Anda di halaman 1dari 140

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI


SEIMBANG ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3
TAHUN (TODDLER) DI POSYANDU DESA NGLILIRAN
KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN

Oleh :
AYU GALUH PUSPITASARI
201202071

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI


SEIMBANG ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3
TAHUN (TODDLER) DI POSYANDU DESA NGLILIRAN
KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN

Diajukan Untuk Memenuhi


Salah Satu Persyaratan dalam Mencapai Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :
AYU GALUH PUSPITASARI
201202071

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017

ii
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahhirohmannirohim..
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa ku panjatkan kepada Allah SWT atas
karunia-Nya yang begitu besar yang telah memberikan kemudahan, kelancaran dan
kekuatan yang luar biasa kepada saya. Semoga keberhasilan ini menjadi satu
langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya.
Ku Persembahkan karya kecilku ini yang ku buat dengan sepenuh hati,
sekuat tenaga dan pikiranku ini untuk Alm. Anak saya Lethicia Violla A.P yang
telah menjadi bagian dari kehidupanku. Untuk Mama dan Papa ku tercinta
terimakasih telah selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a yang tiada
hentinya. Saya yakin bahwa keberhasilan yang saya raih ini tidak lepas dari do’a-
do’a yang Mama dan Papa panjatkan. Ya Allah Ya Rahman terimakasih telah
engkau beri aku tempat terindah di dunia ini yakni Kau anugerahiku sosok malaikat
dalam dunia nyataku.
Untuk Suamiku tersayang dan terkasihi Hanung Prima E.P terimakasih
telah memberikan dukungan, motivasi serta kesabarannya diwaktu aku mengalami
masalah-masalah dalam menyelesaikan tugas inimaupun masalah-masalah lainnya.
Untuk bapak Drs I Made Santu,S.Kep.,Ns.,M.M dan ibu Sesaria
Betty,S.Kep.,Ners.,M.Kesterimakasih telah memberikan bimbingan dan masukan
dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan.
Semoga Allah memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan.
Untuk semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun terimakasih
yang telah mendidik dan membimbingku selama ini. Semoga Allah membalas
semua kebaikan dan ilmu yang telah diajarkan.
Untuk mbak Ajar, Andra, Dian, Nuning, Rosyidah,Temy,Sepi, dan Pungky
Pramita terimakasih telah menjadi partner yang baik di perjalanan masa kuliah saya
dan terimaksih telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Untuk teman-teman satu almamater dan seperjuanganku perjuangan kita
belum selesai sampai disini. Mari kita lanjutkan dengan membuktikan bahwa kita
mampu menjadi perawat yang profesional dan bisa diandalkan agar dapat
mengharumkan nama STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ayu Galuh Puspitasari


Jenis kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Pasir Kaltim, 12 Juli 1993
Agama : Islam
Alamat : Jl. Brantas Desa Pelem rt 8 rw 2 Karangrejo
Magetan
Email : ayugaluh1207@gmail.com

Riwayat Pendidikan : TK DARMAWANITA PELEM (1997-1999)


SDN PELEM 2(1999-2005)
SMPN 1 JIWAN(2005-2008)
SMA PGRI1 MAOSPATI (2008-2011)
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja

vii
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI


SEIMBANG ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN
(TODDLER) DI POSYANDU DESA NGLILIRAN KECAMATAN
PANEKAN KABUPATEN MAGETAN

AYU GALUH PUSPITASARI


201202071

140 halaman + 19 tabel + 2 gambar + 11 lampiran


Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Maka dari itu butuh
pengetahuan ibu yang baik tentang gizi seimbang anak yaitu ibu yang mengerti
kebutuhan gizi dan mampu menyajikan menu yang akan diberikan kepada
anaknya, sehingga anak tercukupi gizinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak
dengan status gizi anak usia 1-3 tahun (toddler) di posyandu desa ngliliran
kecamatan panekan kabupaten magetan.
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan
pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian berjumlah 42 responden dengan
menggunakan tekhnik Simple Random Sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan lembar observasi, data dianalisa dengan Uji
Spearman Rank dengan tingkat signifikan ɑ 0,05.
Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan ibu tentang
pemenuhan gizi seimbang anak adalah cukup yaitu sejumlah 22 responden
(52,4%) sedangkan untuk status gizi anak usia 1-3 tahun sebagian besar adalah
baik yaitu 20 responden (47,6%).
Hasil nilai p value = 0,000 yang artinya ada hubungan antara pengetahuan
ibu tenang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun
(toddler) di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan,
dengan nilai r = 0,530 yang berarti kekuatan hubungan pada tingkat sedang.
Dengan demikian diharapkan agar kader posyandu lebih rutin untuk
melakukan penyuluhan tentang gizi seimbang pada anak.

Kata Kunci : Status Gizi, Pengetahuan Ibu, Pemenuhan Gizi Seimbang


Anak

viii
ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER’S KNOWLEDGE ON THE


FULFILLMENT OF BALANCED NUTRITION OF CHILDREN WITH
NUTRITION STATUS OF CHILDREN AGE 1-3 YEARS (TODDLER) IN
POSYANDU NGILIRAN VILLAGE DISTRICT
OF PANEKAN MAGETAN REGENCY

AYU GALUH PUSPITASARI


201202071

140 pages, 19 tables, 2 pictures and 11 enclosures

Nutrition status is a state of the body caused by the balance between


nutrient intake with the needs. Therefore it takes a good mother's knowledge
about balanced nutrition of the child. the mother who understands the nutritional
needs and able to present the menu that will be given to his child, so that the child
fulfilled his nutrition. The purpose of this research is to know the relation of
mother knowledge about fulfillment of balanced nutrition of children with
nutritional status of children aged 1-3 years (toddler) in posyandu ngliliranvillage
district panekan magetan regency.
The research design used was correlational analytics with Cross Sectional
approach. The sample of this research was 42 respondents using Simple Random
Sampling technique. Data were collected using questionnaires and observation
sheets, the data were analyzed by Spearman Rank Test with significant level 0,05.
The result of the research was revealed that most of mother's knowledge
about fulfillment of balanced nutrition of children was enough that were 22
respondents (52,4%) while for nutrition status 1-3 years old child mostly good
were 20 responden (47,6%).
The result of p value = 0,000 which means there was a relationship
between knowledge of mother and fulfillment of balanced nutrition of children
with nutritional status of children aged 1-3 years (toddler) in Posyandu Ngliliran
Village Panekan District Magetan Regency, with value r = 0,530 meaning the
relationship strength at medium, level
Thus it was expected that posyandu cadres are more routine to do
counseling about balanced nutrition in children.

Keywords : Nutritional Status, Mother’s Knowledge, Fulfillment of Balanced


Nutrition of Children

ix
DAFTAR ISI

Sampul Depan ................................................................................................. i


Sampul Dalam ................................................................................................. ii
Lembar Persetujuan ......................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................ iv
Lembar Persembahan ...................................................................................... v
Lembar Pernyataan Keaslian Penelitian .......................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................ viii
Abstract ........................................................................................................... ix
Daftar Isi .......................................................................................................... x
Daftar Tabel .................................................................................................... xii
Daftar Gambar ................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xv
Daftar Singkatan dan Istilah ............................................................................. xvi
Kata Pengantar ................................................................................................ xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
2.1 Konsep Pengetahuan ................................................................ 9
2.2 Konsep Pemenuhan Gizi .......................................................... 14
2.3 Konsep Ibu................................................................................ 26
2.4 Konsep Status Gizi .................................................................. 28
2.5 Konsep Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) ................................. 41
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ........................... 48
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 48
3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................. 49
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................. 50
4.1 Desain Penelitian ..................................................................... 50
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................ 51
4.3 Tehnik Sampling ..................................................................... 52
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........... 53
4.5 Kerangka Kerja Penelitian ....................................................... 55
4.6 Instrumen Penelitian ................................................................ 56
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 57
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................... 57
4.9 Analisa Data ............................................................................ 62
4.10 Etika Penelitian ........................................................................ 64
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 66
5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ................................. 67

x
5.2 Karakteristik Responden ......................................................... 68
5.3 Hasil Penelitian ......................................................................... 73
5.4 Pembahasan ............................................................................. 75
5.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 85
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 87
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 87
6.2 Saran ......................................................................................... 88

Daftar Pustaka ................................................................................................. 89


Lampiran-lampiran ........................................................................................... 92

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Tabel 2.1 Tabel kebutuhan energi dan protein berdasarkan AKG
rata-rata per hari ...................................................................... 17
Tabel 2.2 Porsi makan anak .................................................................... 17
Tabel 2.3 Standart BB/U Anak Laki-laki Umur 0-60 Bulan ................... 34
Tabel 2.4 Standart BB/U Anak Perempuan Umur 0-60 Bulan ................ 36
Tabel 2.5 Tabel Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Berdasarkan Indeks ................................................................. 37
Tabel 4.1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Tentang
Pemenuhan Gizi Seimbang Anak Dengan Status Gizi
Anak Usia 1-3 Tahun Di Posyandu Desa Ngliliran
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan ............................... 54
Tabel 4.2 Interval Koefisien Korelasi Spearman Rank ........................... 64
Tabel 5.1 Tendensi sentral responden berdasarkanusia ibu di
Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten
Magetan ................................................................................... 68
Tabel 5.2 Tendensi sentral responden berdasarkan usia anak di
Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten
Magetan ................................................................................... 68
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
anak di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan ................................................................. 69
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
terakhir ibu di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan .................................................. 69
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ibu
di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan ................................................................. 70
Tabel 5.6 Tendensi sentral responden berdasarkan tinggi badan
anak di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan ................................................................. 70

xii
Tabel 5.7 Tendensi sentral responden berdasarkan berat badan
anak di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan ................................................................. 71
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi
tentang gizi di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan .................................................. 71
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi berdasarakan sumber informasi yang
didapat di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan ................................................................. 72
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu tentang
pemenuhan gizi seimbang anak di Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan ................ 72
Tabel 5.11 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi
anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan ............................... 73
Tabel 5.12 Hasil analisis korelasi pengetahuan ibu tentang
pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak
usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan .................................................. 74

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengetahuan Ibu Tentang
Pemenuhan Gizi Seimbang Anak Dengan Status Gizi
Anak Usia 1-3 Tahun Di Posyandu Desa Ngliliran
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan ............................. 48
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Pengetahuan
Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Seimbang Anak
Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun Di
Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan ............................................................. 55

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pencarian Data Awal ...................................................... 92


Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian ............................................. 93
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................ 95
Lampiran 4 Lembar Penjelasan Penelitian .................................................. 96
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ................................. 97
Lampiran 6 Kisi-kisi Kuesioner .................................................................. 98
Lampiran 7 Kuesioner ................................................................................. 99
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ........................................... 105
Lampiran 9 Tabulasi Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Anak ............... 108
Lampiran 10 Distribusi Frekuensi dan Tendensi Sentral Responden ........... 110
Lampiran 11 Hasil Uji Korelasi Spearman RankdanHasil Tabulasi
Silang Crostab Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Pemenuhan Gizi Seimbang Anak Dengan Status Gizi
Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) Di Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan ................ 115

xv
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

AKG : Angka Kecukupan Gizi


Anal/mascular stages : Anus-otot
Analysis : Analisis
Anonimaty : Tanpa nama
Application : Aplikasi
Awareness : Kesadaran
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
Bivariat : Analisis yang dilakukan untuk mengetahui
keterkaitan dua variabel.
Comprehension : Memahami
Confidentiality : Kerahasiaan
Cross Sectional : Penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan
satu kali untuk mencari hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Dinkes : Dinas Kesehatan
Editing : Memeriksa kelengkapan data
Evaluating : Kemampuan peneliti terhadap suatu objek
Evaluation : Evaluasi
GAKY : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
Hidrosefalus : Pembesaran
Informed Consert : Lembar persetujuan
Interest : Merasa tertarik
Irreveribel : Tidak dapat dipulihkan
Justice : Keadilan
KEP : Kurang Energi Protein
KMS : Kartu Menuju Sehat
Know : Tahu
Korelasi : Hubungan timbal balik
KVA : Kekurangan Vitamin A
Mikrosefalus : Pengecilan
Make Face : Keriput
Multiple choice : Pilihan ganda

xvi
Neonatus : Bayi baru lahir
Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat
Rapid Clinical Survey : Survei secara cepat
Recall : Kembali
Riskesdas : Riset kesehatan dasar
Scoring : Penilaian data dengan memberikan skor
Sign : Tanda
Symptom : Gejala
Synthesis : Sintesis
Univariat : Analisis data secara serentak dimans data yang
diamati hanya memiliki satu variabel dependen
pada setiap objek yang diamati.
WHO : World Health Organization

xvii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Seimbang Anak

Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) Di Posyandu Panekan

Kabupaten Magetan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan tugas akhir Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka kegiatan

penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada penulis. Untukitu, dalam kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Karmo selaku kepala desa Ngliliran yang telah memberikan ijin

penelitian.

2. Ibu Hamdah, A.Md.Keb selaku bidan desa Ngliliran yang telah membantu

dalam melakukan penelitian ini.

3. Drs. Suwadi, M.Si selaku Kepala BAKESBANGPOL Kab.Magetan yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Desa Ngliliran.

4. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

5. Mega Arianti Putri, S.Kep,Ns.,M.Kep selakuKetua Program Studi S1

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di

Program Studi S1 Keperawatan.

xviii
6. Drs.I Made Santu,S.Kep.,Ns.,MM, selaku pembimbing I yang dengan

kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing sehingga skripsi ini dapat

teselesaikan dengan baik.

7. Sesaria Betty,S.Kep,Ners.,M.Kes, selaku pembimbing II yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan

dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Istikomah,S.Kep,Ns.,M.Kes, selaku dewan penguji yang telah bersedia

meluangkan waktu dan pikirannya untuk menguji skripsi yang telah dibuat

oleh penulis.

9. Keluarga tercinta yang telah memberikan do’a, nasehat-nasehat dan semangat

yang tiada hentinya.

10. Sahabat-sahabat dan teman-teman Program Studi S1 Keperawatan angkatan

2013 atas kerja sama danmotivasinya yang selalu menyemangati disaat

semangat penulis mulai goyah dan selalu menemani disaat suka dan duka.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

Madiun, Agustus 2017


Penulis

AYU GALUH PUSPITASARI


NIM. 201202071

xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Status gizi pada masa anak perlu mendapatkan perhatian yang serius dari

para orang tua, karena kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan

kerusakan yang irreveribel (tidak dapat dipulihkan). Kekurangan gizi yang lebih

fatal akan berdampak pada perkembangan otak. Parameter yang cocok digunakan

untuk anak balita adalah berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Lingkar

kepala digunakan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan otak.

Penderita gizi buruk kurang berpenampilan seperti kurus, rambut pirang, perut

buncit, wajah make face karena bengkak atau make face (keriput), anak cengeng

dan kurang responsif. Penyebab kurang gizi pada anak adalah kemiskinan, diare,

ketidaktahuan orang tua karena pendidikan rendah atau faktor tabu makanan yaitu

makanan bergizi tidak boleh dikonsumsi oleh anak. Kurang gizi ini akan

berpengaruh pada perkembangan fisik dan mental (Proverawati, 2009).

Peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan gizi karena dalam saat

seperti ini anak sangat membutuhkan perhatian dan dukungan orang tua dalam

menghadapi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Untuk

mendapatkan gizi-gizi yang baik diperlukan pengetahuan gizi yang baik dari

orang tua agar dapat menyediakan menu pilihan yang seimbang (Devi, 2012).

Asupan gizi yang salah atau tidak sesuai kebutuhan akan menimbulkan

masalah kesehatan istilah malnutrisi (gizi salah) diartikan sebagai keadaan asupan

1
gizi yang salah, dalam bentuk asupan berlebih ataupun berkurang, sehingga

menyebabkan ketidak seimbangan antara kebutuhan dengan asupan. Masalah

kesehatan di Indonesia dan negara berkembang pada umumnya masih didominasi

oleh 4 masalah gizi yaitu, kurang energi protein (KEP), masalah anemia besi,

masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), dan masalah kekurangan

vitamin A (KVA) (Sulystioningsih, 2011).

Secara nasional, prevalensi gizi buruk pada tahun 2013 adalah 19,6%,

terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13.9% gizi kurang. Jika dibandingkan dengan

angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat

meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari tahun 2007

(5,4%) , pada tahun 2010 (4,9%), dan tahun 2013(5,7%). Sedangkan prevalensi

gizi kurang naik sebesar 0,9% dari tahun 2007 dan 2013. Untuk mencapai sasaran

MDG tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional

harus diturunkan sebesar 4,1% dalam periode 2013 sampai 2015. Masalah

kesehatan masyarakat dianggap serius bila prevalensigizi buruk-kurang antara

20,0% - 29,0% dan dianggap prevalensi sangat tinggi bila ≥ 30% (WHO, 2010).

Pada tahun 2013, secara nasional prevalensi gizi buruk-kurang pada anak balita

sebesar 19,6% yang berarti masalah gizi buruk-kurang di Indonesia masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat mendekati prevalensi tinggi

(Riskesdas, 2013).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan terdapat 4

daerah yang memiliki data status gizi buruk tertinggi yaitu di Lembeyan sebesar

1,18%, Panekan sebesar 0,67%, Ngariboyo sebesar 0,55% dan Bendo sebesar

2
0,48%. Berdasarkan data wilayah kerja Puskesmas Panekan jumlah balita yang

mengalami gizi buruk sebanyak 38 anak sedangkan balita yang mengalami gizi

kurang sebanyak 86 anak pada 120 anak (Dinkes, 2017). Sedangkan survei

pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 6 Februari tahun

2017 anak yang mengalami gizi buruk sebanyak 2 anak dan yang mengalami gizi

kurang sebanyak 12 anak di desa Ngliliran dikarenakan sebagian besar ibu-ibu

yang tinggal disana pekerjaannya sebagai buruh tani dan berpenghasilan rendah

sehingga mereka hanya memberikan makanan kepada anaknya seadanya yang

penting anaknya kenyang. Mereka juga masih banyak yang belum tau tentang

makanan yang bergizi untuk anaknya.

Pemenuhan gizi yang seimbang yang sesuai dengan kebutuhan disertai

pemilihan bahan makanan yang tepat akan melahirkan status gizi yang baik. Hasil

riset kesehatan dasar 2010 menunjukkan 40,6% penduduk mengkonsumsi

makanan di bawah kebutuhan minimal yaitu kurang dari 70% dari Angka

Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tahun 2010. Lebih lanjut data tersebut

menjuelaskan bahwa berdasarkan kelompok umur ditemukan 24,4% balita, 41,2%

anak usia sekolah mengkonsumsi makanan di bawah kebutuhan minimal. Begitu

penting arti makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh anak, maka orang tua perlu

memahami atau lebih mengerti, bagaimana sebaiknya memberikan makanan

kepada buah hatinya. Kebutuhan gizi tersebut akan terpenuhi jika konsumsi

makan anaknya sesuai dengan keseimbangan nutrisi yang dianjurkan sesuai

dengan usianya (Kumala,2013).

3
Tahap awal dari kekurangan zat gizi dapat diidentifikasi dengan penilaian

konsumsi pangan. Konsumsi pangan yang kurang akan berdampak terhadap

kurangnyazat gizi dalam tubuh. Secara umum terdapat kriteria untuk menentukan

kecukupan konsumsi pangan, yaitu konsumsi energi dan protein. Kebutuhan

energi biasanya dipenuhi dari konsumsi pangan pokok, sedangkan kebutuhan

protein dipenuhi dari sejumlah substansi hewan, seperti ikan, daging, telur dan

susu. Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat digunakan untuk menilai tingkat

kecukupan zat gizi individu (Supriasa, 2009).

Apabila seorang anak terkena defisiensi gizi maka kemungkinan besar

sekalianak akan mudah terkena infeksi. Selain itu gangguan gizi akan berdampak

pada timbulnya penyakit kwashiorkor dan maramus, penyakit ini menyebabkan

penderita kehilangan bahan makanan, penghancuran jaringan tubuh semakin

meningkat, karena dipakai untuk pembentukan protein atau enzim-enzim yang

diperlukan dalam usaha pertahanan tubuh. Hal ini akan berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Proverawati, 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yang juga mempengaruhi

terjadinya gizi buruk, kurang, maupun kelebihan gizi diantaranya adalah faktor

sosial ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, penyakit infeksi yang

diderita, jumlah anak dalam keluarga, budaya dan pola pemberian makan yang

salah dan masalah kesulitan makan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

statuz gizi pada anak adalah pengetahuan orang tua dalam memilih dan

memberikan makanan, karena pengetahuan orang tua mempengaruhi bagaimana

orang tua mampu memenuhi persediaan makanan bagi anaknya, mengkonsumsi

4
makanan sesuai gizi yang benar, memilih jenis makanan serta memprioritaskan

makanan di tengah keluarganya (Maulana, 2012).

Pengetahuan orangtua khususnya ibu dalam pemenuhan gizi terhadap anak

sangat mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak. Pada usia 1-3 tahun,

biasanya anak bersifat pasih terhadap makanan dan hanya mengkonsumsi

makanan yang memang disediakan oleh orangtuanya. Oleh karena itu, sangat

diperlukan pengetahuan yang cukup bagi ibu terutama dalam hal gizi untuk anak,

agar status gizi anak dapat tercukupi dengan baik. Hal yang dapat dilakukan oleh

perawat dengan memberikan penyuluhan pada ibu, khususnya ibu yang memiliki

anak pada usia perkembangan dan pertumbuhan yang pesat agar ibu dapat

memahami tentang gizi apa saja yang diperlukan bagi anak untuk tumbuh dan

berkembang (Maulana, 2012).

Hasil penelitian dari (Ikti Sri Wahyuni, 2009) terdapat Hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan tentang gizi dengan status gizi anak balitadi

Desa Ngemplak Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar. Hasil uji

statistik korelasi Kendall Tau menunjukkan hasil yang signifikan antara tingkat

pengetahuan tentang gizi dengan status gizi anak balita yang ditunjukkan dengan

nilai p = 0,009 (p<0,05).

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas makan peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu

tentang Pemenuhan Gizi Seimbang Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3

Tahun Di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.”

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Pemenuhan

Gizi Seimbang Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun Di Posyandu Desa

Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Pemenuhan Gizi

Seimbang Anak dan Status Gizi Anak usia 1-3 Tahun (Toddler) Di Posyandu

Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan .

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Pengetahuan Ibu tentang Pemenuhan Gizi Seimbang pada

Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan

Panekan Kabupaten Magetan.

2. Mengetahui Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) di Posyandu Desa

Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

3. Menganalisis Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Pemenuhan Gizi

Seimbang Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

6
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan informasi khususnya dalam pengembangan ilmu

keperawatan anak terkait Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang

Pemenuhan Gizi Seimbang Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun

(Toddler).

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi ibu-ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun (toddler)

Untuk memberikan masukan yang bermanfaat sehingga menambah

pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang anak

dan status gizi pada anak usia 1-3 tahun (toddler).

2. Bagi petugas di institusi kesehatan posyandu

a. Sebagai masukan bagi kader untuk memberikan informasi tentang

pentingnya mengetahui pemenuhan gizi seimbang pada anak usia 1-3

tahun (toddler).

b. Sebagai acuan atau arahan untuk mensosialisasikan pentingnya

pemenuhan gizi seimbang dan status gizi anak usia 1-3 tahun (toddler).

3. Bagi institusi pendidikan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Sebagai bahan tambahan atau masukan dan informasi kepada ibu-ibu

tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3

tahun (toddler). Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya

memenuhi gizi anak dan pemenuhan status gizi serta sebagai bahan

masukan untuk penelitian selanjutnya.

7
4. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya tentang pemenuhan gizi

seimbang anak dengan menambah variabel yang lain dan untuk menambah

pengetahuan.

8
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.

(Notoatmodjo, 2010).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (kembali) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tertentu, tidak

sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut hanya dapat

menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

9
3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis

adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan,

mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas

objek tersebut.

5. Sintesis (synthetis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tetentu. Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu bkriteria yang ditentukan sendiri atau

norma-norma yang berlaku di masyarakat.

10
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.

Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan

seseorang.

2. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuaan seseorang.

Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai

pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat

pendidikan lebih rendah.

3. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahul. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan

seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

4. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran dan buku.

5. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.

Namun bila seseorang berpenghasilan cukup beasar, maka dia akan

11
mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber

informasi.

6. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi

pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur. Guna mengukur suatu

pengetahuan dapat digunakan suatu pertanyaan. Adapun pertanyaan yang dapat

dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan

menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif misalnya jenis pertanyaan essay dan

pertanyaan objektif misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), betul-

salah dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif

karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari nilai,

sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai yang satu dibandingkan

dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertanyaan pilihan ganda,

betul-salah, menjodohkan disebut pertanyaan objektif karena pertanyaan-

pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor

subjektifitas dari penilai. Pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum yaitu pertanyaan subjektif dari peneliti. Pertanyaan

objektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai dalam pengukuran

pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan

diukur dan penilaiannya akan lebih cepat. Bahwa sebelum orang menghadapi

12
perilaku baru, didalam diri seseorang terjadi proses berurutan yakni Awareness

(kesadaran) dimana orang tersebut menyadari terlebih dahulu terhadap stimulus,

Interest (merasa tertarik) terhadap objek atau stimulus, Trail yaitu subjek mulai

mencoba melakukan sesuatusesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya

(Notoatmodjo, 2007).

Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan ada dua kategori

yaitu: menggunakan pertanyaan subjektif misalnya jenis pertanyaan essay dan

pertanyaan objektif misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice),

pertanyaan betul-salah dan pertanyaan menjodohkan.

2.1.5 Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan (Notoatmodjo, 2007).

Tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga :

1. Tingkat pengetahuan baik

Tingkat pengetahuan baik adalah tingkat pengetahuan dimana seseorang

mampu mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

mensintesis, dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan baik

jika seseorang mempunyai 76 – 100% pengetahuan.

2. Tingkat pengetahuan cukup

Tingkat pengetahuan cukup adalah tingkat pengetahuan dimana seseorang

mengetahui, memahami, tetapi kurang mengaplikasikan, menganalisis,

13
mensintesis, dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan

sedang jika seseorang mempunyai 56 – 75% pengetahuan.

3. Tingkat pengetahuan kurang

Tingkat pengetahuan kurang adalah tingkat pengetahuan dimana seseorang

kurang mampu mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

mensintesis, dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan

kurang jika seseorang mempunyai < 56% pengetahuan.

2.2 Konsep Pemenuhan Gizi

2.2.1 Konsep Gizi Seimbang

Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung

unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya),

maupun kuantitas (jumlahnya).

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat

kesehatan dan kesejahteraan manusia. Keadaan gizi seseorang dikatakan baik

apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara pertumbuhan fisik dan

perkembangan mental seseorang.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, Gizi merupakan zat makanan

yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan mental serta untuk

manentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Secara harfiah, anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih

atau selepas menyusu sampai dengan pra sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan

badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuh juga mengalami

14
perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus

disesuaikan dengan keadaannya.

Anak usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih

dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih

dari tiga tahun sampai lima taun yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Batita

sering disebut konsumen pasif, ,sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai

konsumen aktif. Anak dibawah lima tahun merupakan kelompok yang

menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat namun kelompok ini merupakan

kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi. Bila gizi buruk maka

perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya

di usia sekolah dan prasekolah (Pudjiadi, 2003).

2.2.2 Manfaat Kebutuhan Gizi Seimbang

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk

memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi

ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.

Antara asupan zat gizi dan penggeluarannya harus ada keseimbangan sehingga

diperoleh status gizi yang baik. Status gizi anak dapat dipantau dengan

menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat

(KMS).

1. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang

dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.

Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

15
2. Kebutuhan Zat Pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga

kebutuhannya relatif lebih besar dari pada orang dewasa. Namun, jika

dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun,

kebutuhannya relatif lebih kecil.

3. Kebutuhan Zat Pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan

bertambahnya usia. Untuk pertumbuhan dan perkembangan, balita

memerlukan enam zat gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral, dan air. Zat gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan

yang dikonsumsi sehari-hari. Agar balita dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik, makan makanan yang dimakannya tidak boleh hanya sekedar

mengenyangkan perut saja. Makanan yang dikonsumsi balita seharusnya :

a. Beragam jenisnya

b. Jumlah atau porsi cukup (tidak kurang atau berlebihan)

c. Higienis dan aman (bersih dari kotoran dan bibit penyakit serta tidak

mengandung bahan-bahan yang bahaya bagi kesehatan)

d. Makan dilakukan secara teratur

e. Makan dilakukan dengan cara yang baik

Gangguan kekurangan gizi banyak menimpa anak-anak, sehingga anak

disebut golongan rawan gizi. Kebutuhan zat gizi tidak sama bagi semua orang,

tetapi tergantung banyaknya hal antara lain umur. Angka kecukupan gizi rata-rata

16
yang dianjurkan (per orang per hari) dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2

menunjukkan porsi makan anak balita.

Tabel 2.1 Kebutuhan Energi dan Protein Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) Rata-Rata Per Hari.

Tinggi Badan
Umur Berat Badan (Kg) Energi (Kkal) Protein (g)
(cm)
0-6 bulan 5.5 60 560 12
7-12 bulan 8.5 71 800 15
1-3 tahun 12 90 1250 23
4-6 tahun 18 110 1750 32
Sumber : (Baliwati, 2004)

Tabel 2.2 Porsi Makan Menurut AKG Untuk Balita


Bahan Usia 1-3 Usia 4-6
Usia 0-6 Bulan Usia 7-12 Bulan
Makanan Tahun Tahun
Nasi - ½p 3p 4p
Sayuran - ½p 1,5 p 2p
Buah - ½p 3p 3p
Tempe - ½p 1p 2p
Daging - ½p 1p 2p
Susu - 1p 1p
Ikan - ½p 1p 1p
Minyak - ½p 3p 4p
Gula - ½p 2p 2p
ASI Terus sampai usia 2 tahun Terus sampai usia 2 tahun
Sumber : (Baliwati, 2004)

Keterangan :

1. Nasi 1 porsi = ¼ gelas = 100 gr = 175 kkal

2. Sayuran 1 porsi = 1 gelas/ mangkuk = 100 gr = 25 kkal

3. Buah 1 porsi = 1 buah = 50 gr = 50 kkal

4. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal

5. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gr =50 kkal

6. Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal

7. Susu sapi 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal

8. Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal

9. Gula 1 porsi = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal

17
2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan

1. Umur

2. Berat badan

3. Diagnosis penyakit dan stadium (keadaan)

4. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan

5. Kebiasaan makan, kesukaan, dan ketidaksukaan terhadap jenis makanan

6. Jenis dan jumlah makanan yang diberikan

7. Kapan saat yang tepat pemberian makanan

(Baliwati,2004)

2.2.4 Komponen Nutrisi Gizi Seimbang

a. Karbohidrat

1) Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap

makanan dan harus tersedia dalam jumlah cukup.

2) Karbohidrat yang kita konsumsi dapat berupa zat pati dan zat gula.

3) Karbohidrat yang terdapat pada serealia dan umbi-umbian bisa disebut

zat pati

4) Sedangkan yang berasal dari gula pasir (sukrosa), sirup, madu dan

gula dari buah-buahan disebut zat gula

b. Lemak

Fungsi lemak antara lain :

1) Sumber utama energi atau cadangan dalam jaringan tubuh dan

bantalan bagi organ tertentu dari tubuh

18
2) Sebagai sumber asam lemak yaitu zat gizi yang esensial bagi keehatan

kulit dan rambut.

3) Sebagai pelarut vitamin-vitamin (A,D,E,K) yang larut dalam lemak

Untuk mendapatkan jumlah lemak yang cukup, dapat diperoleh dari susu,

mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan minyak

sayur.

c. Protein

Protein berfungsi sebagai :

1) Membangun sel-sel yang rusak

2) Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon

3) Membentuk zat ati energi, dalam hal ini tiap protein menghasilkan

sekitar 4,1 kalori

Contoh sumber protein antara lain : daging sapi, daging ikan tuna, susu,

tempe, tahu, kepiting, ikan teri, udang

d. Vitamin

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibuthkan oleh

tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses

kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup

lainnya tidak akan dapat melaksanakan aktivitas hidup dan kekurangan

vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada

tubuh kita.

Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :

1) Vitamin yang larut di dalam air : vitamin B dan vitamin C

19
2) Vitamin yang larut dalam lemak : vitamin A,D,E, dan K atau disingkat

vitamin ADEK.

Fungsi vitamin antara lain sebagai berikut :

1) Vitamin C

Membentuk kolagen, mencerahkan kulit, serta meningkatkan

kebugaran tubuh dan mencegah sariawan. Sumber : jeruk, jambu

klutuk, dan nanas.

2) Vitamin B

Meningkatkan daya ingat dan menjaga pencernaan. Sumber : brokoli,

alpukat, ubi jalar, pisang dan jamur.

3) Vitamin A

Fungsi dalam proses melihat, metabolisme umum, dan reproduksi.

Sumber : wortel, selada, kemangi, paprika dan pepaya.

4) Vitamin D

Kesehatan tulang dan gigi. Sumber : sinar matahari, minyak ikan,

salmon, telur dan jamur.

5) Vitamin E

Kesehatan kulit dari sinar matahari, menurunkan resiko kanker.

Sumber: bayam, kacang almond, brokoli dan zaitun.

6) Vitamin K

Membantu untuk proses pembekuan darah dalam penyembuhan luka.

Sumber : daun selada, daun bayam, kembang kol.

20
e. Mineral

Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang

sedikit

Mineral mempunyai fungsi :

1) Sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon dan

enzim

2) Sebagai zat pengatur berbagai proses metabolisme, keseimbangan

cairan, dan proses pembekuan darah

f. Air

Keenam zat gizi utama digunakan oleh tubuh anak untuk :

1) Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan

berbagai kegiatan, seperti belajar, berolahraga, bermain, dan aktivitas

lain (disebut zat tenaga).

2) Membangun jaringan tubuh sdan mengganti jaringan tubuh yang

rusak. (disebut zat pembangun). Zat makanan yang merupakan zat

pembangun adalah protein

3) Mengatur kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam tubuh (disebut zat

pengatur). Zat makanan yang merupakan zat pengatur adalah vitamin,

mineral dan air

Kebutuhan tubuh anak akan keenam macam gizi untuk melakukan tiga

fungsi tersebut tidak bisa terpenuhi hanya dari satu macam makanan saja karena

tidak ada satu pun makanan dari alam yang mempunyai kandungan gizi lengkap.

Jika makanan anak beragam, maka zat gizi yang tidak terkandung atau kurang

21
dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi yang berasal dari makanan

jenis lain. Agar makanan yang dimakan anak beraneka ragam, maka kita harus

selalu ingat bahwa makanan yang dimakan anak harus mengandung zat tenaga,

zat pembangun, dan zat pengatur (Santoso, 2004).

2.2.5 Dampak Kekurangan Gizi Pada Anak

Status gizi pada masa anak perlu mendapatkan perhatian yang serius dari

para orang tua, karena kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan

kerusakan irreversial (tidak dapat dipulihkan). Asupan gizi yang buruk bisa

membuat anak mengalami gangguan kesehatan, baik jangka pendek maupun

jangka panjang (Moehji, 2003).

Beberapa dampak tersebut adalah :

1. Gagal tumbuh, yang membuat terhambatnya pertumbuhan fisik sehingga

anak tumbuh kecil dan pendek.

2. Penurunan IQ, yang menyebabkan gangguan kecerdasan (fungsi kognitif)

sehingga membuat rendahnya kemampuan belajar yang beresiko

mengakibatkan kegagalan pembelajaran.

3. Menurunnya produktivitas, sebagai akibat gangguan pertumbuhan fisik

dan kognitif yang berakibat pada menurunnya daya ingat.

4. Menurunnya daya tahan tubuh, yang meningkatkan resiko kesakitan dan

kematian.

5. Meningkatnya resiko penyakit menular saat usia dewasa.

22
2.2.6 Menu Seimbang untuk Anak

Masa anak adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.

Pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar

berjalan dan berbicara lebih lancar. Anak usia 1-3 tahun memiliki kebutuhan gizi

yang berbeda dari orang dewasa. Anak usia 1-3 tahun membutuhkan lebih banyak

lemak dan lebih sedikit serat (Waspadji, 2004).

Menu seimbang untuk anak balita yaitu :

a. Gula dan Garam

Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang

dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Cermati makanan balita karena

makanan orang dewasa belum tentu cocok untuknya. Kadang makanan ibu

terlalu banyak garam atau gula, atau bahkan mengandung pengawet atau

pewarna buatan.

b. Porsi Makan

Porsi makan anak balita juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka

membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah

lebih kecil namun sering

c. Kebutuhan Energi dan Nutrisi

Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta

vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi balita setiap hari. Lakukan

pengaturan agar semua sumber gizi tersebut ada dalam menu sehari.

23
d. Susu Pertumbuhan

Susu merupakan salah satu sumber kalsium, sehingga penting juga

dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml per hari. Susu

pertumbuhan merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi nutrisi

anak usia 12 bulan keatas.

Menu seimbang yaitu gizi yang harus terpenuhi untuk menjaga

keseimbangan gizi tubuh yaitu :

a. Karbohidrat selain sebagai menu utama juga bisa diolah sebagai makanan

selingan.

b. Buah dan sayuran berbagai jenis ragam nya mengandung zat gizi berbeda.

Berikan setiap hari baik dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.

c. Susu dan produk olahan susu. Pastikan balita mendapatkan asupan kalsium

yang cukup dari konsumsi susunya.

d. Tunda pemberian protein apabila timbul alergi atau dapat diganti dengan

sumber protein lain.

e. Lemak dan gula juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk

perkembangan otak. Pastikan balita mendapatkan kadar lemak esensial dan

gula yang cukup bagi pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa

lemak dan gula tidak digunakan sebagai pengganti jenuus makanan

lainnya (seperti karbohidrat).

Cara mengolah makanan anak yaitu :

Menu anak lebih dari 1 tahun sama dengan orang dewasa hanya saja tidak

pedas dan konsistensi agak lunak, dengan memperhatikan menu seimbang,

24
yaitu : nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah dan bila ada, ditambah

susu dan ASI sebaiknya tetap diberikan.

Contoh :

a. Makan pagi

Roti 1 lembar

Susu 1 gelas + gula 2 sdt

b. Makan siang

Nasi 6 sdm

Ayam 20 gr (½ potong)

Tempe 25 gr (1 potong kecil)

Sayur 1 mangkuk

Minyak untuk menumis 1 sdt

Buah 1 potong

c. Makan Sore

Snack crackers 2 keping

d. Makan Malam

Nasi 3 sdm

Ikan 20 gr

Tahu 55 gr (1 potong kecil)

Sayur ½ mangkuk

Minyak untuk menumis 1 sdt

Buah 1 potong

25
2.3 Konsep Ibu

2.3.1 Pengertian Ibu

Menurut Natamiharja (2010), ibu merupakan orang terdekat dengan anak

dalam pemeliharaan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

sikap dan perilaku anak. Ibu adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah

melahirkan kita, wanita yang telah bersuami, panggilan yang lazim pada wanita

(Poerwodarminto, 2008).

Ibu adalah seorang perempuan yang melahirkan anak, pendidik utama,

mativator sejati dan sumber inspirasi (Bilih 2001: 33-51).

2.3.2 Peran ibu

Peran ibu adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat

berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga

dewasa, bahkan sampai anak yang sudah di lepas tanggung jawabnya atau

menikah ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. Ibu sebagai pengurus

rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga

sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat

kelompok sosial tertentu (Setiadi, 2008).

2.3.3 Fungsi ibu bagi anak

Menurut Effendy, 2012 dari fungsi keluarga, seseorang ibu bersama

keluarga mempunyai fungsi bersama keluarga sebagai berikut :

1. Fungsi biologis

a. Untuk meneruskan keturunan.

b. Memelihara dan membesarkan anak.

26
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

c. Membina kedewasaan kepribadian anggota keluarga.

d. Memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak.

b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi keutuhan

keluarga.

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa

yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua

dan sebagainya.

27
5. Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,dan membentuk

perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan tangan

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

(Johnson, 2010).

2.4 Konsep Status Gizi

2.4.1 Pengertian Status Gizi

Menurut Proverawati (2010), Gizi adalah suatu unsur makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

perkembangan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta

menghasilkan energi. Sedangkan menurut Tuti Sunardi gizi adalah sesuatu yang

mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam

tubuh yang dapat mempertahankan kehidupan. Status gizi adalah keadaan tubuh

sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Menurut Beck

(2009), status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk

anakyang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga

didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara

kebutuhan dan masukan nutrien.

28
2.4.2 Penilaian Status Gizi

Untuk menilai status gizi digunakan dua metode penilaian status gizi, yaitu

secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung, dapat

dibagi menjadi empat penilaian, yaitu penilaian antropometri, klinis, biokimia,

dan biofisik.

1. Antropometri

Antropomentri artinya ukuran tubuh, macam pengukuran tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkatan gizi.

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat protein dan energi.

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang penting untuk menilai status gizi

masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi

dapat dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Klinis dapat dilihat

pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada

organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei secara cepat (rapid clinical

survey). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara tepat tanda-tanda

klinis secara umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Metode

klinis digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan

melakukan pemeriksaan secara fisik yaitu tanda (sign) dan gejala

(symptom) atau riwayat penyakit.

29
3. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang

diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan

tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan

juga jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk

kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah. Gejala

klinis yang kurang spesifik maka penentuan kimia dapat lebih banyak

menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat

perubahan struktur dari jaringan. Sedangkan untuk penilaian status gizi

secara tidak langsung, dapat dibagi menjadi tiga yaitu survey konsumsi

makanan, statistic vital, dan faktor ekologi (Arisman, 2009).

2.4.3 Parameter Penilaian Status Gizi

Untuk penilaian status gizi biasanya menggunakan atropometri karena bisa

untuk mengukur keseimbangan antara asupan protein dan energi. Pengukuran

antropometri atau ukuran tubuh dilakukan dengan mengukur beberapa parameter.

Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain :

1. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan

penentuan akan menyebabkan interprestasi status gizi yang salah. Hasil

penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak

30
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan

yang sering muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka

yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan

umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun

adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah

dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan

(Arisman, 2004).

2. Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling

sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan

untuk mendiagnosa bayi normal atau berat badan lahir rendah (BBLR).

Dikatakan BBLR, apabila berat badab bayi lahir dibawah 2500 gram. Pada

masa bayi sampai balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat

laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis

seperti dehidrasi, asites, odema, dan adanya tumor (Arisman, 2004).

3. Tinggi badan

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah

lalu dan keadaan yang sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.

Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena

dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan, faktor umur

dapat dikesampingkan (Arisman, 2004).

31
4. Lingkar kepala

Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk

menaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka

kepala akan kecil. Sehingga lingkar kepala yang lebih kecil dari normal

(mikrosefali), maka menunjukkan adanya retardasi mental. Sebaliknya

kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus

akan meningkatkan volume kepala, sehingga lingkar kepala lebih besar

dari normal (Arisman, 2004).

5. Lingkar lengan atas

Lingkar lengan atas dapat digunakan untuk mengetahui status gizi bayi,

balita, dan ibu hamil, anak sekolah serta dewasa. Lingkar lengan atas ini

dapat digunskan tanpa mengetahui umur. Memberikan gambaran tentang

keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit (Proverawati, 2009).

2.4.4 Indeks Antropometri

Penilaian antropometri dilakukan melalui pengukuran dimensi fisik dan

komposisi kasar tubuh. Penilaian dilakukan terhadap berat badan (BB), tinggi

badan (TB), lingkar kepala, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak kulit.

Anak usia kurang dari dua tahun, pengukuran tinggi badan dalam keadaan tidur,

sedangkan pada usia dua tahun atau lebih, maka pengukurannya dilakukan dalam

keadaan tubuh berdiri tegak (Almatsier, 2011). Metode antropometri digunakan

untuk mengukur defisiensi gizi berupa penurunan tingkat fungsional dalam

jaringan, terutama untuk mengetahui ketidakseimbangan protein, kekurangan

energi kronik, malnutrisi sedang, dan dapat menunjukkan riwayat gizi masa lalu.

32
Indeks antropometri adalah kombinasi antara beberapa parameter antropometri

(Suyatno, 2009).

Menurut Supariasa (2002) terdapat beberapa jenis indeks antropometri yaitu:

1. Berat Badan Umur (BB/U)

Menggambarkan status gizi seseorang pada saat ini (current nutritional

status).

2. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Menggambarkan status gizi masa la-mpau, dan juga memiliki hubungan

dengan status sosial-ekonomi.

3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Menggambarkan status gizi saat ini namun tidak tergantung terhadap

umur, sehingga tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut

pendek, cukup tinggi badan atau kelebuhan tinggi badan menurut umur.

4. Lingkar Lengan AtasMenurut Umur (LLA/U)

Menggambarkan status gizi saat ini, namun perkembangan lingkar lengan

atas yang besarnya hanya terlihat pada tahun pertama kehidupan (5,4 cm),

sedangkan pada umur 2 tahunsampai 5 tahun sangat kecil yaitu kurang

lebih 1,5 cm per tahun dan kurang sensitif untuk usia selanjutnya.

5. Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala yang merupakan prosedur baku dibagian anak,

ditunjukkan untuk menentukan kemungkinan adanya keadaan patologis

yang berupa pembesaran (hidrosefalus) atau pengecilan (mikrosefalus).

33
Lingkar kepala terutama berhubungan dengan ukuran otak dalam skala

kecil, dan ketebalan kulit kepala serta tulang tengkorak (Arisman, 2009).

6. Lingkar Dada

Ukuran lingkar kepala dan lingkar dada pada usia 6 bulan hampir sama.

Setelah itu, pertumbuhan tulang tengkorak melambat, dan sebaliknya

perkembangan dada menjadi lebih cepat. Rasio lingkar kepala atau lingkar

dada (yang diukur pada usia 6 bulan hingga 5 tahun) kurang dari satu,

maka berarti terjadi kegagalan perkembangan (otot atau lemak dinding

dada) dan rasio tersebut dapat dijadikan indikator Kurang Kalori Protein

(KKP) anak kecil (Arisman, 2009).

Tabel 2.3 Standart BB/U Anak Laki-Laki Umur 0-60 Bulan

34
(Depkes RI, 2011)

35
Tabel 2.4 Standart BB/U Anak Perempuan Umur 0-60 Bulan

36
(Depkes RI, 2011)

Tabel 2.5 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan
Indeks

Kategori
Indeks Ambang Batas (Z-Score)
Status Gizi
Berat Badan menurut Gizi Buruk < -3 SD
Umur (BB/U) Anak Gizi Kurang -3 SD sampai dengan -2 SD
Umur 0-60 Bulan Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD

Pengukuran skor simpang baku (Z-Score) dapat diperoleh dengan

mengurangi Nilai Individual Subjek (NIS) dangan Nilai Median Baku

37
Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan

Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR) atau menggunakan rumus

perhitungan Z-Score :

Z-Score = (NIS−NMBR) / NSBR

Keterangan :

NIS : Nilai Individual Subjek (nilai hasil pengukuran)

NMBR : Nilai Median Buku Rujukan ( nilai medium)

NSBR : Nilai Simpangan Baku Rujukan (SD upper / SD lower)

SD : Standart Deviasi

2.4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Menurut Proverawati (2009), Begitu banyak faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi status gizi balita diantaranya yaitu :

1. Ketersediaan Pangan di Tingkat keluarga

Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga, hal ini

sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh

anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat.

2. Pola Asuh Keluarga

Pola asuh keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua

terhadap anak-anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih

sayang yang akan berdampak pada mental, fisik, dan emosional. Perhatian

yang cukup dan pola asuh yang tepat akan berpengaruh yang besar dalam

memperbaiki status gizi. Anak yang mendapat perhatian lebih, baik secara

fisik maupun emosional misalnya selalu mendapat senyuman, mendapat

38
respon ketika berceloteh, mendapat asi dan makanan yang seimbang maka

keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang

kurang mendapatkan perhatian oran tuanya.

3. Kesehatan Lingkungan

Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh

ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit

infeksi. Masalah kesehatan lingkungan merupakan determinan penting

dalam bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyedia

air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko

kejadian penyakit infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk seperti air

minum tidak bersih, tidak ada penampungan air limbah, tidak

menggunakan kloset dengan baik dapat menyebabkan penyebaran

penyakit. Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan menjadi

rendah dan akhirnya menyebabkan kurang gizi.

4. Pelayanan Kesehatan Dasar

Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa

konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada

pertumbuhan anak. Pemanfaatan fasilitas kesehatan seperti penimbangan

balita, pemberian suplemen vitamin A, penanganan diare dengan oralit

serta imunisasi.

5. Budaya Keluarga

Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa

kepercayaan seperti tabu mengkonsumsi makanan terlalu oleh kelompok

39
umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan

dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu. Unsur-unsur budaya mampu

menciptakan suatu kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang

bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi. Misalnya, seperti budaya

yang memprioritaskan anggota keluarga untuk mengkonsumsi hidangan

keluarga yang telah disiapkan yaitu umumnya kepala keluarga. Apabila

keadaan tersebut berlangsung lama dapat berakibat timbulnya masalah gizi

kurang terutama pada golongan rawan gizi seperti ibu hamil, ibu

menyusuhi, bayi dan anak balita.

6. Sosial Ekonomi

Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk di sejumlah

wilayah di tanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya

gizi seimbang bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan

pendidikan orang tua yang rendah serta faktor kemiskinan. Kurangnya

asupan gizi biasanya disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang

dikonsumsi atau makananya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan

dengan alasan sosial ekonomi yaitu kemiskinan.

7. Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan

Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan

saja, tetapi lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk

pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Tingkat pendidikan akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga berpandangan luas,

berfikr dan bertindak rasional.

40
2.4.6 Masalah Gizi Anak

Masalah gizi pada anak antara lain :

1. Dampak Gizi Lebih

Jika tidak teratasi akan berlanjut sampai remaja dan dewasa, hal ini akan

berdampak tingginya kejadian berbagai penyakit infeksi.

2. Dampak Gizi Buruk

Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem organ yang akan

merusak sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun

pertahanan mekanik. Serta dapat mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan mental serta penurunan IQ. Penurunan fungsi otak

berpengaruh terhadap kemampuan belajar, kemampuan anak berinteraksi

dengan lingkungan dan perubahan kepribadian anak.

3. Dampak Gizi Kurang

Pertumbuhan fisik terlambat, perkembangan mental dan kecerdasan

terhambat, daya tahan anak menurun sehingga mudah terserang penyakit

infeksi.

2.5 Konsep Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler)

2.5.1 Pengertian Anak Usia Toddler

Menurut Potter Patricia A (2005), pada anak usia toddler ini dimulai dari

usia 1 sampai 3 tahun, pada periode ini meluas dari masa anak-anak mencapai

peningkatan daya gerak sampai anak masuk sekolah, yang ditandai dengan

aktivitas dan penemuan yang intens, ini adalah waktu penandaan perkembangan

fisik dan kepribadian. Perkembangan motorik meningkat secara stabil. Anak-anak

41
pada usia ini mendapatkan bahasa dan perluasan hubungan sosial, belajar standar

peran, meningkatkan kontrol diri dan penguasaan, pengembangan peningkatan

kesadaran tentang ketergantungan dan kemandirian, dan mulai mengembangkan

konsep diri.

Menurut Wong (2003), toddler adalah anak antara rentang usia 12 sampai

36 bulan. Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang

diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar.

Perkembangan fisik, perkembangan ketrampilan motorik yang cepat

membolehkan anak untuk berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri sendiri

seperti makan, berpakaian, dan eliminasi (Thompson, 2003).

2.5.2 Ciri-Ciri Umum Anak Usia Toddler

1. Tinggi dan berat badan meningkat, yang menggambarkan pertumbuhan

mendorong dan melambatkan karakteristik masa toddler.

2. Karakteristik toddler dengan menonjolnya abdomen yang diakibatkan

karena otot-otot abdomen yang tidak berkembang.

3. Bagian kaki berlawanan secara khas terdapat pada masa toddler karena

otot-otot kaki harus menopang berat badan tubuh.

2.5.3 Tahapan Perkembangan Anak Usia Toddler

1. Perkembangan Kognitif Toddler (Menurut Piaget)

Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak toddler berada pada tahap

pra-operasional (2-7 tahun). Tahap ini ditandai oleh adanya pemakaian

kata-kata lebih awal dan memanipulasi simbol-simbol yang

menggambarkan objek atau benda dan hubungan diantara mereka. Tahap

42
pra-operasional juga ditandai oleh beberapa hal, antara lain : egosentrisme,

ketidakmatangan pikiran, tentang sebab-sebab dunia di fisik, kebingungan

antara simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan untuk fokus

pada satu dimensi pada satu waktu dan kebingungan tentang identitas

orang dan objek.

Menurut Piaget anak usia toddler mengalami tahapan perkembangan

intelektual sebagai berikut :

a. Sensorik-Motorik (sejak lahir-2 tahun)

Merupakan tahap dimana anak menggunakan sistem penginderaan,

sistem motorik dan benda-benda untuk mengenal lingkungannya. Bayi

tidak dapat menerima rangsangan secara pasif dan luar tetapi juga akan

memberikan jawaban terhadap rangsangan tersebut. Jawaban tersebut

berupa reflek-reflek bersin, makan, menggenggam, dan lain sebagainya

yang diharapkan dengan adanya reflek ini bayi dapat berkomunikasi

dengan lingkungannya.

b. Pre operasional (umur 2-7 tahun)

Adanya perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah yang semula

dari sensorik motorik menjadi pre operasional. Pada pre operasional

anak mampu menggunakan simbol-simbol dengan menggunakan kata-

kata, mengingat masa lalunya, masa sekarang dan akan terjadi di masa

yang akan datang. Tingkah laku akan mulai berubah dari yang semula

sangat egosentris menjadi lebih rasional.

43
2. Perkembangan Psikososial (Menurut Erikson)

Menurut Erikson, tahap psikososial anak toddler berada pada tahap ke-2 :

otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu. Masa ini disebut masa balita

yang berlangsung mulai 1-3 tahun (early childhood). Tahap ini merupakan

tahap anus-otot (anal/mascular stages). Pada masa ini anak cenderung

aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak terlalu

membatasi ruang gerak serta kemandirian anak, namun tidak pula terlalu

memberikan kebebasan melakukan apapu yang dia mau. Pembatasan

ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak mudah menyerah dan

tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Sebaliknya, jika anak terlalu diberi kebebasan mereka akan cenderung

bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa memperhatikan baik buruknya

tindakan tersebut. Jadi pada usia ini orang tua harus seimbang dan

mendidik anak antara pemberian kebebasan dan pembatasan ruang gerak

anak, karena dengan cara itulah anak bisa mengembangkan sikap control

diri dan harga diri.

3. Perkembangan Moral (Menurut Kohlberg)

Moral (bahasa latin : Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke

manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.

Sedangkan moral secara eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan

proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan

proses sosialisasi. Lawrence menekankan bahwa perkembangan moral

44
didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara

bertahap.

Tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlberg terdiri dari 3 tingkat,

yang masing-masing tingkat terdiri dari 2 tahap, yaitu :

a. Tingkat Pra Konvensional (Moralitas Pra Konvensional ) yaitu

perilaku anak tunduk pada kendali eksternal.

b. Tingkat Konvensional (Moralitas Konvensional yaitu fokusnya terletak

pada kebutuhan sosial (konformitas)

c. Tingkat Post Konvensional (Moralitas Post Konvensional) yaitu

individu mendasarkan penilaian moral pada prinsip yang benar secara

inheren.

4. Menurut Sigmund Freud dalam anak usia toddler mengalami tahapan

perkembangan pada fase anal. Fungsi tubuh yang memberikan kepuasan

terpusat pada anus. Misalnya anak akan melakukan buang air besar dan

buang air kecil secara mandiri. Dengan terfiksasinya fase tersebut, yaitu

dengan memakai diapers dimana anak akan susah mengontrol untuk BAK

dan BAB. Akhirnya anak tidak bisa mengontrol otot anal untuk

menurunkan ketegangan. Sehingga apabila dia ingin Bak atau BAB tidak

akan pernah bilang kepada ibunya. Bisa dikatakan anak mempunyai sifat

tak mau tau dan apabila dikasih tau ibunya anak akan tambah marah dan

menjadi-jadi. Anak akan susah diatur oleh ibunya. Inilah yang

menyebabkan anak mengalami tempertantum dimana episode dari

kemarahan dan frustasi yang ekstrim, yang tampak seperti kehilangan

45
kendali seperti dicirikan oleh perilaku menangis, berteriak, dan gerakan

tubuh yang kasar atau agresif seperti membuang barang, berguling

bdilantai, membenturkan kepala, dan menghentakkan kaki ke lantai

(Tandry dalam Subhan, 2013).

2.5.4 Tugas Perkembangan Anak Usia Toddler

Anak usia toddler ini memiliki tugas perkembangan belajar untuk

(Oktianawati, 2015) :

1. Berpisah secara psikologis dari orang dekatnya

2. Memfokuskan energi dan mengembalikan control diri dasar

3. Bersosialisasi

4. Mengkoordinasikan gerakan tubuh dan aktivitas-aktivitas dasar kehidupan

sehari-hari, termasuk buang air besar (BAB) maupun buang air kecil

(BAK).

5. Mempelajari ketrampilan berkomunikasi

6. Mempelajari nilai-nilai keluarga dasar

Menurut Oswald Kroh perkembangan anak usia toddler ditandai dengan

masa Trotzalter yaitu dimana pada masa ini anak mengalami sikap-sikap

melawan, memberontak, agresif, keras kepala, dorongan kuat untuk menuntut

pengakuan Aku-nya, emosi yang meledak-ledak, yang diselingi duka hati, rasa

sunyi, kebingungan dan gejala-gejala emosional yang kuat lainnya. Trotzalter kita

jumpai pertama kali pad tahun ke-3 sampai permulaan tahun ke-4 (Kartono,

2009).

46
Pada saat anak memasuki usia trotzalter, pada saat itu anak mulai

mengenal Aku atau Egonya, dan sadar akan tenaga dan kemampuan sendiri. Anak

sekarang ingin jadi diri sendiri, ingin mandiri,dan ingin bertingkah laku menurut

kemauan sendiri. Ia beranggapan tidak ingin bantuan ibunya lagi, dan mau

berbuat semaunya sendiri. Anak mulai menjadi tegar dan keras kepala, juga tidak

patuh terhadap perintah dan ajakan ibunya. Oleh penemuan Aku-nya timbullah

kecenderungan untuk melaksanakan segal kemauannya, juga untuk menentang

dan memberontak terhadap ibunya. Periode ini disebut sebagai masa menentang

(Kartono, 2009).

47
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA

3.1 Kerangka Konseptual

Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor yang mempengaruhi


pengetahuan: status gizi anak:
1. Pengalaman 1. Ketersediaan pangan
2. Tingkat pendidikan ditingkat keluarga
3. Keyakinan 2. Pola asuh keluarga
4. Fasilitas 3. Kesehatan lingkungan
5. Penghasilan 4. Pelayanan kesehatan dasar
6. Sosial budaya 5. Sosial budaya
6. Sosial ekonomi

Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Anak di


Pemenuhan Gizi Seimbang di
Posyandu Desa Ngliliran
Posyandu Desa Ngliliran
Kecamatan Panekan Kabupaten Kecamatan Panekan
Magetan Kabupaten Magetan

Keterangan:

: yang tidak diteliti

: yang diteliti

: berhubungan

: berpengaruh

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang


Pemenuhan Gizi Seimbang Anak Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3
Tahun (Toddler) di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan.

48
Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan mekanisme hubungan pengetahuan ibu

tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun.

Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang konsep gizi anak yaitu pengertian,

kebutuhan gizi pada anak, manfaat kebutuhan gizi anak, faktor yang

mempengaruhi status gizi anak, dampak gizi anak, karakteristik anak. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : pengalaman, tingkat pendidikan,

keyakinan, fasilitas, penghasilan, sosial budaya dan juga Faktor-faktor yang

mempengaruhi status gizi anak: Ketersediaan pangan ditingkat keluarga, Pola

asuh keluarga, Kesehatan lingkungan, Pelayanan kesehatan dasar, Sosial budaya,

Sosial ekonomi. Setelah dilakukan akan di peroleh hasil gizi anak usia 1-3 tahun.

3.2 Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012).

Ha : Ada hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak

dengan status gizi anak usia 1-3 tahun Di Posyandu Desa Ngliliran

Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

49
BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Cara penelitian meliputi desain penelitian,

kerangka kerja, populasi, sampel, teknik sampling, identifikasi variabel, definisi

operasional, teknik pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, etika

penelitian, dan keterbatasan penelitian (Arikunto, 2010).

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatus trategi untuk mencapai tujuan penelitian

yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian yang

diharapkan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses

penelitian (Nursalam, 2013).

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan

pendekatan cross sectional. Analitik korelasional adalah rancangan yang bersifat

menjelaskan hubungan antar variabel melalui hipotesa yang dilakukan pada

sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena

(termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo,

2012). Cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran/observasi data variable independen dan dependen hanya satu kali

pada satu saat (Nursalam, 2013).

50
Pada penelitian ini akan menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang

pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai

anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan sejumlah 72 responden.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti yang

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Besar sampel dalam

penelitian ini adalah :

N Keterangan :
n=
1+N (𝑑)2
n = Jumlah Sampel
72
n=
1+72 (0,1)2 N = Jumlah Populasi

72 d = Tingkat Signifikansi/kesalahan (0,1)


n= = 42
1,72

4.2.3 Kriteria Sampel

Penentuan kriteria Sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi

hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel control ternyata

mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat

dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013).

51
1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.

a. Ibu yang bersedia menjadi responden

b. Ibu yang mempunyai anak usia 1-3 tahun

c. Ibu dengan anak usia 1-3 tahun

d. Ibu yang kooperatif

2. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan / mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi.

a. Ibu yang tidak kooperatif.

b. Ibu yang tidak hadir di posyandu pada saat penelitian

4.3 Tehnik Sampling

Tehnik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada. Tehnik sampling merupakan cara-cara yang

ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Tehnik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu simple random sampling, yaitu artinya bahwa setiap

anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai

sampel. Dengan cara mengundi anggota populasi (lottery technique) atau tehnik

undian (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini kurun waktu yang ditentukan

adalah selama 1 minggu di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan.

52
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.4.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang konsep pengertian

tertentu (Notoatmodjo, 2010).

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang

anak di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan.

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel

lainnya (Nursalam, 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

status gizi anak usia 1-3 tahun.

4.4.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang mendefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena. Pada definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,

komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).

53
Tabel 4.1 Definisi Operasional pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi
seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor Kriteria


Variabel Segala Pengetahuan Kuesioner Ordinal Dengan skor
independent : sesuatu ibu tentang: pertanyaan :
Pengetahuan yang ibu 1. Konsep Benar = 1
Ibu Tentang ketahui gizi Salah = 0
Pemenuhan tentang gizi seimbang Kategori :
Gizi Seimbang seimbang 2. Manfaat Baik : skor
Anak Usia 1-3 anak. kebutuhan atau nilai 76-
Tahun gizi 100%
seimbang Cukup : skor
3. Kebutuhan atau nilai 56-
gizi anak 75%
4. Pengolahan Kurang : skor
bahan atau nilai
makanan kurang 56%
5. Faktor-
faktor yang
mempengar
uhi status
gizi anak
6. Dampak
gizi anak

Variabel Keadaan Hasil Hasil Ordinal Menggunakan


dependen : tubuh yang pengukuran pengukura kriteria Z-
Status Gizi dapat anak untuk n Score
Anak Usia 1-3 dinilaii diukur BB /U antropome Gizi Lebih : 4
Tahun berdasarkan berdasarkan tri yaitu dengan kriteria
antropromet usia anak dan BB/U dan > 2 SD
rianak usia hasil dapat pencatatan Gizi Baik : 3
1-3 tahun. dilihat KMS. dengan kriteria
dengan Z- -2 SD sampai
Score. dengan 2 Sd
Diklasifikasi Gizi Kurang: 2
kan status dengan kriteria
gizi : -3 sampai
1. Gizi Lebih dengan < -2
2. Gizi Baik SD
3. Gizi Gizi Buruk : 1
Kurang dengan kriteria
4. Gizi Buruk < 3 SD

54
4.5 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subyek

penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam

penelitian (Hidayat, 2007).

Populasi Semua ibu dan anak usia 1-3 tahun di posyandu ngliliran sebanyak
72 responden

Sampel Sebagian ibu dan anak usia 1-3 tahun sebanyak 42 responden

Sampling : Simple random sampling

Desain penelitian Analitik kkorelasional dengan pendekatan cross sectional

Pengumpulan data : Menggunakan Kuesioner

Variabel bebas: Variabel terikat :


pengetahuan ibu tentang pemenuhan Status gizi anak usia 1-3 tahun di
gizi seimbang anak di Posyandu Desa Posyandu Desa Ngliliran
Ngliliran Kecamatan Panekan Kecamatan Panekan Kabupaten
Kabupaten Magetan Magetan

Pengolahan data
Editing, coding, scoring, tabulating

Analisis : Spearman Rank dengan  0,05

Hasil dan Kesimpulan

Pelaporan

Gambar 4.3Kerangka kerja Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi


Seimbang Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Posyandu
Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

55
4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan

metode (Arikunto, 2011). Dalam penelitian ini variable Pengetahuan Ibu Tentang

Pemenuhan Gizi Seimbang Anak pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Kuesioner diartikan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010).

1. Validitas Instrumen

Validitas instrumen adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti

prinsip keandalan instrumen dalam pengumpulan data. Instrumen harus

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2013).Instrumen

yang digunakan adalah timbangan, meteran, pengetahuan ibu, dan

kuesioner. Kuesioner Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Seimbang

Anak dianalisis secara komputasi dengan menggunakan program statistik

komputer release SPSS 16.0. Hasil pengolahan data untuk uji validitas

bahwa semua item pernyataan untuk variabel tingkat pengetahuan ibu

tentang gizi (X) dengan 10 responden mempunyai korelasi lebih besar dari

r tabel sebesar 0,631, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pada

variabel tingkat pengetahuan ibu tentang gizi (X) valid sehingga dapat

digunakan untuk pengujian selanjutnya.

56
2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam

waktu yang berlainan (Nursalam, 2013). Dapat diketahui bahwa hasil

pengujian reliabilitas variabel tingkat pengetahuan ibu tentang gizi (X)

menunjukan bahwa item-item pertanyaan variabel tingkat pengetahuan ibu

tentang gizi adalah reliabel dan layak untuk digunakan dalam penelitian

sebab nilai Alpha hitung () sebesar 0,766 > 0,6.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan pada penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2017.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian

dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam, 2013).

57
Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Mengurus surat perizinan untuk melakukan penelitian kepada ketua Stikes

Bhakti Husada Mulia Madiun.

2. Mengurus surat perizinan penelitian kepada kepala Dinkes Kabupaten

Magetan.

3. Mengurus surat perizinan penelitian kepada kepala Puskesmas Panekan.

4. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Bhakti

Husada Mulia Madiun kepada Kepala Desa Posyandu Ngliliran

Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

5. Mengumpulkan para ibu untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari

penelitian ini.

6. Melakukan pendekatan pada responden untuk mendapatkan persetujuan

sebagai responden.

7. Memberi penjelasan kepada calon responden dan bila bersedia menjadi

responden dipersilahkan untuk menandatangani inform concent.

8. Kemudian peneliti memberikan kuesioner untuk diisi oleh responden

dengan cara mengisi pertanyaan dan memberi tanda (X) pada jawaban

yang dianggap benar.

9. Kemudian setelah selesai kuesioner dikumpulkan kembali pada peneliti,

lalu ditabulasi, diprosentasekan dan dianalisis.

58
4.8.2 Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data

atau setelah data terkumpul (Alimul Aziz, 2007) yang meliputi :

a. Mengecek kelengkapan identitas pengisi

b. Setelah lengkap baru menyesuaikan kodenya

c. Mengecek masing-masing kekurangan isian data

2. Coding

Setelah kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng

“kodean” atau “coding” yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi bilangan. coding atau pemberian kode ini sangat berguna

dalam memasukkan data (data entry) (Notoatmodjo, 2012).

a. Coding untuk data demografi

Pendidikan terakhir ibu :

1 = SD

2 = SMP

3 = SMA/SMK

4 = S1

Pekerjaan ibu :

1 = PNS

2 = Swasta

59
3 = Wiraswasta

4 = Petani/pekebun

5 = IRT ( Ibu Rumah Tangga)

Jenis kelamin anak :

1 =Laki-laki

2 = Perempuan

Informasi tentang gizi :

1 = Pernah

2 = Tidak pernah

Sumber Informasi :

1 = Layanan kesehatan

2 = Media cetak

b. Coding untuk kriteria data khusus

Coding pada variabel tingkat pengetahuan ibu adalah :

a) Pengetahuan Baik : 3 dengan kriteria 76% - 100%

b) Pengetahuan Cukup : 2 dengan kriteria 56% - 75%

c) Pengetahuan Kurang : 1 dengan kriteria < 56%

Coding pada variabel status gizi anak :

a) Gizi Buruk : 1 dengan kriteria < 3 SD

b) Gizi Kurang : 2 dengan kriteria -3 sampai dengan < -2 SD

c) Gizi Baik : 3 dengan kriteria -2 SD sampai dengan 2SD

d) Gizi Lebih : 4 dengan kriteria > 2SD

60
3. Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi

penilaian atau skor terhadap hasil pengisian kuesioner pada responden.

a. Hasil pengskoring dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

𝑓
P = X 100%
𝑛

Keterangan

P : Prosentase

f : jumlah jawaban yang benar

n : jumlah skor maksimal

kemudian dikriteriakan pengukuran pengetahuan menjadi :

a) Pengetahuan Baik : 3 dengan kriteria 76% - 100%

b) Pengetahuan Cukup : 2 dengan kriteria 56% - 75%

c) Pengetahuan Kurang : 1 dengan kriteria < 56%

b. Pemberian nilai untuk status gizi sesuai dengan kriteria penilaian gizi

buruk, kurang, baik dan lebih.

Dengan menggunakan Z-Score dengan kriteria

a) Gizi Buruk : < 3 SD

b) Gizi Kurang : -3 sampai dengan < -2 SD

c) Gizi Baik : -2 SD sampai dengan 2 SD

d) Gizi Lebih : > 2SD

61
4. Tabulating

Tabulasi adalah kegiatan untuk nmeringkas data yang masuk dalam tabel-

tabel yang telah disiapkan tabel dengan kolom dan baris yang disusun

dengan cermat sesuai kebutuhan, kedua menghitung banyaknya frekuensi

untuk tiap kategori jawaban dan yang ketiga menyusun distribusi frekuensi

dengan tujuan agar data yang telah tersusun rapi mudah dibaca dan

dianalisa.

4.9 Analisa Data

Data yang diolah kemudian dianalisa, sehingga hasil analisa data dapat

digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam penanggulangan masalah

(Setiadi, 2007). Analisis dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dan analisis

bivariat.

4.9.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk nmenjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk menganalisis pengetahuan ibu

tentang pemenuhan gizi anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu

Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. Penyajiannya dalam

bentuk distribusi dan prosentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Semua

karakteristik responden seperti jenis kelamin, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan

ibu, sumber informasi, dan setiap variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat

pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi anak dan status gizi anak usia 1-3 tahun

di analisis menggunakan proposi dan dituangkan dalam bentuk tabel distribusi

62
frekuensi, sedangkan untuk rata-rata umur ibu, umur anak, tinggi badan anak dan

berat badan anak dituangkan dalam tendensi sentral.

4.9.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga atau

berkolerasi (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan

untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi

seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran

Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. Pada penelitian ini menggunakan taraf

signifikan 5% (ɑ = 0,05) dan analisa dilakukan dengan menggunakan

komputerisasi SPSS 16.0 For Windows. Uji statistik yang digunakan adalah

Spearman Rank dengan ɑ = 0,05. Adapun pedoman signifikansi memakai

panduan sebagai berikut : Bila p value < α (0,05), maka signifikansi atau ada

hubungan. Korelasi Spearman Rank menurut Sugiyono (2012) sebagai berikut:

6 𝑑𝑖 2
𝑖=1
rs = 1 –
𝑛(𝑛2 −1)

Dimana :

rs = koefisien korelasi Rank Spearman yang menunjukkan keeratan hubungan

antara unsur-unsur variabel x dan variabel y

di = selisih mutlak antara rangking data varaibel x dan variabel y (x1-y1)

n = banyaknya responden atau sampel yang diteliti

Apabila hasil perhitungan koefisien korelasi Spearman Rank rs hitung > rs

tabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, adanya

hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status

63
gizi anak usia 1-3 tahun (toddler) . Tetapi bila sebaliknya rs hitung < rs tabel maka

hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yaitu tidak ada

hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status

gizi anak usia 1-3 tahun (toddler).Setelah dihitung maka digunakan tabel keeratan

korelasi (Sugiyono, 2011).

Tabel 4.2 Interval Koefisien Korelasi Spearman Rank (Sugiyono, 2009)


Interval Koefisien Tingkat Keeratan
0,00 – 0,199 Sangat lemah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat

4.10 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian permohonan ijin dari Direktur untuk

mendapatkan persetujuan, kemudian kuesioner dikirim ke subjek (responden)

yang akan diteliti dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Lembar persetujuan penelitian (informed consent)

Peneliti memberikan informed consent (lembar persetujuan) kepada

responden yang memenuhi kriteria inklusi sebelum dilakukan penelitian.

Lembar persetujuan diberikan dengan menjelaskan terlebih dahulu

mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada ibu yang bersedia menjadi

responden, dan menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

Responden juga dapat menolak lembar persetujuan ini jika tidak setuju

untuk menjadi responden (Notoatmodjo, 2010).

64
2. Tanpa nama (anominity)

Keanoniman adalah suatu jaminan kerahasiaan identitas responden. Nama

responden dirahasiakan, hanya terdapat inisial atau kode yang dibuat oleh

peneliti untuk memudahkan dalam pengolahan data. Pengolahan data dan

pembahasan serta dokumentasi dalam penelitian ini hanya mencantumkan

inisial responden (Notoatmodjo, 2010).

3. Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian (Notoatmodjo, 2010).

4. Kerahasiaan (Confidentiallity)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden di jamin oleh

peneliti. Penyajian atau pelaporan hasil riset hanya terbatas pada kelompok

data tertentu yang terkait dengan masalah peneliti.

65
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada ibu yang

mempunyai anak usia 1-3 tahun sebanyak 42 responden yang dilaksanakan pada

tgl 1 Juli 2017 sampai dengan 10 Juli 2017. Tehnik pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner pengetahuan ibu tentang

pemenuhan kebutuhan gizi seimbang anak dan mencatat hasil penimbangan serta

pengukuran tinggi badan anak, dengan sebelumnya menjelaskan dahulu tujuan

dan manfaat penelitian serta penjelasan informasi dengan menandatangani lembar

persetujuan sebagai bentuk persetujuan menjadi responden penelitian.

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang

hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status

gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan. Data yang akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

Data umum yang berisi karakteristik responden menurut umur ibu, umur

anak, jenis kelamin anak, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, tinggi badan anak, berat

badan anak, informasi tentang gizi, dan informasi yang didapat. Data khusus yang

berisi tentang pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan

status gizi anak usia 1-3 tahun.

66
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Panekan yang terletak di

Jalan Raya Panekan No. 8 Kelurahan Panekan Kecamatan Panekan. Di Puskesmas

Panekan memiliki fasilitas yang meliputi Balai Pengobatan antara lain KIA, Poli

Gigi, Poli Umum, Apotek dan Fasilitas lainnya. Wilayah Kerja Puskesmas

Panekan terdiri dari 17 Desa yaitu Desa Terung, Desa Cepoko, Desa Milangasri,

Desa Wates, Desa Panekan, Desa Manjung, Desa Tanjung sari, Desa Sumber

dodol, Desa Tapak, Desa Sukowidi, Desa Bedagung, Desa Ngliliran, Desa

Jabung, Desa Rejomulyo, Desa Turi, Desa Sidowayah, dan Desa Banjarejo.

Berdasarkan data study pendahuluan yang didapatkan dari bidan Desa

Ngliliran 2 bulan terakhir terdapat populasi balita sebanyak 120 balita dengan

rincian data status gizi kurang sebanyak 20 balita sedangkan data status gizi

buruk sebanyak 5 balita dan dari data tersebut semua ibu sudah mendapatkan

penyuluhan kesehatan tentang gizi seimbang untuk anaknya.Pelaksanaan

penelitian ini dilakukan di posyandu anak Desa Ngliliran Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan. Di desa tersebut hanya terdapat satu puskesmas pembantu.

Dengan batas-batas wilayah sebelah utara adalah Desa Jabung, sebelah selatan

adalah Desa Bedagung, sebelah Barat adalah Gunung Lawu, dan sebelah timur

adalah Desa Rejomulyo.

67
5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Data Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik usia ibu di Posyandu

Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.1 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Usia Ibu di Posyandu


Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Usia Mean Median Modus Min-Max SD CI-95%


Ibu 33,33 32.00 30.00 21.00-45.00 5,78 31,45-35.00
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa usia rata-rata ibu

33,33 tahun, usia ibu yang paling banyak 30 tahun. Untuk usia ibu

tertinggi 45.00 tahun dan terendah 21.00 tahun dengan standar deviasi

sebesar 5,78 tahun. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa usia ibu berada

pada rentang 31,45-35.00 tahun

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik usia anak di Posyandu

Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.2 Tendensi Sentralden Berdasarkan Usia Anak di Posyandu Desa


Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Usia Mean Median Modus Min-Max SD CI-95%


Anak 22,38 23.00 12.00 12.00-36.00 7,23 20,17-24,68
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa usia rata-rata anak

22,42 bulan, usia anak yang paling banyak 23 bulan. Untuk usia anak

tertinggi 36.00 bulan dan terendah 12.00 bulan dengan standar deviasi

68
sebesar 7,23 bulan. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa usia anak berada

pada rentang 20,17-24,68 bulan.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik jenis kelamin anak di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Anak di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan.

No Jenis Kelamin Jumlah (F) Persentase (%)


1 Laki-laki 19 45,2
2 Perempuan 23 54,8
Jumlah 42 100
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.3 dari 42 responden sebagian besar berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 responden (54,8%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan PendidikanTerakhir Ibu

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik pendidikan terakhir ibu

di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan PendidikanTerakhir Ibu di


Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten
Magetan.

No Pendidikan Frekuensi (F) Prosentase (%)


1 SD 10 23,8
2 SMP 16 38,1
3 SMA 11 26,2
4 S1 5 11,9
Jumlah 42 100
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

69
Berdasarkan tabel 5.4 dari 42 responden terdapat 16 responden

(38,1%) yang berpendidikan terakhir SMP, dan sebagian kecil 5 responden

(11,9%) berpendidikan terakhir S1.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik pekerjaan ibu di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Posyandu Desa


Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

No Pekerjaan Frekuensi (F) Prosentase (%)


1 PNS 7 16,7
2 Swasta 23 54,8
3 Petani 12 28,6
Jumlah 42 100
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.5 dari 42 responden terdapat 23 responden

(54,8%) bekerja sebagai pegawai swasta, dan sebagian kecil 7 responden

(16,7%) bekerja sebagai PNS.

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan Anak

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik tinggi badan anak di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.6 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Tinggi Badan Anak di


Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten
Magetan.

TB Mean Median Modus Min-Max SD CI-95%


Anak 73,16 71.00 70.00 50.00-105.00 12,22 69,75-77,24
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa rata-rata tinggi badan

anak adalah 73,16 cm, tinggi badan anak yang paling banyak 70 cm.

70
Untuk tinggi badan tertinggi adalah 105 cm dan terendah adalah 50 cm

dengan standar deviasi 12,22 cm. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa

tinggi badan anak berada pada rentang 69,75-77,24 cm.

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan Anak

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik berat badan anak di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.7 Tendensi Sentral Responden Berdasarkan Berat Badan Anak di


Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten
Magetan.

BB Mean Median Modus Min-Max SD CI-95%


Anak 9,83 10.00 6.00 5.00-15.00 2,97 8,79-10,54
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa rata-rata berat badan

anak adalah 9,83 kg, berat badan anak yang paling banyak 6 kg. Untuk

berat badan tertinggi adalah 15 kg dan terendah adalah 5 kg dengan

standar deviasi 2,97 kg. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa berat badan

anak berada pada rentang 8,79-10,54 kg.

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi Tentang Gizi

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik informasi tentang gizi

di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Informasi Tentang


Gizi di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten
Magetan.

No Informasi Tentang Gizi Frekuensi (F) Prosentase (%)


1 Pernah 42 100
2 Tidak Pernah 0 0
Jumlah 42 100
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

71
Berdasarkan tabel 5.8 dari 42 responden (100%) pernah

mendapatkan informasi tentang gizi.

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik sumber informasi di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi


di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten
Magetan.

No Sumber Informasi Frekuensi (F) Prosentase (%)


1 Pelayanan Kesehatan 42 100
2 Media Cetak 0 0
Jumlah 42 100
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.9 dari 42 responden (100%) sumber informasi

yang didapatkan adalah dari pelayanan kesehatan.

5.2.2 Data Khusus

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang


Pemenuhan Gizi Seimbang Anak

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik pengetahuan ibu di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu


tentang Pemenuhan Gizi Seimbang Anakdi Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan


No Frekuensi (F) Prosentase (%)
Gizi Seimbang Anak
1 Baik 7 16,7
2 Cukup 22 52,4
3 Kurang 13 31,0
Jumlah 42 100,1
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

72
Berdasarkan tabel 5.10 dari 42 responden terdapat 22 responden

(52,4%) mempunyai pengetahuan tentang pemenuhan gizi seimbang anak

yang cukup, dan 7 responden (16,7%) mempunyai pengetahuan tentang

pemenuhan gizi seimbang anak yang baik.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi Anak Usia 1-3


Tahun

Di bawah ini adalah hasil dari karakteristik status gizi anak di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Anak


Usia 1-3 Tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan.

No Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun Frekuensi (F) Prosentase (%)
1 Buruk 2 4,8
2 Kurang 17 40,5
3 Baik 20 47,6
4 Lebih 3 7,1
Jumlah 42 100
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.11 dari 42 responden terdapat 20 responden

(47,6%) dengan status gizi yang baik, dan sebagian kecil 2 responden

(4,8%) mengalami gizi buruk.

5.3 Hasil Tabulasi Silang Crostab Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang


Pemenuhan Gizi Seimbang Anak Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3
Tahun Di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten
Magetan.

Di bawah ini adalah hasil dari tabulasi pengetahuan ibu tentang

pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

73
Tabel 5.12 Hasil Analisis korelasi Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi
Seimbang Anak Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun

Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun


Pengetahuan Total
Buruk Kurang Baik Lebih
Baik 0 0% 0 0% 7 16,7% 0 0% 7 16,7%
Cukup 1 2,4% 8 19,0% 12 28,6% 1 2,4% 22 52,4%
Kurang 1 2,4% 9 21,4% 1 2,4 % 2 4,8% 13 31,0%
Total 2 4,8% 17 40,5% 20 47,6 % 3 7,1% 42 100%
ɑ = 0,05 r = 0,530 p value = 0,000

Hasil analisis dari tabel 5.12 diatas didapatkan hubungan pengetahuan ibu

tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan dari 7

responden (16,7%) dengan pengetahuan baik mempunyai anak dengan status gizi

lebih 0 anak (0%), status gizi baik 7 anak (16,7%), status gizi kurang 0 anak (0%),

status gizi buruk 0 anak (0%), dari 22 responden (52,4%) dengan pengetahuan

cukup mempunyai anak dengan status gizi lebih 1 anak (2,4%), status gizi baik 12

anak (28,6%), dengan status gizi kurang 8 anak (19,0%), dengan status gizi buruk

1 anak (2,4%), dari 13 responden (31,0%) dengan pengetahuan kurang

mempunyai anak dengan status gizi lebih 2 anak (4,8%), status gizi baik 1 anak

(2,4%), status gizi kurang 9 anak (21,4%), status gizi buruk 1 anak (2,4%). Hasil

tersebut dianalisis dengan mengunakan uji spearman rank yang didapat dari 42

responden pada penelitian ini adalah p value = 0,000 <Ho ditolak dan Ha diterima

yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikansi antara pengetahuan ibu

tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Dengan Nilai

koefisien korelasi menunjukkan hubungan sedang (r = 0,530).

74
5.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan observasi terhadap responden

pada bulan Juli 2017 dan setelah diolah, maka penulis akan membahas mengenai

hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status

gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan.

5.4.1 Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Seimbang Anak di


Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan

Berdasarkan tabel 5.10 didapatkan pengetahuan ibu di Posyandu Desa

Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan mempunyai pengetahuan yang

cukup sejumlah 22 responden (52,4%) dan pengetahuan kurang sejumlah 13

responden (31,0%) dan pengetahuan baik sejumlah 7 responden (16,7%). Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu tentang

pemenuhan gizi seimbang anak adalah cukup yaitu sejumlah 22 responden

(52,4%). Sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan dapat

dikatakan sebagai pengalaman yang mengarah pada kecerdasan serta akan

meningkatkan minat dan perhatian. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan

penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Semakin baik

pengetahuan individu tentang masalah kesehatan akan sangat membantu dalam

pencegahan terjadinya masalah status gizi pada anak. Pengetahuan akan

membentuk sikap ibu, dan akhirnya akan lebih mengerti dalam memenuhi gizi

seimbang untuk anaknya.

75
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Tawi

(2010) yang menyatakan bahwa tanggung jawab keluarga terutama peran ibu

sangat penting sehingga akan diperoleh suatu manfaat terhadap status gizi anak.

Pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh komponen-komponen pendorong yang

menggambarkan faktor-faktor individu secara langsung berhubungan dengan

penggunaan pelayanan kesehatan yang mencakup beberapa faktor, terutama

pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak.

Pengetahuan yang baik akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru

yang dapat menyesuaikan diri dengan hal yang baru. Pengetahuan juga

dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang berkaitan dengan usia individu. Hal ini

sesuai dengan tabel 5.1 menunjukkan bahwausia rata-rata ibu 33,33 tahun, usia

ibu yang paling banyak 30 tahun. Untuk usia ibu tertinggi 45.00 tahun dan

terendah 21.00 tahun dengan standar deviasi sebesar 5,74 tahun. Pada tingkat

kepercayaan 95% bahwa usia ibu berada pada rentang 31,45-35.00 tahun.

Semakin matang usia seseorang akan semakin banyak pengalaman hidup yang

dimiliki, dan mudah untuk menerima perubahan perilaku, karena usia ini

merupakan usia paling ideal dalam berperan khususnya dalam pembentukan

kegiatan kesehatan. Semakin cukup umur seseorang, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pengalaman

pribadi umumnya digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi di masa lalu, selain itu bertambahnya usia seseorang

dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh (Tarwoto,

76
2009). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya faktor pekerjaan. Pekerjaan juga berpengaruh

terhadap pengetahuan ibu. Ibu yang mempunyai pekerjaan demi mencukupi

kebutuhan keluarga (kebutuhan yang pertama) akan mempengaruhi pemenuhan

gizi seimbang untuk anaknya.

Berdasarkan tabel 5.3 hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan

bahwa dari 42 responden paling banyak bekerja sebagai swasta yaitu sejumlah 23

responden (54,8%), petani yaitu sejumlah 12 responden (28,6%), dan paling

sedikit bekerja sebagai PNS yaitu sejumlah 7 responden (16,7%). Hal ini sesuai

dengan pernyatan Notoatmodjo (2007) yaitu penghasilan tidak berpengaruh

langsung terhadap pengetahuan seseorang, namun bila seseorang berpenghasilan

cukup besar, maka dia akan mampu untuk me nyediakan atau membeli fasilitas

sumber informasi.

Pengetahuan yang baik juga ada pengaruhnya terhadap pendidikan

seseorang. Pendidikan responden merupakan salah satu aspek yang

mempengaruhi pola pikir dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang untuk

anaknya, karena semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan dapat berfikir

lebih baik yang berkaitan dengan status gizi anaknya. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian pada tabel 5.4 bahwa dari 42 responden terdapat 16 responden (38,1%)

yang berpendidikan terakhir SMP, dan sebagian kecil 5 responden (11,9%)

berpendidikan terakhir S1. Dalam penelitian ini didapatkan salah satu hasil bahwa

pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi itu kurang tetapi status gizi anak lebih

dan baik, hal ini dikarenakan ibu anak tersebut sibuk bekerja sementara anak

77
lebih banyak diasuh oleh anggota keluarga lain yang lebih memahami gizi apa

saja yang baik untuk anak tersebut. Selain itu banyak ibu yang kurang

memperdulikan gizi seimbang untuk anak nya dikarenakan ibu sibuk bekerja.

Notoatmodjo (2003) menyatakan semakin tinggi pendidikan ibu, maka semakin

mudah bagi ibu untuk menerima informasi.

Pengetahuan yang baik berpengaruh pada sumber informasi yang didapat.

Informasi yang didapat dipengaruhi juga oleh faktor sosial ekonomi seperti

pekerjaan, pengetahuan yang dipengaruhi oleh sumber informasi didasarkan pada

lingkungan sosial yang mendukung tingginya pengetahuan seseorang. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.8 bahwa dari 42 responden (100%)

pernah mendapatkan informasi tentang gizi dan pada tabel 5.9 dari 42 responden

(100%) sumber informasi yang didapat tentang gizi dari pelayanan kesehatan.

Notoatmodjo (2007) menyatakan kesadaran yang kurang akan mempengaruhi ibu

dalam memperoleh informasi mengenai gizi seimbang anak. Setelah mengetahuai

tentang pentingnya manfaat tentang pemenuhan gizi seimbang untuk anaknya,

maka ibu dapat lebih memperhatikan gizi seimbang untuk anaknya agar status gizi

anaknya terpenuhi. Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses

kehidupan dan segala bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik

secara formal maupun informal (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka pengetahuan ibu yang baik

tentang gizi seimbang anak adalah ibu yang mengerti kebutuhan gizi dan mampu

menyajikan menu atau nutrisi yang akan diberikan kepada anaknya, sehingga

anak tercukupi gizinya.

78
5.4.2 Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Posyandu Desa Ngliliran
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan

Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 42 anak sejumlah 2 anak

(4,8%) dengan status gizi buruk, 17 anak (40,5%) dengan status gizi kurang, 20

anak (47,6%) dengan status gizi baik, 3 anak (7,1%) dengan status gizi lebih.

Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa status gizi anak usia 1-3 tahun yang

ada di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetansebagian

besar adalah baik. Status gizi yang baik dapat meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan anak sesuai dengan usianya, sehingga anak dapat tumbuh dan

sehat. Kebutuhan gizi yang baik dan buruk memberikan manfaat untuk anak

sebagai ukuran. Hal ini didukung berdasarkan penelitian dari Lubis (2009) tentang

hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas

Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Sumatera Utara.

Status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) pada anak usia

12-59 bulan, hasil penelitian menunjukkan bahwastatus gizi berdasarkan indeks

berat badan menurut umur (BB/U) terbanyak adalah sedang yaitu 22 anak (44%).

Menurut Arisman (2009), penilaian status gizi pada dasarnya merupakan

proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data

penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudian

dibandingkan dengan buku yang telah tesedia. Data objektif dapat diperoleh dari

data perorangan, serta sumber lain.

Menurut Proverawati (2009), kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah

yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara

garis besar kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktifitas, berat

79
badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada

keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi anak dapat

dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan kartu

menuju sehat (KMS). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.2

didapatkan bahwa rata-rata usia anak 22,38 bulan, usia anak yang paling banyak

12 bulan. Untuk usia anak tertinggi 36.00 bulan dan terendah 12.00 bulan dengan

standar deviasi sebesar 7,43 bulan. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa usia

anak berada pada rentang 20,17-24,68 bulan. Yang kedua adalah jenis kelamin

anak, hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan sebagian

besar anak berjenis kelamin perempuan sebesar 23 anak (54,8%). Yang ketiga

adalah berat badan anak, hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.7

bahwa rata-rata berat badan anak adalah 9,83 kg, berat badan anak yang paling

banyak 6 kg. Untuk berat badan tertinggi adalah 15 kg dan terendah adalah 5 kg

dengan standar deviasi 2,97 kg. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa berat badan

anak berada pada rentang 8,79-10,54 kg. Yang terakhir adalah tinggi badan anak,

hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.6 bahwa rata-rata tinggi badan

anak adalah 73,16 cm, tinggi badan anak yang paling banyak 70 cm. Untuk tinggi

badan tertinggi adalah 105 cm dan terendah adalah 50 cm dengan standar deviasi

12,22 cm. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tinggi badan anak berada pada

rentang 69,75-77,24 cm.

Menurut Proverawati (2009), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

status gizi anak yaitu ketersediaan pangan ditingkat keluarga hal ini sangat

tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap anggota

80
keluarga untuk mencapai gizi baik dab hidup sehat. Pola asuh keluarga, pola

keluarga yang diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya karena setiap anak

membutuhkan cinta perhatian, kasih sayang yang akan berdampak pada mental,

fisik, dan emosional. Pelayanan kesehatan dasar, pemantauan pertumbuhan yang

diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama oleh petugas kesehatan

berpengaruh pada pertumbuhan anak. Sosial ekonomi dengan banyaknya anak

yang kurang gizi disebabkann ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi

seimbang bagi anak yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang

rendah serta faktor kemiskinan.

Berdasarkan hasil pemaparan diatas, peneliti berharap peran kader

kesehatan di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan

terus rutin untuk melakukan penyuluhan terutama tentang gizi seimbang anak

kepada ibu-ibu agar mereka tahu dan mengerti tentang pentingnya gizi seimbang

untuk anak yang menjadi bagian sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan. Kebutuhan energi anak relatif lebih besar dibandingkan dengan

orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.

Kecukupannya akan semakin menurun seoring dengan bertambahnya usia.

Apabila seorang anak terkena defisiensi gizi maka kemungkinan besar sekali anak

akan mudah terkena infeksi.

81
5.4.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Seimbang
Anak Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

Berdasarkan tabel 5.12 didapatkan hasil analisis hubungan pengetahuan

ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun

di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. Dari data

penelitian yang telah didapatkan dari hasil uji statistik nilai p = 0,000 ˂ ɑ = 0,05

sehingga secara statistik Ho ditolak dan Ha diterima berarti ,ada hubungan antara

pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak

usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan dengan nilai koefisien kontingensi 0,530 yang diinterprestasikan dengan

kekuatan hubungan antar variabel pada tingkat sedang.

Hasil penelitian ini didapatkan hubungan pengetahuan ibu tentang

pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan dari 7

responden (16,7%) dengan pengetahuan baik mempunyai anak dengan status gizi

lebih 0 anak (0%), status gizi baik 7 anak (16,7%), status gizi kurang 0 anak (0%),

status gizi buruk 0 anak (0%), dari 22 responden (52,4%) dengan pengetahuan

cukup mempunyai anak dengan status gizi lebih 1 anak (2,4%), status gizi baik 12

anak (28,6%), dengan status gizi kurang 8 anak (19,0%), dengan status gizi buruk

1 anak (2,4%), dari 13 responden (31,0%) dengan pengetahuan kurang

mempunyai anak dengan status gizi lebih 2 anak (4,8%), status gizi baik 1 anak

(2,4%), status gizi kurang 9 anak (21,4%), status gizi buruk 1 anak (2,4%).

82
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan

cukup mempunyai anak dengan status gizi baik. Hal ini disebabkan karena ibu

banyak yang berpendidikan sampai SMP, sesuai teori yang diungkapkan

Notoatmodjo (2007), bahwa pendidikan dapat membawa wawasan atau

pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi

akan mempunyai pengetahuan lebih luas dibandingkan seseorang yang tingkat

pendidikannya lebih rendah. Sedangkan berdasarkan tabel 5.12 juga menunjukkan

bahwa ibu berpengetahuan cukup mempunyai anak dengan ststus gizi kurang, hal

tersebut disebabkan karena banyaknya ibu yang hanya sebagai karyawan swasta

(buruh di home industri) di desa tersebut. Sehingga ibu tersebut terlalu sibuk

bekerja dan kurang telaten dalam merawat dan memenuhi kebutuhan gizi

seimbang untuk anaknya. Penghasilan ibu sebagai buruh pun kurang mencukupi

untuk memenuhi asupan gizi bagi anaknya sehingga anak masih belum ,tercukupi

asupan gizinya.

Menurut Proverawati (2009), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

status gizi anak yaitu ketersediaan pangan ditingkat keluarga hal ini

sangattergantung dari cukup tidaknya pangan yang dimkonsumsi oleh setiap

anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat. Pola asuh keluarga,

pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua oleh ank-anaknya karena setiap

anak membutuhkan perhatian, kasih sayang yang akan berdampak pada mental,

fisik dan emosional. Pelayanan kesehatan dasar, pemantauan pertumbuhan yang

diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama oleh petugas kesehatan

berpengaruh pada pertumbuhan anak. Sosial ekonomi dengan banyaknya anak

83
yang kurang gizi disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi

seimbang bagi anak yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang

rendah serta faktor kemiskinan.

Menurut Proverawati (2011), untuk tumbuh dan berkembang, anak

memerlukan enam zat gizi utama yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

mineral, dan air. Zat gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang kita

konsumsi setiap hari. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,

makanan yang dimakannya tidak boleh hanya sekedar mengenyangkan perut saja.

Makanan yangdimakan anak harus beragam jenisnya, jumlah atau porsinya cukup,

higienis dan aman (bersih dari nkotoran dan bibit penyakit serta tidak

mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi keshatan), makan dilakukan

secara teratur, makan dilakukan dengan cara baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikti Sri

Wahyuni tanggal 8 Agustus 2009 dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Gizi Anak di Desa Ngemplak Kecamatan Karangpandan Kabupaten

Karanganyar, dari penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat

pengetahuan baik dengan status gizi baik sebanyak 42 responden (56,8%),

dengan status gizi kurang sebanyak 1 responden (1,4%), dengan status gizi lebih

sebanyak 1 responden (1,4%), dengan status gizi buruk sebanyak 0 responden

(0%), untuk ibu yang memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan status gizi baik

sebanyak 16 responden (21,6%), dengan status gizi kurang sebanyak 4 responden

(5,4%), dengan status gizi lebih sebanyak 1 responden (1,4%), dengan status gizi

buruk sebanyak 0 responden (0%), sedangkan ibu yang memiliki tingkat

84
pengetahuan yang kurang dengan status gizi baik sebanyak 5 responden (6,8%),

dengan status gizi kurang sebanyak 3 responden (4,1%), dengan status gizi lebih

sebanyak 0 responden (0%), dengan status gizi buruk sebanyak 1 responden

(1,4%). Dengan kesimpulan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan tentang gizi dengan status gizi anak.

Jadi penulis berpendapat bahwa pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi

seimbang anak berhubungan dengan status gizi pada anak karena ibu yang

berpengetahuan luas dan berpendidikan, tahu cara memenuhi gizi anaknya dan

mampu menyiapkan makanan bergizi yang baik. Berdasarkan hasil pemaparan

diatas, peneliti berharap peran kader kesehatan di Posyandu Desa Ngliliran

Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan lebih rutin untuk melakukan penyuluhan

terutama tentang gizi pada anak. Kebutuhan energi anak lebih besar dibandingkan

dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat

pesat. Kecukupannyan akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

Kebutuhan zat pembangun secara fisiologi anak sedang dalam masa pertumbuhan

sehingga kebutuhannya relatif lebih besar dari orang dewasa.

5.5 Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak

kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum

optimal atau bisa dikatakan belum sempurna. Setiap penelitian pasti memiliki

hambatan dalam proses pelaksanaannya, dalam penelitian ini memliki beberapa

keterbatasan yaitu :

85
1. Responden sangat susah untuk diwawancarai karena responden sibuk

bekerja sehingga kurang memperhatikan kehadiran peneliti.

2. Jalan untuk menuju satu rumah ke rumah lumayan agak jauh sehingga

peneliti membutuhkan waktu agak lama untuk menyebarkan kuesioner

untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti.

3. Saat melakukan pengukuran TB dan BB anak sangat susah karena anak

ada yang nangis ketakutan sehingga peneliti meminta bantuan kepada ibu

untuk membujuk anaknya agar mau di ukur TB dan BB nya.

4. Untuk responden yang bekerja sebagai PNS sangat susah untuk

menentukan waktu karena mereka sibuk bekerja sehingga peneliti harus

mengatur jadwal kembali dengan responden tersebut untuk mengisi

kuesioner.

Keterbatasan dalam penelitian ini memungkinkan bagi peneliti lainnya

dapat melakukan penelitian yang lebih komplek dan lingkup yang lebih luas

mengenai status gizi anak. Dengan demikian bisa diketahui dengan jelas faktor-

faktor lain yang mempengaruhi status gizi anak, dan upaya preventif

penanggulangannya.

86
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul hubungan pengetahuan ibu

tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di

Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak di Posyandu Desa

Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan paling banyak sejumlah

22 responden (52,4%) dengan pengetahuan cukup.

2. Status gizi anak di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan paling banyak 20 anak (47,6%) dengan status gizi

baik.

3. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi

seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa

Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan dengan kekuatan

hubungan antar variabel pada tingkat sedang yaitu dengan nilai p value

=0,000 dan nilai (r=0,530).

87
6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin

menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Tenaga Kehesatan Kabupaten Magetan

Diharapkan bekerjasama dengan kader posyandu untuk terus rutin

memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang untuk anak kepada ibu-ibu

di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

2. Bagi Ibu-ibu di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan

Setelah mengetahui hasil yang telah dilakukan diharapkan ibu-ibu lebih

memperhatikan akan pentingnya gizi seimbang pada anak.

3. Bagi Mahasiswa Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Menjadi sumber informasi dan kajian pustaka mengenai pengetahuan ibu

tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3

tahun.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini belum sempurna karena, keterbatasan peneliti,

diharapkan peneliti lain mampu mengembangkan mengenai pengetahuan

ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-

3 tahun.

88
DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2014. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu tentang Gizi
dengan Status Gizi Anak Balita (1-5 Tahun) di Jorong Surau Laut Wilayah
Kerja Puskesmas Biaro Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Tahun
2008. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol 1, No 1: 23-28. (diakses tanggal 24
Maret 2017)di
https//www.google.co.id/search?ie=UTF8&q=kuesioner+tingkat+pengetah
uan+ibu+tentang+gizi+balita&sa=X&ved=0ahUKEwjY51G2wbTTAhVB
ul8KHZ1AeQQ1QiiBw.

Almatsier, S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Baliwati, Y.F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Departemen Kesehatan RI. 2011. Standart Antropometri Penilaian Status Gizi


Anak. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Anak. (diakses
tanggal 5 Juni 2017) di
http://www.google.co.id/search?ie=UTF8&q=tabel+score+antropometri&s
pell=1&sa=X&ved=0ahUKEwj2u_yQqq3UAhVIVLwKHbpzAv0QvwUI
LA.

Devi, M. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Gizi Balita di


Pedesaan. Jurnal Tekhnologi dan Kejuruan. Vol 33, No (2) 183-192.
(diakses tanggal 24 Maret 2017) di
https//www.google.co.id/search?ie=UTF8&q=kuesioner+tingkat+pengetah
uan+ibu+tentang+gizi+balita&sa=X&ved=0ahUKEwjY51G2wbTTAhVB
ul8KHZ1AeQQ1QiiBw.

Dewi,.M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku


Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Fauziah. 2009. Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Yang Tinggal
Di Daerah Rawan Pangan Di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah.
Skripsi Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institusi
Pertanian Bogor. (diakses tgl 20 Februari 2017) di
http://www.google.co.id/search?hl=id&ie=ISO-
88591&q=skripsi+punya+fauziah+tentang+pola+konsumsi+pangan=X&v
ed=0ahUKEwjY51G2wbTTAhVBul8KHZ1AeQQ1QiiBw.

89
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan: Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.

Kumala, M. 2013. Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Anak
Usia 1-3 Tahun Di Posyandu Kelurahan Sidomulyo Godean Sleman.
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta.
(diakses tgl 30 April 2017) di
http://www.google.co.id/search?hl=id&ie=ISO-8859-
h1&q=skripsi+punya+kumala+tentang+pola+pemberian+makanan=X&ve
d=0ahUKEwjY51G2wbTTAhVBul8KHZ1AeQQ1QiiBw.

Maulana, LAM. 2012. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Terhadap


Status Gizi Siswa SD Inpres 2 Pannamu. Makasar: Program Studi Ilmu
Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.
Jurnal Kesmas. Vol 2, No (3) 21-24. (diakses tanggal 24 Maret 2017) di
https//www.google.co.id/search?ie=UTF8&q=kuesioner+tingkat+pengetah
uan+ibu+tentang+gizi+balita&sa=X&ved=0ahUKEwjY51G2wbTTAhVB
ul8KHZ1AeQQ1QiiBw.

Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar
Sinanti.

Natamiharja, I., Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Perilaku Ibu Terhadap


Status Karies Gigi Balitanya. Dentika Dental j 2010; 15 (1); 38

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo,S. 2007.Pengetahuan dan Sikap. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.


Edisi: 3. Jakarta.

Proverawati, A. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Proverawati. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pudjiadi, S. 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: FKUI.

Rias, Y. A. 2016. Nutrisi Sang Buah Hati. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Santoso, S. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.

90
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha.

Sibagariang, E, 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: CV. Trans Info
Media.

Sugiyono, 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Tarwoto. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 2.


Jakarta: Salemba Medika.

Wahyuni, I. S. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan


Status Gizi Anak Balita Di Desa Ngemplak Kecamatan Karangpandan
Kabupaten Karanganyar.Skripsi Program Studi Kebidanan Fakultas
Universitas Sebelas Maret Surakarta. (diakses tgl 24 Maret 2017) di
https//www.google.co.id/search?ie=UTF8&q=kuesioner+tingkat+pengetah
uan+ibu+tentang+gizi+balita&sa=X&ved=0ahUKEwjY51G2wbTTAhVB
ul8KHZ1AeQQ1QiiBw.

Waspadji, S. 2004. Cara Mudah Mengatur Makanan Sehari-hari: Seimbang dan


Sesuai Kebutuhan Gizi. Jakarta: FKUI.

Wati, E. K. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Wong, D.I. 2010. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta: EGC.

91
Lampiran 1

92
Lampiran 2

93
94
Lampiran 3

95
Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Seimbang Anak Dengan


Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) Di Posyandu Desa Ngliliran
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan

Assalammu’alaikum Wr. Wb
Saya adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu
tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun
(Toddler) Di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.
Saya mengharapkan partisipasi Saudara/Saudari, Bapak/Ibu yang menjadi subjek
dalam penelitian ini dengan menjawab pernyataan-penyataan yang ada pada
kuesioner. Identitas dan jawaban Saudara/Saudari dan Bapak/Ibu akan dijamin
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Responden dapat memilih untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian ini
kapan pun tanpa ada tekanan dari siapa pun.
Jika Saudara/Saudari, Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini
perhatikan petunjuk pengisian kuesioner untuk menjawab pernyataan yang ada
dan menandatangani formulir persetujuan ini. Terimakasih atas partisipasinya.

Magetan, Juli 2017


Peneliti

( Ayu Galuh Puspitasari )

96
Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Menyatakan (bersedia/ tidak bersedia) untuk berpartisipasi dalam pengambilan


data atau sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
“Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun” bernama
Ayu galuh Puspitasari yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Pemenuhan Gizi Seimbang Anak Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun
(Toddler) Di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan”.
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini besar manfaatnya
bagi peningkatan ilmu keperawatan dan akan dijamin kerahasiaannya,

Magetan, Juli 2017


Peneliti Responden

( ) ( )

*coret yang tidak perlu

97
Lampiran 6

KISI-KISI KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI
SEIMBANG ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI
POSYANDU DESA NGLILIRAN KECAMATAN PANEKAN
KABUPATEN MAGETAN

Variabel
Parameter Jumlah Soal Nomor Soal
Penelitian
Pengetahuan Ibu Konsep gizi
2 1,2
Tentang seimbang
Pemenuhan Gizi Manfaat
Seimbang Anak kebutuhan gizi 4 3,4,5,6
seimbang
Kebutuhan gizi
5 7,8,9,10,11
anak
Pengolahan bahan
3 12,13,14
makanan
Faktor-faktor
yang
5 15,16,17,18,19
mempengaruhi
status gizi anak
Dampak gizi anak 6 20,21,22,23,24,25

98
Lampiran 7

LEMBAR KUESIONER

JUDUL : HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN


GIZI SEIMBANG ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-
3 TAHUN DI POSYANDU DESA NGLILIRAN KECAMATAN
PANEKAN KABUPATEN MAGETAN
Tanggal Pengisian :
Petunjuk : isi titik atau berilah tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan
sesuai dengan pilihan anda.
I. Data Demografi
1. Umur ibu sekarang …….. tahun
2. Pendidikan terakhir ibu
SD tamat 
SLTP tamat 
SLTA tamat 
Akademi/PT 
3. Pekerjaan ibu
PNS 
Swasta 
Petani 
IRT 
4. Usia anak ibu saat ini......................bulan
5. Tinggi Badan Anak Balita ……….cm
6. Berat Badan Anak Balita…………kg
7. Apakah ibu sudah pernah mendapat informasi atau penyuluhan tentang
gizi seimbang anak?
 pernah  tidak
Jika pernah, berasal dari manakah informasi tersebut didapat?
 Media cetak (surat kabar, majalah, tabloid)
 Media alektronik (radio, tape, internet)
 Layanan kesehatan (puskesmas, posyandu)
 Penyuluhan

99
II. Lembar Pertanyaan :
Petunjuk pengisian Kuesioner :
a. Jawablah pertanyaan dengan memilih satu jawaban yang paling benar
menurut pendapat ibu.
b. Berilah tanda silang (x) pada huruf didepan jawaban!

Soal!
1. Apa yang dimaksud dengan gizi seimbang adalah……
a. Makanan yang mengandung zat-zat gizi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan balita.
b. Makanan yang biasa dimakan.
c. Makanan siap saji.
d. Makanan yang mempunyai rasa enak
2. Makanan yang bergizi adalah.....
a. Makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna
b. Makanan yang mengenyangkan
c. Makanan yang memiliki rasa yang enak
d. Makanan yang mengandung bahan pengawet
3. Manfaat makanan bagi anak adalah untuk….
a. Pembentuktulangdanbadan
b. Kecerdasan anak dan berat badan menurun
c. Sumber energy dan pertumbuhan anak
d. Agar anak tidak mudah terserang penyakit
4. Salah satu manfaat makanan bergizi bagi anak adalah untuk kekebalan
tubuh yang berfungsi……
a. Sebagai pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit
b. Sebagai penambah berat badan
c. Sebagai penambah nafsu makan
d. Sebagai penambah tinggi badan

100
5. Salah satu bukti makanan anak tercukupi, adalah……
a. Dalam KMS berada dibawah garis merah
b. Terjadi peningkatan berat badan setiap hari
c. Tidak terjadi penungkatan berat badan tiap bulannya
d. Anak menjadi tidak mudah sakit
6. Anak yang tercukupi kebutuhan zat gizinya akan memperlihatkan aktivitas
sebagai berikut…..
a. Cepat lelah dan suka menyendiri
b. Diam dan pemalu
c. Aktif dan semangat
d. Sering malas-malasan
7. Secara garis besar kebutuhan gizi ditentukan oleh ?
a. Usia, jenis kelamin
b. Aktivitas
c. Berat badan dan tinggi badan
d. Benar semua
8. Zatgizi sebagai penghasil tenaga adalah ?
a. Lemak
b. Vitamin
c. Karbohidrat
d. Protein
9. Secara fisiologi batita sedang masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya
relative lebih besar daripada orang dewasa. Berikut pengertian dari ?
a. Kebutuhan zat pembangun
b. Kebutuhan zat pengatur
c. Kebutuhan energi
d. Zat gizi
10. Apa saja zat gizi yang diperlukan oleh anak ?
a. Karbohidrat, protein
b. Lemak, vitamin
c. Mineral, air
d. Benar semua
11. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, makan-makanan
yang dimakannya tidak boleh hanya sekedar mengenyangkan perut saja.
Makanan yang dimakan anak harus ...
a. Beragam jenisnya, porsinya cukup, higenis, dan aman
b. Harus yang mahal dan bermerk

101
c. Harus daging sapi
d. Harus yang banyak
12. Pengolahan bahan makanan adalah dengan cara......
a. Dipotong-dikupas-dicuci
b. Dicuci-dipotong-dikupas
c. Dikupas-dipotong-dicuci
d. Dikupas-dicuci-dipotong
13. Cara mengolah makanan pada anak adalah sebagai berikut ................
a. Sajikan dalam bentuk yang mudah ditelan
b. Berikan telur setengah matang
c. Berikan daging goreng atau daging yang diasap dan ikan asin
d. Campurkan makanan segar dan makanan jadi untuk variasi
14. Menghilangkan zat-zat yang merugikan seperti pestisida dari bahan
makanan yang akan dikonsumsi adalah.....
a. Dicuci
b. Disikat
c. Dimasak
d. Disabun
15. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak adalah ?
a. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga dan pola asuh keluarga
b. Kesehatan lingkungaan dan pelayanan kesehatan dasar
c. Buudaya keluarga,sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan
pendidikan
d. Semua benar
16. Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan
saja, tetapi lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk
pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Berikut pengertian dari ?
a. Pola asuh keluarga
b. Kesehatan lingkungan
c. Tingkat pengetahuan dan pendidikan
d. Budaya keluarga
17. Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa
konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada
pertumbuhan anak. Berikut pengertian dari ?
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Budaya keluarga
c. Kesehatan lingkungan
d. Sosial ekonomi

102
18. Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh
ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit
infeksi adalah pengertian dari...
a. Kesehatan lingkungan
b. Kesehatan spiritual
c. Kesehatan jasmani
d. Kesehatan rohani
19. Banyaknya anak yang kurang gizi dan gizi buruk di sejumlah wilayah di
tanah air disebabkan...
a. Tinggal di daerah terpencil
b. Belum ada listrik
c. Pendidikan orang tua yang rendah
d. Lingkungan kumuh
20. Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa
konseling,terutama oleh ?
a. Petugas kesehatan
b. Kepala desa
c. Sanak saudar
d. Petugas keamanan
21. Salah satu dampak kekurangan gizi pada anak adalah ?
a. Penurunan IQ anak
b. Anak menjadi pintar
c. Anak lebih aktif
d. Anak menjadi gemuk
22. Jika tidak teratasi akan berlanjut sampai remaja dan dewasa,hal ini akan
berdampak tingginya kejadian berbagai penyakit infeksi. Berikut
pengertian dari....
a. Dampak gizi buruk
b. Dampak gizi kurang
c. Dampak gizi lebih
d. Salah semua
23. Penurunan fungsi otak berpengaruh terhadap?
a. Kemampuan belajar
b. Kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungan
c. Perubahan kepribadian anak
d. Benar semua
24. Masa anak merupakan proses pertumbuhan yang pesat dimana
memerlukan...
a. Kasih sayang orang tua dan lingkungan
b. Harta melimpah

103
c. Baju selalu baru
d. Selalu makan enak
25. Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya...
a. Selalu jajan ditoko
b. Anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya
c. Bermain dengan temannya
d. Selalu ingin bersama ibunya

Hasil Pengukuran :

BB U Z-Score Status Gizi


(buruk/kurang/baik/lebih)

104
Lampiran 8

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Ibu


tentang Pemenuhan Gizi Anak

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.766 26

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


pengetahuan_qizi 12.0000 11.14550 10
item1 .6000 .51640 10
item2 .4000 .51640 10
item3 .6000 .51640 10
item4 .6000 .51640 10
item5 .6000 .51640 10
item6 .4000 .51640 10
item7 .5000 .52705 10
item8 .6000 .51640 10
item9 .4000 .51640 10
item10 .5000 .52705 10
item11 .4000 .51640 10
item12 .5000 .52705 10
item13 .4000 .51640 10
item14 .5000 .52705 10
item15 .4000 .51640 10
item16 .4000 .51640 10
item17 .5000 .52705 10
item18 .6000 .51640 10
item19 .5000 .52705 10
item20 .5000 .52705 10
item21 .3000 .48305 10
item22 .5000 .52705 10

105
item23 .4000 .51640 10
item24 .5000 .52705 10
item25 .4000 .51640 10

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
pengetahuan_qizi 12.0000 124.222 1.000 .985
item1 23.4000 480.267 .723 .758
item2 23.6000 474.489 .984 .755
item3 23.4000 479.822 .743 .758
item4 23.4000 479.822 .743 .758
item5 23.4000 479.822 .743 .758
item6 23.6000 474.489 .984 .755
item7 23.5000 478.056 .805 .757
item8 23.4000 481.156 .683 .759
item9 23.6000 474.489 .984 .755
item10 23.5000 476.278 .884 .756
item11 23.6000 474.489 .984 .755
item12 23.5000 478.500 .785 .757
item13 23.6000 474.489 .984 .755
item14 23.5000 478.056 .805 .757
item15 23.6000 474.489 .984 .755
item16 23.6000 474.489 .984 .755
item17 23.5000 476.278 .884 .756
item18 23.4000 480.267 .723 .758
item19 23.5000 478.056 .805 .757
item20 23.5000 478.056 .805 .757
item21 23.7000 479.789 .797 .758
item22 23.5000 478.056 .805 .757
item23 23.6000 474.489 .984 .755
item24 23.5000 479.389 .746 .758
item25 23.6000 474.489 .984 .755

106
RANGKUMAN HASIL UJI VALIDITASVARIABEL
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI (X)

No. Item r hitung r tabel Kesimpulan


1 0,723 0,631 Valid
2 0,984 0,631 Valid
3 0,743 0,631 Valid
4 0,743 0,631 Valid
5 0,743 0,631 Valid
6 0,984 0,631 Valid
7 0,805 0,631 Valid
8 0,683 0,631 Valid
9 0,984 0,631 Valid
10 0,884 0,631 Valid
11 0,984 0,631 Valid
12 0,785 0,631 Valid
13 0,984 0,631 Valid
14 0,805 0,631 Valid
15 0,984 0,631 Valid
16 0,984 0,631 Valid
17 0,884 0,631 Valid
18 0,723 0,631 Valid
19 0,805 0,631 Valid
20 0,805 0,631 Valid
21 0,797 0,631 Valid
22 0,805 0,631 Valid
23 0,984 0,631 Valid
24 0,746 0,631 Valid
25 0,984 0,631 Valid

RANGKUMAN HASIL UJI RELIABILITAS


VARIABEL TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI

Alpha Alpha
No. Variabel Keterangan
hitung Cronbach
Tingkat Pengetahuan
1. 0,766 0,6 Reliabel
Ibu Tentang Gizi (X)

107
Lampiran 9
HASIL TABULASI DATA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI SEIMBANG ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK
USIA 1-3 TAHUN (TODDLER)DI POSYANDU DESA NGLILIRAN KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN

Umur Umur TB BB Tingkat


JK Pendidikan Pekerjaan Status gizi Informasi Sumber informasi
ibu anak anak anak pengetahuan
No anak terakhir ibu ibu anak tentang gizi
(tahun) (bulan) (cm) (kg) ibu
1 40 25 P SD Petani 73 9 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
2 39 12 L SD Petani 67 6 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
3 41 35 P S1 PNS 90 12 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
4 40 14 P SD Petani 66 6 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
5 37 35 P SD Swasta 100 9 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
6 32 19 P SMA Swasta 80 15 Kurang Gizi lebih Pernah Layanan kesehatan
7 34 12 L SD Petani 50 5 Kurang Gizi buruk Pernah Layanan kesehatan
8 40 20 L SMP Swasta 70 14 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
9 27 30 P SD Petani 90 10 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
10 37 31 L SD Swasta 88 12 Kurang Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
11 30 26 L SMP Swasta 79 15 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
12 29 26 P SMP Swasta 75 13 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
13 30 26 L SMA Swasta 80 15 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
14 36 20 L SMP Petani 59 14 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
15 27 19 P S1 PNS 60 15 Kurang Gizi lebih Pernah Layanan kesehatan
16 29 12 L SMP Swasta 72 6 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
17 30 17 P SD Petani 89 11 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
18 40 24 P SMA Swasta 90 12 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
19 36 20 L SMP Petani 76 7 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
20 40 12 P SD Petani 60 8 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
21 42 14 L SMP Swasta 65 9 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan

108
22 32 26 P SD Petani 70 14 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
23 30 35 P SMP Swasta 105 10 Cukup Gizi buruk Pernah Layanan kesehatan
24 26 25 L SMP Swasta 65 8 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
25 28 18 P SMA Swasta 57 6 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
26 45 36 L SMA Swasta 93 13 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
27 29 34 P SMA Swasta 64 7 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
28 30 34 P S1 PNS 60 7 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
29 37 19 L SMA PNS 62 7 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
30 36 18 L SMP Swasta 66 9 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
31 31 27 P SMP Swasta 70 8 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
32 30 26 P SMP Swasta 70 10 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
33 40 28 P SMA Swasta 76 11 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
34 32 24 L S1 PNS 80 10 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
35 37 23 P S1 PNS 77 7 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
36 30 25 L SMA PNS 70 11 Cukup Gizi lebih Pernah Layanan kesehatan
37 29 12 L SMP Swasta 65 9 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
38 36 12 L SMP Petani 62 6 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
39 25 17 P SMA Swasta 59 6 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
40 39 23 P SMP Petani 72 11 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
41 23 12 L SMP Swasta 78 10 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
42 21 18 P SMA Swasta 73 10 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan

109
Lampiran 10

DISTRIBUSI FREKUENSI

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak


jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid laki-laki 19 45.2 45.2 45.2
perempuan 23 54.8 54.8 100.0
Total 42 100.0 100.0

2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ibu


pendidikan_ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 10 23.8 23.8 23.8
SMP 16 38.1 38.1 61.9
SMA 11 26.2 26.2 88.1
SI 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0

3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu


pekerjaan_ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 7 16.7 16.7 16.7
swasta 23 54.8 54.8 71.4
petani 12 28.6 28.6 100.0
Total 42 100.0 100.0

4. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan ibu


tingkat_pengetahuan_ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 7 16.7 16.7 16.7
cukup 22 52.4 52.4 69.0
kurang 13 31.0 31.0 100.0
Total 42 100.0 100.0

110
5. Karakteristik responden berdasarkan status gizi anak
status_gizi_anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid gizi buruk 2 4.8 4.8 4.8
gizi kurang 17 40.5 40.5 45.2
gizi baik 20 47.6 47.6 92.9
gizi lebih 3 7.1 7.1 100.0
Total 42 100.0 100.0

6. Karakteristik responden berdasarkan informasi tentang gizi anak


informasi_tentang_gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pernah 42 100.0 100.0 100.0

7. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi


informasi_didapat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid layanan kesehatan 42 100.0 100.0 100.0

TENDENSI SENTRAL UMUR IBU, UMUR ANAK, TB ANAK, DAN BB


ANAK

Statistics
tinggi_badan_an berat_badan_an
umur_ibu umur_anak ak ak
N Valid 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0
Mean 33.3333 22.3810 73.1667 9.8333
Median 32.0000 23.0000 71.0000 10.0000
Mode 30.00a 12.00 70.00 6.00a
Std. Deviation 5.74951 7.43411 12.22336 2.97892
Minimum 21.00 12.00 50.00 5.00
Maximum 45.00 36.00 105.00 15.00

111
1. Tendensi sentral berdasarkan umur ibu
umur_ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 1 2.4 2.4 2.4
23 1 2.4 2.4 4.8
25 1 2.4 2.4 7.1
26 1 2.4 2.4 9.5
27 2 4.8 4.8 14.3
28 2 4.8 4.8 19.0
29 4 9.5 9.5 28.6
30 6 14.3 14.3 42.9
31 1 2.4 2.4 45.2
32 3 7.1 7.1 52.4
34 1 2.4 2.4 54.8
36 4 9.5 9.5 64.3
37 4 9.5 9.5 73.8
39 2 4.8 4.8 78.6
40 6 14.3 14.3 92.9
41 1 2.4 2.4 95.2
42 1 2.4 2.4 97.6
45 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

2. Tendensi sentral berdasarkan umur anak


umur_anak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12 7 16.7 16.7 16.7
14 2 4.8 4.8 21.4

17 2 4.8 4.8 26.2

18 3 7.1 7.1 33.3

19 3 7.1 7.1 40.5

20 3 7.1 7.1 47.6

23 2 4.8 4.8 52.4

24 2 4.8 4.8 57.1

25 4 9.5 9.5 66.7

112
26 4 9.5 9.5 76.2

27 1 2.4 2.4 78.6

28 1 2.4 2.4 81.0

30 1 2.4 2.4 83.3

31 1 2.4 2.4 85.7

34 2 4.8 4.8 90.5

35 3 7.1 7.1 97.6

36 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

3. Tendensi sentral berdasarkan tinggi badan anak


tinggi_badan_anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 50 1 2.4 2.4 2.4
57 1 2.4 2.4 4.8
59 2 4.8 4.8 9.5
60 3 7.1 7.1 16.7
62 2 4.8 4.8 21.4
64 1 2.4 2.4 23.8
65 3 7.1 7.1 31.0
66 2 4.8 4.8 35.7
67 1 2.4 2.4 38.1
70 5 11.9 11.9 50.0
72 2 4.8 4.8 54.8
73 2 4.8 4.8 59.5
75 1 2.4 2.4 61.9
76 2 4.8 4.8 66.7
77 1 2.4 2.4 69.0
78 1 2.4 2.4 71.4
79 1 2.4 2.4 73.8
80 3 7.1 7.1 81.0
88 1 2.4 2.4 83.3
89 1 2.4 2.4 85.7
90 3 7.1 7.1 92.9
93 1 2.4 2.4 95.2
100 1 2.4 2.4 97.6

113
105 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

4. Tendensi sentral berdasarkan berat badan anak


berat_badan_anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 1 2.4 2.4 2.4
6 6 14.3 14.3 16.7
7 5 11.9 11.9 28.6
8 3 7.1 7.1 35.7
9 5 11.9 11.9 47.6
10 6 14.3 14.3 61.9
11 4 9.5 9.5 71.4
12 3 7.1 7.1 78.6
13 2 4.8 4.8 83.3
14 3 7.1 7.1 90.5
15 4 9.5 9.5 100.0
Total 42 100.0 100.0

114
Lampiran 11

HASIL KORELASI

1. Hasil korelasi spearman rank


Correlations
tingkat_pengeta status_gizi_anak
huan_ibuu k
Spearman's rho tingkat_pengetahuan_ibuu Correlation Coefficient 1.000 .530**
Sig. (2-tailed) . .000
N 42 42
status_gizi_anakk Correlation Coefficient .530** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 42 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Hasil crostab

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat_pengetahuan_ibu *
42 100.0% 0 .0% 42 100.0%
status_gizi_anak

tingkat_pengetahuan_ibu * status_gizi_anak Crosstabulation

status_gizi_anak

gizi buruk gizi kurang gizi baik gizi lebih Total


tingkat_pengetahuan_ibu Baik Count 0 0 7 0 7

% of Total
.0% .0% 16.7% .0% 16.7%

Cukup Count
1 8 12 1 22

% of Total
2.4% 19.0% 28.6% 2.4% 52.4%

Kurang Count
1 9 1 2 13

% of Total 2.4% 21.4% 2.4% 4.8% 31.0%

Total Count 2 17 20 3 42
% of Total 4.8% 40.5% 47.6% 7.1% 100.0%

115
116
117
118
119
120

Anda mungkin juga menyukai