Anda di halaman 1dari 14

PENUGASAN MANDIRI

BLOK 3.2 MASALAH


PADA ANAK
Assalamualaikum
Warrahmatullahi
Wabarakatuh
Perkenalkan

Saya Afief Mulyawijaya


Mahasiswa Kedokteran angkatan 2015
Dari Fakultas Kedokteran UII
NIM 15711066

Hubungi saya di :
Line : @afief_mw
WA : 082270006637

2

ada 2 nikmat yang karenanya
banyak manusia yang tertipu dan
lupa di kehidupannya, yaitu nikmat
SEHAT dan SEMPAT
HR : Bukhari

3
Pseudo
kriptor
kismus
Retraktil Testis

4
Daftar isi 1. Definisi
2. Patogenesis
3. Gejala Klinis
4. Komplikasi
5. Pemeriksaan
a. Fisik

b. Penunjang

6. Tata Laksana
7. Alasan untuk merujuk
5
Definisi

PSEUDOKRIPTORKISMUS atau TESTIS RETRAKTIL adalah testis


yang terletak di jalur normal tetapi tidak di dalam skrotum dan dapat
didorong masuk ke skrotum.

testis yg telah turun ke skrotum dapat berbalik lagi ke atas dengan


mudah biasanya ke arah inguinalis sebagai respon refleks terhadap
rangsangan.

6
Patogenesis

Refleks
Kremaster Pada anak usia >1 tahun memiliki reflex kremaster, beberapa
diantaranya memiliki reflex yang sangat kuat.

Reflex kremaster dicetuskan karena adanya rangsang berupa


stimulasi oleh suhu dingin, emosi (kecemasan), dan meraba
Kontraksi
Otot
saraf genitofemoral (berada di paha bagian dalam serta akibat
Kremaster aktifitas fisik berlebihan.

Akibatnya kontraksi kontraksi kremaster terlalu aktif dan


menarik testis keluar dari skrotum dan masuk ke arah inguinalis
Testis
Tertarik
ke arah
inguinal

7
Gejala Klinis Testis dapat
kembali ke
Inguinal bila
ada reflex
kremaster
akibat
rangsang
Testis dar tertentu
Testis
tidak ada inguinal di
di dorong ke
skrotum Testis
skrotum
menetap
di
skrotum

Pergerakan testis terjadi tanpa nyeri (hanya disadari ketika testis tidak terlihat atau
dirasakan di skrotum)
Jika mengalami retractile testis, posisi satu testis biasanya akan berbeda dengan posisi
testis satunya.
Seorang anak bisa memiliki satu testis normal dan satu testis retraktil
8
KOMPLIKASI

9
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Fisik Uji HCG = Periksa kadar testosteron awal lalu injeksi HCG
2000 U/hari. Pada hari ke 5 kadar tetosteron meningkat 10x
lebih tinggi daripada kadar semula testis memang ada
- Inspeksi :
hipoplasia kulit
skrotum karena
tidak diisi testis Flebografi = mencari keberadaan pleksus
pampiniformis, bila tidak ditemukan kemungkinan
- Palpasi : testis testis memang tidak pernah ada
tidak teraba di
skrotum,
melainkan Laparoskopi = keberadaan testis dicari mulai dari
teraba di fossa renalis hingga anulus inguinalis internus
inguinal
10
TATA LAKSANA
AWAL
Retraktil testis akan hilang dengan sendirinya pada saat pasien menginjak masa pubertas.

Pasien dengan retraktil testes ini harus dimonitor selama 6 12 bulan karena jika tidak
dimonitor maka akan dapat menyebabkan prognosis memburuk dan terjadi komplikasi

Terapi hormon human chorionic gonadotropin (HCG) Hormon HCG akan membantu
testis memproduksi hormon. Jika kadar hormon pria meningkat, hal ini akan mendorong
testis untuk turun ke skrotum. Terapi hormon ini bisa menyebabkan pubertas muncul lebih
awal.

11
Pasien Pasien dirujuk apabila prognosis retraktil testis buruk dan
menyebabkan terjadinya torsio testis dan maldesensus
dirujuk Bila testis.

Pada Torsio testis perlu sekali penanganan lebih cepat dan


terapi operatif karena dapat menyebabkan testis
kekurangan aliran darah sehingga testis mengalami
iskemia

12
Daftar Barthold JS, Gonzalez R. The Epidemiology of Congenital
Cryptorchidism, Testicular Ascent and Orchiopexy.
Pustaka Journal of Urology 2003 : 170-172

Elert A, Jahn K, Heidenreich A, et al. The familial


undescended testis. Klin Padiatri. Jan 2003;215(1):40-5.

Marcdante, Karen J. dkk. 2014. Nelson Ilmu Kesehatan


Anak. Jakarta : Elsevier

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi


Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit. Jakarta: EGC

13
HATUR NUHUN
SADAYANA .
14

Anda mungkin juga menyukai