VITAMIN DAN MINERAL

IMMUNODULATORY
By: Dr Nur Rahman, STP MP

Disampaikan pada kuliah Diploma IV Gizi Politeknik Kesehatan Malang

 INTRODUCTION
Nutrition interact with animal immune system
(Pring and Ahmed,1993)
Micronutrients (Minerals and Vitamins)
Minerals Zn, Cu,Cr.Se,Mn, Fe,Co
Vitamins like E,beta carotene and vitamin
A,Vitamin C, D
 Stress condition
The requirement of micronutrient for optimal
immune response is greater than the amount
required for growth and reproduction
(Harmon,1994; Scaletti,1992)
 IMMUNITY

INNATE ACQUIRED
•Physical and chemical barriers
•Phagocytes Specific towards
(Neutrophils & Macrophages) particular antigen and
-Inflammatory process. enhanced with repeated
exposure
 ACQUIRED IMMUNNE
RESPONSE

HUMORAL CELL MEDIATED

•Mediated by
•Mediated by
B lymphocytes. T lymphocytes

(Galyean et al.,1999)

Humoral: kekebalan yg dihasilkan aktivitas darah

Cell mediated: imunitas yg dihasilkan dr respon yg tdk melibatkan antibodi, namun
melibatkan makrofag, NK cell sel T.
 B lymphocytes

• Mature in bone marrow

•Antigen binding receptor in their membrane

B cells

Memory cells Plasma cells

(Chew,1996)
Plasma sel: jenis sel kekebalan (sel darah putih) yg membuat sejumlah besar
antibodi spesifik. (limpo B, sel B, plasma dll
Memory cells: sekelompok sel yang membantu tubuh mempertahankan diri
terhadap penyakit dengan mengingat paparan sebelumnya dari organisme
 T lymphocytes
•Mature in thymus gland
•Function to;
Killing infected cells.
Stimulate microbial and cytotoxic activity of immune effecter cells
•T cell membrane receptor. Molekul yg mengenal antigen.
• Membrane protein Major Histo Compatibility (MHC) molecule.
•sekumpulan gen yang ditemukan pada semua jenis vertebrata. Protein MHC yang disandikan berperan dalam mengikat dan mempresentasikan
antigen peptida ke sel T

•Three types of subpopulation

T helper cells (Th cells) membantu/mengontrol system imun spesifik; Menstimulasi sel B untuk membelah dan
meproduksi antibody; Mengaktivasi dua jenis sel T lainnya Mengaktivasi makrofag untuk
bersiap memfagositosis

T cyto toxic cells (Tc); menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan sel pathogen yang relative besar secara langsung
T suppressor cells (Ts); menurunkan/menghentikan respon imun
•T helper cells
Secrete growth factor –cytokines.
(Chew, 1996)
Having membrane glycoprotein CD4
Cells of the immune system
• B cells

• T cells

• NK cells

• Monocytes/macrophages

• Neutrophils

• Eosinophils

• Basophils

(Chew,1996)
 Fungsi Imun
• Fungsi imun adalah sebagai pertahanan melawan
serangan patogen or cancer cells dan berperan
penting dalam mempertahakan kesehatan.
• Fungsi imun akan terganggu ketika kondisi :
• Malnutrisi
• Aging
• Strees mental or fisik
• Gaya hidup undesirable.
VITAMINS
 Vitamins

•Act as natural antioxidant Includes Beta carotene and vitamin

A, Vitamin E, Vitamin C
•Protect tissue against damage caused by free radicals.
•Free radicals are,
• Generated in normal cellular metabolism
• React with enzymes, DNA and damage the tissue
• Common free radicals are super oxide, hydrogen
peroxide, hydroxyl radical, fatty acid radical
 Antioxidant system of mammalian cells
Component location Nutrient function
involved

Superoxide cytosol Cu,Zn,Mn An enzyme that converts super

dismutase oxide to hydrogen peroxide

Glutathione cytosol Se An enzyme that converts

peroxidase hydrogen peroxide to water

Catalase cytosol Fe An enzyme that converts

Hydrogen peroxide to water

Alpha tocopherol membrane Vitamin E Break fatty acid peroxidation

chain reaction

Carotene membrane Carotene Prevents initiation of fatty acid

peroxidation chain reactions

Smith et al.,1984
Role of antioxidant on immunity

Miller and
Slebodzinska, 1993
 Vitamin A
• Vit A berperan dlm mempertahankan:
Permukaan usus,
• Regenerasi respon antibodi,
• Hematopoiesis dan
• Fungsi lymphocyte T dan B, NK cell dan
noutrophils.
• Fungsi vit A sbg modulator transkripsi gene.
• Sel tipe Th1 mensekresikan IL-2 (), TNF-α, dan
interferon-γ dengan kadar tinggi. Aktivitas ini
mengaktivasi makrofag dan sel promotor yang
dimediasi respon imun melawan patogen
intraseluler yang invasif.
• Sel tipe Th2 memproduksi berbagai macam
sitokin anti-inflamasi, termasuk IL-4, IL-5, IL-6,
IL-10, dan IL-13
IL-2: apoptosis sel T
IL-4: penting dlm perkembangan hipersensitivitas.
IL-6: menginduksi respon peradangan
IL-10:: menghambat aktivitas sel T, makrofag, monosit.
 Pada kondisi dominant-TH1,
kondisi yang timbul adalah:

1. Diabetes type 1 7. Sjögren’s syndrome

2. Multiple sclerosis 8. Psoriasis

3. Rheumatoid arthritis 9. Sarcoidosis

4. Uveitis 10. Chronic Lyme disease

5. Crohn’s disease 11. H. Pylori infections

6. Hashimoto’s disease 12. E. histolytica

Jika seseorang berada pada kondisi dominant-TH2, dimana terjadi
penurunan imunitas selular dan penguatan imunitas humoral,
maka kondisi yang akan terjadi adalah:

1. Allergies 9. Pertussis vaccination

2. Chronic sinusitis 10. Malaria

3. Atopic eczema 11. Helminth infection

4. Asthma 12. Hepatitis C

5. Systemic autoimmune 13. Chronic glardlasis

conditions such
as lupus erythematosus and 14. Hypercortisolism
mercury-
induced autoimmunity 15. Chronic candidiasis

6. Vacctination-induced state 16. Cancer

7. Certain cases of autism 17. Viral infections

8. Hyperinsulinism 18. Ulcerative colitis

RARE: retinoid acid reseptor elemen, terkait reseptor steroid dan
thyroid hormon .
 Beta carotene

•Act as an antioxidant
Beta carotene:
•Enhances phagocytic activity of neutrophils- myloperoxidase enzyme
(enzim peroxidase)
•Enhances phagocytic activity of macrophages – peroxidase.
•Increases lymphocyte toxicity
• 1. Mengatur sistem kekebalan tubuh (imunitas). Sistem
kekebalan membantu mencegah atau melawan infeksi
dengan cara membuat sel darah putih yang dapat
menghancurkan berbagai bakteri dan virus berbahaya.
Vitamin A dapat membantu limposit (salah satu tipe sel
darah putih) untuk berfungsi lebih efektif dalam melawan
infeksi. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap
pertmbuhan dan diferensiasi limposit B. disamping itu
kekurangan vitamin A menurunkan respon anti bodi yang
bergantung pada sel T.
• 2. Menangkal radikal bebas. Vitamin A dan betakaroten
terbukti merupakan antioksidan yang dapat melindungi sel
dari serangan radikal bebas untuk mencegah timbulnya
berbagai penyakit kronis, seperti jantung dan kanker
 Vitamin C
• Merupakan antioksidan yg larut air dan
plasma.
• Berperan / kontribusi dlm pengaruh dlm
penghambatan ekpresi proinflmasi cytokine
spt : IL-6, TNF-α

IL-6; Dikelurakan saat terjadi infeksi. Akut and kronis. Induksi maturasi sel B
TNF ; indikasi ganguan filtrasi, asam urat, HDL rendah
• Severe CAP sec sig meningkatkan stres oksidative
dan proinflamasi (TNF, IL-6 pd paru dan periphera
blood.
• Vit C menghambat ROS dan kerusakan DNA,
TNF, IL-6 dari dari severe CAP secara invitro.
• Vit C menrunkan ROS DNA demage, produksi TNF
dan IL-6 pada LPS-stimulated macrophage cells
• Chen et al, 2014. Vitamin C Mitigates Oxidative Stress and Tumor Necrosis Factor-Alpha in Severe Community-
Acquired Pneumonia and LPS-Induced Macrophages.
• Makrofag : adalah jenis sel darah putih yang membersihkan tubuh dari partikel mikroskopis yang tidak diinginkan
seperti bakteri dan sel-sel
• Fungsi khusus vitamin C yang berhubungan dengan
sistem imun
• 1. meningkatkan pengeluaran sel darah putih dan
antibodi yang melawan penyakit, serta meningkatkan
kadar interferon yang melindungi permukaan sel agar
tidak dimasuki virus
• 2. menangkal berbagai radikal bebas ekstraseluler,
menjaga struktur kolagen (penghubung jaringan
tertentu di tubuh)
• Vitamin C deficiency in animals has been associated
with decreased phagocytosis and antimicrobial activity
of macrophages.
 Vitamin E
• Banyak ditemukan dlm diet lemak khususnya PUFA.
• Merupakan antioksidan larut lemak yg ada pd membran
cell.
• Diduga berperan dlm mempertahankan integritas
membran dg cara membatasi oksidasi lemak oleh ROS.
• Sbg inflamatory process dg cara menghambat aktifitas
NFkB yg terlibat dlm trankripsi sejumlah protein
berhubungan dg respon inflamatory proses menyangkut : il-
1b, Il-2 dan TNF-α
• Meningkatkan produksi antiodi, proliferasi lymphocyte,
aktifitas NK cell dan macropage phagocytosis.

NfkB: NF-kB adalah factor transkripsi pada mamalia yang mengkontrol sejumlah
gen penting dalam proses imunitas dan inflamasi.
family of protein kinase enzymes that are involved in controlling the function
of other proteins through the phosphorylation of hydroxyl groups of serine
and threonine amino acid residues on these proteins.
 • Vit E meningkatkan sec sig proliferasi
lymphocyte, IL-2 dan mengurangi respon
hipersensitif pd kulit. Serta menurunkan
produksi PGE2 dg cara mempengaruhi
aktivitas COX.
• Vit E sbg mediasi penurunan produksi NO
macrophage dan ONOO .
• Dietary vitamin E and T cell-mediated function in the elderly: e€ectiveness and mechanism of
action Mauro Sera®ni* Int. J. Devl Neuroscience 18 (2000) 401±410

Lymphocyte: sistem limpa. sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk vertebrata.
PGE2: salah satu faktor lokal yang berperanan penting untuk pertumbuhan tulang5
COX: merupakan enzim ( EC 1.14.99.1 ) yang bertanggung jawab untuk pembentukan
mediator biologis penting yang disebut prostanoids , termasuk prostaglandin , prostasiklin
dan tromboksan . Farmakologi penghambatan COX dapat memberikan bantuan dari gejala
inflamasi dan nyeri . -i
• Vit E reduces harmful lipid free radicals.

• Enhances phagocytic activity of neutrophils,

macrophages and NK cells. (Miller,1993)
• Both vitamin E and Se influences the function of immune
cells especially in mammary gland immunity

• It is major antioxidant in the blood.

NK sel:Sel NK (natural killer) adalah sejenis sel darah putih yang berisi butiran
dengan enzim yang dapat membunuh sel tumor atau sel mikroba.
 Carotenoid, thiamine, folat

• Anti tumor
• Menurunkan resiko cancer colon, colorectal
M leprae, bakteri penyebab
kusta
 Vitamin D

TLR: termasuk jenis PRR (Pattern Recognition Receptor) yang berperan dalam
pengenalan patogen.
SOCS1: supresor of cytokine signaling.
MTB: mycobacterium tuberculosa.
VDR Vit D receptor.
VDRes : element
• 1,25(OH D3 berperan meningkatkan
production of the antimicrobial peptide
cathelicidin dan membunuh intracellular
mycobacterium tuberculosis (MTB).
 Vitamin D

RXR: retinoid receptor

CCL22:chemokine 22 , pprotein yg dikode CCl22, level yg rendah penting dlm
pengaturan penyakit., kalau tinggi , ada penyakit.
Il-10: sitokin yg banyak disekresi monosit yg memiliki efek pleiotrofik pd sistem
peradangan dan kekebalan, fungsi menghambat respon peradangan.
IL-T3: gol molekul sel permukaan.
CD40: protein yg ditemkan pd antigen presenting sel.
T Reg: sama dengan T supressor.
Paneth cell : sel epitel di mucosa usus.
AMP production: melukul pensinyalan intra
seluler
IL-10: menghambat respone peradangan
 Vitamin D

Sel Dendritik : monosit yg terdiferensiasi oleh

stimulasi GM-CSF dan I-4 dan menjadi bagian
sistem kekebalan mamalia.(fungsinya
menjalankan pesan listrik )
Treg: fungsinya menjaga penyakit autoimun
Ll37; peptida antimikroba
Defb4; defensin beta 4,
peptida antimikrobial
Memori sel; gol sel T yg
telah teraktifasi oleh
antigen, pd saat terjadi
infeksi.
FR4; folat receptor 4,
meningkatkan gut-
homing IgA dari sel B.
BCl2: protein yg mengatur apoptosis.
Treg: pengaturan homeostatis sel imun.
 B6
• Kekurangan vitamin B6
dilaporkan terjadi pada orang
HIV-positif dan tampak
Mengurangi tanggapan CD4
dan kemampuan sel
pembunuh alami untuk
membunuh organisme infeksi.
Kekurangan vitamin B6 juga
dikaitkan dengan peningkatan
risiko kanker tertentu.

• Sel T; sel yg mampu

membedakan antigen,
 Vitamin B12
• Tingkat vitamin B12 yang
rendah dalam darah
tampaknya umum pada
infeksi HIV.
• Suplemen vitamin B12
menunjukkan
peningkatan jumlah CD4
dan kegiatan sel
pembunuh alami pada
orang yang kekurangan
vitamin B12 secara
bermakna.
•Mineral
 Zinc

Zinc is component of numerous enzymes

Super oxide dismutase (SOD)
RNA Polymerase
DNA polymerase
Ribonulease
Thymidine kinase

Thymidine kinase: mempunyai kunci sintesis DNA

 Zinc influences host defence mechanisam via:
Zinc..
• Phagocytic activity
• Cell mediated immunity/respone imun yg
tdk melibatkan antibodi, namun
mengaktivasi phagositosis
• Humoral immunity

Zinc enhances Phagocytic

phagocyticactivity
activity of macrophages
and neutrophils (Babior, 1978)
Phagocytic activity through respiratory burst
( McCord & Fridovich,1969 ; Chew, 1996)
Increase release of vasoactive amines by basophils

Vasoactive amine: group histain, serotonin yg beraksi sbg; pelebaran pembuluh

darah.
Zinc..

Cell mediated immunity;

Enhances T cell mediated immunity
Zinc is a cofactor for thymic hormone thymulin (maturasi hormon T Lymho.

Thymulin deficiency

Impaired T lymphocyte
proliferation

Impaired T lymphocyte function

Humoral immunity:
Increases antibody production
(Bach,1983)
 Zinc
• Berperan penting dlm aspek aktivasi T
lymphocyte dan signal transduction.
• Berimplikasi dg interaction non covalent dari
cytoplasmic tails of cd4, dan cd8 dg tyrosine
kinase p56.
• Berperan pd awal proses aktivasi T cell.
• Menstimulasi authoposporilasi dari residu
tyrosine oleh p56 dan subsequent phosporilasi
dari Tcell receptor complex terlibat CD45.
CD4: (cluster of determinat) glikoprotein yg ditemukan pd permukaan sel imun
CD8: merpkan tranmembran glikoprotein, mrpk co receptor T Cell receptor.
CD45: transmembran protein tirosine phospatase.
 ZN DEF NON SPECIFIC IMMUNITY
• KERUSAKAN SEL EPIDERMAL
• KERSAKAN PERMUKAAN GI DAN PULMONARY
• MEMPENGARUHI :
• POLYMORPHONUCLEAR LEIKOCYTE FUNCTION
• Nk cell
• Complement activity
 Zn def specific immunity
hewan coba
• Menurunkan jumlah lymphocyte T dan B
• Menurunkan sampai 50% konsentrasi :
• Peripheral blood lymphocyte and
• macrophage
• Menekan fungsi sel T dan Sel B.
• Menurunkan gejala dan lama penyakit
influenza. Secara tidak langsung
mempengaruhi fungsi imun melalui peran
sebagai kofaktor dalam pembentukan DNA,
RNA, dan protein sehingga meningkatkan
pembelahan sellular. Defisiensi Zn secara
langsung menurunkan produksi limfosit T,
respons limfosit T untuk stimulasi/rangsangan,
dan produksi IL-2.
• Zinc diperlukan bagi pengembangan dan
pengaktifan T-limposit, yaitu sejenis sel darah
putih yang berfungsi untuk memerangi
penyakit. Di saat suplemen zinc diberikan
pada individu yang memiliki zinc rendah,
jumlah cel T-limposit dalam darah meningkat
dn kemampuan sel limposit untuk memerangi
infeksi meningkat.
• Studi menunjukkan anak-anak yang miskin dan
kekurangan nutrisi di India, Afrika, Amerika Selatan dan
Asia Tenggara bisa sembuh dengan lebih cepat dari
penyakit diare setelah minum suplemen zinc. Jumlah
zinc yang diberikan pada studi tersebut berkisar 4 mg
per hari hingga 40 mg per hari dan diberikan dalam
bentuk zinc yang bervariasi (zinc acetate, zinc
gluconate, atau zinc sulfate). Suplemen zinc sering
diberikan untuk membantu penyembuhan borok pada
kulit atau luka-luka lainnya. Tetapi penyembuhan tidak
bisa lebih cepat apabila diberikan pada orang yang
sudah memiliki kadar zinc yang normal.
• The effects of zinc on the development and function of certain
immunologic cells and cytokines. GM-CSF, granulocyte
macrophage colony stimulating factor; IG, immunoglobulin; IFN,
interferon; IL, interleukin; IL-2R, interleukin-2 receptor; M-CSF,
monocyte colony stimulating
• factor; NK, natural killer;
• 0, zinc deficiency has little or no effect on the process or activity;
TNF, tumor necrosis factor; U, the effect of zinc deficiency on the
particular process or activity is unknown;
• @, zinc deficiency down-regulates or inhibits the process or activity;
!, zinc deficiency enhances the process or activity; *,
• zinc is needed for the structural integrity of
the molecule.
 Iron
• Berperan dlm aktiitas cytokine dan cell-
mediated immune effector mechanisms of
Macrophages.
• Peranan zat besi yang sedikit tampak mengurangi pembentukan
dan kegiatan hormon timik; penurunan jumlah CD4,
membahayakan fungsi CD4, sel pembunuh alami dan neutrofil;
peningkatan kematian sel; merusak kemampuan sel untuk
membunuh organisme infeksi; dan mengganggu pembentukan
sitokin. Apabila zat besi ditambahkan dengan vitamin A, tampak
peningkatan jumlah sel kekebalan pada manusia. Tingkat zat besi
dalam darah pada orang HIV-positif mungkin tidak dapat
menggambarkan secara tepat berapa banyak zat besi yang
tersimpan dalam tubuh dan fungsi kekebalan, sehingga penggunaan
suplemen diperdebatkan. Lebih lanjut, karena kerumitan yang
saling mempengaruhi antara bahan gizi dalam tubuh, konsumsi zat
besi yang berlebihan dapat mengganggu penyerapan tembaga.
• Sel T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel
tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya
sintesis DNA. Berkurangnya sintesis DNA disebabkan oleh
gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang
membutuhkan besi untuk dapat berfungsi. Disamping itu
sel darah putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat
bekerja secara efektif dalam keadaan tubuh kekurangan
besi. Enzim lain yang berperan dalam sistem kekebalan
adalah mieloperoksidase yang juga terganggu fungsinya
pada difesiensi besi. Disamping itu dua protein pengikat-
besi trsnsferin dan laktoferin mencegah terjadnya infeksi
dengan cara memisahkan besi dari mikroorgnisme yang
membutuhkannya untuk perkembangbiakan.
• Selenium diketahui memperbaiki sistem
imunitas (kekebalan tubuh) dan fungsi
kelenjar tiroid.
 Zn
• Sumbernya pd : millet gandum jagung 70%.
• Pemasakan tdk terlalu banyak zn hilang.
• Pemanasan kering menurunkan selenium.
• pengaruh Se :
• Meningkatkan regulasi dari ekspresi α dan β sub unit il2
reseptor, yg terekspresi pada imun cel T dan B
lymphocite.
• Suplemetasi Se menurunkan fungsi cell NK sel pd orang
dewasa.
• Kehilangan NK cell aktivity berarti terkait dg cell cancer
dapat menghilangkan immune mediated destruction.
Tugas
Tugas
Tugas
Tugas
Tugas
 • Trace Minerals and Immunology
• Beef Cattle Handbook
• Richard C. Bull, Professor of Animal Sciences,
University of Idaho
 Interaksi mineral dan penyakit /
imunologi)
• Respon imun tgt status gizi.
• defisiensi mineral zn fe co dan se
menunjukkan rendahnya daya tahan thd
penyakit, yg berdampak pd respon imun atau
fungsi leukosite yg cacat.
 zn
• The relationships between zinc and the
immune function are reviewed in a
symposium summary by Fraker et al. (1986).
• A zinc deficiency results in atrophy of the
thymus (Fraker et al. 1977)
• and an increase in leukocyte count (evidence
of infectious disease) with a reduced number
• of lymphocytes.
• Immature (band) neutrophils are also elevated
in zinc-deficient animals. Because the thymus
is important in T-cell formation, the effect of
zinc on this phase of the immune system has
received considerable research attention in
recent years (Cossack 1989).
A zinc deficiency induces the following
effects on the immune system:
• a. Induces lymphoid atrophy and decreases in vivo
• response to many T-dependent antigens (Fraker et al.
• 1977, Chandra 1985).
• b. Reduces the number of IgM and IgG plaque-forming
• cells per spleen in response to immunization with
• sheep red blood cells.
• The zinc deficiency apparently interferes with T-cell
• helper function, which causes substantial losses in
• humoral immune capacity
• (Ferandes et al. 1979, Moulder and Steward 1989).
• c. Drastically reduces the concentration of thymic
• hormone and thymus weight (Golden et al. 1977).
 Iron
• A deficiency of iron appears primarily to effect the
• antibody formation associated with B-cell lymphocytes,
• although studies with T cells show a slight reduction in
• rosette-forming cells. Antibody production in animals
• immunized with a toxoid was more sensitive to decreas-
• es in dietary iron than were hemoglobin, serum iron,
• serum proteins, liver iron, or body weight. Iron-deficient
• pigs were more susceptible to the lethal action of bacterial
• Endotoxin (E. coli) than their non-deficient littermates.
 Selenium
• Kiremidjian-Schumacher and Stotzky (1987) have an extensive review on selenium
and the immune response. Briefly, selenium deficiency reduces T-celldependent
• antibody responses, an effect that is magnified with a vitamin E deficiency.
• Numerous studies have linked selenium status to immunocompetence. Studies
• With small animals supplemented with 0.7 or 2.8 ppm selenium resulted in a 7 or
30-fold increase in antibody titers (sheep red blood cell antigen), respectively,
• Over the non-supplemented group (Spallholz et al. 1973a, 1973b, 1975).
• Both vitamin E and selenium independently enhanced the immune response of
calves and together had an additive effect in increasing hemagglutinin
• Titers (Reffett et al. 1988a, 1988b; Swecker et al. 1989). Smith et al. (1985) found
evidence of selenium acting
• The principal biochemical role of selenium is a selenium-containing enzyme (glutathione
peroxidase) that serves to destroy certain toxic peroxides within the body cells.
• The mechanism by which selenium enhances immunocompetence is unknown, but several
• Researchers suggest that the lipid peroxide-destroying activity of glutathione peroxidase
• may be involved because vitamin E and synthetic antioxidants also stimulate
• the immune response (Kiremidjian-Schumacher and Stotzky 1987, Stabel et al. 1989).
• Serum IgG and IgM concentrations were reduced with selenium deficiency
 Co
• Copper-deficient animals exhibit several
symptoms of immune system dysfunctions.
These include an absolute decrease in the
number of T cells and especially T-helper cells
(Lukasewycz et al. 1985), and a marked decrease
in the T and B-cell mitogens on splenic
lymphocytes (Lukasewycz et al. 1983, 1985;
• Flynn 1984). Copper-deficient animals show a
decrease in antibody- cell response with
increased susceptibility to infection
• Copper-deficient rats had a higher percentage of
weight
• for liver and heart and lower percentage of thymus
• (Koller et al. 1987). Antibody titers and natural killer-
cell
• cytotoxicity were markedly suppressed in animals fed a
• diet with no copper. A severe or marginal deficiency in
• copper caused a gradual reduction in the immune
status
• of mice (Mulhern and Koller 1988).
 Copper..

Copper immune mechanism

Phagocytic activity
Neutrophils
Monocyte

Humoral Response:
•Increases antibody production
•Ab production decreased in Cu deficient diet
(Gengelbech and spears, 1998)
 COPPER

Copper is component of
•Superoxide dismutase (SOD)
•Ceruloplasmin.
•Modulate inflammatory response by phagocytosis
Copper..

Cell mediated immunity

•Mainly through T-lymphocytes (Th,Tc) by cytokine production
• inhibit viral replication
•Interlukin production
B cell maturation
NK cell activity
Chemo tactic attraction

Tumour necrosis factor 

•Act on tumor cell-kill it.
• Iodine Deficiency has been can stimulate IgG
synthesis in human lymphocytes in vitro (25).
ROLE OF MICRONUTRIENTS ON
ANIMAL IMMUNITY

DR.C.KATHIRVELAN, M.V.Sc, PhD

Assistant professor
Department of Animal Nutrition
College of Veterinary Science
S.K.Nagar, Gujarat State 385 506
INDIA