PENDAHULUAN
dengan angka kematian 20-60%. Merupakan kejadian yang jarang, tidak biasa dan
berat dari hipertiroidisme. Krisis tiroid mengacu pada kejadian mendadak yang
Krisis tiroid adalah penyakit yang jarang terjadi, yaitu hanya terjadi
bersifat subklinis. Namun, krisis tiroid yang tidak dikenali dan tidak ditangani
dapat berakibat sangat fatal. Angka kematian orang dewasa pada krisis tiroid
setinggi 75% dari populasi pasien yang dirawat inap. Dengan tirotoksikosis yang
terkendali dan penanganan dini krisis tiroid, angka kematian dapat diturunkan
dan merupakan penyakit autoimun yang juga mempengaruhi sistem organ lain,
melakukan anamnesis yang tepat sangat penting untuk menegakkan diagnosis. Hal
ini penting karena diagnosis krisis tiroid didasarkan pada gambaran klinis bukan
pada gambaran laboratoris. 3 Hal lain yang penting diketahui adalah bahwa krisis
1
adekuat, prognosis biasanya akan baik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman
penatalaksaannya. 4
2
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. NW
Umur : 40 tahun
No. RM : 017020
I. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis di IGD RSUD dr. Zainal Umar Sidiki pada
Keluhan tambahan : Mual, nyeri seluruh perut, berat badan menurun dan lebih
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Zainal Umar Sidiki dengan keluhan
timbul sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu namun baru pertama kali mengalami
keluhan yang memberat seperti ini. Keluhan disertai dengan mual, nyeri seluruh
3
perut, berat badan menurun dan lebih senang berada dalam suhu dingin. Saat
Pasien memiliki riwayat sakit hipertiroid sejak 1 tahun yang lalu namun
tidak meminum obat dalam 3 bulan terakhir. Pasien juga memiliki riwayat
hipertensi sejak kurang lebih 3 tahun terakhir dan tidak teratur meminum obat.
Riwayat penyakit ginjal (-), riwayat DM (-), riwayat asma (-), riwayat alergi (-),
Riwayat Kebiasaan
Riwayat Keluarga.
Keadaan Umum
Berat Badan : 42 kg
Tanda Vital
TD : 150/100 mmHg
4
Nadi : 121 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 37 ºC
SpO2 : 99%
o Kulit
6. Kelembaban : lembab
7. Turgor : cukup
o Kepala
1. Bentuk : normocephali
2. Posisi : simetris
o Mata
1. Exophtalmus : ada
5
4. Konj. Anemis : tidak ada
o Telinga
1. Pendengaran : baik
o Mulut
o Leher
o Paru- Paru
6
1. Inspeksi : gerakan dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis,
retraksi (-)
wheezing (-/-)
Jantung
sinistra
Abdomen
7
Batas bawah 1 jari di bawah arcus costa
Liver span ± 8 cm
o Ekstremitas
8
Tonus otot Normal Normal
9
Ritme : Atrial rhythm
QRS complex :
R bifasik : normal
ST segment : normal
Gelombang T : normal
10
o Pemeriksaan Indeks Burch Wartofsky 25/05/2018
≥40 °C 30
letargi berat)
Fibrilasi Atrium
Tidak Ada 0
Ada 10 √
11
Riwayat Pencetus
Negatif 0 √
Positif 10
Disfungsi Gastrointestinal-Hepar
Tidak Ada 0
Ringan 10 √
Hemoglobin : 15 g/dl
Hematokrit : 43,5 %
MCV : 80.6/ul
12
MCHC : 34.5 g/dL
Kesan : Normal
IV. RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Ainal Umar Sidiki dengan keluhan
menerus. Awalnya keluhan muncul hilang timbul sejak kurang lebih 1 tahun yang
lalu namun baru pertama kali mengalami keluhan yang memberat seperti ini.
Keluhan disertai dengan mual, nyeri seluruh perut, berat badan menurun dan lebih
senang berada dalam suhu dingin, lemas, gemetaran, gelisah. Pasien memiliki
riwayat sakit hipertiroid sejak 1 tahun yang lalu namun tidak meminum obat
dalam 3 bulan terakhir. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi sejak kurang lebih
17.5. TTV didapatkan hasil tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 121x/menit,
Exophtalmus, Joffroy Sign (+), Mobius Sign (+), dan tremor lidah. Pada
pemeriksaan leher didapatkan tiroid teraba membesar diffuse disertai bruit. Pada
pemeriksaan jantung didapatkan suara jantung ireguler dan batas apeks jantung
13
terletak melebar di ICS V 1 cm lateral linea midclavicula sinistra. Pada
V. DIAGNOSIS
Injeksi Dexamethason 3 x 5 mg IV
VII. FOLLOW UP
14
TD: 114/75 mmHg HR: 72 x/menit
SpO2 : 98%
Kepala: CA-/-, SI-/-, exophtalmus (+), Joffroy Sign (+), Mobius Sign (+)
Leher : Tidak tampak pembesaran tiroid, Nyeri (-), tiroid teraba membesar
Thorax:
A : Krisis Tiroid
Injeksi Dexamethason 3 x 5 mg IV
15
S : Berdebar-debar berkurang, gemetaran berkurang, nyeri kepala (+), nyeri
SpO2 : 98%
Kepala: CA-/-, SI-/-, exophtalmus (+), Joffroy Sign (+), Mobius Sign (+)
Leher : Tidak tampak pembesaran tiroid, Nyeri (-), tiroid teraba membesar
Thorax:
A : Krisis Tiroid
Injeksi Dexamethason 3 x 5 mg IV
16
Domperidon 3x10 mgtab po
SpO2 : 98%
Kepala: CA-/-, SI-/-, exophtalmus (+), Joffroy Sign (+), Mobius Sign (+)
Leher : Tidak tampak pembesaran tiroid, Nyeri (-), tiroid teraba membesar
Thorax:
A : Krisis Tiroid
Injeksi Dexamethason 3 x 5 mg IV
17
Injeksi Ranitidine 2 x 50 mg IV
18
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
ditandai oleh demam tinggi dan disfungsi sistem kardiovaskular, sistem saraf,
kumpulan gejala akibat peningkatan kadar hormon tiroid yang beredar dengan
atau tanpa kelainan fungsi kelenjar tiroid. Ketika jumlahnya menjadi sangat
yang tidak terobati atau tidak tuntas terobati yang dicetuskan oleh tindakan
2. Epidemiologi
kasus krisis tiroid pada 2.329 kasus tirotoksikosis (sekitar 1%). Penelitian lain,
yang mencakup kasus demam 38,3 C atau lebih pada periode pasca operasi,
melaporkan adanya insiden krisis tiroid sebanyak 10% dari pasien yang
dioperasi. Insiden krisis tiroid saat ini mungkin mencapai 0,2 kasus / 100.000
6
penduduk. Insiden krisis tiroid tercatat kurang dari 10% dari semua pasien
tirotoksikosis yang dirawat di rumah sakit, namun angka mortalitas dari krisis
19
tiroid ini mencapai 20- 30%. Penegakan diagnosis dini dan pengelolaan secara
3. Etiologi
Etiologi krisis tiroid antara lain penyakit Graves, goiter multinodular toksik,
folikular metastatik, dan tumor penghasil TSH. Etiologi yang paling banyak
15% pasien graves mempunyai keluarga dekat dengan kelainan yang sama dan
autoantibodi tiroid yang beredar dalam darah. Wanita terkena kira-kira 5 kali
lebih banyak dari pada pria. Penyakit ini terjadi pada segala umur dengan
Meskipun tidak biasa terjadi, krisis tiroid juga dapat merupakan komplikasi
dari operasi tiroid. Kondisi ini diakibatkan oleh manipulasi kelenjar tiroid
selama operasi pada pasien hipertiroidisme. Krisis tiroid dapat terjadi sebelum,
ketika pasien mengalami penyakit Graves dan strategi terapi lain telah gagal
4. Patofisiologi
20
Pada orang sehat, hipotalamus menghasilkan thyrotropin-releasing
oleh hati dan ginjal menjadi bentuk aktifnya, yaitu triiodothyronine (T3). T4
dan T3 terdapat dalam 2 bentuk: 1) bentuk yang bebas tidak terikat dan aktif
globulin (TBG). Kadar T4 dan T3 yang bebas tidak terikat sangat berkorelasi
dengan gambaran klinis pasien. Bentuk bebas ini mengatur kadar hormon tiroid
anterior. 5
dan reseptor TSH. Reseptor TSH inilah yang merupakan autoantigen utama
autoantibodi terhadap reseptor TSH dan berikutnya sekresi TSH ditekan karena
pelepasan hormon tiroid dan TBG yang diperantarai oleh 3,’5′-cyclic adenosine
21
Krisis tiroid timbul saat terjadi dekompensasi sel-sel tubuh dalam merespon
banyak sistem organ dan merupakan bentuk paling berat dari tirotoksikosis.
tubuh. Pada derajat tertentu, respon sel terhadap hormon ini sudah terlalu tinggi
tirotoksikosis.12
ini telah diajukan untuk menjawabnya. Pasien dengan krisis tiroid dilaporkan
memiliki kadar hormon tiroid yang lebih tinggi daripada pasien dengan
ini. Teori ini juga menjelaskan rendah atau normalnya kadar plasma dan
22
kecepatan ekskresi urin katekolamin. Namun, teori ini tidak menjelaskan
tirotoksikosis.13
patogenik dari sumbernya. Penurunan tajam kadar protein pengikat yang dapat
hormon tiroid bebas. Sebagai tambahan, kadar hormon dapat meningkat cepat
iodine (RAI). Teori lainnya yang pernah diajukan termasuk perubahan toleransi
jaringan terhadap hormon tiroid, adanya zat mirip katekolamin yang unik pada
keadaan tirotoksikosis, dan efek simpatik langsung dari hormon tiroid sebaai
5. Diagnosis
Gambaran klinis dari krisis tiroid ditandai oleh empat fitur utama: 14
1. Demam
dan koma)
23
4. Gastrointestinal (muntah, diare, obstruksi usus, ikterik tanpa sebab
jelas).
seperti iritabilitas, agitasi, labilitas emosi, nafsu makan kurang dengan berat
badan sangat turun, keringat berlebih dan intoleransi suhu, serta prestasi
banyak, penurunan nafsu makan dan kehilangan berat badan. Keluhan saluran
cerna yang sering diutarakan oleh pasien adalah mual, muntah, diare, nyeri
ansietas (paling banyak pada remaja tua), perubahan perilaku, kejang dan
koma. 13
ditemukan antara lain hipertensi dengan tekanan nadi yang melebar atau
hipotensi pada fase berikutnya dan disertai syok. Takikardi terjadi tidak
24
kejang, dan koma. Tanda-tanda tirotoksikosis mencakup tanda orbital dan
goiter.13
2. Von Graefe : Palpebra superior tak dapat mengikuti gerak bola mata,
25
8. Joffroy : tidak ada kerutan dahi saat melirik ke atas
akan didapat dengan cepat dan biasanya tidak membantu untuk penanganan
Kadar TSH tidak menurun pada keadaan sekresi TSH berlebihan tetapi
hal ini jarang terjadi. Tes fungsi hati umumnya menunjukkan kelainan yang
26
tidak spesifik, seperti peningkatan kadar serum untuk SGOT, SGPT, LDH,
kreatinin kinase, alkali fosfatase, dan bilirubin. Pada analisis gas darah,
pengukuran kadar gas darah maupun elektrolit dan urinalisis dilakukan untuk
tiroksikosis dan, jika tersedia, pemeriksaan TH dan atau ultrasound tiroid); (2)
diagnosis krisis tiroid (dekompensasi organ, sistem skor Burch dan Wartofsky);
27
Skor Burch dan Wartofsky
6. Tatalaksana
terapi yang diberikan harus menghambat sintesis, sekresi, dan aksi perifer
28
yang umum digunakan pada keadaan hipertiroidisme. Keduanya menghambat
inkorporasi iodium ke TBG dalam waktu satu jam setelah diminum. Riwayat
Kerusakan hati serius telah ditemukan pada penggunaan metimazol pada lima
terapi obat lini kedua kecuali pada pasien yang alergi atau intoleran terhadap
Awasi secara ketat terapi PTU atas kemungkinan timbulnya gejala dan tanda
kerusakan hati, terutama selama 6 bulan pertama setelah terapi dimulai. Untuk
suspek kerusakan hati, hentikan bertahap terapi PTU dan uji kembali hasil
pemeriksaan kerusakan hati dan berikan perawatan suportif. PTU tidak boleh
digunakan pada pasien anak kecuali pasien alergi atau intoleran terhadap
metimazol dan tidak ada lagi pilihan obat lain yang tersedia. Berikan edukasi
29
6.2 Penatalaksanaan: menghambat sekresi hormon tiroid
menurunkan uptake iodium di kelenjar tiroid. Cairan lugol atau cairan jenuh
kalium iodida dapat digunakan untuk tujuan ini. Terapi iodium harus diberikan
setelah sekitar satu jam setelah pemberian PTU atau MMI. Perlu diketahui
Bahan kontras yang teiodinasi untuk keperluan radiografi, yaitu natrium ipodat,
litium yang juga mengganggu pelepasan hormon tiroid. Pasien yang tidak
dapat menggunakan PTU atau MMI juga dapat diobati dengan litium karena
hanya digunakan pada pasien yang tidak merespon terhadap penanganan lini
awal. Preparat intravena natrium iodida (diberikan 1 g dengan infus pelan per
30
6.3 Penatalaksanaan: menghambat aksi perifer hormon tiroid
Propranolol adalah obat pilihan untuk melawan aksi perifer hormon tiroid.
menjadi T3. Obat ini menimbulkan perubahan dramatis pada manifestasi klinis
respon klinis yang diinginkan pada krisis tiroid hanya pada dosis yang besar.
seperti propranolol maupun esmolol, tidak dapat digunakan pada pasien dengan
dengan reserpin berhasil pada kasus-kasus krisis tiroid yang resisten terhadap
dosis besar propranolol. Namun, guanetidin dan reserpin tidak dapat digunakan
peningkatan transit usus dan takipnu akan membawa pada kehilangan cairan
yang cukup bermakna. Kebutuhan cairan dapat meningkat menjadi 3-5 L per
31
hari. Dengan demikian, pengawasan invasif disarankan pada pasien-pasien
lanjut usia dan dengan gagal jantung kongestif. Agen yang meningkatkan
cairan yang adekuat. Berikan pulan cairan intravena yang mengandung glukosa
melalui aksi sentral dan perifer. Asetaminofen merupakan obat pilihan untuk
hal tersebut karena aspirin dapat menggantikan hormon tiroid untuk terikat
pada reseptornya dan malah meningkatkan beratnya krisis tiroid. Spons yang
dingin, es, dan alkohol dapat digunakan untuk menyerap panas secara perifer.
diberikan.15
32
Meskipun seringkali muncul pada pasien lanjut usia, dekompensasi jantung
juga dapat muncul pada pasien yang muda dan bahkan pada pasien tanpa
jika tidak ada kontraindikasi. Digoksin dapat digunakan pada dosis yang lebih
besar daripada dosis yang digunakan pada kondisi lain. Awasi secara ketat
pasien, dosis digoksin dapat mulai diturunkan. Gagal jantung kongestif muncul
saluran kalsium mungkin merupakan terapi yang lebih cocok dengan melawan
efek agonis kalsium yang terkait hormon tiroid pada miokardium dan
Efek samping PTU yang pernah dilaporkan adalah perdarahan atau gusi
mudah berdarah, kerusakan hati (anoreksia, pruritus, nyeri perut kanan atas,
peningkatan kadar transaminase hingga tiga kali nilai normal), infeksi (terjadi
33
akibat agranulositosis), pruritus hingga dermatitis eksfoliatif, vaskulitis
ini harus tetap dipertimbangkan sebagai lini pertama terapi penyakit Graves
selama kehamilan. Risiko kerusakan hati serius, seperti gagal hati dan
kematian, telah dilaporkan pada dewasa dan anak, terutama selama enam bulan
pertama terapi.11
7. Komplikasi
tiroidektomi subtotal atau terapi RAI, gangguan visual atai diplopia akibat
curah jantung yang tinggi, pengurangan massa otot dan kelemahan otot
yang jarang terjadi. Sebuah kasus seorang wanita Jepang berusia 50 tahun yang
mengalami henti jantung satu jam setelah masuk rumah sakit dilakukan
plasma glukosa mencapai 14 mg/dL dan kadar asam laktat meningkat hingga
6,238 mM. Dengan demikian, jika krisis tiroid yang atipik menunjukkan
untuk menegakkan diagnosis krisis tiroid lebih dini karena kondisi ini
34
memerlukan penanganan kegawatdaruratan. Penting pula untuk menerapkan
8. Prognosis
Krisis tiroid dapat berakibat fatal jika tidak ditangani. Angka kematian
diagnosis yang dini dan penanganan yang adekuat, prognosis biasanya akan
baik.5
9. Pencegahan
anti-tiroid (biasanya dihentikan 5-7 hari sebelum pemberian RAI dan ditahan
hingga 5-7 hari setelahnya); 2) pelepasan sejumlah besar hormon tiroid dari
folikel yang rusak; dan 3) efek dari RAI itu sendiri. Karena kadar hormon
tiroid seringkali lebih tinggi sebelum terapi RAI daripada setelahnya, banyak
35
RAI dan memulai kembali obat dalam 3 hari setelahnya. Pemberian kembali
obat anti-tiroid yang lebih dini setelah terapi RAI dapat menurunkan efikasi
McCune-Albright).13
36
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
dengan kontraksi otot pada dinding dada berupa detak keras, cepat, iregular dan
di dada. Palpitasi sendiri sering disebabkan oleh penyakit jantung (43%), psikiatri
(31%), lain-lain (10%), dan tidak diketahui (16%). Penyebab kardiovaskular dari
palpitasi adalah kontraksi atrium dan ventrikel prematur, aritmia, prolaps katup
mitral (dengan atau tanpa aritmia terkait), insufisiensi aorta, mioksia atrium,
emboli paru, dan lain – lain. Sedangkan denyut jantung tidak beraturan dan
palpitasi yang berkelanjutan dapat disebabkan oleh atrial fibrillation. Secara lebih
menyebabkan palpitasi.
serangan panik atau gangguan, keadaan cemas, dan somatisasi, sendiri atau
37
kombinasi. Pasien dengan penyebab kejiwaan untuk palpitasi lebih sering
melaporkan durasi sensasi yang lebih lama (> 15 menit) dan kurang spesifik
gejala lain yang menyertainya daripada pasien dengan penyebab lain. Di antara
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin
termasuk akibat dari sifat hormone tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan
laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme
tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai
akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus
yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu
38
Tiroiditis Nodul tiroid
Penyakit Graves (Antibody
toksik
reseptor TSH merangsang
aktivitas tiroid)
Hipertiroidis
me
Perubahan
Berat Ketidakseimb
konduksi listrik
Badan angan energy Infiltrasi limfosit,
jantung
dengan sel mast ke
kebutuhan jaringan orbital
tubuh dan otot mata
Aritmia,
takikardia
Kurang Kerusakan
Pengetahu integritas
an jaringan
Resiko penurunan
curah jantung
39
Hasil EKG menunjukan adanya atrial fibrilasi dan LVH. Efek hormon
tiroid pada jantung dan pembuluh darah perifer meliputi penurunan resistensi
ventrikel kiri. Jika hal ini dideteksi oleh ginjal, maka sistem renin angiotensin
tiroid terhadap waktu aksi potensial otot jantung diduga berpeluang mencetuskan
biasanya memiliki tiga gejala klasik yaitu sakit kepala, berkeringat, dan palpitasi
jantung dalam hubungan dengan tekanan darah tinggi. Kondisi lain yang mungkin
menyertai gejala klasik ini adalah kecemasan, mual, tremor, kelemahan, sakit
metanephrines juga dapat diukur dalam darah. Jika hasil menunjukan lebih besar
40
dari 2 kali normal, studi pencitraan biasanya dilakukan untuk melihat kelenjar
adrenal. 19
Injeksi Dexamethason 3 x 5 mg IV
Terapi cairan dan elektrolit yang agresif diperlukan untuk mengatasi dehidrasi
transit usus dan takipnu akan membawa pada kehilangan cairan yang cukup
bermakna. Kebutuhan cairan dapat meningkat menjadi 3-5 L per hari. Dengan
dengan gagal jantung kongestif. Agen yang meningkatkan tekanan darah dapat
41
antibodi yang terstimulasi oleh hormon tiroid disertai stabilisasi anyaman
yang digunakan adalah 100 mg/8 jam secara intravena pada kasus krisis tiroid..
tiroid yang di produksi oleh kelenjar tiroid. Efek samping yang terjadi adalah
T3 di sirkulasi perifer dan lebih disukai daripada MMI pada kasus-kasus krisis
tiroid. Adalah tidak rasional memasukkan methimazole 30 mg/6 jam atau PTU
200 mg/4 jam secara oral atau NGT. Keduanya bisa dilarutkan untuk digunakan
secara rectal dan PTU dapat diberikan secara intravena dengan diencerkan oleh
melawan aksi perifer hormon tiroid. Obat ini menimbulkan perubahan dramatis
pada manifestasi klinis dan efektif dalam mengurangi gejala. Namun, propranolol
menghasilkan respon klinis yang diinginkan pada krisis tiroid hanya pada dosis
yang besar. Dosis yang diberikan adalah 1mg/menit sampai beberapa mg hingga
efek yang diinginkan tercapai atau 2-4mg/4jam secara intravena atau 60-
42
Penggunaan antikoagulan masih diperdebatkan. Meskipun bukti masih
kurang, bila ada faktor risiko stroke, terapi antioagulan oral dianjurkan untuk
warfarin bagi pasien risiko tinggi yang dapat menerima antikoagulan dengan
aman. 21
43
BAB V
PENUTUP
mendadak menjadi hebat dan disertai antara lain adanya panas badan, delirium,
takikardi, dehidrasi berat dan dapat dicetuskan oleh antara lain: infeksi dan
tindakan pembedahan.
kondisi penderita dan gejala yang ada. Tindakan harus secepatnya karena angka
44
DAFTAR PUSTAKA
45
17. Anthony Fauci, Eugene Braunwald, Dennis Kasper, Stephen Hauser, Dan
Longo, J. Jameson, Joseph Loscalzo. Harrison's Principles of Internal
Medicine, 17th Edition, 17th edn., : Mcgraw-hill, 2008.
18. Klein I, Danzi S. Thyroid disease and the heart. Circulation 2007;116:1725-
35.
19. Sheps SG, Jiang NS, Klee GG, van Heerden JA. Recent developments in the
diagnosis and treatment of pheochromocytoma. Mayo Clin Proc. 1990 Jan.
65(1):88-95
20. Sawin CT, Geller A, Wolf PA, Belanger AJ, Baker E, Bacharach P, et al. Low
serum thyrotropin concentrations as a risk factor for atrial fibrillation in
older persons. NEJM. 2004;331:1249-52.
21. Eldar M, Canetti M, Rotstein Z, Boyko V, Gottlieb S, Kaplinsky E, et al.
Significance of paroxysmal atrial fibrillation complicating acute myocardial
infarction in the thrombolytic era. Circulation 2008; 97:965-70.
http://circ.ahajournals.org/content/97/10/965
46