Anda di halaman 1dari 24

Dr. Muhammad Ridha, Sp.

U, (K)

Sub Divisi Urologi KSM Bedah


FK Universitas Syiah Kuala / RSUD Dr. Zainoel Abidin

1
KELAINAN KONGENITAL URETHRA

1. Hypospadia
2. Epispadia
3. Posterior - urethral - valve
4. Congenital urethral fistula
5. Urethral diverticula
6. Megalo - urethra

34
1. HYPOSPADIA

Muara urethra yang abnormal pada sisi ventral dari penis


jenis : - glandular
- coronal
- penile
- penoskrotal
- skrotal
- perineal
Hampir selalu disertai adanya chordae ringan hingga berat
Tata laksana : chordectomy
urethroplasty
kontra indikasi : sirkumsisi

34
2. EPISPADIA

• Dinding atas uretra tidak terbentuk dengan baik,


sehingga meatus uretra terdapat pada dorsum penis
• Dapat muncul bersamaan dengan ekstrofi kandung
kemih atau epispadia saja
• Bisa kontinen atau inkontinen
• Tata laksana : pembedahan
KELAINAN GENITALIA EXTERNA

1. Phimosis
2. Paraphimosis
3. Micropenis
4. Aphallia
5. Buried Penis/Hidden Penis
6. Webbed Penis
7. Megapreputium

35
1. PHIMOSIS
• Prepusium penis tidak dapat diretraksi (ditarik) ke
proksimal sampai ke corona glandis
• Disebabkan karena adhesi antara preputium dengan
glands penis
• Sering terjadi pada bayi atau balita hingga usia
kanak-kanak
• Manajemen tergantung jenis phimosis, keparahan dan
kondisi morbiditas yang terkait
• Tatalaksana: retraksi lembut ketika anak mandi,
circumsisi
2. PARAPHIMOSIS

• Preputium penis yang diretraksi sampai sulcus coronarius


tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula
• Sering terjadi pada pemeriksaan penis, pemasangan
kateter atau tindakan sistoskopi dimana kulup diretraksi
tapi tidak dikembalikan
• Kompresi manual, bila gagal dialkukan dorsumsisi atau
sirkumsisi tergantung kondisi lokal
KELAINAN TESTIS

• Posisi normal testis di dalam


skrotum adalah posisi titik tengah
testis berada di tengah atau di
bagian bawah skrotum
• Undescensus testis merupakan
salah satu kelainan yang sering
terjadi pada kelenjar endokrin anak
laki-laki dan merupakan kelainan
genitalia tersering yang terdeteksi
saat kelahiran
• Klasifikasi UDT dibedakan
menjadi 2, yaitu testis yang dapat
dipalpasi dan tidak dapat dipalpasi

36
PROSES TURUNNYA TESTIS

Pada usia 10 minggu testis berada pada urogenital ridge


beserta duktus Wolffii, duktus Mulleri, dan
gubernakulum yang menghubungkan testis dengan
dinding abdomen (gambar 12.2a).
Pada usia 15 minggu duktus Mulleri mengalami regresi,
sedangkan duktus Wolffii berkembang menjadi
epididimis dan vas deferen. Gubernakulum makin
membesar dan menarik testis hingga mendekati bakal
kanalis inguinalis, kemudian terjadi proses
pembentukan prosesus di dalam gubernakulum
(gambar 12.2b).
Pada usia 30 minggu gubernakulum bermigrasi ke
dalam skrotum diikuti dengan testis yang berada pada
prosesus vaginalis (gambar 12.2c).
Pada usia 35 minggu umumnya proses migrasi testis
sudah lengkap, gubernakulum diserap dan menyisakan
prosesus vaginalis yang melekat pada kulit skrotum
DIAGNOSA

• Dilakukan dengan menggerakkan jari-jari pemeriksa di sepanjang kanalis


inguinalis menuju daerah pubis.
• Testis yang berada di inguinal akan teraba dengan pantulan di bawah jari.
Testis yang tidak teraba dalam posisi terlentang dapat teraba pada saat anak
dalam posisi jongkok atau duduk.
• Cara terbaik untuk menentukan lokasi testis adalah dengan posisi supine, kaki
bersila (cross-legged), dan badan ditegakkan.
• Pemeriksaan fisik yang benar adalah hal terpenting untuk mendiagnosis UDT
dan untuk menentukan posisi testis
• Apabila testis satu sisi tidak teraba (unilateral), testis sisi kontralateral perlu
diperiksa
• Pemeriksaan radiologis tidak dapat menentukan dengan pasti apakah testis ada
atau tidak.
1. Agenesis testis :

• Testis tidak terbentuk


• scrotum di mana testis (-) → mengalami atrophy
2. ECTOPIC TESTIS :

testis berada tidak pada jalurnya, yaitu keluar dari


jalurnya setelah keluar dari anulus inguinalis externus
posisi :
• superficial inguinal (terbanyak)
• Perineal
• Femoral
• penile
3. KRIPTOKISMUS

kriptokismus : tidak adanya satu atau kedua testis pada posisi


normal di dalam skrotum, testis terhenti dalam perjalanannya,
sebelum mencapai scrotum

Type :
1.Intra abdominal
2.Intra canalicular (inguinal)
3.High scrotal (prepubic)

37
Penyulit :
• Hernia
• Torsio testis
• Trauma testis
• Keganasan
• Infertilitas

39
4. RETRAKTIL TESTIS

Testis yang telah mengalami proses penurunan hingga skrotum, namun dapat
tertarik ke supraskrotal akibat reflek kremaster yang berlebihan.
Testis retraktil dapat dengan mudah turun kembali ke dalam skrotum. Biasanya
testis ini mempunyai ukuran dan konsistensi yang normal, namun perlu
pengawasan berkala karena pada lebih dari sepertiga kasus tidak bisa turun
kembali ke dalam skrotum (ascending testis)
TERAPI

Umur optimal untuk terapi : 6-18 bulan


Tujuan utama terapi adalah untuk mengurangi risiko penurunan potensi
fertilitas, risiko keganasan testis, torsio, dan atau hernia inguinalis.
Jenis terapi:
1. Hormonal : HCG dan GnRH ( keberhasilan 20%)
2. Operasi : testis teraba : Orchidopeksi
testis tidak teraba: Laparoscopy explorasi
40

Anda mungkin juga menyukai