APP atau dinetralkan antibodi
spesifik yg sudah ada didalam darah.
Beberapa bakteri intraseluler (dlm monosit,makrofag) dapat menghindari
pengawasan sis.imun seperti antibodi. Oleh karena itu, tubuh akan mengaktifkan
sis.imun seluler (CD4+,CD8+ dan sel NK).
- Sel NK
- Sistem Komplemen
Bakteri intraseluler :
Innate immunity nya dimediasi oleh fagosit dan sel NK
Makrofag hasilin IL-2 aktivasi NK Nk hasilin IFN-α panggil
makrofag lain
Cell-mediated immunity terdiri dari 2 reaksi :
- Aktivasi makrofag
- Sel yang terinfeksi akan lisis oleh Tc
Bakteri yang telah dimakan oleh fagosit ada di dalam sitoplasma CD4 t
cell mensekresi IFN-γ IFN-γ mengaktivasi makrofag untuk memproduksi
substansi mikrobisidal seperti enzim lisosom bakteri di fagolisosom
dibunuh kalau ada bakteri yang masih hidup di sitoplasma pada
makrofag CD4 Th minta Tc yang mengatasi Tc akan membunuh sel
yang terinfeksi.
Respon
Imun
Terhadap
Bakteri
BAKTERI EKSTRASELULAR
Respon imun terhadap bakteri ini tujuannya adalah untuk mengeliminasi bakteri
dan menetralizir efek toksinnya.