Anggota Kelompok:
1. Alicia Angelina Susanto (405130077) 6. Inggrid Gracia Saerang (405140039)
2. Felix Setiawan (405130093) KETUA 7. Cynthia (405140058)
3. Vica Claudia Budiono (405130144) 8. Hartomas Bumiharjo (405140065)
SEKRETARIS 9. Nailah Rahmah (405140069)
4. Muhammad Zuhri (405140018) PENULIS 10. Ivany Lestari Goutama (405140070)
5. Heiddy Chandra (405140021)
Kompetensi Blok Mata Kuliah Penunjang
Modul
Mahasiswa diharapkan mampu : • Anatomi
• Merencanakan penatalaksanaan • Ilmu Fisiologi
kelainan sistem urogenital, • Histologi
berdasarkan riwayat penyakit, • Mikrobiologi
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
• Farmakologi patologi klinik
penunjang
• Ilmu Gizi
• Melakukan manajemen kelainan yang
terkait sistem urogenital, berupa • Ilmu Kesehatan Anak
sirkumsisi, pemasangan kateter, dan • Ilmu penyakit Dalam
pemeriksaan duh • Ilmu Bedah
• Radiologi
• Parasitologi
• Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
PEMICU 2 : “Mengapa Kencingku Sakit ?”
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ibunya ke poliklinik umum
dengan keluhan sakit diperut bagian bawah sejak 5 hari yang lalu dan demam tidak
terlalu tinggi selama 3 hari. Namun, dalam 2 hari terakhir ini demam tinggi pada
perabaan. Menurut ibunya, anak tampak menahan sakit saat berkemih dan warna
air seninya kuning dan keruh. Keluhan seperti ini pernah terjadi saat anak tersebut
berusia 7 tahun. Sejak lahir anak tersebut memiliki kulit kulup penis yang panjang
dan jika mau berkemih, kulih tersebut menggembung terlebih dahulu sebelum
keluarnya air seni. Sang ibu khawatir apakah anaknya menderita penyakit yang
sama seperti anak perempuannya, yang berusia 18 tahun, yang pernah anyang-
anyangan saat berkemih disertai nyeri perut hebat hilang timbul; atau seperti
ayahnya yang mengalami penyakit kencing batu berulang.
Pada pemeriksaan fisik diketahui suhu tubuh 37,9 derajat celcius. Tampak kulit
preputium menguncup, edema dan bewarna kemerahan.
Apa yang dapat anda pelajari dari kasus diatas ?
LANGKAH 1 : UNFAMILIAR TERMS
1. Kulit kulup preputium : kulit kulup bagian depan yang membungkus glands
penis yag biasanya di sirkumsisi.
2. Anyang2an: perasaan ingin berkemih tapi tidak bisa dan sakit
LANGKAH 2 : RUMUSAN MASALAH
2. Apakah terdapat hubungan antara kulit kulup yang panjang dan keluhan anak
tersebut?
5. Mengapa keluhan hilang antara usia 7-8 tahun, lalu timbul lagi di usia 8 tahun?
6. Mengapa saat berkemih, kulit kulupnya menggelembung terlebih dahulu?
7. Apa etiologi dari kulit preputium menguncup, edema dan kemerahan?
8. Berapa range usia seseorang untuk sirkumsisi?
9. Apa pemeriksaan fisik dan penunjang untuk diagnosis anak laki2?
10. Mengapa terjadi kencing batu berulang?
LANGKAH 3 : CURAH PENDAPAT
1. Gangguan filtrasi, hiperosmotik, infeksi bakteri, >> protein
2. Kulit preputium panjang hygine yg buruk
3. Ada kelainan genetik, gaya hidup keluarga, edukasi kebersihan, kurang minum,
kebiasaan menahan kencing.
4. Isk (terutama pd perempuan disebabkan tata cara bilas yg salah); gangguan
persyarafan overactive vu; obstruksi ureter dan uretra (ex: disebabkan batu)
5. DD untuk anak laki2: batu di ureter / vu; ISK karena hygine kurang; kelainan
kongenital (hipospadia)
6. Belum di sirkumsisi kulit menggembung saat berkemih
7. Etiologi : infeksi bakteri, jamur, parasit untuk oedema dan kemerahan;
menguncup belum di sirkumsisi.
8. Usia secara agama : sebelum usia 12 tahun, paling sering 5-9
tahun.
secara medis : ??
9. Untuk menyingkirkan DD :
• Mc bourney sign dan rovsing sign
• Urinalisis: sedimen
• Kultur urin
• Foto X-Ray, USG, CT-SCAN.
10. sama dengan no 4.
LANGKAH 4 : MIND MAPPING
DD : ISK
• Batu saluran kemih
• Saluran kongenital
LANGKAH 5 : LEARNING ISSUE (LI)
1. Menjelaskan mengenai kelainan kongenital genitalia (hipospadia, epispadia,
kriptorkidismus, fimosis, parafimosis, rectratile testis)
(Definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, faktor resiko, PF dan PP, DD, tatalaksana,
komplikasi, prognosis dan pencegahan)
LI 1 : kelainan kongenital genitalia (hipospadia, epispadia,
kriptorkidismus, fimosis, parafimosis, rectratile testis)
HIPOSPADIA
Epispadia
• Jauh lebih jarang daripada
hipospadia: 1/300000 BBL
• ♀: ♂ = 1:5
• Meatus uretra terletak di bagian
atas penis/klitoris
• Terjadi akibat gangguan migrasi
sel mesoderm ketika minggu ke-4
perkembangan embrio.
• Dapat terjadi disertai dengan
ekstrofi kandung kemih
http://www.embryology.ch/anglais/ugenital/patholgenital02.html
Fimosis dan Parafimosis
Fimosis
• Prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis.
• Gambaran klinis:
• Gangguan aliran urin
• Higiene lokal kurang bersih
• Tindakan: sirkumsisi
Parafimosis
• Prepusium penis yang diretraksi sampai sulkus koronarius dan tidak dapat dikembalikan
keadaan semula dan timbul jeratan penis dibelakang sulkus koronarius.
• Tindakan:
• Memijat glands
• Dorsum insisi
Definisi Etiologi
• Testis yang terletak di bagian supra- 1. Tidak dibutuhkan treatment khusus:
skrotum atau canal inguinalis bawah • Tidak ada masalah apapun
yang dapat dibuat turun sepenuhnya secara klinis.
ke skrotum tanpa resistensi dengan • Penurunan testis yang tertunda.
penurunan secara manual, namun 2. Dibutuhkan prosedur operative:
dapat kembali lagi ke posisi semula • Ada retensi atau penahan atau
setelah dicetuskannya reflex dari M. pembatas pada garis normal
Cremaster. turunnya testis.
• Testis ektopik atau
kriptorkidismus.
Patofisiologi
Kontraksi Testis tertarik ke atas pada bag tubuh
M. Cremaster (supra-skrotum & canal inguinalis
terlalu kuat bawah
Suhu maturasi testis=
suhu inti tubuh=
±36.5⁰C
Periodic Follow-up
Tanda & Gejala Pemeriksaan
• Testis yang terletak pada supra- • Pemeriksaan fisik
scrotum dapat dipindahkan secara • Periodic Follow up dari menjelang
manual atau pindah sendirinya lahir s/d remaja.
secara tiba-tiba ke dalam scrotum • Observasi: Posisi, mobilisasi, dan
kemudian menetap dalam waktu volume testis
lama sebelum kembali lagi ke posisi • Pemeriksaan radiologis
semula atau tetap. • Retractile testis ultrasound
• Perubahan posisi testis tanpa
disertai rasa sakit. Treatment
• Bisa salah satu saja dari kedua • Terapi Hormonal: HCG/ GRH
testis pada anak laki-laki yang therapy (Human Chorionic
mengalami “retractile testis”. Gonadotropin/ Gonadotropin
Releasing Hormone)
• Tindakan operatif orchiopexy
Maldesensus testis
• kriptokismus : testis tidak mampu mencapai skrotum
tetapi masih berada pada jalurnya yang normal,
mungkin terletak di
• kanalis inguinalis
• di rongga abdomen yaitu terletak di antara fossa renalis dan
anulus inguinalis internus
• testis ektopik : pada proses desensus, testis tersesat sebelah kanan
(keluar) dari jalurnya yang normal, mungkin terletak di testis kriptorkismus
• Perineal 1. Testis retraktil
• di luar kanalis inguinalis yaitu diantara aponeurosis obligus 2. Inguinal,
eksternus dan jaringan subkutan, suprapubik, 3. Abdominal,
• di regio femoral di sebelah kiri
testis ektopik,
4. Inguinal superfisial
5. Penil
6. Femoral
Etiologi Faktor resiko
• Testis maldesensus dapat terjadi • BBLR (kurang 2500 mg)
karena adanya kelainan pada • Ibu yang terpapar hormon
• gubernakulum(lig.skrotum) testis estrogen selama trimester
• kelainan intrinsik testis, atau pertama
• defisiensi hormon gonadotropin
yang memacu proses desensus • Lahir prematur (umur kehamilan
testis. kurang 37 minggu)
• Berat janin yang dibawah umur
kehamilan.
• Genetik
Gambaran klinis Pemeriksaan Penunjang
• Tidak dijumpai testis di kantong • Pemeriksaan USG, CT dan MRI
skrotum, dapat mendeteksi testis di
• Pasien dewasa mengeluh karena daerah inguinal, akan tetapi
infertilitas. testis di daerah ini juga cukup
mudah untuk dipalpasi. Akurasi
• Palpasi testis tidak teraba di USG dan CT akan menurun
kantung skrotum melainkan menjadi 0 – 50% pada kasus
berada di inguinal atau di testis intraabdomen. Sedangkan
tempat lain. MRI dikatakan memiliki akurasi
mencapai 90%
Teknik pemeriksaan testis. A: Menyusuri kanalis inguinalis dimulai dari SIAS. B&C: Bila teraba testis, ‘menggiring ‘ testis dengan
ujung-ujung jari. D: Memanipulasi ke-dalam skrotum. (Dikutip dari : Docimo SG, Silver RI, Cromie W. The Undescended Testicle:
Diagnosis and Management. Am Fam Physician 2000; 62: 2037-44)
Penatalaksanaan
• Melalui pemberian hormone HCG • Operasi
International Health Foundation Tujuan :
menyarankan dosis hCG sebanyak 250 • mempertahankan fertilitas,
IU/ kali pada bayi, 500 IU pada anak • mencegah timbulnya degenerasi
sampai usia 6 tahun dan 1000 IU pada maligna,
anak lebih dari 6 tahun. Terapi diberikan • mencegah terjadinya torsio testis,
2 kali seminggu selama 5 minggu. Angka • melakukan koreksi hernia,
keberhasilannya 6 – 55% • mencegah terjadinya rasa rendah
diri karena tidak mempunyai
testis.
Operasi yang dikerjakan:
Orkidopeksi meletakkan testis ke
dalam skrotum dengan melakukan
fiksasi pada kantong sub dartos.
LI 2 : BATU SALURAN KEMIH ( GINJAL, VU,
URETER DAN URETRA)
• Batu saluran kemih menurut tempatnya • ETIOLOGI
di golongkan menjadi : • Faktor intrinsik :
• Batu ginjal, • Herediter
• Batu Ureter, • Umur : sering pada usia 30-50
• Batu kandung kemih dan Batu • Jenis kelamin : L > P
uretra. • Faktor ekstrinsik :
• Geografi
• Iklim dan temperatur
• Asupan air
• Diet
• Pekerjaan
Sumber : Grabe M, Bartoletti R, Johansen Bjerklund T E, et al. Guideline in Urological Infection. European Association of Urology; 2015.
Sisttitis non komplikata akut
• Sistitis adalah infeksi kandung kemih Faktor resiko :
dengan sindroma klinis yang terdiri Pada wanita usia muda dan
dari disuria, frekuensi, urgensi dan premenopause : penggunaan spermatisida,
kadang adanya nyeri pada suprapubik. ibu dengan riwayat ISK, riwayat ISK pada
• Sistitis ditandai dengan adanya masa kanak-kanak.
leukosituria, bakteriuria, nitrit, atau Pada wanita tua dan post menopause :
leukosit esterase positif pada riwayat ISK sebelum menopause,
urinalisis. Bila dilakukan pemeriksaan inkontinensia, vaginitis atrofi karena
kultur urin positif. defisiensi estrogen, sistokel.
Pada pria, angka kejadiannya hanya sedikit
dan paling sering terjadi pada usia 15-50
tahun.
Diagnosis Tatalaksana
• Uji dipstick • Lama pemberian antibiotik tergantung
• Kultur urin dari MSU : ≥103 cfu/mL dari obat yang digunakan dan berkisar
uropatogen dilakukan jika : dari 1-7 hari.
1. Diduga menderita pielonefritis akut • Terapi antibiotik jangka pendek dapat
2. Gejala yang tidak hilang atau terjadi dipikirkan untuk terapi sistitis non
kembali dalam 2-4 minggu setelah komplikata pada kehamilan,
penyelesaian terapi
• terapi sistitits pada kehamilan dapat
3. Wanita yang menunjukkan gejala diberikan penisilin, sefalosporin,
tidak khas
fosfomisin, nitrofurantoin (tidak boleh
4. Wanita hamil pada kasus defisiensi G6PD dan pada
5. Pria yang diduga ISK. masa akhir kehamilan), trimethoprim
(tidak boleh pada masa awal
kehamilan), dan sulfonamide (tidak
boleh pada masa akhir kehamilan).
ISK Komplikata Faktor resiko
• Disebabkan bakteria dengan • Penggunaan kateter, splint, stent, atau
spektrum yang lebih luas kateterisasi kandung kemih berkala
dibandingkan isk non komplikata dan • Residual urin >100ml
lebih sering resisten terhadap AB. • Obstruksi saluran kemih atas maupun
• ISK komplikata dikelompokkan bawah
menjadi dua : • Refluks vesicoureteral
1. Pasien dengan faktor komplikasi • Diversi saluran kemih
dapat dihilangkan oleh terapi: • Kerusakan urotelium karena kimia
ekstraksi batu, melepas kateter ataupun radiasi
2. Pasien dimana faktor komplikasi • ISK yang terjadi saat peri-/post-
tidak bisa dihilangkan dengan tindakan, contoh transplantasi ginjal
terapi: penggunaan kateter
menetap, sisa batu setelah tindakan
atau neurogenic bladder.
Gejala klinis Diagnosis
• Dysuria, urgensi, frekuensi, nyeri kolik, • 105 cfu/mL uropathogen dalam
nyeri sudut kostoverteba, nyeri sebuah MSU pada wanita,
suprapubik dan demam. • ≥104 cfu/mL uropatogen dalam
sebuah MSU pada pria
• Gejala saluran kemih bagian bawah
(LUTS) dapat disebabkan oleh ISK tapi • Jika diambil dari kateter, ≥104 cfu/mL
dianggap relevan
juga oleh gangguan urologi lainnya,
seperti misalnya benign prostatic • Pemeriksaan dipstick untuk
hyperplasia (BPH) atau transurethral pemeriksaan rutin
resection of the prostate (TURP). • Pada ISK komplikata, harus didapatkan
kelainan anatomi / fungsional saluran
• Kondisi medis seperti diabetes
genitourinari atau penyakit dasar.
mellitus (10%) dan gagal ginjal
seringkali ditemukan dalam sebuah • Mikroba penyebab tersering : E. Coli,
Proteus, Klebsiella, Pseudomonas,
ISK komplikata
Serratia, dan Enterococci.
Tatalaksana
• Prinsip umum : Tujuan terapi infeksi salurah kemih komplikata adalah tata
laksana kelainan urologi, terapi anti mikroba, dan terapi suportif.
Saran :
Menjaga kebersihan terutama di bagian genitalia, untuk anak laki – lakinya
disarankan untuk disirkumsisi. Pada ayah disarankan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
• http://www.embryology.ch/anglais/ugenital/patholgenital02.html
• Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi. Edisi 2. CV. Sagung Seto, Jakarta. 2003
• Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Jakarta: Interna Publishing; 2008.
• http://jukeunila.com/wp-
content/uploads/2016/04/5.2_Marco_Manza_Adi_Putra_done.pdf
• Sumber : Grabe M, Bartoletti R, Johansen Bjerklund T E, et al. Guideline in
Urological Infection. European Association of Urology; 2015.