DOSEN PEMBIMBING :
Cyntia Theresia Lumintang, S.Kep., Ns., M.Kep
OLEH:
JESSY STRELLIZIA PUTRI WENTIAN
(19061022)
KELAS A, SEMESTER 5
Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik dalam tubuh manusia
antara lain adalah:
Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama
karena sifatnya yang permeable terhadap infeksi berbagai
organisme.
Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea dalam
mempertahankan pH kulit tetap rendah, sehingga sebagian besar
mikroorganisme tidak mampu bertahan hidup dalam kondisi ini.
Cilia, mikroorganisme yang masuk saluran nafas diangkut keluar
oleh gerakan silia yang melekat pada sel epitel.
Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk menjebak
mikroba dan partikel asing lainnya serta menutup masuk jalurnya
bakteri/virus.
Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai musuh dan
menelan serta menghancurkan mereka.
Proses inflamasi, invasi jaringan oleh mikroorganisme merangsang
respon inflamasi pada tubuh dengan tanda inflamasi yaitu
kemerahan, panas,pembengkakan, nyeri, hilangnya fungsi dan
granulosit dan mikroorganisme nosit keluar.
B. Pertahanan mekanik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara pertahanan mekanik antara lain
adalah:
Bersin, reaksi tubuh karena ada benda asing (bakteri, virus, benda
dan lain-lain yang masuk hidung) reaksi tubuh untuk
mengeluarkan dengan bersin.
Bilasan air mata, saat ada benda asing produksi air mata berlebih
untuk mengeluarkan benda tersebut.
Bilasan saliva, kalau ada zat berbahaya produksi saliva berlebih
untuk menetralkan.
Urin dan feses, jika berlebih maka respon tubuh untuk segera
mengeluarkannya.
C. Pertahanan kimiawi
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara kimiawi antara lain adalah:
Enzim dan asam dalam cairan pencernaan berfungsi sebagai
pelindung bagi tubuh.
HCL lambung, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
Asiditas vagina, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
Cairan empedu, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
I. Lapisan kedua
A.Seluler
Natural Kiler Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah
dan limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus.
Sel fagosit Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel
fagosit menghancurkan antigen dengan mekanisme fagositosis.
B.Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus.
Interferon berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya
suatu antigen. Interferon mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi,
karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen
C. Inflamasi
Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu
kerusakan.
Fungsi inflamasi:
1.Membunuh antigen yang masuk.
2.Mencegah penyebaran infeksi.
3.Mempercepat proses penyembuhan
Jenis-Jenis Antibodi
Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya dibuat oleh
Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk lengan ini
akan menentukkan beberapa macam IG yang ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat respon
imun humoral, IgM adalah antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan muncul
beberapa hari kemudian. Limfosit B akan membuat Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan
untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen menyerang. IgM dan IgG memicu sistem
komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai kemampuan unutk memecah membran
sel. IgMdan IgG bekerja paling maksimal dalam sistem sirkulasi,IgA dapat keluar dari peredaran
hematologi dan memasuki cairan tubuh lainnya. IgA berperan penting untuk menghindarkan
infeksi pada permukaan mukosa. IgA juga berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit.
IgA dapat ditemukan pada ASI dan membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi
yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat
dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan parasit.