Anda di halaman 1dari 14

UNDESENSUS TESTIS

Indra Tresnanda
NPM 131821150004

DEPARTEMEN UROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
2020
DEFINISI

 Undesensus testis/ cryptorchidism: posisi testis yang abnormal.


 Secara harfiah: testis yang tersembunyi.
 Maldesensi bisa unilateral atau bilateral akibat anomali struktur paratestikular, abnormalitas
struktur intrinsik dan hormonal testis, serta berhubungan dengan kondisi kongenital lain
(hipospadia).
 Testis retraktil: testis tertarik secara spontan keluar dari skrotum menuju ke kanalis inguinalis
oleh refleks kremaster yang aktif namun dapat dengan mudah dibawa ke posisi semula di dalam
skrotum dan tetap berada di sana setelah traksi terlepas.
EPIDEMIOLOGI

 Terjadi pada 3% bayi laki-laki cukup bulan dan 30% pada bayi prematur.
 Unilateral > bilateral (1,6-1,9% bayi laki-laki).
 Testis nonpalpabel terjadi pada 1 dari 5 anak.
 Prevalensi lebih besar pada preterm, IUGR, BBLR, dan bayi kembar.
 Insidensi pada usia 1 tahun 0,7-0,9% dan menetap sampai dewasa.
 70-77% undesensus testis akan turun spontan pada usia 3 bulan.
 6,9% undesensus testis turun secara spontan pada usia > 6 bulan.
 Intraabdominal testis 25-50% kasus.
 Absent/vanishing testis 15-40% kasus.
ETIOLOGI

 Kelainan gubernakulum testis. Faktor risiko


 Kelainan intrinsik testis.  Etnis kulit hitam atau hispanik.
 Defisiensi hormon gonadotropin.  Riwayat kriptorhismus di keluarga.
 Riwayat ibu konsumsi minuman bersoda selama kehamilan.
 Bayi premature.
 Risiko UDT jika ada anggota keluarga yang lebih dahulu terkena
adalah 3,6x lipat, 6,9x lipat jika saudara kandung laki-laki terkena,
dan 4,6x lipat jika ayah terkena.
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS

Keluhan Pemeriksaan Fisik


 Orang tua pasien tidak menjumpai testis di  Hipoplasia kulit skrotum karena tidak pernah
kantong skrotum. ditempati testis.
 Testis tidak teraba di kantung skrotum, tetapi di
 Pasien dewasa → infertilitas.
inguinal atau tempat lain.
 Benjolan di perut bawah yang disebabkan testis
 Kedua testis tidak diketahui tempatnya → DD/
maldesensus mengalami trauma, torsio, atau
anorkismus bilateral.
berubah menjadi tumor. → pemeriksaan hormonal (testosteron, hCG test.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 USG (jarang dikerjakan).


 Selective phlebography → eksplorasi testis secara tidak langsung dengan mencari keberadaan
pleksus pampiniformis.
Pleksus pampiniformis (+) → testis memang tidak pernah ada.
 Laparoskopi → eksplorasi testis dari fossa renalis hingga internal inguinal ring.
TATALAKSANA
UNILATERAL NONPALPABLE UDT
TATALAKSANA
BILATERAL NONPALPABLE UDT
Ya
Bilateral nonpalpable Evaluasi DSD
Tidak
Periksa ulang setelah Tidak
> 6 bulan Evaluasi dalam sedasi
6 bulan

Masih UDT Nonpalpable


Nonpalpable
Palpable Palpabel
Abdominal
exploration
Retraktil UDT
Orchydopexy
Vessel entering Blind-ending
internal ring vessel
Monitor setiap tahun
sampai pubertas Testis identified Inguinal
Close
exploration
TATALAKSANA
TERAPI HORMONAL

 Tidak diindikasikan pada pasien riwayat operasi Jenis hormon


testis, pasien dengan testis ektopik, atau pasien  Exogen hCG

dengan hernia inguinalis. Stimulasi sel Leydig → produksi testosterone.


 Efek samping:  Exogen GnRH
• ↑ rugae dan pigmentasi dari skrotum. • Stimulasi pituitary → melepaskan LH → induksi
• ↑ ukuran penis dan berkembangnya rambut pubis testis untuk menghasilkan testosteron.
(regresi setelah terapi dihentikan). • Nasal spray dengan dosis efektif untuk
menstimulasi LH 1,2 mg/hari (selama 4 minggu).
TATALAKSANA
PEMBEDAHAN

 Gold standard Orchidopexy


 Tujuan:  Meletakkan testis ke dalam skrotum (3 points
• mempertahankan fertilitas, fixation atau dartos pouch).
• mencegah timbulnya degenerasi maligna,
 Angka kesuksesan:
• mencegah kemungkinan terjadinya torsio testis,
• 92% untuk testis di bawah external ring,
• melakukan koreksi hernia,
• 89% untuk testis inguinal,
• secara psikologis mencegah terjadinya rasa rendah
• 77% untuk staged Fowler-Stephens,
diri. • 67% untuk standard Fowler-Stephens.
TATALAKSANA
PEMBEDAHAN

Algorithm for orchiopexy procedure.


KOMPLIKASI UDT

 Infertilitas
 Neoplasia
 Hernia
 Torsio testis Postoperative Problems
 Atrofi testis.  Testicular atrophy may be related to
• loss of collateral vasculature due to failure to incorporate an
 Mudah terkena trauma.
adequate strip of peritoneum medial to and accompanying the vas,
• injury to the VA, or
• ligation of spermatic vessels too close to testis → the arcades cannot
function.
 Irregular pattern of local blood supply → challenge of preventing
vascular insult.
 Injury to the vas or testis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai