TESTIS
MUHAMMAD FADEL ASYHAR, S.KED
111 2017 2070
DEFINISI
Kriptorkismus :
cryptos (Yunani) tersembunyi
orchis (latin) testis
EPIDIOMOLOGI
1. Testis retraktil,
2. Inguinal, dan
3. Abdominal,
4. Inguinal superfisial,
5. Penil,
6. Femoral
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
1. Tentukan apakah testis pernah teraba di skrotum
2. Riwayat operasi daerah inguinal
3. Riwayat prenatal: terapi hormonal pada ibu untuk reproduksi, prematu
ritas
4. Riwayat keluarga: UDT, hipospadia, infertilitas, pubertas
PEMERIKSAAN FISIS
-Saat pemeriksaan fisik kondisi pasien harus dalam keadaan relaksasi
dan posisi seperti frog-leg atau crosslegged. Pada pasien yang terlalu
gemuk, dapat dilakukan dalam posisi sitting cross-legged atau baseball
catcher’s.
-Tangan pemeriksa harus dalam keadaan hangat untuk menghindari ter
tariknya testis ke atas.
Pemeriksaan fisik dimulai dari antero-
superior iliac spine, meraba daerah
inguinal dari lateral ke medial dengan
tangan yang tidak dominan. Jika teraba
testis, testis dipegang dengan tangan
dominan dan ditarik ke arah skrotum
Gambaran Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien UDT
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi :
Plebografi : Plebografi selektif adalah usaha untuk
mencari keberadaan testis secara tidak langsung
yaitu dengan mencari keberadaan pleksus
pampiniformis. Jika tidak didapatkan pleksus
pampiniformis kemungkinan testis tidak ada.
PATOLOGI KLINIK
- Hormon testosteron
- Uji pemeberian hormon hCG (human chorionic gonadotrophin)
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Hormon yang diberikan adalah hCG,gonadotropin releasing hormone (GnRH)
atau LH-releasing hormone (LHRH).
Dosis hCG :
- 250 IU/ kali pada bayi 3-12 bulan
- 500 IU < 6 tahun
- 1000 IU > 6 tahun.