Anda di halaman 1dari 20

UNDENSENSUS

TESTIS
MUHAMMAD FADEL ASYHAR, S.KED
111 2017 2070
DEFINISI

Undesensus testis adalah suatu keadaan dimana


setelah usia 1 tahun, satu atau kedua testis tidak
berada di dalam kantung skrotum, tetapi masih
berada di salah satu tempat sepanjang jalur
desensus normal.

Kriptorkismus :
cryptos (Yunani)  tersembunyi
orchis (latin)  testis
EPIDIOMOLOGI

Undesensus testis adalah salah satu kelainan yang


terjadi pada anak laki – laki. Angka kejadian undesensus
testis pada bayi prematur kurang lebih 30% yaitu 10 kali
lebih banyak daripada bayi cukup bulan (3%). Dengan
bertambahnya usia, testis mengalami desensus secara
spontan. Dengan bertambahnya umur menjadi 1 tahun,
insidennya menurun menjadi 0,7-0,8%, angka ini hampir
sama dengan populasi dewasa.
ANATOMI
ANATOMI
EMBRIOLOGI
FASE DESENSUS TESTIS EMBRIOLOGI

Faktor yang menyebabkan :


•Tekanan intra abdomen
•Regresi ekstraabdomen gubernakulum
• Hormonal Androgen dan SPM (subtansi penghambat muleri) yaitu sel sertoli.
ETIOLOGI

Undesensus testis dapat terjadi karena adanya kelainan pada


(1) Mekanis/ kelainan anatomis lokal (funikulus spermatikus pendek, arteri
spermatika tipis dan pendek, duktus deferens pendek)
(2) kelainan intrinsik testis, atau
(3) defisiensi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis
KLASIFIKASI
• Undesensus testis sesungguhnya
(true undescended)
• Testis ektopik
• Testis retractile
• Testis Gliding

1. Testis retraktil,
2. Inguinal, dan
3. Abdominal,
4. Inguinal superfisial,
5. Penil,
6. Femoral
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
1. Tentukan apakah testis pernah teraba di skrotum
2. Riwayat operasi daerah inguinal
3. Riwayat prenatal: terapi hormonal pada ibu untuk reproduksi, prematu
ritas
4. Riwayat keluarga: UDT, hipospadia, infertilitas, pubertas
PEMERIKSAAN FISIS
-Saat pemeriksaan fisik kondisi pasien harus dalam keadaan relaksasi
dan posisi seperti frog-leg atau crosslegged. Pada pasien yang terlalu
gemuk, dapat dilakukan dalam posisi sitting cross-legged atau baseball
catcher’s.
-Tangan pemeriksa harus dalam keadaan hangat untuk menghindari ter
tariknya testis ke atas.
Pemeriksaan fisik dimulai dari antero-
superior iliac spine, meraba daerah
inguinal dari lateral ke medial dengan
tangan yang tidak dominan. Jika teraba
testis, testis dipegang dengan tangan
dominan dan ditarik ke arah skrotum
Gambaran Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien UDT
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi :
Plebografi : Plebografi selektif adalah usaha untuk
mencari keberadaan testis secara tidak langsung
yaitu dengan mencari keberadaan pleksus
pampiniformis. Jika tidak didapatkan pleksus
pampiniformis kemungkinan testis tidak ada.
PATOLOGI KLINIK

- Hormon testosteron
- Uji pemeberian hormon hCG (human chorionic gonadotrophin)
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Hormon yang diberikan adalah hCG,gonadotropin releasing hormone (GnRH)
atau LH-releasing hormone (LHRH).

Dosis hCG :
- 250 IU/ kali pada bayi 3-12 bulan
- 500 IU < 6 tahun
- 1000 IU > 6 tahun.

Terapi diberikan 2 kali seminggu selama 5 minggu.


Angka keberhasilannya 6 – 55%.

Jika respon (-)  diulangi lagi 6 bulan kemudian


Jika respon masih (-)  terapi bedah
Luteinizing-hormone-releasing-hormone
Dosis : 1,2 µg/hari nasal spray 200 µg/ x semp
rotan tiap lubang hidung, 3x sehari
Penurunan testis setelah 4 mgg (24% kasus)
PENATALAKSANAAN
Operatif
• Apabila terapi hormonal telah gagal, terapi standar pembedahan
untuk kasus undesensus testis adalah orkidopeksi.
• Orkidopeksi adalah tindakan meletakan testis kedalam skrotum
dengan melakukan fiksasi pada kantong subdartos.

Prinsip dasar orchiopexy :


1. Mobilisasi yang cukup dari testis dan
pembuluh darah
2. Ligasi kantong hernia
3. Fiksasi yang kuat testis pada skrotum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai