02 Laporan Kasus
03 Tinjauan Pustaka
04 Analisis Masalah
05 Kesimpulan
Pendahuluan
Epilepsi merupakan salah satu penyakit otak yang sering ditemukan dan merupakan salah satu
penyakit neurologi tertua.
Nama : Ny. L
Usia : 54 Tahun
Agama : Islam
Anamnesis
01 Keluhan Utama
ONSET KUALITAS
Kejang berulang pada tubuh sisi kanan, mulai
± 1 hari SMRS terjadi secara dari wajah yang kejang di sebelah kanan, mata
mendadak saat mau istirahat berkedip-kedip, menggigit lidah sebelah kanan,
tanpa provokasi disertai seperti mengunyah sesuatu lalu diikuti
kejang kelonjotan pada tangan kanan
02 Riwayat Penyakit Sekarang (KRONOLOGIS)
Anamnesis
Kelemahan anggota gerak Keluhan tidak disertai dengan Tidak disertai gejala
kanan ± 2 bulan SMRS gejala otonom peningkatan TIK
• Awalnya terjadi mendadak • jantung berdebar-debar, • Tidak disertai dengan
• Tangan dan kaki kanannya sesak nafas, demam, dan
nyeri perut sesak nafas,
penurunan kesadaran
terasa lemah dan berat untuk
digerakkan demam, dan nyeri perut (-) • mual muntah, nyeri
• Terjadi saat pasien baru saja • Gangguan BAB dan BAK kepala, pandangan
selesai menjalankan sholat (-) kabur, dan kejang (-)
maghrib
• Rasa baal atau kesemutan
(+)
• Mulut mencong, bicara pelo
disangkal
Anamnesis
THORAX: Cor
• Ictus cordis tidak terlihat di ICS V linea
midclavicularis sinsitra
PALPASI
• Ictus cordis teraba di ICS V linea
midclavicularis sinistra
PERKUSI
• Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
• Kanan : ICS IV linea parasternalis
dextra
• Kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
AUSKULTASI
• Bunyi jantung I-II regular, Murmur (-),
Gallop (-)
INSPEKSI THORAKS
• Bentuk dada normal, simetris kiri dan
kanan, tidak ada sikatrik dan tanda inflamasi (Anterior)
PALPASI
• Fremitus Kanan dan Kiri (Normal/-), nyeri
tekan (+/-), pengembangan dinding dada
(Normal/-)
PERKUSI
• Kiri dan kanan sonor
AUSKULTASI
• Suara napas (Wheezing/Rhonki/Vesikuler),
Suara tambahan (+/-)
THORAKS
INSPEKSI
•Simetris kiri dan kanan, tidak ada sikatrik dan
tanda inflamasi
(Posterior)
PALPASI
• Fremitus kanan dan kiri normal
PERKUSI
• Kiri dan kanan sonor
AUSKULTASI
• Suara napas, Suara tambahan.
INSPEKSI
Distensi abdomen (-), sikatrik (-)
ABDOMEN
PALPASI
• Soepel, nyeri tekan 4 kuadran (-), hepar dan lien tidak
teraba
PERKUSI
• Timpani
AUSKULTASI
• Suara bising usus normal
Superior
• Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-), deformitas (-),
sianosis (-)
Ekstremitas
Inferior
• Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-), deformitas (-),
sianosis (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Psikitus
Ingatan : Terganggu
Kecerdasan : Terganggu
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neuorologi
Vertex Transient - - -
Sleep - - -
Spindles - - -
Interpretasi
-Perekaman otak dilakukan saat bangun, didapatkan gelombang dengan irama dasar alpha,
frekuensi 9-10 Hz/dtk, voltase sedang, waxing dan waning, berkurang saat buka mata
-Didapatkannya gelombang abnormal epileptiform dalam bentuk sharp, frekuensi 1-2 Hz/detik,
voltase tinggi, terutama di daerah temporal kanan
-Pada stimulasi photic tidak didapatkan adanya photic driving
-Pada stimulasi hyperventilasi tidak didapatkannya perlambatan irama dasar
-Pada perekaman didaptkan adanya EKG dengan irama sinus
Classification :
EEG Abnormal III
- Sharp Wave Temporal Kanan
Impression :
EEG saat perekaman ini abnormal mengindikasikan adanya potensial epileptogenicity di regio
temporal kanan.
Hasil Pemeriksaaan CT Scan non kontras & kontras
Tanggal : 28 & 31 Desember 2020
Kesan :
Tampak lesi hipodens
pada Lobus Temporal
dextra et occipital dextra
et sinistra. Tampak lesi
hipodens di kapsula
interna dextra et sinistra.
non kontras
kontras
Diagnosis
Kejang Parsial Kontinu +
Hemiparesis dextra et Diagnosis
parese CN VII, XII dextra Klinis
tipe central + Afasia
- Diabetes Melitus Tipe II
Sensorik Diagnosis Tidak Terkontrol
Sekunder - Hiperlipidemia
-Lobus Temporal Diagnosis
Dextra Topis
-Lobus Occipitalis
Dextra et Sinistra
- Sinkop
- Stroke Non Hemoragik Diagnosis Diagnosis - Status epileptikus
- Epilepsi Simptomatik Etiologi Banding - Bangkitan non epileptik
psikogenik
- Gangguan metabolik
- Todd Paralisis
- TIA
Tatalaksana
Farmakologi : Non-Farmakologi
Pemasangan kateter
- Inj. Citikolin 2 x 500 mg Memantau dan mencatat durasi kejang
- P.O Aspilet 1x 80 mg
Menghindari aktivitas sendiri tanpa
- P.O Metformin 3 x 500 mg pantauan keluaga
- P.O Glimepirid 1x 2 mg
Dubia ad
Bonam
Quo ad Quo ad
Functionam Sanationam
Dubia ad Bonam Dubia ad
Bonam
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
28 Desember Kejang berulang KU : Tampak Epilepsi ● IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
2020 pada bagian tubuh
sebelah kanan
sakit sed ang
Kesadaran
Simptomatik
: + Hemiparase
● Inj. Phenitoin 900 mg + 29 Desember Kejang berulang KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
sebanyak 16x GCS 14 Dextra ec Nacl 0,9% 50 ml 2020 pada tubuh sisi sakit sedang Simptomatik
durasi kejang 3-4
menit, jarak antar
(E4V4M6)
TD : 130/90
Stroke Non
Hemoragik
● Inj. Ranitidin 2 x 1 amp kanan sebanyak Kesadaran : + Hemiparase Inj. Phenitoin 2 x 100 cc
kejang 10 menit mmHg ( 25 mg ) 12x dengan durasi GCS 14 Dextra ec Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
saat kejang pasien T : 36,7ºC
tidak sadar, setelah RR : 24x/i
● Inj. Citikolin 2 x 500 mg
3-4 menit (E4V4M6) Stroke Non
kejang pasien ● P.O Aspilet 1x 80 mg
Kelemahan Hemoragik ( 25 mg )
sadar, selama
N : 88 x/i
SpO2 : 99%
TD : 120/80
● P.O Glimepirid 1x 2 mg
kejang otot wajah GDS : 395 angggota gerak mmHg Inj. Citikolin 2 x 500 mg
kanan nya kejang, ● P.O Metformin 3 x 500 mg
mulutnya seperti sebelah kanan T : 36,5 ºC
mengunyah, dan
● P.O Simvastatin 1 x 10 mg
Bicara pelo P.O Aspilet 1x 80 mg
matanya berkedip RR : 22x/i
kedip lalu diikuti
kejang pada tangan
Nyeri kepala N : 90 x/i P.O Glimepirid 1x 2 mg
kannnya (-),Mual muntah(-), SpO2 : 99%
Kelemahan demam(-), P.O Metformin 3 x 500 mg
angggota gerak GDS : 345
kanan setelah Penurunan P.O Simvastatin 1 x 10 mg
kejang
Bicara pelo
kesadaran(-)
Nyeri kepala 30 Desember Kejang berulang KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
(-),Mual muntah(-),
demam(-), 2020 pada tubuh sisi sakit sedang Simptomatik
Penurunan
kesad aran(-)
kanan sebanyak 7x Kesadaran : + Hemiparase Inj. Phenitoin 2 x 100 cc
29 Desember Kejang berulang KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0,9% 20 tpm dengan durasi 3-4 GCS 14 Dectra ec Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
2020 Simptomatik
pada tubuh sisi
kanan sebanyak
sakit sed ang
Kesadaran : + Hemiparase
Inj. Phenitoin 2 x 100 cc menit (E4V4M6) Stroke Non
Hemoragik ( 25 mg )
12x dengan durasi GCS 14 Dextra ec
Stroke Non
Inj. Ranitidin 2 x 1 amp Kelemahan TD : 120/80
3-4 menit (E4V4M6)
Kelemahan TD : 120/80 Hemoragik ( 25 mg ) angggota gerak mmHg Inj. Citikolin 2 x 500 mg
angggota gerak mmHg Inj. Citikolin 2 x 500 mg sebelah kanan T : 36,6 ºC
sebelah kanan T : 36,5 ºC
P.O Aspilet 1x 80 mg Bicara pelo P.O Aspilet 1x 80 mg
Bicara pelo RR : 22x/i RR : 23 x/i
Nyeri kepala N : 90 x/i P.O Glimepirid 1x 2 mg
(-),Mual muntah(-), SpO2 : 99%
Nyeri kepala N : 87 x/I P.O Glimepirid 1x 2 mg
P.O Metformin 3 x 500 mg
demam(-), GDS : 345 (-),Mual muntah(-), SpO2 : 99%
Penurunan P.O Simvastatin 1 x 10 mg
demam(-), P.O Metformin 3 x 500 mg
kesad aran(-) GDS : 286
30
2020
Desember Kejang berulang KU : Tampak Epilepsi
Simptomatik
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm Penurunan P.O Simvastatin 1 x 10 mg
pada tubuh sisi sakit sed ang
kanan sebanyak 7x Kesadaran : + Hemiparase
Inj. Phenitoin 2 x 100 cc kesadaran(-)
FOLLOW UP
31 Desember Kejang berulang (-) KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0,9% 20 tpm 2 Januari 2020 Kejang berulang (-) KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
2020 Kelemahan sakit sedang Simptomatik Kelemahan sakit sedang Simptomatik
Inj. Phenitoin 2 x 100 cc Inj. Phenitoin 2 x 100 cc
angggota gerak Kesadaran : + Hemiparase angggota gerak Kesadaran : + Stroke Non
sebelah kanan GCS 14 Dectra ec Inj. Ranitidin 2 x 1 amp sebelah kanan (-) GCS 15 Hemoragik + Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
Bicara pelo (E4V4M6) Stroke Non Bicara pelo (E4V5M6) Vulnus
( 25 mg ) Morsum ( 25 mg )
Nyeri lidah karena TD : 110/70 Hemoragik + Nyeri lidah karena TD : 120/70
ada luka bekas mmHg Vulnus Inj. Citikolin 2 x 500 mg ada luka bekas mmHg Inj. Citikolin 2 x 500 mg
gigitan T : 36,6 ºC Morsum gigitan T : 36,8 ºC
P.O Aspilet 1x 80 mg P.O Aspilet 1x 80 mg
Nyeri kepala RR : 22 x/i Nyeri kepala (-), RR : 24 x/i
(-),Mual muntah(-), N : 85 x/i P.O Glimepirid 1x 2 mg Mual muntah(-), N : 90 x/i P.O Glimepirid 1x 2 mg
demam(-), SpO2 : 99% demam(-), SpO2 : 97%
P.O Metformin 3 x 500 mg Penurunan P.O Metformin 3 x 500 mg
Penurunan
kesadaran(-) P.O Simvastatin 1 x 10 mg kesadaran(-) P.O Simvastatin 1 x 10 mg
P.O Siprofloxacin 3 x 500 P.O Siprofloxacin 3 x 500
mg mg
P.O As Mefenamat 3 x 500 P.O As Mefenamat 3 x
mg 500 mg
1 Januari 2020 Kejang berulang (-) KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0,9% 20 tpm 3 Januari 2020 Kejang berulang (-) KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Kelemahan sakit sedang Simptomatik Kelemahan sakit sedang Simptomatik
Inj. Phenitoin 2 x 100 cc + Stroke Inj. Phenitoin 2 x 100 cc
angggota gerak Kesadaran : + Hemiparase angggota gerak Kesadaran :
sebelah kanan (+) GCS 14 Dectra ec Inj. Ranitidin 2 x 1 amp sebelah kanan (-) GCS 15 Non Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
Bicara pelo (E4V4M6) Stroke Non Bicara pelo (E4V5M6) Hemoragik +
( 25 mg ) Vulnus ( 25 mg )
Nyeri lidah karena TD : 110/70 Hemoragik + Nyeri lidah karena TD : 120/80
ada luka bekas mmHg Vulnus Inj. Citikolin 2 x 500 mg ada luka bekas mmHg Morsum Inj. Citikolin 2 x 500 mg
gigitan T : 36,5ºC Morsum gigitan T : 36,7ºC
P.O Aspilet 1x 80 mg P.O Aspilet 1x 80 mg
Nyeri kepala (-), RR : 24 x/i Nyeri kepala RR : 20 x/i
Mual muntah(-), N : 90 x/i P.O Glimepirid 1x 2 mg (-),Mual muntah(-), N : 88 x/i P.O Glimepirid 1x 2 mg
demam(-), SpO2 : 99% demam(-), SpO2 : 96%
P.O Metformin 3 x 500 mg Penurunan P.O Metformin 3 x 500 mg
Penurunan
kesadaran(-) P.O Simvastatin 1 x 10 mg kesadaran(-) P.O Simvastatin 1 x 10 mg
P.O Siprofloxacin 3 x 500 P.O Siprofloxacin 3 x 500
mg mg
P.O As Mefenamat 3 x 500 P.O As Mefenamat 3 x
mg 500 mg
FOLLOW UP
4 Januari 2020 Kejang berulang (-) KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Kelemahan sakit sedang Simptomatik
Inj. Phenitoin 2 x 100 cc
angggota gerak Kesadaran : + Stroke
sebelah kanan (-) GCS 15 Non Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
Bicara pelo (E4V5M6) Hemoragik +
Vulnus ( 25 mg )
Nyeri lidah karena TD : 120/80
ada luka bekas mmHg Morsum Inj. Citikolin 2 x 500 mg
gigitan T : 36,8 ºC
P.O Aspilet 1x 80 mg
Nyeri kepala (-), RR : 24 x/i
Mual muntah(-), N : 94x/i P.O Glimepirid 1x 2 mg
demam(-), SpO2 : 99%
Penurunan P.O Metformin 3 x 500 mg
kesadaran(-) P.O Simvastatin 1 x 10 mg
P.O Siprofloxacin 3 x 500
mg
P.O As Mefenamat 3 x
500 mg
5 Januari 2020 Kejang berulang (-) KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Kelemahan sakit sedang Simptomatik
Inj. Phenitoin 2 x 100 cc
angggota gerak Kesadaran : + Stroke
sebelah kanan (-) GCS 15 Non Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
Bicara pelo (E4V5M6) Hemoragik +
Vulnus ( 25 mg )
Nyeri lidah karena TD : 110/70
ada luka bekas mmHg Morsum Inj. Citikolin 2 x 500 mg
gigitan T : 36,5ºC
P.O Aspilet 1x 80 mg
Nyeri kepala (-), RR : 24 x/i
Mual muntah(-), N : 90 x/i P.O Glimepirid 1x 2 mg
demam(-), SpO2 : 99%
Penurunan P.O Metformin 3 x 500 mg
kesadaran(-) P.O Simvastatin 1 x 10 mg
P.O Siprofloxacin 3 x 500
mg
P.O As Mefenamat 3 x
500 mg
Tinjauan Pustaka
Epilepsi
Definisi operasional/definisi praktis :
-Tanda-tanda infeksi
-Kelainan congenital
-Kecanduan alcohol atau napza
-Kelainan pada kulit (neurofakomatosis)
-Tanda-tanda keganasan.
Pemeriksaan neurologis
Untuk mencari tanda-tanda defisit neurologis fokal atau difus yang dapat
berhubungan dengan epilepsi
Diagnosis
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan kadar OAE
Diagnosis Banding
Tatalaksana
Prinsip terapi dimulai dengan monoterapi, dosis rendah dnaikkan bertahap sampai dosis efektif
DEFINISI
Deendotelisasi Trombus di
Disfungsi endotel Terbentuk
dengan adhesi pembuluh darah
pembuluh darah Aterosklerosis
trombosit otak membesar
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG
• Keluhan/gejala defisit • Penurunan kesadaran • EKG
neurologis yang mendadak. • Gangguan vital sign • Pencitraan otak : CT Scan
• Tanpa truma kepala • Kelumpuhan satu sisi atau non kontras, CT angiografi
• Ada faktor risiko stroke kedua sisi atau MRI atau MRA
• Gangguan fungsi • Doppler carotis dan
keseimbangan, penghidu, vertebralis.
penglihatan, pendegaran, • Doppler trankranial
somatis sensoris, kognitif • Foto thoraks untuk kelainan
jantung
• Laboratorium : DR, GDS,
fungsi ginjal, elektrolit
Perbedaan Stroke Hemoragik
dan Non-Hemoragik
Membedakan SNH dan SH berdasarkan Algoritme
Catatan :
• SSS > 1 = Stroke hemoragik
• SSS < -1 = Stroke non hemoragik
Tatalaksana
Catatan : Untuk daerah yang mengalami infark, kita tidak bisa berbuat banyak. Yang
penting adalah menyelamatkan daerah di sekitar infark yang disebut daerah penumbra.
Komplikasi Stroke
Tromboemboli Komplikasi
Infeksi vena (DVT dan jantung : aritmia, Risiko jatuh
PE) IHD dan CHF
Edema cerebri
dan peningkatan Gangguan daily
Depresi Kejang
TIK life activity
kasus teori
Analisis Masalah
Kelemahan angota gerak “MENDADAK” berasal dari dua
Anamnesis dan sebelah kanan mendadak etiologi yaitu trauma atau vaskuler.
Pemeriksaan Fisik: setelah kejang
Pasien ini tidak ada riwayat trauma
sehingga diagnosis banding teratas
adalah gangguan vaskular (stroke)
kasus teori
1. Jantung berdebar-
Analisis Masalah debar, sesak nafas,
demam, dan nyeri perut
disangkal, mual muntah, 1. Tidak adanya gangguan
Anamnesis dan sesak nafas, demam, dan fungsi otonom pada pasien
Pemeriksaan Fisik: nyeri perut disangkal. ini
Tidak ada gangguan
pada BAK, sulit BAB 2. Tidak terjadinya peningkatan
tidak ada. TIK secara klinis oleh pasien
ini.
2. Keluhan mual
muntah, nyeri kepala,
pandangan kabur, dan
kejang juga disangkal
kasus teori
Nonmedikamentosa: