• Saat ini banyak sekali penelitian yang menyatakan bahwa insidensi dari
kejadian hipospadia berhubugan erat antara kelainan genetik dengan
paparan lingkungan.
Klasifikasi
•Hipospadia anterior
dapat berupa granular (meatus terletak pada
permukaaan ventral dari glans penis), Koronal (meatus
terletak pada galur balanopenile) atau distal (pada
sepertiga distal dari batang penile)
•Hipospadia pertengahan/medial
terdapat sepanjang sepertiga batang penile.
•Hipospadia posterior
merupakan lanjutan ke arah sepertiga proksimal dari
shaft penile ke perineum dan dapat berupa posterior
penile (terletak pada basis dari batang penis),
penoscrotal (terletak pada basis dari batang di depan
scrotum), skrotal (terletak di scrotum atau diantara
pembesaran genital).
Manifestasi Klinis
• Secara umum jarang ditemukan adanya gangguan fungsi
• Biasanya kulit luar dibagian ventral lebih tipis atau bahkan tidak ada,
dimana kulit luar di bagian dorsal menebal
• Terdapatnya Chorda adalah adanya pembengkokan menuju arah ventral
dari penis. disebabkan oleh karena adanya atrofi dari corpus spongiosum,
fibrosis dari tunica albuginea dan fasia di atas tunica, pengencangan kulit
ventral dan fasia Buck, perlengketan Antara kulit penis ke struktur
disekitarnya, atau perlengketan Antara urethral plate ke corpus cavernosa.
• Keluhan yang mungkin ditimbulkan adalah adanya pancaran urin yang
lemah ketika berkemih, nyeri ketika ereksi, dan gangguan dalam
berhubungan seksual.
Penegakkan Diagnosis
Teknik ini telah dikerjakan oleh hadidi pada 107 kasus di jerman,
dan hasilnya memuaskan secara fungsi dan kosmetik. Teknik ini
juga diperuntukkan bagi pasien-pasien dengan hipospadia
proksimal, dengan angka kesuksesannya 91% dan relatif memiliki
komplikasi yang lebih sedikit.
Komplikasi
• Hipospadia diklasifikasikan berdasarkan lokasi meatus uretra. Hipospadia anterior dapat berupa
granular (meatus terletak pada permukaaan ventral dari glans penis), Koronal (meatus terletak
pada galur balanopenile) atau distal (pada sepertiga distal dari batang penile) , Hipospadia
pertengahan/medial terdapat sepanjang sepertiga batang penile, Hipospadia posterior merupakan
lanjutan ke arah sepertiga proksimal dari shaft penile ke perineum dan dapat berupa posterior
penile (terletak pada basis dari batang penis), penoscrotal (terletak pada basis dari batang di depan
scrotum), skrotal (terletak di scrotum atau diantara pembesaran genital).
• Etiologi hipospadia sangat bervariasi dan multifaktorial, namun belum ditemukan penyebab pasti
dari kelainan ini
• Penatalaksanaan hipospadia adalah dengan pembedahan yang bertujuan untuk membuat penis
tegak lurus kembali sehingga dapat digunakan untuk berhubungan seksual, reposisi muara urethra
ke ujung penis agar memungkinkan pasien berkemih sambil berdiri membuat neourethra yang
adekuat dan lurus merekonstruksi penis menjadi terlihat normal,
DAFTAR PUSTAKA
• Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto
• Daniel Mahendra & Akhada Maulana. HIPOSPADIA: BAGAIMANA
KARAKTERISTIKNYA DI INDONESIA. Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Duta Wacana. Bagian Urologi Universitas Mataram.
• Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi
Umum dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta :
EGC.
• Leecarlo M. Lumban Gaol, dkk. Ilmu Bedah Anak. Kasus Harian UGD,
Bangsal, dan Kamar Operasi. EGC
• Arif, M. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta : Penerbitan
Media Aesculapius FKUI.
TERIMA KASIH