Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KASUS

SEORANG WANITA 53 TAHUN DENGAN


STROKE NON HEMMORHAGE

Presentan: Pembimbing:
Vandu Dwi Cahyo, S. Ked dr. Titian Rakhma, Sp. N
J510215104

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Bogoarum
Tanggal Masuk : 02 Oktober 2022
Tanggal Pemeriksaan : 03 Oktober 2022
No. Rekam Medis : 0-31-18-25
KELUHAN UTAMA

Kelemahan pada Tangan


dan Kaki Kiri
1 Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang diantar keluarga ke IGD RS dr Sayidiman Magetan pada
pagi hari, hari Minggu 02 Oktober 2022 pukul 08.15 WIB dengan keluhan
kelemahan pada tangan dan kaki kiri yang mulai muncul sejak pagi SMRS.
Pasien mengalami kelemahan pada tangan dan kaki kiri secara mendadak
ketika sedang makan dirumah. Kelemahan pada tangan dan kaki kiri terjadi
terus menerus tidak memberat dengan aktivitas dan tidak berkurang dengan
istirahat. Pasien kesulitan untuk mengangkat tangan dan kaki kiri melawan
gravitasi jika diberikan tahanan.

4
1 Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien pagi harinya masih beraktivitas seperti biasa, tidak ada kelemahan
tangan maupun kaki kiri. Keluhan juga disertai dengan bicara pelo. Pasien
tidak dapat menyebutkan dengan jelas huruf R. Pasien juga
mengeluhkan adanya benjolan pada perut kanan bawah yang muncul
beberapa bulan terakhir, benjolan kadang terasa nyeri dan panas.
Benjolan pada perut kanan bawah ini belum pernah dilakukan
pemeriksaan ke dokter ataupun puskesmas terdekat.

5
1 Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien tidak mengeluhkan adanya wajah merot. Pasien masih bisa
memahami pembicaraan dan berkomunikasi kepada keluarganya dengan
cukup baik. Pasien masih dapat mengenali sisi kanan maupun kiri tubuhnya.
Pasien masih dapat mengenal anggota keluarga dan mengetahui lingkungan
sekitar tempat pasien dirawat.
Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri kepala. Pasien juga menyangkal
adanya mual maupun muntah, juga tidak terdapat adanya keluhan kejang
maupun gangguan kesadaran. Pasien juga menyangkal adanya gangguan
sensasi raba maupun kesemutan pada salah satu sisi tubuh. Pasien tidak
mengeluhkan adanya gangguan penglihatan atau adanya pandangan gelap
pada salah satu sisi.

6
1 Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien tidak mengeluhkan berkurangnya daya penciuman hidung, tidak
mengeluhkan pandangan dobel, gelap dan kabur, dan masih bisa membedakan
warna. Pasien masih bisa melirik ke atas, bawah, samping kanan dan kiri.
Pasien tidak mengeluhkan rasa tebal di wajah kanan maupun kiri. Pasien tidak
mengeluhkan adanya gangguan dalam mengunyah makanan. Pasien dapat
mengangkat alis maupun mengerutkan dahi. Pasien masih bisa merasakan rasa
makanan dengan normal. Pasien tidak mengeluh adanya gangguan
pendengaran ataupun telinga berdenging. Pasien tidak mengeluhkan sensasi
rasa berputar. Pasien tidak mengeluh adanya gangguan dalam menggerakkan
bahu, maupun gangguan dalam menoleh ke samping kanan maupun kiri.
Pasien tidak tersedak saat minum dan makan.

7
1 Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien tidak pernah mengeluhkan kelemahan anggota gerak sesaat atau
kehilangan pandangan sesaat yang membaik dalam kurun waktu kurang dari
24 jam. Pasien tidak pernah mengeluh nyeri kepala yang hilang timbul
maupun memberat sebelumnya. Pasien tidak mengeluh sesak baik saat
istirahat, aktivitas, maupun tidur. Pasien tidak mengeluhkan dada berdebar-
debar. Pasien tidak mengalami kecelakaan maupun cedera kepala. Pasien juga
tidak mengeluhkan adanya demam.

8
2 Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
• Riwayat Kolesterol : Tidak pernah cek
• Riwayat Jantung : disangkal
• Riwayat Stroke : disangkal
• Riwayat Trauma kepala : disangkal

3 Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
• Riwayat Kolesterol : disangkal
• Riwayat Jantung: disangkal
• Riwayat Stroke : disangkal

9
2 Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien merupakan seorang Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan terakhir pasien adalah SMP

3 Riwayat Kebiasaan
• Riwayat Olahraga : Disangkal
• Riwayat Minum alkohol : Disangkal
• Riwayat Konsumsi obat : Disangkal
• Riwayat KB Hormonal : Menggunakan Pil KB sekitar >20
tahun

10
Pemeriksaan Fisik
◉ Kesan Umum : Cukup, gizi kesan cukup dengan
BMI ±18,7.0 kg/m2
◉ Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
◉ Tanda Vital:   02/10/22
TD 123/74 (MAP:90,3)
Nadi 80 x/menit, regular
Suhu 37,1oC dengan Thermogun
Respirasi 20x/menit
NRS 6
SpO2 98% Air room
11
PEMERIKSAAN STATUS
GENERALIS
Kepala dan Leher : Paru-paru:
- Kepala : bentuk kepala (normocephal), Jejas (-), - Inspeksi : pengembangan dada simetris
Conjungtiva anemis (+) - Palpasi : fremitus teraba simetris
- Leher : pembesaran KGB (-) - Perkusi : sonor/sonor

Jantung: - Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara

- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak tambahan ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

- Palpasi : ictus cordis tidak teraba


Abdomen:
- Perkusi : kanan atas SIC II linea parasternalis dextra ,
- Inspeksi : distensi (+)
kanan bawah SIC IV linea parasternalis dextra kiri atas
- Auskultasi : bising usus normal
SIC II linea parsternalis sinistra, kiri bawah SIC V linea
- Perkusi : timpani, pada masa pekak
midclavicularis sinista.
- Palpasi : Teraba massa di perutkanan bawah
- Auskultasi : BJ I-II regular, bising jantung abnormal (-)
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
Tanda Perangsangan
02/10/22 Selaput Otak
GCS E4V5M6
Tanda Kaku kuduk :-
NIHSS 3-3 Tanda Kernig :-
Siriraj Score -4 Tanda Brudzinski I :-
Cara Berbicara Disatria Lingual Tanda Brudzinski II :-
Tanda Brudzinski III :-
Tanda Brudzinski IV :-

13
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
1. N. Olfactorius (I) 2. N. Opticus (II)
  Kanan Kiri   Kanan Kiri
Anosmia (-) (-) Visus 4/4 4/4
(Subjektif) terbatas terbatas
Parosmia (-) (-) ruangan ruangan
Kacamata - -
Hiposmia (-) (-)
Lapang dbn dbn
Pandang
Warna dbn dbn

14
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
3. N. III (Oculomotorius), IV
(Trochealis), V (Abdusen) 4. N. VI Trigeminus
  Kanan Kiri   Kanan Kiri
Celah Mata Simetris Simetris Sensorik I dbn dbn
Posisi Bola Mata Di tengah Di tengah
Sensorik II dbn dbn
Gerak Bola Mata Simetris Simetris
Sensorik III dbn dbn
Ukuran Pupil 3mm 3mm
Otot Kunyah dbn dbn
Bentuk Pupil Bulat Bulat
Konvergensi dbn dbn Reflek Masseter dbn
Akomodasi dbn dbn Reflek Kornea (+) (+)
Refleks Pupil Direk + +
Refleks Pupil Indirek + + 15
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:

5. N. VII Fascialis 6. N. VIII Vestibulocochlearis


  Saat Diam Saat Gerak
  Kanan Kiri
  Kanan Kiri Kanan Kiri
Pendengaran dbn dbn
Otot Dahi Simetris Simetris (Subjektif)
Tinggi Alis Simetris Simetris
Vertigo Tde Tde
Sudut Mata Simetris Simetris
Nistagmus (-) (-)
Sudut Mulut Simetris Simetris
Tes Garputala  
Nasolabial Simetris Simetris
Pejam Mata Simetris Simetris  Rinne Dbn Dbn
Meringis Simetris  Weber Tidak ada lateralisasi
Pengecap Tidak dilakukan  Swabach Dbn Dbn
Lidah
16
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
7. N. IX (Glossopharingeus), N. 8. N. XI Accessorius
X (Vagus)
  Kanan Kiri
  Hasil
Bentuk M. dbn dbn
Refleks Muntah Sternocleidomastoideus
Tde
Uvula Ditengah Bentuk M. Trapezius dbn dbn

Arcus Faring Normal Angkat Bahu dbn dbn


Berpaling dbn dbn
Menelan dbn
Bersuara dbn

17
Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:

9. N. XII Hypoglossus
  Hasil
Atrofi Lidah (-)
Kekuatan dbn
Gerak Spontan (-)
Posisi diam Tidak ada lateralisasi
Posisi dijulurkan Tidak ada lateralisasi

18
PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK
Lengan Atas Bawah Tangan
1   Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Atrofi (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Tonus N N N N N N
Kekuatan
11/7/22 5 4 5 4 5 4

Tungkai Atas Bawah Kaki  


2   Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri  

Atrofi (-) (-) (-) (-) (-) (-)  

Tonus N N N N N N  

Kekuatan
11/7/22 5 4 5 4 5 4
Klonus (-)   19
3 REFLEKS FISIOLOGIS Kanan Kiri

Refleks Biceps +2 +2
Refleks Triceps +2 +2
Refleks Radialis +2 +2
Refleks Patella +2 +2
Refleks Achilles +2 +2

REFLEKS PATOLOGIS Kanan Kiri

4 Refleks Hoffman
Refleks Tromner
(-)
(-)
(-)
(-)
Refleks Babinski (-) (-)
Refleks Chaddock (-) (-)
Refleks Oppenheim (-) (-)
Refleks Gordon (-) (-)
Refleks Schaefer (-) (-)
Refleks Rossolimo (-) (-)
Refleks Mendel B (-) (-) 20
PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK
LENGAN TUNGKAI

1 Kanan Kiri Kanan Kiri


RASA EXTEROSEPTIK
Rasa Nyeri dbn dbn dbn dbn
Superficial
Raba Suhu dbn dbn dbn dbn
Rasa Raba dbn dbn dbn dbn
Ringan
RASA PROPRIOSEPTIK
Rasa Getar dbn dbn dbn dbn
Rasa Tekan Dbn dbn dbn dbn
Rasa Nyeri dbn dbn dbn dbn
Tekan
Rasa Gerak dbn dbn dbn dbn
Dan Posisi
21
RASA KORTIKAL
2 Kanan Kiri
Stereognosis dbn dbn
Baragnosis dbn dbn
Pengenalan 2 Titik dbn dbn

22
PEMERIKSAAN SISTEM KOLUMNA
OTONOM VERTEBRALIS
•Miksi : dbn •Kelainan Bentuk : dbn
•Defekasi : belum BAB sejak MRS •Gerakan vertebra servikal : dbn
•Salivasi : dbn
•Sekresi Keringat : tde

23
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM (02-10-2022)
LABORATORIUM (01-10-2022) • Trigliserid : 85
• Kolesterol Total : 108
• Hb : 7,4 (L) • HDL : 25
• Hct : 26,2 (L) • LDL : 79
• Leukosit : 8,3 • BUN : 7,4
• Trombosit : 634 (H) • Serum Creatinin : 1,24
• Eritrosit : 3,54 (L) • Asam Urat : 6,20
• GDS : 120 • Na : 148
• K : 4.60
• Cl : 114
• HBsAg : non reaktif

24
RO THORAK

Kesimpulan:
Cor dan Pulmo dalam batas normal

25
EKG

Kesimpulan:

Normal Sinus Rhytm 80 bpm

26
CT SCAN
Kesimpulan:
• Infark akut di subkorteks lobus
parietal kanan
• Mastoiditis bilateral

27
USG ABDOMEN
Kesimpulan:
• Masa kistik bersepta dengan debris
didalamnya di cavum pelvis (kesan
origin di adnexa dekstra) sugestif
complicated cyst

28
RESUME
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
◉ Perempuan, Ny. S (53 tahun)
Kesan Umum: cukup
◉ Keluhan tangan dan kaki kiri lemah,
Tanda Vital:
Bicara pelo, serta massa abdomen TD : 123/74 mmHg (MAP 90,3)
◉ Riwayat Penyakit dahulu (-) Nadi : 80x/menit, reguler
◉ Riwayat pengunaan kontrasepsi Suhu : 37,1 oC dengan thermogun
hormonal (Pil KB) >20 tahun Respirasi : 20x/menit
NRS : 6
SpO2 : 98% air room

29
RESUME
STATUS NEUROLOGI RESUME PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Kesadaran / GCS : Compos Mentis / E4 • Lab Kimia klinik : Anemia, Trombositosis


V5 V6 • Ct-Scan : Infark akut di subkorteks lobus
• Cara Berbicara : Disatria Lingual parietal kanan
• Saraf Cranialis : dbn Mastoiditis bilateral
• Refleks Fisiologis : dbn • USG Abdomen: Masa kistik bersepta
• Refleks Patologis : - dengan debris didalamnya di cavum pelvis
• Sistem Motorik : Hemiparese sinistra (kesan origin di adnexa dekstra) sugestif
• Siriraj Score : -4 (SNH) complicated cyst
• NIHSS : 3 (deficit neurologis ringan)
• MMSE : tde
DIAGNOSIS NEUROLOGIS
 Diagnosis Klinis : Hemiparese sinistra UMN, Disatria
lingual
 Diagnosis Topis : Hemisfer cerebri dextra lobus parietal
 Diagnosis Etiologis: Stroke Non Haemorragic UMN
 Diagnosis Lain : Anemia, Trombositosis, sugestif
complicated cyst
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA
 IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
 Fisioterapi
 Inj. Piracetam 3 x 3 g IV
 Rawat Bersama dengan Dokter Obgyn
 Inj. Citicolin 2 x 250 mg IV
 Inj. Pantoprazol 1 x 40 mg IV
 CPG 75 mg P.O 1x1
 Tranfusi PRC 1 Kolf
 Maltofer tab 1x1
PROGNOSIS

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad sanam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Stroke
• Stroke adalah manifestasi klinis akut akibat disfungsi neurologis
pada otak, medulla spinalis, dan retina baik sebagian atau
menyeluruh yang menetap selama 24 jam atau menimbulkan
kematian akibat gangguan pembuluh darah.

• Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi saraf


lokal dan atau global, yang muncul mendadak, progresif, dan
cepat. Gangguan fungsi saraf pada stroke disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Epidemiologi
• Di seluruh dunia, stroke merupakan penyebab utama
kedua kematian dan penyebab utama ketiga dari
kecacatan stroke. Selama empat dekade terakhir,
kejadian stroke di negara-negara berpenghasilan rendah
dan menengah memiliki lebihdari dua kali lipat lebih
besar negara yang berpenghasilan tinggi.
RISKESDAS, 2007  Prevalensi Nasional Stroke
adalah 8,3 per 1.000 penduduk.
MARS
RISKESDAS, 2013  Prevalensi Stroke Nasional NAIK
50% menjadi 12,1 per 1000 penduduk.
Prevalensi stroke tertinggi dijumpai di Aceh (16,6 per
1000 penduduk) dan terendah di Papua (3,8 per 1.000
penduduk).
DUNIA  penyebab utama kedua kematian dan penyebab utama ketiga dari
kecacatan stroke. Empat dekade terakhir, kejadian stroke di negara berpenghasilan
rendah dan menengah memiliki lebih dari dua kali lipat lebih besar dibandingkan
negara yang berpenghasilan tinggi.
(PNPK STROKE, 2019)
KLASIFIKASI STROKE
Stroke iskemik terjadi ketika
aliran darah arteri ke otak
tersumbat

Stroke hemoragik terjadi bila


pembuluh darah pecah
di dalam otak menyebabkan
hematoma. Hematoma
subdural biasanya
disebabkan oleh trauma
Klasifikasi
Stroke Iskemik
1. TIA (transient ischemic attack) : berlangsung kurang 24 jam
dan sembuh tanpa gx sisa
2. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficits) berlangsung
24 – 48 hours dan sembuh dalam waktu kurang dari 3 minggu.
3. Progressive stroke : bertahap dari ringan menjadi berat,
memburuk setelah 48 jam
4. Stroke complete : defisit neurologi yang berat dan permanen
Faktor Risiko

NON MODIFIABLE MODIFIABLE


• Riwayat Kardiovaskular
• Hipertensi
• Usia
• Merokok
• Jenis Kelamin (Laki-laki >
• Diabetes Mellitus
Perempuan)
• Dislipidemia
• Ras (mostly Kulit Putih)
• Atrial Fibrilasi
• Genetik (RPK)
• Patent Foramen Ovale
• SCD
Faktor Risiko
Patofisiologi
Patofisiologi
TANDA DAN GEJALA
Tanda:
• munculnya serangan mendadak
• terjadi satu atau lebih defisit neurologik fokal

Gejala:
• kelemahan tiba-tiba
• mati rasa pada wajah, lengan atau kaki, paling sering di salah satu sisi tubuh
• Kebingungan
• kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
• kesulitan melihat dengan satu atau kedua mata
• kesulitan berjalan
• Pusing
• kehilangan keseimbangan atau koordinasi
• sakit kepala parah tanpa diketahui penyebabnya
• pingsan atau tidak sadarkan diri
Manifestasi Klinis •

Contralateral limb weakness
Contralateral sensory loss
• Demensia • Disfasia
• Ggn mood • Disleksia, disgrafia, diskalkulia
• Ggn perilaku • Disorientasi spasial
• Inkontinensia
• Disfungsi olfaktorius
• Disfungsi opticus

• Hemianopsia
• Homonim
• Kontralateral

• Ggn bahasa • Nistagmus


• Ggn memori • Disartria
• Ggn mood • Ataksia
• Ggn perilaku • Tremor
• Ggn saraf kranial
• Ggn fx vital • Inkoordinasi
DIAGNOSIS
Anamnesis
Terutama waktu awitan, aktivitas pasien saat serangan dan gejala awal serangan stroke
terjadi mendadak (tiba-tiba), yang sering dijumpai:

1. Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemiparesis,
hemiplegi)
2. Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemihipestesi,
hemianesthesi)
3. Gangguan bicara (disartria)
4. Gangguan berbahasa (afasia)
5. Gejala neurologik lainnya seperti jalan sempoyongan (ataksia), rasa berputar (vertigo),
kesulitan menelan (disfagia), melihat ganda (diplopia), penyempitan lapang
penglihatan (hemianopsia, kwadran-anopsia)
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan TANDA VITAL: pernapasan, nadi, suhu, TD harus diukur kanan dan kiri
2. Pemeriksaaan JANTUNG PARU
3. Pemeriksaan ABDOMEN
4. Pemeriksaan EKSTREMITAS
5. Pemeriksaan NEUROLOGIS
a. Kesadaran: tingkat kesadaran diukur dengan menggunakan Glassgow Coma Scale
(GCS)
b. Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, tanda Laseque, Kernig, dan Brudzinski
c. Saraf kranialis: terutama Nn. VII, XII, IX/X, dan saraf kranialis lainnya
d. Motorik: kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
e. Sensorik
f. Tanda serebelar: dismetria, disdiadokokinesia, ataksi, nystagmus
g. Pemeriksaan fungsi luhur, terutama fungsi kognitif (bahasa, memori dll)
h. Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan pemeriksaan refleks batang
otak: Refleks cahaya (pupil), Refleks kornea
Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi (EKG)
2. Pencitraan otak: CT-scan (kelas I, peringkat bukti A) nonkontras atau MRI (kelas
I, peringkat bukti A) dengan perfusi dan difusi
3. Pemeriksaan laboratorium :
a) Darah :
• Hematologi rutin
• Gula darah sewaktu
• Fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
• Activated partial thrombin time (APTT)
• Prothrombin time (PT)
• INR
• Fibrinogen
Pemeriksaan Penunjang
b) Di ruangan:
• Gula darah puasa dan 2 jam postprandial
• Profil lipid
• C-reactive protein (CRP)
• Laju endap darah
• Pemeriksaan atas indikasi seperti :
o Enzim jantung (troponin / CKMB), serum elektrolit,
o Analisis hepatik dan dapat dilakukan pemeriksaan tambahan berupa
darah elektrolit,
o Viskositas darah dan homocystein.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis

Rumus :
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x
sakit kepala) + (0,1 x tekanan darah diastole) –
(3 x atheroma) – 12
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
Penatalaksanaan Stroke

Dalam menangani Pada time window inilah


Pasien dengan disabilitas gangguan sel otak kita kesempatan yang terbaik
neurologis yang signifikan dibatasi oleh waktu yang untuk menyelamatkan sel
harus segera dirawat, disebut dengan “time saraf yang walaupun
terutama di unit spesialistik. window/golden period”. fungsinya terganggu namun
CT scan segera dilakukan Batasan waktunya sangat strukturnya masih utuh yang
agar dapat membedakan lesi bervariasi yaitu antara 3 disebut dengan penumbra.
stroke iskemik atau hemoragik jam – 12 jam tergantung Jaringan penumbra ini bisa
kondisi, usia, gizi, dan bertahan sampai 12 jam. Oleh
beratnya penyakit sebab itu terapi yang dapat
penderita. . memberikan hasil optimal
apabila stroke iskemik diobati
sebelum 12 jam setelah onset
TATALAKSANA
FASE HIPERAKUT (<6 jam)
A. Manajemen Pra Rumah Sakit
• Diawali dengan pengenalan gejala stroke oleh pasien dan keluarga serta tenaga Kesehatan pada
fasilitas pra hospital  dengan menggunakan FAST (face, arm, speech, time)
• Pasien yang telah dipastikan mengalami gangguan fungsi otak hiperakut (stroke) secepatnya
dibawa ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas pelayanan stroke
• Pemantauan dan pemeriksaan TTV, Tindakan stabilisasi dan resusitasi (ABC)
• Intubasi (perlu dipertimbangkan pada pasien dengan koma dalam, hipoventilasi dan aspirasi)
• Memposisikan pasien setengah duduk bila kardiopulmoner stabil
• Monitor TTV dan keadaan jantung
• Monitor oksigen untuk menjamin saturasi >95%
• Pemasangan IV Line, kateter (jika memungkinkan)
• Menguhubungi UGD secepatnya (stroke is emergency) dan transportasi secepatnya (time is
brain)
TATALAKSANA
B. Manajemen Rumah Sakit

Stabilisasi Jalan Nafas dan


Stabilisasi Hemodinamik Pengendalian ↑ TIK
Pernafasan

- Pemantauan TTV 24-72 - Cairan kristaloid/koloid IV - Pemantauan ketat 3-5 hari


jam, pertahankan saturasi - Pemasangan CVC (5-12 mmHg) - Tinggikan Posisi kepala 20-30ᵒ
>95% - Optimalisasi tekanan darah - Hindari penekanan vena jugular
- Oksigen bila saturasi < - Vasopressor bila TDS < 120 mmHg - Hindari pemberian cairan glukosa
95%  target sistolik 140mmhg atau cairan hipotonik
- Orofaringeal tube - Cardiac monitoring - Hindari hipertermi dan jaga
- ETT/LMA bila perlu normovolemia
TATALAKSANA
1. TERAPI SPESIFIK STROKE ISKEMIK HIPERAKUT
A.Trombolisis dengan rtPA (Alteplase)

• Onset pemberian  ≤4,5 jam atau ≤6 jam (bukan wake up stroke) pada jalur
intravena dengan sirkulasi anterior.
• Pemberian IV rtPA (Alteplase) dosis 0,6-0,9 mg/kg BB (maksimum 90 mg),
10% dari dosis total diberikan sebagai bolus inisial dalam 1 menit, dan sisanya
diberikan sebagai infus selama 60 menit, terapi tersebut harus diberikan dalam
rentang waktu 4,5 jam dari onset (kelas I, peringkat bukti AB)
• Onset pemberian IV rtPA (Alteplase) dosis 0,6-0,9 mg/kgBB (maksimum 90mg)
dapat diperpanjang hingga ≤ 6 jam dari onset.
• Turunkan tekanan darah
TATALAKSANA
KRITERIA INKLUSI
a) Usia ≥ 18 tahun.
b) Diagnosis klinis stroke dengan defisit neurologis yang jelas.
c) Onset ≤4,5 jam atau ≤6 jam
d) Tidak ada gambaran perdarahan intrakranial pada CT-scan / MRI
e) Pasien atau keluarga mengerti dan menerima keuntungan dan risiko yang mungkin
timbul. Harus ada persetujuan tertulis dari pasien atau keluarga untuk dilakukan terapi
rtPA (Alteplase).
f) Boleh diberikan pada pasien yang mengonsumsi aspirin atau kombinasi aspirin dan
klopidogrel sebelumnya.
g) Boleh diberikan pada pasien gagal ginjal kronik dengan aPTT normal (risiko perdarahan
meningkat pada pasien dengan peningkatan aPTT).
h) Boleh diberikan pada pasien dengan sickle cell disease.
TATALAKSANA
KRITERIA EKSLUSI
a) Defisit neurologis ringan (NIHSS ≤5) atau cepat mengalami perbaikan.
b) Riwayat trauma kepala atau stroke dalam 3 bulan terakhir.
c) Kejang pada saat onset stroke.
d) Riwayat stroke iskemik atau cedera kepala berat dalam 3 bulan sebelumnya.
e) Perdarahan aktif atau trauma akut (fraktur) pada pemeriksaan fisis.
f) Riwayat operasi intracranial / spinal 3 bulan terakhir. Tekanan darah sistolik >185 mmHg,
diastolik >110 mmHg.
g) Glukosa darah 400 mg/dL.
TATALAKSANA
2. TERAPI SPESIFIK STROKE ISKEMIK FASE AKUT
a) Hipoglikemia (<60 mg/dL)/ Hiperglikemia
b) Antikoagulan
• Tidak ditemukan manfaat pemberian heparin dibandingkan aspirin pada pasien stroke akut
dengan atrial fibrilasi
• Warfarin merupakan pengobatan lini pertama pada kebanyakan kasus stroke kardio-
emboli.
c) Anti-Agresi Platelet
• Pemberian aspirin dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut dengan dosis awal 160-325
mg dalam 24-48 jam setelah onset
• Pemberian clopidogrel 75 mg lebih baik dibandingkan dengan aspirin 325 mg untuk
mencegah risiko stroke iskemik sekunder, infark jantung dan kematian akibat
vaskular.
Terapi Khusus
Stroke Iskemik

Your Picture Here


PENCEGAHAN
TERIMA
KASIH.

Anda mungkin juga menyukai