Oleh :
AYU GALUH PUSPITASARI
201202071
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
SKRIPSI
Oleh :
AYU GALUH PUSPITASARI
201202071
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
ii
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahhirohmannirohim..
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa ku panjatkan kepada Allah SWT atas
karunia-Nya yang begitu besar yang telah memberikan kemudahan, kelancaran dan
kekuatan yang luar biasa kepada saya. Semoga keberhasilan ini menjadi satu
langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya.
Ku Persembahkan karya kecilku ini yang ku buat dengan sepenuh hati,
sekuat tenaga dan pikiranku ini untuk Alm. Anak saya Lethicia Violla A.P yang
telah menjadi bagian dari kehidupanku. Untuk Mama dan Papa ku tercinta
terimakasih telah selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a yang tiada
hentinya. Saya yakin bahwa keberhasilan yang saya raih ini tidak lepas dari do’a-
do’a yang Mama dan Papa panjatkan. Ya Allah Ya Rahman terimakasih telah
engkau beri aku tempat terindah di dunia ini yakni Kau anugerahiku sosok malaikat
dalam dunia nyataku.
Untuk Suamiku tersayang dan terkasihi Hanung Prima E.P terimakasih
telah memberikan dukungan, motivasi serta kesabarannya diwaktu aku mengalami
masalah-masalah dalam menyelesaikan tugas inimaupun masalah-masalah lainnya.
Untuk bapak Drs I Made Santu,S.Kep.,Ns.,M.M dan ibu Sesaria
Betty,S.Kep.,Ners.,M.Kesterimakasih telah memberikan bimbingan dan masukan
dalam penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan.
Semoga Allah memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan.
Untuk semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun terimakasih
yang telah mendidik dan membimbingku selama ini. Semoga Allah membalas
semua kebaikan dan ilmu yang telah diajarkan.
Untuk mbak Ajar, Andra, Dian, Nuning, Rosyidah,Temy,Sepi, dan Pungky
Pramita terimakasih telah menjadi partner yang baik di perjalanan masa kuliah saya
dan terimaksih telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Untuk teman-teman satu almamater dan seperjuanganku perjuangan kita
belum selesai sampai disini. Mari kita lanjutkan dengan membuktikan bahwa kita
mampu menjadi perawat yang profesional dan bisa diandalkan agar dapat
mengharumkan nama STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
x
5.2 Karakteristik Responden ......................................................... 68
5.3 Hasil Penelitian ......................................................................... 73
5.4 Pembahasan ............................................................................. 75
5.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 85
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 87
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 87
6.2 Saran ......................................................................................... 88
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 5.7 Tendensi sentral responden berdasarkan berat badan
anak di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan ................................................................. 71
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi
tentang gizi di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan .................................................. 71
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi berdasarakan sumber informasi yang
didapat di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan ................................................................. 72
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu tentang
pemenuhan gizi seimbang anak di Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan ................ 72
Tabel 5.11 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi
anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan ............................... 73
Tabel 5.12 Hasil analisis korelasi pengetahuan ibu tentang
pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak
usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan .................................................. 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
xvi
Neonatus : Bayi baru lahir
Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat
Rapid Clinical Survey : Survei secara cepat
Recall : Kembali
Riskesdas : Riset kesehatan dasar
Scoring : Penilaian data dengan memberikan skor
Sign : Tanda
Symptom : Gejala
Synthesis : Sintesis
Univariat : Analisis data secara serentak dimans data yang
diamati hanya memiliki satu variabel dependen
pada setiap objek yang diamati.
WHO : World Health Organization
xvii
KATA PENGANTAR
Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) Di Posyandu Panekan
Kabupaten Magetan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis. Untukitu, dalam kesempatan ini penulis
1. Bapak Karmo selaku kepala desa Ngliliran yang telah memberikan ijin
penelitian.
2. Ibu Hamdah, A.Md.Keb selaku bidan desa Ngliliran yang telah membantu
Madiun.
xviii
6. Drs.I Made Santu,S.Kep.,Ns.,MM, selaku pembimbing I yang dengan
meluangkan waktu dan pikirannya untuk menguji skripsi yang telah dibuat
oleh penulis.
semangat penulis mulai goyah dan selalu menemani disaat suka dan duka.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
Status gizi pada masa anak perlu mendapatkan perhatian yang serius dari
para orang tua, karena kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan
kerusakan yang irreveribel (tidak dapat dipulihkan). Kekurangan gizi yang lebih
fatal akan berdampak pada perkembangan otak. Parameter yang cocok digunakan
untuk anak balita adalah berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Lingkar
Penderita gizi buruk kurang berpenampilan seperti kurus, rambut pirang, perut
buncit, wajah make face karena bengkak atau make face (keriput), anak cengeng
dan kurang responsif. Penyebab kurang gizi pada anak adalah kemiskinan, diare,
ketidaktahuan orang tua karena pendidikan rendah atau faktor tabu makanan yaitu
makanan bergizi tidak boleh dikonsumsi oleh anak. Kurang gizi ini akan
Peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan gizi karena dalam saat
seperti ini anak sangat membutuhkan perhatian dan dukungan orang tua dalam
mendapatkan gizi-gizi yang baik diperlukan pengetahuan gizi yang baik dari
orang tua agar dapat menyediakan menu pilihan yang seimbang (Devi, 2012).
Asupan gizi yang salah atau tidak sesuai kebutuhan akan menimbulkan
masalah kesehatan istilah malnutrisi (gizi salah) diartikan sebagai keadaan asupan
1
gizi yang salah, dalam bentuk asupan berlebih ataupun berkurang, sehingga
oleh 4 masalah gizi yaitu, kurang energi protein (KEP), masalah anemia besi,
Secara nasional, prevalensi gizi buruk pada tahun 2013 adalah 19,6%,
terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13.9% gizi kurang. Jika dibandingkan dengan
angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat
meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari tahun 2007
(5,4%) , pada tahun 2010 (4,9%), dan tahun 2013(5,7%). Sedangkan prevalensi
gizi kurang naik sebesar 0,9% dari tahun 2007 dan 2013. Untuk mencapai sasaran
MDG tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional
harus diturunkan sebesar 4,1% dalam periode 2013 sampai 2015. Masalah
20,0% - 29,0% dan dianggap prevalensi sangat tinggi bila ≥ 30% (WHO, 2010).
Pada tahun 2013, secara nasional prevalensi gizi buruk-kurang pada anak balita
(Riskesdas, 2013).
daerah yang memiliki data status gizi buruk tertinggi yaitu di Lembeyan sebesar
1,18%, Panekan sebesar 0,67%, Ngariboyo sebesar 0,55% dan Bendo sebesar
2
0,48%. Berdasarkan data wilayah kerja Puskesmas Panekan jumlah balita yang
mengalami gizi buruk sebanyak 38 anak sedangkan balita yang mengalami gizi
kurang sebanyak 86 anak pada 120 anak (Dinkes, 2017). Sedangkan survei
pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 6 Februari tahun
2017 anak yang mengalami gizi buruk sebanyak 2 anak dan yang mengalami gizi
yang tinggal disana pekerjaannya sebagai buruh tani dan berpenghasilan rendah
penting anaknya kenyang. Mereka juga masih banyak yang belum tau tentang
pemilihan bahan makanan yang tepat akan melahirkan status gizi yang baik. Hasil
makanan di bawah kebutuhan minimal yaitu kurang dari 70% dari Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tahun 2010. Lebih lanjut data tersebut
penting arti makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh anak, maka orang tua perlu
kepada buah hatinya. Kebutuhan gizi tersebut akan terpenuhi jika konsumsi
3
Tahap awal dari kekurangan zat gizi dapat diidentifikasi dengan penilaian
kurangnyazat gizi dalam tubuh. Secara umum terdapat kriteria untuk menentukan
protein dipenuhi dari sejumlah substansi hewan, seperti ikan, daging, telur dan
susu. Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat digunakan untuk menilai tingkat
sekalianak akan mudah terkena infeksi. Selain itu gangguan gizi akan berdampak
diperlukan dalam usaha pertahanan tubuh. Hal ini akan berpengaruh pada
terjadinya gizi buruk, kurang, maupun kelebihan gizi diantaranya adalah faktor
diderita, jumlah anak dalam keluarga, budaya dan pola pemberian makan yang
salah dan masalah kesulitan makan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
statuz gizi pada anak adalah pengetahuan orang tua dalam memilih dan
4
makanan sesuai gizi yang benar, memilih jenis makanan serta memprioritaskan
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak. Pada usia 1-3 tahun,
makanan yang memang disediakan oleh orangtuanya. Oleh karena itu, sangat
diperlukan pengetahuan yang cukup bagi ibu terutama dalam hal gizi untuk anak,
agar status gizi anak dapat tercukupi dengan baik. Hal yang dapat dilakukan oleh
perawat dengan memberikan penyuluhan pada ibu, khususnya ibu yang memiliki
anak pada usia perkembangan dan pertumbuhan yang pesat agar ibu dapat
memahami tentang gizi apa saja yang diperlukan bagi anak untuk tumbuh dan
Hasil penelitian dari (Ikti Sri Wahyuni, 2009) terdapat Hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan tentang gizi dengan status gizi anak balitadi
statistik korelasi Kendall Tau menunjukkan hasil yang signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang gizi dengan status gizi anak balita yang ditunjukkan dengan
tentang Pemenuhan Gizi Seimbang Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3
5
1.2 Rumusan Masalah
Gizi Seimbang Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun Di Posyandu Desa
Seimbang Anak dan Status Gizi Anak usia 1-3 Tahun (Toddler) Di Posyandu
2. Mengetahui Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) di Posyandu Desa
Seimbang Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) di
6
1.4 Manfaat Penelitian
Pemenuhan Gizi Seimbang Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun
(Toddler).
tahun (toddler).
pemenuhan gizi seimbang dan status gizi anak usia 1-3 tahun (toddler).
tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3
memenuhi gizi anak dan pemenuhan status gizi serta sebagai bahan
7
4. Bagi peneliti selanjutnya
seimbang anak dengan menambah variabel yang lain dan untuk menambah
pengetahuan.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
(Notoatmodjo, 2010).
pengetahuan, yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (kembali) memori yang telah ada
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tertentu, tidak
9
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
objek tersebut.
5. Sintesis (synthetis)
6. Evaluasi (evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tetentu. Penilaian ini dengan
10
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Pengalaman
seseorang.
2. Tingkat pendidikan
3. Keyakinan
4. Fasilitas
5. Penghasilan
11
mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber
informasi.
6. Sosial budaya
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur. Guna mengukur suatu
menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif misalnya jenis pertanyaan essay dan
karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari nilai,
sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai yang satu dibandingkan
dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertanyaan pilihan ganda,
pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor
diukur dan penilaiannya akan lebih cepat. Bahwa sebelum orang menghadapi
12
perilaku baru, didalam diri seseorang terjadi proses berurutan yakni Awareness
Interest (merasa tertarik) terhadap objek atau stimulus, Trail yaitu subjek mulai
(Notoatmodjo, 2007).
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
13
mensintesis, dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan
unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya),
yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan mental serta untuk
Secara harfiah, anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih
atau selepas menyusu sampai dengan pra sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan
14
perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus
Anak usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih
dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih
dari tiga tahun sampai lima taun yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Batita
sering disebut konsumen pasif, ,sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai
kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi. Bila gizi buruk maka
perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Antara asupan zat gizi dan penggeluarannya harus ada keseimbangan sehingga
diperoleh status gizi yang baik. Status gizi anak dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang
15
2. Kebutuhan Zat Pembangun
kebutuhannya relatif lebih besar dari pada orang dewasa. Namun, jika
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
vitamin, mineral, dan air. Zat gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan
dengan baik, makan makanan yang dimakannya tidak boleh hanya sekedar
a. Beragam jenisnya
c. Higienis dan aman (bersih dari kotoran dan bibit penyakit serta tidak
disebut golongan rawan gizi. Kebutuhan zat gizi tidak sama bagi semua orang,
tetapi tergantung banyaknya hal antara lain umur. Angka kecukupan gizi rata-rata
16
yang dianjurkan (per orang per hari) dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2
Tabel 2.1 Kebutuhan Energi dan Protein Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) Rata-Rata Per Hari.
Tinggi Badan
Umur Berat Badan (Kg) Energi (Kkal) Protein (g)
(cm)
0-6 bulan 5.5 60 560 12
7-12 bulan 8.5 71 800 15
1-3 tahun 12 90 1250 23
4-6 tahun 18 110 1750 32
Sumber : (Baliwati, 2004)
Keterangan :
17
2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan
1. Umur
2. Berat badan
(Baliwati,2004)
a. Karbohidrat
2) Karbohidrat yang kita konsumsi dapat berupa zat pati dan zat gula.
zat pati
4) Sedangkan yang berasal dari gula pasir (sukrosa), sirup, madu dan
b. Lemak
18
2) Sebagai sumber asam lemak yaitu zat gizi yang esensial bagi keehatan
Untuk mendapatkan jumlah lemak yang cukup, dapat diperoleh dari susu,
sayur.
c. Protein
3) Membentuk zat ati energi, dalam hal ini tiap protein menghasilkan
Contoh sumber protein antara lain : daging sapi, daging ikan tuna, susu,
d. Vitamin
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibuthkan oleh
tubuh kita.
19
2) Vitamin yang larut dalam lemak : vitamin A,D,E, dan K atau disingkat
vitamin ADEK.
1) Vitamin C
2) Vitamin B
3) Vitamin A
4) Vitamin D
5) Vitamin E
6) Vitamin K
20
e. Mineral
Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang
sedikit
enzim
f. Air
Kebutuhan tubuh anak akan keenam macam gizi untuk melakukan tiga
fungsi tersebut tidak bisa terpenuhi hanya dari satu macam makanan saja karena
tidak ada satu pun makanan dari alam yang mempunyai kandungan gizi lengkap.
Jika makanan anak beragam, maka zat gizi yang tidak terkandung atau kurang
21
dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi yang berasal dari makanan
jenis lain. Agar makanan yang dimakan anak beraneka ragam, maka kita harus
selalu ingat bahwa makanan yang dimakan anak harus mengandung zat tenaga,
Status gizi pada masa anak perlu mendapatkan perhatian yang serius dari
para orang tua, karena kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan
kerusakan irreversial (tidak dapat dipulihkan). Asupan gizi yang buruk bisa
kematian.
22
2.2.6 Menu Seimbang untuk Anak
Masa anak adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.
Pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar
berjalan dan berbicara lebih lancar. Anak usia 1-3 tahun memiliki kebutuhan gizi
yang berbeda dari orang dewasa. Anak usia 1-3 tahun membutuhkan lebih banyak
Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang
dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Cermati makanan balita karena
makanan orang dewasa belum tentu cocok untuknya. Kadang makanan ibu
terlalu banyak garam atau gula, atau bahkan mengandung pengawet atau
pewarna buatan.
b. Porsi Makan
Porsi makan anak balita juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka
vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi balita setiap hari. Lakukan
pengaturan agar semua sumber gizi tersebut ada dalam menu sehari.
23
d. Susu Pertumbuhan
a. Karbohidrat selain sebagai menu utama juga bisa diolah sebagai makanan
selingan.
b. Buah dan sayuran berbagai jenis ragam nya mengandung zat gizi berbeda.
Berikan setiap hari baik dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.
c. Susu dan produk olahan susu. Pastikan balita mendapatkan asupan kalsium
d. Tunda pemberian protein apabila timbul alergi atau dapat diganti dengan
e. Lemak dan gula juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk
Menu anak lebih dari 1 tahun sama dengan orang dewasa hanya saja tidak
24
yaitu : nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah dan bila ada, ditambah
Contoh :
a. Makan pagi
Roti 1 lembar
b. Makan siang
Nasi 6 sdm
Ayam 20 gr (½ potong)
Sayur 1 mangkuk
Buah 1 potong
c. Makan Sore
d. Makan Malam
Nasi 3 sdm
Ikan 20 gr
Sayur ½ mangkuk
Buah 1 potong
25
2.3 Konsep Ibu
sikap dan perilaku anak. Ibu adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah
melahirkan kita, wanita yang telah bersuami, panggilan yang lazim pada wanita
(Poerwodarminto, 2008).
Peran ibu adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat
berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga
dewasa, bahkan sampai anak yang sudah di lepas tanggung jawabnya atau
menikah ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. Ibu sebagai pengurus
rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga
sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat
1. Fungsi biologis
26
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2. Fungsi psikologis
3. Fungsi sosialisasi
perkembangan anak.
4. Fungsi Ekonomi
keluarga.
kebutuhan keluarga.
dan sebagainya.
27
5. Fungsi Pendidikan
(Johnson, 2010).
menghasilkan energi. Sedangkan menurut Tuti Sunardi gizi adalah sesuatu yang
tubuh yang dapat mempertahankan kehidupan. Status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Menurut Beck
(2009), status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anakyang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
28
2.4.2 Penilaian Status Gizi
Untuk menilai status gizi digunakan dua metode penilaian status gizi, yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung, dapat
dan biofisik.
1. Antropometri
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang penting untuk menilai status gizi
pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei secara cepat (rapid clinical
klinis secara umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Metode
29
3. Biokimia
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan
juga jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk
klinis yang kurang spesifik maka penentuan kimia dapat lebih banyak
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
secara tidak langsung, dapat dibagi menjadi tiga yaitu survey konsumsi
1. Umur
penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak
30
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan
yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan
dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan
(Arisman, 2004).
2. Berat badan
sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan
untuk mendiagnosa bayi normal atau berat badan lahir rendah (BBLR).
Dikatakan BBLR, apabila berat badab bayi lahir dibawah 2500 gram. Pada
masa bayi sampai balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat
laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
3. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah
lalu dan keadaan yang sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.
Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena
31
4. Lingkar kepala
kepala akan kecil. Sehingga lingkar kepala yang lebih kecil dari normal
Lingkar lengan atas dapat digunakan untuk mengetahui status gizi bayi,
balita, dan ibu hamil, anak sekolah serta dewasa. Lingkar lengan atas ini
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit (Proverawati, 2009).
komposisi kasar tubuh. Penilaian dilakukan terhadap berat badan (BB), tinggi
badan (TB), lingkar kepala, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak kulit.
Anak usia kurang dari dua tahun, pengukuran tinggi badan dalam keadaan tidur,
sedangkan pada usia dua tahun atau lebih, maka pengukurannya dilakukan dalam
energi kronik, malnutrisi sedang, dan dapat menunjukkan riwayat gizi masa lalu.
32
Indeks antropometri adalah kombinasi antara beberapa parameter antropometri
(Suyatno, 2009).
status).
pendek, cukup tinggi badan atau kelebuhan tinggi badan menurut umur.
atas yang besarnya hanya terlihat pada tahun pertama kehidupan (5,4 cm),
lebih 1,5 cm per tahun dan kurang sensitif untuk usia selanjutnya.
5. Lingkar Kepala
33
Lingkar kepala terutama berhubungan dengan ukuran otak dalam skala
kecil, dan ketebalan kulit kepala serta tulang tengkorak (Arisman, 2009).
6. Lingkar Dada
Ukuran lingkar kepala dan lingkar dada pada usia 6 bulan hampir sama.
perkembangan dada menjadi lebih cepat. Rasio lingkar kepala atau lingkar
dada (yang diukur pada usia 6 bulan hingga 5 tahun) kurang dari satu,
dada) dan rasio tersebut dapat dijadikan indikator Kurang Kalori Protein
34
(Depkes RI, 2011)
35
Tabel 2.4 Standart BB/U Anak Perempuan Umur 0-60 Bulan
36
(Depkes RI, 2011)
Tabel 2.5 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan
Indeks
Kategori
Indeks Ambang Batas (Z-Score)
Status Gizi
Berat Badan menurut Gizi Buruk < -3 SD
Umur (BB/U) Anak Gizi Kurang -3 SD sampai dengan -2 SD
Umur 0-60 Bulan Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
37
Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan
perhitungan Z-Score :
Keterangan :
SD : Standart Deviasi
Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga, hal ini
Pola asuh keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua
sayang yang akan berdampak pada mental, fisik, dan emosional. Perhatian
yang cukup dan pola asuh yang tepat akan berpengaruh yang besar dalam
memperbaiki status gizi. Anak yang mendapat perhatian lebih, baik secara
38
respon ketika berceloteh, mendapat asi dan makanan yang seimbang maka
3. Kesehatan Lingkungan
air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko
serta imunisasi.
5. Budaya Keluarga
39
umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan
kurang terutama pada golongan rawan gizi seperti ibu hamil, ibu
6. Sosial Ekonomi
Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk di sejumlah
40
2.4.6 Masalah Gizi Anak
Jika tidak teratasi akan berlanjut sampai remaja dan dewasa, hal ini akan
Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem organ yang akan
infeksi.
Menurut Potter Patricia A (2005), pada anak usia toddler ini dimulai dari
usia 1 sampai 3 tahun, pada periode ini meluas dari masa anak-anak mencapai
peningkatan daya gerak sampai anak masuk sekolah, yang ditandai dengan
aktivitas dan penemuan yang intens, ini adalah waktu penandaan perkembangan
41
pada usia ini mendapatkan bahasa dan perluasan hubungan sosial, belajar standar
konsep diri.
Menurut Wong (2003), toddler adalah anak antara rentang usia 12 sampai
3. Bagian kaki berlawanan secara khas terdapat pada masa toddler karena
42
pra-operasional juga ditandai oleh beberapa hal, antara lain : egosentrisme,
antara simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan untuk fokus
pada satu dimensi pada satu waktu dan kebingungan tentang identitas
tidak dapat menerima rangsangan secara pasif dan luar tetapi juga akan
dengan lingkungannya.
Adanya perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah yang semula
kata, mengingat masa lalunya, masa sekarang dan akan terjadi di masa
yang akan datang. Tingkah laku akan mulai berubah dari yang semula
43
2. Perkembangan Psikososial (Menurut Erikson)
Menurut Erikson, tahap psikososial anak toddler berada pada tahap ke-2 :
otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu. Masa ini disebut masa balita
yang berlangsung mulai 1-3 tahun (early childhood). Tahap ini merupakan
aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak terlalu
membatasi ruang gerak serta kemandirian anak, namun tidak pula terlalu
ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak mudah menyerah dan
tindakan tersebut. Jadi pada usia ini orang tua harus seimbang dan
anak, karena dengan cara itulah anak bisa mengembangkan sikap control
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.
44
didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara
bertahap.
inheren.
terpusat pada anus. Misalnya anak akan melakukan buang air besar dan
buang air kecil secara mandiri. Dengan terfiksasinya fase tersebut, yaitu
dengan memakai diapers dimana anak akan susah mengontrol untuk BAK
dan BAB. Akhirnya anak tidak bisa mengontrol otot anal untuk
menurunkan ketegangan. Sehingga apabila dia ingin Bak atau BAB tidak
akan pernah bilang kepada ibunya. Bisa dikatakan anak mempunyai sifat
tak mau tau dan apabila dikasih tau ibunya anak akan tambah marah dan
45
kendali seperti dicirikan oleh perilaku menangis, berteriak, dan gerakan
(Oktianawati, 2015) :
3. Bersosialisasi
sehari-hari, termasuk buang air besar (BAB) maupun buang air kecil
(BAK).
masa Trotzalter yaitu dimana pada masa ini anak mengalami sikap-sikap
pengakuan Aku-nya, emosi yang meledak-ledak, yang diselingi duka hati, rasa
sunyi, kebingungan dan gejala-gejala emosional yang kuat lainnya. Trotzalter kita
jumpai pertama kali pad tahun ke-3 sampai permulaan tahun ke-4 (Kartono,
2009).
46
Pada saat anak memasuki usia trotzalter, pada saat itu anak mulai
mengenal Aku atau Egonya, dan sadar akan tenaga dan kemampuan sendiri. Anak
sekarang ingin jadi diri sendiri, ingin mandiri,dan ingin bertingkah laku menurut
kemauan sendiri. Ia beranggapan tidak ingin bantuan ibunya lagi, dan mau
berbuat semaunya sendiri. Anak mulai menjadi tegar dan keras kepala, juga tidak
patuh terhadap perintah dan ajakan ibunya. Oleh penemuan Aku-nya timbullah
dan memberontak terhadap ibunya. Periode ini disebut sebagai masa menentang
(Kartono, 2009).
47
BAB 3
Keterangan:
: yang diteliti
: berhubungan
: berpengaruh
48
Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan mekanisme hubungan pengetahuan ibu
tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun.
Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang konsep gizi anak yaitu pengertian,
kebutuhan gizi pada anak, manfaat kebutuhan gizi anak, faktor yang
mempengaruhi status gizi anak, dampak gizi anak, karakteristik anak. Adapun
Sosial ekonomi. Setelah dilakukan akan di peroleh hasil gizi anak usia 1-3 tahun.
3.2 Hipotesa
dengan status gizi anak usia 1-3 tahun Di Posyandu Desa Ngliliran
49
BAB 4
METODE PENELITIAN
yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian yang
50
Pada penelitian ini akan menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang
pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di
4.2.1 Populasi
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai
anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten
4.2.2 Sampel
N Keterangan :
n=
1+N (𝑑)2
n = Jumlah Sampel
72
n=
1+72 (0,1)2 N = Jumlah Populasi
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat
51
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
Tehnik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat
dalam penelitian ini yaitu simple random sampling, yaitu artinya bahwa setiap
sampel. Dengan cara mengundi anggota populasi (lottery technique) atau tehnik
undian (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini kurun waktu yang ditentukan
Kabupaten Magetan.
52
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang konsep pengertian
Magetan.
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
53
Tabel 4.1 Definisi Operasional pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi
seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.
54
4.5 Kerangka Kerja Penelitian
penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subyek
penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam
Populasi Semua ibu dan anak usia 1-3 tahun di posyandu ngliliran sebanyak
72 responden
Sampel Sebagian ibu dan anak usia 1-3 tahun sebanyak 42 responden
Pengolahan data
Editing, coding, scoring, tabulating
Pelaporan
55
4.6 Instrumen Penelitian
metode (Arikunto, 2011). Dalam penelitian ini variable Pengetahuan Ibu Tentang
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
1. Validitas Instrumen
komputer release SPSS 16.0. Hasil pengolahan data untuk uji validitas
tentang gizi (X) dengan 10 responden mempunyai korelasi lebih besar dari
r tabel sebesar 0,631, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pada
variabel tingkat pengetahuan ibu tentang gizi (X) valid sehingga dapat
56
2. Reliabilitas Instrumen
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam
tentang gizi adalah reliabel dan layak untuk digunakan dalam penelitian
1. Lokasi Penelitian
Kabupaten Magetan.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan pada penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2017.
57
Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
Magetan.
penelitian ini.
sebagai responden.
dengan cara mengisi pertanyaan dan memberi tanda (X) pada jawaban
58
4.8.2 Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
huruf menjadi bilangan. coding atau pemberian kode ini sangat berguna
1 = SD
2 = SMP
3 = SMA/SMK
4 = S1
Pekerjaan ibu :
1 = PNS
2 = Swasta
59
3 = Wiraswasta
4 = Petani/pekebun
1 =Laki-laki
2 = Perempuan
1 = Pernah
2 = Tidak pernah
Sumber Informasi :
1 = Layanan kesehatan
2 = Media cetak
60
3. Scoring
berikut :
𝑓
P = X 100%
𝑛
Keterangan
P : Prosentase
b. Pemberian nilai untuk status gizi sesuai dengan kriteria penilaian gizi
61
4. Tabulating
Tabulasi adalah kegiatan untuk nmeringkas data yang masuk dalam tabel-
tabel yang telah disiapkan tabel dengan kolom dan baris yang disusun
untuk tiap kategori jawaban dan yang ketiga menyusun distribusi frekuensi
dengan tujuan agar data yang telah tersusun rapi mudah dibaca dan
dianalisa.
Data yang diolah kemudian dianalisa, sehingga hasil analisa data dapat
(Setiadi, 2007). Analisis dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dan analisis
bivariat.
tentang pemenuhan gizi anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu
bentuk distribusi dan prosentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Semua
ibu, sumber informasi, dan setiap variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat
pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi anak dan status gizi anak usia 1-3 tahun
62
frekuensi, sedangkan untuk rata-rata umur ibu, umur anak, tinggi badan anak dan
seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran
komputerisasi SPSS 16.0 For Windows. Uji statistik yang digunakan adalah
panduan sebagai berikut : Bila p value < α (0,05), maka signifikansi atau ada
6 𝑑𝑖 2
𝑖=1
rs = 1 –
𝑛(𝑛2 −1)
Dimana :
tabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, adanya
hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status
63
gizi anak usia 1-3 tahun (toddler) . Tetapi bila sebaliknya rs hitung < rs tabel maka
hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yaitu tidak ada
hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status
gizi anak usia 1-3 tahun (toddler).Setelah dihitung maka digunakan tabel keeratan
mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada ibu yang bersedia menjadi
Responden juga dapat menolak lembar persetujuan ini jika tidak setuju
64
2. Tanpa nama (anominity)
responden dirahasiakan, hanya terdapat inisial atau kode yang dibuat oleh
3. Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
4. Kerahasiaan (Confidentiallity)
peneliti. Penyajian atau pelaporan hasil riset hanya terbatas pada kelompok
65
BAB 5
mempunyai anak usia 1-3 tahun sebanyak 42 responden yang dilaksanakan pada
tgl 1 Juli 2017 sampai dengan 10 Juli 2017. Tehnik pengumpulan data dalam
pemenuhan kebutuhan gizi seimbang anak dan mencatat hasil penimbangan serta
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status
gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan. Data yang akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Data umum yang berisi karakteristik responden menurut umur ibu, umur
anak, jenis kelamin anak, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, tinggi badan anak, berat
badan anak, informasi tentang gizi, dan informasi yang didapat. Data khusus yang
berisi tentang pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan
66
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Panekan memiliki fasilitas yang meliputi Balai Pengobatan antara lain KIA, Poli
Gigi, Poli Umum, Apotek dan Fasilitas lainnya. Wilayah Kerja Puskesmas
Panekan terdiri dari 17 Desa yaitu Desa Terung, Desa Cepoko, Desa Milangasri,
Desa Wates, Desa Panekan, Desa Manjung, Desa Tanjung sari, Desa Sumber
dodol, Desa Tapak, Desa Sukowidi, Desa Bedagung, Desa Ngliliran, Desa
Jabung, Desa Rejomulyo, Desa Turi, Desa Sidowayah, dan Desa Banjarejo.
Ngliliran 2 bulan terakhir terdapat populasi balita sebanyak 120 balita dengan
rincian data status gizi kurang sebanyak 20 balita sedangkan data status gizi
buruk sebanyak 5 balita dan dari data tersebut semua ibu sudah mendapatkan
Dengan batas-batas wilayah sebelah utara adalah Desa Jabung, sebelah selatan
adalah Desa Bedagung, sebelah Barat adalah Gunung Lawu, dan sebelah timur
67
5.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa usia rata-rata ibu
33,33 tahun, usia ibu yang paling banyak 30 tahun. Untuk usia ibu
tertinggi 45.00 tahun dan terendah 21.00 tahun dengan standar deviasi
sebesar 5,78 tahun. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa usia ibu berada
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa usia rata-rata anak
22,42 bulan, usia anak yang paling banyak 23 bulan. Untuk usia anak
tertinggi 36.00 bulan dan terendah 12.00 bulan dengan standar deviasi
68
sebesar 7,23 bulan. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa usia anak berada
69
Berdasarkan tabel 5.4 dari 42 responden terdapat 16 responden
anak adalah 73,16 cm, tinggi badan anak yang paling banyak 70 cm.
70
Untuk tinggi badan tertinggi adalah 105 cm dan terendah adalah 50 cm
dengan standar deviasi 12,22 cm. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa
anak adalah 9,83 kg, berat badan anak yang paling banyak 6 kg. Untuk
standar deviasi 2,97 kg. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa berat badan
71
Berdasarkan tabel 5.8 dari 42 responden (100%) pernah
72
Berdasarkan tabel 5.10 dari 42 responden terdapat 22 responden
No Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun Frekuensi (F) Prosentase (%)
1 Buruk 2 4,8
2 Kurang 17 40,5
3 Baik 20 47,6
4 Lebih 3 7,1
Jumlah 42 100
Sumber : Lembar Kuesioner Responden di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan 2017.
(47,6%) dengan status gizi yang baik, dan sebagian kecil 2 responden
pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di
73
Tabel 5.12 Hasil Analisis korelasi Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi
Seimbang Anak Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun
Hasil analisis dari tabel 5.12 diatas didapatkan hubungan pengetahuan ibu
tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di
responden (16,7%) dengan pengetahuan baik mempunyai anak dengan status gizi
lebih 0 anak (0%), status gizi baik 7 anak (16,7%), status gizi kurang 0 anak (0%),
status gizi buruk 0 anak (0%), dari 22 responden (52,4%) dengan pengetahuan
cukup mempunyai anak dengan status gizi lebih 1 anak (2,4%), status gizi baik 12
anak (28,6%), dengan status gizi kurang 8 anak (19,0%), dengan status gizi buruk
mempunyai anak dengan status gizi lebih 2 anak (4,8%), status gizi baik 1 anak
(2,4%), status gizi kurang 9 anak (21,4%), status gizi buruk 1 anak (2,4%). Hasil
tersebut dianalisis dengan mengunakan uji spearman rank yang didapat dari 42
responden pada penelitian ini adalah p value = 0,000 <Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikansi antara pengetahuan ibu
tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di
74
5.4 Pembahasan
pada bulan Juli 2017 dan setelah diolah, maka penulis akan membahas mengenai
hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status
gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan.
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu tentang
penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
membentuk sikap ibu, dan akhirnya akan lebih mengerti dalam memenuhi gizi
75
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Tawi
(2010) yang menyatakan bahwa tanggung jawab keluarga terutama peran ibu
sangat penting sehingga akan diperoleh suatu manfaat terhadap status gizi anak.
yang dapat menyesuaikan diri dengan hal yang baru. Pengetahuan juga
dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang berkaitan dengan usia individu. Hal ini
sesuai dengan tabel 5.1 menunjukkan bahwausia rata-rata ibu 33,33 tahun, usia
ibu yang paling banyak 30 tahun. Untuk usia ibu tertinggi 45.00 tahun dan
terendah 21.00 tahun dengan standar deviasi sebesar 5,74 tahun. Pada tingkat
kepercayaan 95% bahwa usia ibu berada pada rentang 31,45-35.00 tahun.
Semakin matang usia seseorang akan semakin banyak pengalaman hidup yang
dimiliki, dan mudah untuk menerima perubahan perilaku, karena usia ini
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pengalaman
permasalahan yang dihadapi di masa lalu, selain itu bertambahnya usia seseorang
76
2009). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
bahwa dari 42 responden paling banyak bekerja sebagai swasta yaitu sejumlah 23
sedikit bekerja sebagai PNS yaitu sejumlah 7 responden (16,7%). Hal ini sesuai
cukup besar, maka dia akan mampu untuk me nyediakan atau membeli fasilitas
sumber informasi.
lebih baik yang berkaitan dengan status gizi anaknya. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian pada tabel 5.4 bahwa dari 42 responden terdapat 16 responden (38,1%)
berpendidikan terakhir S1. Dalam penelitian ini didapatkan salah satu hasil bahwa
pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi itu kurang tetapi status gizi anak lebih
dan baik, hal ini dikarenakan ibu anak tersebut sibuk bekerja sementara anak
77
lebih banyak diasuh oleh anggota keluarga lain yang lebih memahami gizi apa
saja yang baik untuk anak tersebut. Selain itu banyak ibu yang kurang
memperdulikan gizi seimbang untuk anak nya dikarenakan ibu sibuk bekerja.
Informasi yang didapat dipengaruhi juga oleh faktor sosial ekonomi seperti
sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.8 bahwa dari 42 responden (100%)
pernah mendapatkan informasi tentang gizi dan pada tabel 5.9 dari 42 responden
(100%) sumber informasi yang didapat tentang gizi dari pelayanan kesehatan.
maka ibu dapat lebih memperhatikan gizi seimbang untuk anaknya agar status gizi
tentang gizi seimbang anak adalah ibu yang mengerti kebutuhan gizi dan mampu
menyajikan menu atau nutrisi yang akan diberikan kepada anaknya, sehingga
78
5.4.2 Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Posyandu Desa Ngliliran
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan
(4,8%) dengan status gizi buruk, 17 anak (40,5%) dengan status gizi kurang, 20
anak (47,6%) dengan status gizi baik, 3 anak (7,1%) dengan status gizi lebih.
Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa status gizi anak usia 1-3 tahun yang
besar adalah baik. Status gizi yang baik dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai dengan usianya, sehingga anak dapat tumbuh dan
sehat. Kebutuhan gizi yang baik dan buruk memberikan manfaat untuk anak
sebagai ukuran. Hal ini didukung berdasarkan penelitian dari Lubis (2009) tentang
hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas
Status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) pada anak usia
berat badan menurut umur (BB/U) terbanyak adalah sedang yaitu 22 anak (44%).
dibandingkan dengan buku yang telah tesedia. Data objektif dapat diperoleh dari
garis besar kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktifitas, berat
79
badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi anak dapat
dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan kartu
menuju sehat (KMS). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.2
didapatkan bahwa rata-rata usia anak 22,38 bulan, usia anak yang paling banyak
12 bulan. Untuk usia anak tertinggi 36.00 bulan dan terendah 12.00 bulan dengan
standar deviasi sebesar 7,43 bulan. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa usia
anak berada pada rentang 20,17-24,68 bulan. Yang kedua adalah jenis kelamin
anak, hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan sebagian
besar anak berjenis kelamin perempuan sebesar 23 anak (54,8%). Yang ketiga
adalah berat badan anak, hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.7
bahwa rata-rata berat badan anak adalah 9,83 kg, berat badan anak yang paling
banyak 6 kg. Untuk berat badan tertinggi adalah 15 kg dan terendah adalah 5 kg
dengan standar deviasi 2,97 kg. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa berat badan
anak berada pada rentang 8,79-10,54 kg. Yang terakhir adalah tinggi badan anak,
hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.6 bahwa rata-rata tinggi badan
anak adalah 73,16 cm, tinggi badan anak yang paling banyak 70 cm. Untuk tinggi
badan tertinggi adalah 105 cm dan terendah adalah 50 cm dengan standar deviasi
12,22 cm. Pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tinggi badan anak berada pada
status gizi anak yaitu ketersediaan pangan ditingkat keluarga hal ini sangat
tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap anggota
80
keluarga untuk mencapai gizi baik dab hidup sehat. Pola asuh keluarga, pola
keluarga yang diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya karena setiap anak
membutuhkan cinta perhatian, kasih sayang yang akan berdampak pada mental,
diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama oleh petugas kesehatan
yang kurang gizi disebabkann ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi
seimbang bagi anak yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang
terus rutin untuk melakukan penyuluhan terutama tentang gizi seimbang anak
kepada ibu-ibu agar mereka tahu dan mengerti tentang pentingnya gizi seimbang
untuk anak yang menjadi bagian sangat penting dalam pertumbuhan dan
orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Apabila seorang anak terkena defisiensi gizi maka kemungkinan besar sekali anak
81
5.4.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Seimbang
Anak Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.
ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun
penelitian yang telah didapatkan dari hasil uji statistik nilai p = 0,000 ˂ ɑ = 0,05
sehingga secara statistik Ho ditolak dan Ha diterima berarti ,ada hubungan antara
pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak
pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di
responden (16,7%) dengan pengetahuan baik mempunyai anak dengan status gizi
lebih 0 anak (0%), status gizi baik 7 anak (16,7%), status gizi kurang 0 anak (0%),
status gizi buruk 0 anak (0%), dari 22 responden (52,4%) dengan pengetahuan
cukup mempunyai anak dengan status gizi lebih 1 anak (2,4%), status gizi baik 12
anak (28,6%), dengan status gizi kurang 8 anak (19,0%), dengan status gizi buruk
mempunyai anak dengan status gizi lebih 2 anak (4,8%), status gizi baik 1 anak
(2,4%), status gizi kurang 9 anak (21,4%), status gizi buruk 1 anak (2,4%).
82
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan
cukup mempunyai anak dengan status gizi baik. Hal ini disebabkan karena ibu
bahwa ibu berpengetahuan cukup mempunyai anak dengan ststus gizi kurang, hal
tersebut disebabkan karena banyaknya ibu yang hanya sebagai karyawan swasta
(buruh di home industri) di desa tersebut. Sehingga ibu tersebut terlalu sibuk
bekerja dan kurang telaten dalam merawat dan memenuhi kebutuhan gizi
seimbang untuk anaknya. Penghasilan ibu sebagai buruh pun kurang mencukupi
untuk memenuhi asupan gizi bagi anaknya sehingga anak masih belum ,tercukupi
asupan gizinya.
status gizi anak yaitu ketersediaan pangan ditingkat keluarga hal ini
anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat. Pola asuh keluarga,
pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua oleh ank-anaknya karena setiap
anak membutuhkan perhatian, kasih sayang yang akan berdampak pada mental,
diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama oleh petugas kesehatan
83
yang kurang gizi disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi
seimbang bagi anak yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang
memerlukan enam zat gizi utama yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Zat gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang kita
konsumsi setiap hari. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
makanan yang dimakannya tidak boleh hanya sekedar mengenyangkan perut saja.
Makanan yangdimakan anak harus beragam jenisnya, jumlah atau porsinya cukup,
higienis dan aman (bersih dari nkotoran dan bibit penyakit serta tidak
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikti Sri
Karanganyar, dari penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat
dengan status gizi kurang sebanyak 1 responden (1,4%), dengan status gizi lebih
(0%), untuk ibu yang memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan status gizi baik
(5,4%), dengan status gizi lebih sebanyak 1 responden (1,4%), dengan status gizi
84
pengetahuan yang kurang dengan status gizi baik sebanyak 5 responden (6,8%),
dengan status gizi kurang sebanyak 3 responden (4,1%), dengan status gizi lebih
seimbang anak berhubungan dengan status gizi pada anak karena ibu yang
berpengetahuan luas dan berpendidikan, tahu cara memenuhi gizi anaknya dan
terutama tentang gizi pada anak. Kebutuhan energi anak lebih besar dibandingkan
dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat
Kebutuhan zat pembangun secara fisiologi anak sedang dalam masa pertumbuhan
optimal atau bisa dikatakan belum sempurna. Setiap penelitian pasti memiliki
keterbatasan yaitu :
85
1. Responden sangat susah untuk diwawancarai karena responden sibuk
2. Jalan untuk menuju satu rumah ke rumah lumayan agak jauh sehingga
ada yang nangis ketakutan sehingga peneliti meminta bantuan kepada ibu
kuesioner.
dapat melakukan penelitian yang lebih komplek dan lingkup yang lebih luas
mengenai status gizi anak. Dengan demikian bisa diketahui dengan jelas faktor-
faktor lain yang mempengaruhi status gizi anak, dan upaya preventif
penanggulangannya.
86
BAB 6
6.1 Kesimpulan
tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di
baik.
seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di Posyandu Desa
hubungan antar variabel pada tingkat sedang yaitu dengan nilai p value
87
6.2 Saran
Magetan
tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3
tahun.
ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-
3 tahun.
88
DAFTAR PUSTAKA
Agus. 2014. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu tentang Gizi
dengan Status Gizi Anak Balita (1-5 Tahun) di Jorong Surau Laut Wilayah
Kerja Puskesmas Biaro Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Tahun
2008. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol 1, No 1: 23-28. (diakses tanggal 24
Maret 2017)di
https//www.google.co.id/search?ie=UTF8&q=kuesioner+tingkat+pengetah
uan+ibu+tentang+gizi+balita&sa=X&ved=0ahUKEwjY51G2wbTTAhVB
ul8KHZ1AeQQ1QiiBw.
Baliwati, Y.F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Fauziah. 2009. Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Yang Tinggal
Di Daerah Rawan Pangan Di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah.
Skripsi Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institusi
Pertanian Bogor. (diakses tgl 20 Februari 2017) di
http://www.google.co.id/search?hl=id&ie=ISO-
88591&q=skripsi+punya+fauziah+tentang+pola+konsumsi+pangan=X&v
ed=0ahUKEwjY51G2wbTTAhVBul8KHZ1AeQQ1QiiBw.
89
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan: Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Kumala, M. 2013. Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Anak
Usia 1-3 Tahun Di Posyandu Kelurahan Sidomulyo Godean Sleman.
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta.
(diakses tgl 30 April 2017) di
http://www.google.co.id/search?hl=id&ie=ISO-8859-
h1&q=skripsi+punya+kumala+tentang+pola+pemberian+makanan=X&ve
d=0ahUKEwjY51G2wbTTAhVBul8KHZ1AeQQ1QiiBw.
Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar
Sinanti.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Proverawati. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
90
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha.
Sibagariang, E, 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Wati, E. K. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Wong, D.I. 2010. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta: EGC.
91
Lampiran 1
92
Lampiran 2
93
94
Lampiran 3
95
Lampiran 4
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Saya adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu
tentang pemenuhan gizi seimbang anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun
(Toddler) Di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.
Saya mengharapkan partisipasi Saudara/Saudari, Bapak/Ibu yang menjadi subjek
dalam penelitian ini dengan menjawab pernyataan-penyataan yang ada pada
kuesioner. Identitas dan jawaban Saudara/Saudari dan Bapak/Ibu akan dijamin
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Responden dapat memilih untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian ini
kapan pun tanpa ada tekanan dari siapa pun.
Jika Saudara/Saudari, Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini
perhatikan petunjuk pengisian kuesioner untuk menjawab pernyataan yang ada
dan menandatangani formulir persetujuan ini. Terimakasih atas partisipasinya.
96
Lampiran 5
Nama :
Alamat :
( ) ( )
97
Lampiran 6
KISI-KISI KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI
SEIMBANG ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI
POSYANDU DESA NGLILIRAN KECAMATAN PANEKAN
KABUPATEN MAGETAN
Variabel
Parameter Jumlah Soal Nomor Soal
Penelitian
Pengetahuan Ibu Konsep gizi
2 1,2
Tentang seimbang
Pemenuhan Gizi Manfaat
Seimbang Anak kebutuhan gizi 4 3,4,5,6
seimbang
Kebutuhan gizi
5 7,8,9,10,11
anak
Pengolahan bahan
3 12,13,14
makanan
Faktor-faktor
yang
5 15,16,17,18,19
mempengaruhi
status gizi anak
Dampak gizi anak 6 20,21,22,23,24,25
98
Lampiran 7
LEMBAR KUESIONER
99
II. Lembar Pertanyaan :
Petunjuk pengisian Kuesioner :
a. Jawablah pertanyaan dengan memilih satu jawaban yang paling benar
menurut pendapat ibu.
b. Berilah tanda silang (x) pada huruf didepan jawaban!
Soal!
1. Apa yang dimaksud dengan gizi seimbang adalah……
a. Makanan yang mengandung zat-zat gizi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan balita.
b. Makanan yang biasa dimakan.
c. Makanan siap saji.
d. Makanan yang mempunyai rasa enak
2. Makanan yang bergizi adalah.....
a. Makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna
b. Makanan yang mengenyangkan
c. Makanan yang memiliki rasa yang enak
d. Makanan yang mengandung bahan pengawet
3. Manfaat makanan bagi anak adalah untuk….
a. Pembentuktulangdanbadan
b. Kecerdasan anak dan berat badan menurun
c. Sumber energy dan pertumbuhan anak
d. Agar anak tidak mudah terserang penyakit
4. Salah satu manfaat makanan bergizi bagi anak adalah untuk kekebalan
tubuh yang berfungsi……
a. Sebagai pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit
b. Sebagai penambah berat badan
c. Sebagai penambah nafsu makan
d. Sebagai penambah tinggi badan
100
5. Salah satu bukti makanan anak tercukupi, adalah……
a. Dalam KMS berada dibawah garis merah
b. Terjadi peningkatan berat badan setiap hari
c. Tidak terjadi penungkatan berat badan tiap bulannya
d. Anak menjadi tidak mudah sakit
6. Anak yang tercukupi kebutuhan zat gizinya akan memperlihatkan aktivitas
sebagai berikut…..
a. Cepat lelah dan suka menyendiri
b. Diam dan pemalu
c. Aktif dan semangat
d. Sering malas-malasan
7. Secara garis besar kebutuhan gizi ditentukan oleh ?
a. Usia, jenis kelamin
b. Aktivitas
c. Berat badan dan tinggi badan
d. Benar semua
8. Zatgizi sebagai penghasil tenaga adalah ?
a. Lemak
b. Vitamin
c. Karbohidrat
d. Protein
9. Secara fisiologi batita sedang masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya
relative lebih besar daripada orang dewasa. Berikut pengertian dari ?
a. Kebutuhan zat pembangun
b. Kebutuhan zat pengatur
c. Kebutuhan energi
d. Zat gizi
10. Apa saja zat gizi yang diperlukan oleh anak ?
a. Karbohidrat, protein
b. Lemak, vitamin
c. Mineral, air
d. Benar semua
11. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, makan-makanan
yang dimakannya tidak boleh hanya sekedar mengenyangkan perut saja.
Makanan yang dimakan anak harus ...
a. Beragam jenisnya, porsinya cukup, higenis, dan aman
b. Harus yang mahal dan bermerk
101
c. Harus daging sapi
d. Harus yang banyak
12. Pengolahan bahan makanan adalah dengan cara......
a. Dipotong-dikupas-dicuci
b. Dicuci-dipotong-dikupas
c. Dikupas-dipotong-dicuci
d. Dikupas-dicuci-dipotong
13. Cara mengolah makanan pada anak adalah sebagai berikut ................
a. Sajikan dalam bentuk yang mudah ditelan
b. Berikan telur setengah matang
c. Berikan daging goreng atau daging yang diasap dan ikan asin
d. Campurkan makanan segar dan makanan jadi untuk variasi
14. Menghilangkan zat-zat yang merugikan seperti pestisida dari bahan
makanan yang akan dikonsumsi adalah.....
a. Dicuci
b. Disikat
c. Dimasak
d. Disabun
15. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak adalah ?
a. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga dan pola asuh keluarga
b. Kesehatan lingkungaan dan pelayanan kesehatan dasar
c. Buudaya keluarga,sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan
pendidikan
d. Semua benar
16. Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan
saja, tetapi lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk
pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Berikut pengertian dari ?
a. Pola asuh keluarga
b. Kesehatan lingkungan
c. Tingkat pengetahuan dan pendidikan
d. Budaya keluarga
17. Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa
konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada
pertumbuhan anak. Berikut pengertian dari ?
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Budaya keluarga
c. Kesehatan lingkungan
d. Sosial ekonomi
102
18. Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh
ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit
infeksi adalah pengertian dari...
a. Kesehatan lingkungan
b. Kesehatan spiritual
c. Kesehatan jasmani
d. Kesehatan rohani
19. Banyaknya anak yang kurang gizi dan gizi buruk di sejumlah wilayah di
tanah air disebabkan...
a. Tinggal di daerah terpencil
b. Belum ada listrik
c. Pendidikan orang tua yang rendah
d. Lingkungan kumuh
20. Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa
konseling,terutama oleh ?
a. Petugas kesehatan
b. Kepala desa
c. Sanak saudar
d. Petugas keamanan
21. Salah satu dampak kekurangan gizi pada anak adalah ?
a. Penurunan IQ anak
b. Anak menjadi pintar
c. Anak lebih aktif
d. Anak menjadi gemuk
22. Jika tidak teratasi akan berlanjut sampai remaja dan dewasa,hal ini akan
berdampak tingginya kejadian berbagai penyakit infeksi. Berikut
pengertian dari....
a. Dampak gizi buruk
b. Dampak gizi kurang
c. Dampak gizi lebih
d. Salah semua
23. Penurunan fungsi otak berpengaruh terhadap?
a. Kemampuan belajar
b. Kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungan
c. Perubahan kepribadian anak
d. Benar semua
24. Masa anak merupakan proses pertumbuhan yang pesat dimana
memerlukan...
a. Kasih sayang orang tua dan lingkungan
b. Harta melimpah
103
c. Baju selalu baru
d. Selalu makan enak
25. Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya...
a. Selalu jajan ditoko
b. Anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya
c. Bermain dengan temannya
d. Selalu ingin bersama ibunya
Hasil Pengukuran :
104
Lampiran 8
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.766 26
Item Statistics
105
item23 .4000 .51640 10
item24 .5000 .52705 10
item25 .4000 .51640 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
pengetahuan_qizi 12.0000 124.222 1.000 .985
item1 23.4000 480.267 .723 .758
item2 23.6000 474.489 .984 .755
item3 23.4000 479.822 .743 .758
item4 23.4000 479.822 .743 .758
item5 23.4000 479.822 .743 .758
item6 23.6000 474.489 .984 .755
item7 23.5000 478.056 .805 .757
item8 23.4000 481.156 .683 .759
item9 23.6000 474.489 .984 .755
item10 23.5000 476.278 .884 .756
item11 23.6000 474.489 .984 .755
item12 23.5000 478.500 .785 .757
item13 23.6000 474.489 .984 .755
item14 23.5000 478.056 .805 .757
item15 23.6000 474.489 .984 .755
item16 23.6000 474.489 .984 .755
item17 23.5000 476.278 .884 .756
item18 23.4000 480.267 .723 .758
item19 23.5000 478.056 .805 .757
item20 23.5000 478.056 .805 .757
item21 23.7000 479.789 .797 .758
item22 23.5000 478.056 .805 .757
item23 23.6000 474.489 .984 .755
item24 23.5000 479.389 .746 .758
item25 23.6000 474.489 .984 .755
106
RANGKUMAN HASIL UJI VALIDITASVARIABEL
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI (X)
Alpha Alpha
No. Variabel Keterangan
hitung Cronbach
Tingkat Pengetahuan
1. 0,766 0,6 Reliabel
Ibu Tentang Gizi (X)
107
Lampiran 9
HASIL TABULASI DATA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI SEIMBANG ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK
USIA 1-3 TAHUN (TODDLER)DI POSYANDU DESA NGLILIRAN KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN
108
22 32 26 P SD Petani 70 14 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
23 30 35 P SMP Swasta 105 10 Cukup Gizi buruk Pernah Layanan kesehatan
24 26 25 L SMP Swasta 65 8 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
25 28 18 P SMA Swasta 57 6 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
26 45 36 L SMA Swasta 93 13 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
27 29 34 P SMA Swasta 64 7 Cukup Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
28 30 34 P S1 PNS 60 7 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
29 37 19 L SMA PNS 62 7 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
30 36 18 L SMP Swasta 66 9 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
31 31 27 P SMP Swasta 70 8 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
32 30 26 P SMP Swasta 70 10 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
33 40 28 P SMA Swasta 76 11 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
34 32 24 L S1 PNS 80 10 Baik Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
35 37 23 P S1 PNS 77 7 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
36 30 25 L SMA PNS 70 11 Cukup Gizi lebih Pernah Layanan kesehatan
37 29 12 L SMP Swasta 65 9 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
38 36 12 L SMP Petani 62 6 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
39 25 17 P SMA Swasta 59 6 Kurang Gizi kurang Pernah Layanan kesehatan
40 39 23 P SMP Petani 72 11 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
41 23 12 L SMP Swasta 78 10 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
42 21 18 P SMA Swasta 73 10 Cukup Gizi baik Pernah Layanan kesehatan
109
Lampiran 10
DISTRIBUSI FREKUENSI
110
5. Karakteristik responden berdasarkan status gizi anak
status_gizi_anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid gizi buruk 2 4.8 4.8 4.8
gizi kurang 17 40.5 40.5 45.2
gizi baik 20 47.6 47.6 92.9
gizi lebih 3 7.1 7.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
Statistics
tinggi_badan_an berat_badan_an
umur_ibu umur_anak ak ak
N Valid 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0
Mean 33.3333 22.3810 73.1667 9.8333
Median 32.0000 23.0000 71.0000 10.0000
Mode 30.00a 12.00 70.00 6.00a
Std. Deviation 5.74951 7.43411 12.22336 2.97892
Minimum 21.00 12.00 50.00 5.00
Maximum 45.00 36.00 105.00 15.00
111
1. Tendensi sentral berdasarkan umur ibu
umur_ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 1 2.4 2.4 2.4
23 1 2.4 2.4 4.8
25 1 2.4 2.4 7.1
26 1 2.4 2.4 9.5
27 2 4.8 4.8 14.3
28 2 4.8 4.8 19.0
29 4 9.5 9.5 28.6
30 6 14.3 14.3 42.9
31 1 2.4 2.4 45.2
32 3 7.1 7.1 52.4
34 1 2.4 2.4 54.8
36 4 9.5 9.5 64.3
37 4 9.5 9.5 73.8
39 2 4.8 4.8 78.6
40 6 14.3 14.3 92.9
41 1 2.4 2.4 95.2
42 1 2.4 2.4 97.6
45 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12 7 16.7 16.7 16.7
14 2 4.8 4.8 21.4
112
26 4 9.5 9.5 76.2
113
105 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
114
Lampiran 11
HASIL KORELASI
2. Hasil crostab
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat_pengetahuan_ibu *
42 100.0% 0 .0% 42 100.0%
status_gizi_anak
status_gizi_anak
% of Total
.0% .0% 16.7% .0% 16.7%
Cukup Count
1 8 12 1 22
% of Total
2.4% 19.0% 28.6% 2.4% 52.4%
Kurang Count
1 9 1 2 13
Total Count 2 17 20 3 42
% of Total 4.8% 40.5% 47.6% 7.1% 100.0%
115
116
117
118
119
120