Anda di halaman 1dari 7

RESUME

(FISIOLOGI SISTEM IMMUNOLOGI)


(MK: PRAKTEK LABORATORIUM ILMU DASAR KEPERAWATAN I )

DOSEN PEMBIMBING :
Cyntia Theresia Lumintang, S.Kep., Ns., M.Kep

OLEH:
JESSY STRELLIZIA PUTRI WENTIAN
(19061022)
KELAS A, SEMESTER 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2021
RESUME
(Fisiologi Sistem Immunologi)

Pengertian Sistem Imun


System kekebalan atau system imun adalah system perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika system
kekebalan bekerja dengan benar, system ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika
system kekebalan melemah kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehigga
menyebabkan pathogen termasuk virus yang menyebabkan demand an flu, dapat
berkembang dalam tubuh. System kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel
tumor, dan terhambatnya system ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko beberapa
jenis kanker. .
Fungsi Sistem Imun
1. Pembentuk kekebalan tubuh.
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.

Sistem Pertahanan Tubuh


Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh non spesifik dan pertahanan tubuh spesifik.

1.Pertahanan tubuh non spesifik (Natural / Imunitas Bawaan)


Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan memberikan
perlindungan umum terhadap berbagai jenis agent. Secara umum pertahanan tubuh non spesifik
ini terbagi menjadi pertahanan fisik, mekanik dan kimiawi.
Lapisan pertahanan tubuh non spesifik dibagi menjadi dua, yaitu :
I. Lapisan Pertama
A. Pertahanan fisik

Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik dalam tubuh manusia
antara lain adalah:
 Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama
karena sifatnya yang permeable terhadap infeksi berbagai
organisme.
 Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea dalam
mempertahankan pH kulit tetap rendah, sehingga sebagian besar
mikroorganisme tidak mampu bertahan hidup dalam kondisi ini.
 Cilia, mikroorganisme yang masuk saluran nafas diangkut keluar
oleh gerakan silia yang melekat pada sel epitel.
 Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk menjebak
mikroba dan partikel asing lainnya serta menutup masuk jalurnya
bakteri/virus.
 Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai musuh dan
menelan serta menghancurkan mereka.
 Proses inflamasi, invasi jaringan oleh mikroorganisme merangsang
respon inflamasi pada tubuh dengan tanda inflamasi yaitu
kemerahan, panas,pembengkakan, nyeri, hilangnya fungsi dan
granulosit dan mikroorganisme nosit keluar.

B. Pertahanan mekanik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara pertahanan mekanik antara lain
adalah:
 Bersin, reaksi tubuh karena ada benda asing (bakteri, virus, benda
dan lain-lain yang masuk hidung) reaksi tubuh untuk
mengeluarkan dengan bersin.
 Bilasan air mata, saat ada benda asing produksi air mata berlebih
untuk mengeluarkan benda tersebut.
 Bilasan saliva, kalau ada zat berbahaya produksi saliva berlebih
untuk menetralkan.
 Urin dan feses, jika berlebih maka respon tubuh untuk segera
mengeluarkannya.

C. Pertahanan kimiawi
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara kimiawi antara lain adalah:
 Enzim dan asam dalam cairan pencernaan berfungsi sebagai
pelindung bagi tubuh.
 HCL lambung, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
 Asiditas vagina, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
 Cairan empedu, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
I. Lapisan kedua
A.Seluler
 Natural Kiler Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah
dan limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus.
 Sel fagosit Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel
fagosit menghancurkan antigen dengan mekanisme fagositosis.
B.Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus.
Interferon berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya
suatu antigen. Interferon mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi,
karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen
C. Inflamasi
Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu
kerusakan.
Fungsi inflamasi:
1.Membunuh antigen yang masuk.
2.Mencegah penyebaran infeksi.
3.Mempercepat proses penyembuhan

2. Pertahanan tubuh spesifik (Pertahanan Tubuh Didapat)


Dikatakan spesifik karena hanya terbatas pada satu mikroorganisme dan tidak
memberikan proteksi terhadap mikroorganisme yang tidak berkaitan. Pertahanan ini di dapat
melalui pejanan terhadap agen infeksi spesifik sehingga jaringan tubuh membentuk system imun.
Komponen sistem imun yang paling utama adalah pada bagian ini yaitu leukosit. Kekebalan
tubuh yang didapat dibagi menjadi dua , yaitu :
A. Kekebalan Humoral
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan
atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan
oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas
imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE. Pembentukan
kekebalan humoral dilakukan setelah respon imun non-spesifik berhasil
dilakukan.
 Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
 Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil
pesannya oleh sel T helper melalui molekul MHC kelas II.
 Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper
kepada sel B.
Sel limfosit B akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri.
Macam-macam sel limfosit B:
 Sel B memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik
apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
 Sel B plasma, mensekresikan antibodi dan hidup selama 4-5 hari.

B. Kekebalan Dimediasi Sel


Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-spesifik
gagal menahan antigen masuk ke tubuh.
Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen oleh
sel limfosit T.
 Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh.
 yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh.
 Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil
pesannya oleh sel T sitotoksik melalui molekul MHC kelas I.
Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis sel
tubuh yang diserang sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak
menghasilkan antibodi.
Macam-macam sel limfosit T:
 Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik
apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
 Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B, pembentukan antibodi dan
aktivasi sel T.
 Sel T sitotoksik (pembunuh), melisis sel tubuh yang diserang antigen.
 Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup.
C. Reaksi Hipersensitivitas
Adalah suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan sebagai akibat paparan (antigen) terhadap substrat yang secara
intrinsik sebenarnya tidak berbahaya.
FISIOLOGI SYSTEM IMUN
1. Organ limfatik primer
a. Timus
Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada bagian atas.
Fungsinya memproses limfosit muda menjadi T limfosit.
2. Sumsum-sumsum tulang belakang
Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan
tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Sumsum tulang merupakan jaringan
limfatik karena memproduksi limfosit muda yang akan diproses pada timus atau tempat-
tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau limfosit B.
2. Organ limfatik sekunder
a. Tonsil
Jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit . Fungsi :
Memproduksi lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk ke dalam
cairan lymph.
Tonsil terletak pada :
 Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea )
 Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah (tonsil palatina)
 Di bawah lidah (tonsila liqualis) Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak
memiliki pembuluh lymph afferent, oleh sebab itu tonsil tidak menyaring cairan
lympha.

Jenis-Jenis Antibodi
Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya dibuat oleh
Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk lengan ini
akan menentukkan beberapa macam IG yang ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat respon
imun humoral, IgM adalah antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan muncul
beberapa hari kemudian. Limfosit B akan membuat Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan
untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen menyerang. IgM dan IgG memicu sistem
komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai kemampuan unutk memecah membran
sel. IgMdan IgG bekerja paling maksimal dalam sistem sirkulasi,IgA dapat keluar dari peredaran
hematologi dan memasuki cairan tubuh lainnya. IgA berperan penting untuk menghindarkan
infeksi pada permukaan mukosa. IgA juga berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit.
IgA dapat ditemukan pada ASI dan membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi
yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat
dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan parasit.

Anda mungkin juga menyukai