Presentan: Pembimbing:
Vandu Dwi Cahyo, S. Ked dr. Titian Rakhma, Sp. N
J510215104
4
1 Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien pagi harinya masih beraktivitas seperti biasa, tidak ada kelemahan
tangan maupun kaki kiri. Keluhan juga disertai dengan bicara pelo. Pasien
tidak dapat menyebutkan dengan jelas huruf R. Pasien juga
mengeluhkan adanya benjolan pada perut kanan bawah yang muncul
beberapa bulan terakhir, benjolan kadang terasa nyeri dan panas.
Benjolan pada perut kanan bawah ini belum pernah dilakukan
pemeriksaan ke dokter ataupun puskesmas terdekat.
5
1 Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien tidak mengeluhkan adanya wajah merot. Pasien masih bisa
memahami pembicaraan dan berkomunikasi kepada keluarganya dengan
cukup baik. Pasien masih dapat mengenali sisi kanan maupun kiri tubuhnya.
Pasien masih dapat mengenal anggota keluarga dan mengetahui lingkungan
sekitar tempat pasien dirawat.
Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri kepala. Pasien juga menyangkal
adanya mual maupun muntah, juga tidak terdapat adanya keluhan kejang
maupun gangguan kesadaran. Pasien juga menyangkal adanya gangguan
sensasi raba maupun kesemutan pada salah satu sisi tubuh. Pasien tidak
mengeluhkan adanya gangguan penglihatan atau adanya pandangan gelap
pada salah satu sisi.
6
1 Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien tidak mengeluhkan berkurangnya daya penciuman hidung, tidak
mengeluhkan pandangan dobel, gelap dan kabur, dan masih bisa membedakan
warna. Pasien masih bisa melirik ke atas, bawah, samping kanan dan kiri.
Pasien tidak mengeluhkan rasa tebal di wajah kanan maupun kiri. Pasien tidak
mengeluhkan adanya gangguan dalam mengunyah makanan. Pasien dapat
mengangkat alis maupun mengerutkan dahi. Pasien masih bisa merasakan rasa
makanan dengan normal. Pasien tidak mengeluh adanya gangguan
pendengaran ataupun telinga berdenging. Pasien tidak mengeluhkan sensasi
rasa berputar. Pasien tidak mengeluh adanya gangguan dalam menggerakkan
bahu, maupun gangguan dalam menoleh ke samping kanan maupun kiri.
Pasien tidak tersedak saat minum dan makan.
7
1 Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien tidak pernah mengeluhkan kelemahan anggota gerak sesaat atau
kehilangan pandangan sesaat yang membaik dalam kurun waktu kurang dari
24 jam. Pasien tidak pernah mengeluh nyeri kepala yang hilang timbul
maupun memberat sebelumnya. Pasien tidak mengeluh sesak baik saat
istirahat, aktivitas, maupun tidur. Pasien tidak mengeluhkan dada berdebar-
debar. Pasien tidak mengalami kecelakaan maupun cedera kepala. Pasien juga
tidak mengeluhkan adanya demam.
8
2 Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
• Riwayat Kolesterol : Tidak pernah cek
• Riwayat Jantung : disangkal
• Riwayat Stroke : disangkal
• Riwayat Trauma kepala : disangkal
9
2 Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien merupakan seorang Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan terakhir pasien adalah SMP
3 Riwayat Kebiasaan
• Riwayat Olahraga : Disangkal
• Riwayat Minum alkohol : Disangkal
• Riwayat Konsumsi obat : Disangkal
• Riwayat KB Hormonal : Menggunakan Pil KB sekitar >20
tahun
10
Pemeriksaan Fisik
◉ Kesan Umum : Cukup, gizi kesan cukup dengan
BMI ±18,7.0 kg/m2
◉ Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
◉ Tanda Vital: 02/10/22
TD 123/74 (MAP:90,3)
Nadi 80 x/menit, regular
Suhu 37,1oC dengan Thermogun
Respirasi 20x/menit
NRS 6
SpO2 98% Air room
11
PEMERIKSAAN STATUS
GENERALIS
Kepala dan Leher : Paru-paru:
- Kepala : bentuk kepala (normocephal), Jejas (-), - Inspeksi : pengembangan dada simetris
Conjungtiva anemis (+) - Palpasi : fremitus teraba simetris
- Leher : pembesaran KGB (-) - Perkusi : sonor/sonor
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak tambahan ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
13
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
1. N. Olfactorius (I) 2. N. Opticus (II)
Kanan Kiri Kanan Kiri
Anosmia (-) (-) Visus 4/4 4/4
(Subjektif) terbatas terbatas
Parosmia (-) (-) ruangan ruangan
Kacamata - -
Hiposmia (-) (-)
Lapang dbn dbn
Pandang
Warna dbn dbn
14
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
3. N. III (Oculomotorius), IV
(Trochealis), V (Abdusen) 4. N. VI Trigeminus
Kanan Kiri Kanan Kiri
Celah Mata Simetris Simetris Sensorik I dbn dbn
Posisi Bola Mata Di tengah Di tengah
Sensorik II dbn dbn
Gerak Bola Mata Simetris Simetris
Sensorik III dbn dbn
Ukuran Pupil 3mm 3mm
Otot Kunyah dbn dbn
Bentuk Pupil Bulat Bulat
Konvergensi dbn dbn Reflek Masseter dbn
Akomodasi dbn dbn Reflek Kornea (+) (+)
Refleks Pupil Direk + +
Refleks Pupil Indirek + + 15
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
17
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
9. N. XII Hypoglossus
Hasil
Atrofi Lidah (-)
Kekuatan dbn
Gerak Spontan (-)
Posisi diam Tidak ada lateralisasi
Posisi dijulurkan Tidak ada lateralisasi
18
PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK
Lengan Atas Bawah Tangan
1 Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Atrofi (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Tonus N N N N N N
Kekuatan
11/7/22 5 4 5 4 5 4
Tonus N N N N N N
Kekuatan
11/7/22 5 4 5 4 5 4
Klonus (-) 19
3 REFLEKS FISIOLOGIS Kanan Kiri
Refleks Biceps +2 +2
Refleks Triceps +2 +2
Refleks Radialis +2 +2
Refleks Patella +2 +2
Refleks Achilles +2 +2
4 Refleks Hoffman
Refleks Tromner
(-)
(-)
(-)
(-)
Refleks Babinski (-) (-)
Refleks Chaddock (-) (-)
Refleks Oppenheim (-) (-)
Refleks Gordon (-) (-)
Refleks Schaefer (-) (-)
Refleks Rossolimo (-) (-)
Refleks Mendel B (-) (-) 20
PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK
LENGAN TUNGKAI
22
PEMERIKSAAN SISTEM KOLUMNA
OTONOM VERTEBRALIS
•Miksi : dbn •Kelainan Bentuk : dbn
•Defekasi : belum BAB sejak MRS •Gerakan vertebra servikal : dbn
•Salivasi : dbn
•Sekresi Keringat : tde
23
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM (02-10-2022)
LABORATORIUM (01-10-2022) • Trigliserid : 85
• Kolesterol Total : 108
• Hb : 7,4 (L) • HDL : 25
• Hct : 26,2 (L) • LDL : 79
• Leukosit : 8,3 • BUN : 7,4
• Trombosit : 634 (H) • Serum Creatinin : 1,24
• Eritrosit : 3,54 (L) • Asam Urat : 6,20
• GDS : 120 • Na : 148
• K : 4.60
• Cl : 114
• HBsAg : non reaktif
24
RO THORAK
Kesimpulan:
Cor dan Pulmo dalam batas normal
25
EKG
Kesimpulan:
26
CT SCAN
Kesimpulan:
• Infark akut di subkorteks lobus
parietal kanan
• Mastoiditis bilateral
27
USG ABDOMEN
Kesimpulan:
• Masa kistik bersepta dengan debris
didalamnya di cavum pelvis (kesan
origin di adnexa dekstra) sugestif
complicated cyst
28
RESUME
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
◉ Perempuan, Ny. S (53 tahun)
Kesan Umum: cukup
◉ Keluhan tangan dan kaki kiri lemah,
Tanda Vital:
Bicara pelo, serta massa abdomen TD : 123/74 mmHg (MAP 90,3)
◉ Riwayat Penyakit dahulu (-) Nadi : 80x/menit, reguler
◉ Riwayat pengunaan kontrasepsi Suhu : 37,1 oC dengan thermogun
hormonal (Pil KB) >20 tahun Respirasi : 20x/menit
NRS : 6
SpO2 : 98% air room
29
RESUME
STATUS NEUROLOGI RESUME PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gejala:
• kelemahan tiba-tiba
• mati rasa pada wajah, lengan atau kaki, paling sering di salah satu sisi tubuh
• Kebingungan
• kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
• kesulitan melihat dengan satu atau kedua mata
• kesulitan berjalan
• Pusing
• kehilangan keseimbangan atau koordinasi
• sakit kepala parah tanpa diketahui penyebabnya
• pingsan atau tidak sadarkan diri
Manifestasi Klinis •
•
Contralateral limb weakness
Contralateral sensory loss
• Demensia • Disfasia
• Ggn mood • Disleksia, disgrafia, diskalkulia
• Ggn perilaku • Disorientasi spasial
• Inkontinensia
• Disfungsi olfaktorius
• Disfungsi opticus
• Hemianopsia
• Homonim
• Kontralateral
1. Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemiparesis,
hemiplegi)
2. Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemihipestesi,
hemianesthesi)
3. Gangguan bicara (disartria)
4. Gangguan berbahasa (afasia)
5. Gejala neurologik lainnya seperti jalan sempoyongan (ataksia), rasa berputar (vertigo),
kesulitan menelan (disfagia), melihat ganda (diplopia), penyempitan lapang
penglihatan (hemianopsia, kwadran-anopsia)
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan TANDA VITAL: pernapasan, nadi, suhu, TD harus diukur kanan dan kiri
2. Pemeriksaaan JANTUNG PARU
3. Pemeriksaan ABDOMEN
4. Pemeriksaan EKSTREMITAS
5. Pemeriksaan NEUROLOGIS
a. Kesadaran: tingkat kesadaran diukur dengan menggunakan Glassgow Coma Scale
(GCS)
b. Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, tanda Laseque, Kernig, dan Brudzinski
c. Saraf kranialis: terutama Nn. VII, XII, IX/X, dan saraf kranialis lainnya
d. Motorik: kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
e. Sensorik
f. Tanda serebelar: dismetria, disdiadokokinesia, ataksi, nystagmus
g. Pemeriksaan fungsi luhur, terutama fungsi kognitif (bahasa, memori dll)
h. Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan pemeriksaan refleks batang
otak: Refleks cahaya (pupil), Refleks kornea
Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi (EKG)
2. Pencitraan otak: CT-scan (kelas I, peringkat bukti A) nonkontras atau MRI (kelas
I, peringkat bukti A) dengan perfusi dan difusi
3. Pemeriksaan laboratorium :
a) Darah :
• Hematologi rutin
• Gula darah sewaktu
• Fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
• Activated partial thrombin time (APTT)
• Prothrombin time (PT)
• INR
• Fibrinogen
Pemeriksaan Penunjang
b) Di ruangan:
• Gula darah puasa dan 2 jam postprandial
• Profil lipid
• C-reactive protein (CRP)
• Laju endap darah
• Pemeriksaan atas indikasi seperti :
o Enzim jantung (troponin / CKMB), serum elektrolit,
o Analisis hepatik dan dapat dilakukan pemeriksaan tambahan berupa
darah elektrolit,
o Viskositas darah dan homocystein.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Rumus :
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x
sakit kepala) + (0,1 x tekanan darah diastole) –
(3 x atheroma) – 12
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
Penatalaksanaan Stroke
• Onset pemberian ≤4,5 jam atau ≤6 jam (bukan wake up stroke) pada jalur
intravena dengan sirkulasi anterior.
• Pemberian IV rtPA (Alteplase) dosis 0,6-0,9 mg/kg BB (maksimum 90 mg),
10% dari dosis total diberikan sebagai bolus inisial dalam 1 menit, dan sisanya
diberikan sebagai infus selama 60 menit, terapi tersebut harus diberikan dalam
rentang waktu 4,5 jam dari onset (kelas I, peringkat bukti AB)
• Onset pemberian IV rtPA (Alteplase) dosis 0,6-0,9 mg/kgBB (maksimum 90mg)
dapat diperpanjang hingga ≤ 6 jam dari onset.
• Turunkan tekanan darah
TATALAKSANA
KRITERIA INKLUSI
a) Usia ≥ 18 tahun.
b) Diagnosis klinis stroke dengan defisit neurologis yang jelas.
c) Onset ≤4,5 jam atau ≤6 jam
d) Tidak ada gambaran perdarahan intrakranial pada CT-scan / MRI
e) Pasien atau keluarga mengerti dan menerima keuntungan dan risiko yang mungkin
timbul. Harus ada persetujuan tertulis dari pasien atau keluarga untuk dilakukan terapi
rtPA (Alteplase).
f) Boleh diberikan pada pasien yang mengonsumsi aspirin atau kombinasi aspirin dan
klopidogrel sebelumnya.
g) Boleh diberikan pada pasien gagal ginjal kronik dengan aPTT normal (risiko perdarahan
meningkat pada pasien dengan peningkatan aPTT).
h) Boleh diberikan pada pasien dengan sickle cell disease.
TATALAKSANA
KRITERIA EKSLUSI
a) Defisit neurologis ringan (NIHSS ≤5) atau cepat mengalami perbaikan.
b) Riwayat trauma kepala atau stroke dalam 3 bulan terakhir.
c) Kejang pada saat onset stroke.
d) Riwayat stroke iskemik atau cedera kepala berat dalam 3 bulan sebelumnya.
e) Perdarahan aktif atau trauma akut (fraktur) pada pemeriksaan fisis.
f) Riwayat operasi intracranial / spinal 3 bulan terakhir. Tekanan darah sistolik >185 mmHg,
diastolik >110 mmHg.
g) Glukosa darah 400 mg/dL.
TATALAKSANA
2. TERAPI SPESIFIK STROKE ISKEMIK FASE AKUT
a) Hipoglikemia (<60 mg/dL)/ Hiperglikemia
b) Antikoagulan
• Tidak ditemukan manfaat pemberian heparin dibandingkan aspirin pada pasien stroke akut
dengan atrial fibrilasi
• Warfarin merupakan pengobatan lini pertama pada kebanyakan kasus stroke kardio-
emboli.
c) Anti-Agresi Platelet
• Pemberian aspirin dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut dengan dosis awal 160-325
mg dalam 24-48 jam setelah onset
• Pemberian clopidogrel 75 mg lebih baik dibandingkan dengan aspirin 325 mg untuk
mencegah risiko stroke iskemik sekunder, infark jantung dan kematian akibat
vaskular.
Terapi Khusus
Stroke Iskemik