UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
ADHESIVE CAPSULITIS OF
SHOULDER/ FROZEN SHOULDER
Oleh :
Vandu Dwi Cahyo (J510215104)
Shofiyana Meistika (J510215005)
Pembimbing :
dr. Titian Rakhma, Sp.S
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta RSUD dr. Sayidiman. Magetan
2022
kedokteran.ums.ac.id
Definisi
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Gerakan Fleksi :
• Gerakan humerus ke depan, ke atas pada glenoid (bidang sagittal)
• Musculus: Deltoideus anterior, Coracobrachialis, Biceps brachii, Pectoralis mayor
Gerakan Ekstensi :
• Gerakan humerus ke belakang, ke atas pada glenoid (bidang sagittal)
• Musculus: Deltoideus posterior, Latissimus dorsi, Teres mayor
Gerakan Abduksi :
• Elevasi humerus pada glenoid (bidang frontal)
• Musculus: Deltoideus (middle portion), Supraspinatus
Gerakan Adduksi Horizontal :
• Gerakan humerus pada glenoid (arah medial)
• Musculus: Teres mayor, Latissimus dorsi, Pectoralis mayor
Gerakan Depression :
• Gerakan humerus kebawah pada glenoid
• Musculus: Pectoralis mayor, Pectoralis minor, Latissimus dorsi
Gerakan Rotasi Elevation :
• Gerakan humerus ke arah superior pada glenoid
• Musculus: Trapezius, Levator Scapulae, serratus anterior
Gerakan Eksternal Rotasi :
• Gerakan rotasi humerus ke lateral
• Musculus: Deltoid, Teres minor, Infraspinatus
Gerakan Internal Rotasi :
• Gerakan rotasi humerus ke medial
• Musculus: Deltoid, Teres mayor, Latissimus dorsi, pectoralis major
Nyeri pada bahu merupakan penyebab kelainan muskuloskletal tersering ketiga setelah nyeri
punggung bawah dan nyeri leher. Prevalensi dari frozen shoulder pada populasi umum dilaporkan
sekitar 2%, dengan prevalensi 11% pada penderita diabetes. Frozen shoulder dapat mengenai kedua
bahu, baik secara bersamaan atau berurutan, pada sebanyak 16% pasien. Frekuensi frozen shoulder
bilateral lebih sering pada pasien dengan diabetes. Pada 14% pasien, saat frozen shoulder masih
terjadi pada suatu bahu, bahu kontralateral juga terpengaruh. Frozen shoulder kontralateral biasanya
terjadi dalam waktu 5 tahun onset penyakit. Suatu relapse frozen shoulder pada bahu yang sama
jarang terjadi
Frozen shoulder dapat terjadi akibat suatu proses idiopatic. Idiopatic frozen shoulder
sering terjadi pada usia 40 – 60 tahun. kondisi yang menyebabkan sendi tidak dapat
digunakan yang mengakibatkan frozen shoulder
Usia di atas 40 tahun
Jenis kelamin
Gangguan endokrin
Gangguan maupun inflamasi pada otot, saraf, dan tulang yang berkaitan dengan bahu
Penyakit Parkinson
Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS tahun 2007 mengenai frozen shoulder, teori tersebut
adalah :
1. Teori hormonal.
• Pada umumnya Capsulitis adhesive terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan datangnya
menopause.
2. Teori genetik.
• Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari Capsulitis adhesive, contohnya ada beberapa
kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama.
3. Teori auto immun.
• Diduga penyakit ini merupakan respon auto immun terhadap hasil-hasil rusaknya jaringan lokal.
4. Teori postur.
• Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap menyebabkan
pemendekan pada salah satu ligamen bahu.
FROZEN SHOULDER
PRIMER
KLASIFIKASI
FROZEN SHOULDER
SEKUNDER
Memegang lengan atas mendekati tubuh dengan tujuan proteksi dari rasa nyeri
Menampilkan postur sedikit menunduk atau membungkuk pada daerah bahu yang sakit
Nyeri pada bahu adalah tanda utama pada stadium ini. Nyeri muncul secara bertahap dan semakin
Stadium freezing
lama semakin memburuk. Ketika nyeri memburuk, luas gerak sendi bahu mulai berkurang. Stadium
(painful stage) ini berlangsung 6 minggu hingga 9 bulan.
Nyeri mungkin berkurang pada stadium ini, atau muncul hanya ketika sendi digerakkan. Tetapi,
Stadium stiffness kekakuan dan restriksi bahu meningkat. Keadaan ini menyebabkan luas gerak sendi bahu sangat
(frozen stage) terbatas. Stadium ini berlangsung 4-6 bulan, dan selama itu pula aktivitas sehari-hari akan terganggu,
sehingga otot bahu berisiko mengalami atrofi.
Stadium ini ditandai dengan berkurangnya rasa nyeri yang nyata, disertai gerakan sendi bahu yang
meningkat secara bertahap. Pada stadium ini, bahu akan lebih responsif terhadap terapi latihan.
Stadium recovery
Untuk mencapai stadium ini, dibutuhkan waktu 6-24 bulan, atau bahkan lebih, terhitung mulai
(thawing stage) stadium freezing dan stiffness.
DIAGNOSIS
SURAKARTA
Diagnosis frozen shoulder bersifat klinis, bergantung pada dua ciri khas: pembatasan
gerakan yang menimbulkan rasa sakit dengan sinar-x normal dan perkembangan alami
melalui tiga fase. Saat pasien pertama kali terlihat, sejumlah kondisi harus dikecualikan:
a. Kekakuan pasca trauma Setelah cedera bahu parah, kekakuan bisa berlanjut selama
beberapa bulan. Ini maksimal pada awal dan sedikit demi sedikit berkurang, tidak
seperti pola bahu yangmembeku.
b. Kekakuan bersifat diffuse, jika lengan dirawat terlalu hati-hati (setelah fraktur
lengan) bahu bisa menjadi kaku.
c. Distrofi simpatik refleks Bahu nyeri dan kaku bisa mengikuti infark miokard atau
stroke. Cirinya mirip dengan frozen shoulder dan telah disarankan bahwa yang
terakhir adalah bentuk distrofi simpatik refleks.
• Tes provokasi
1. Tes “appley scratch”
Merupakan tes tercepat untuk mengevaluasi
lingkup gerak sendi aktif pasien. Pasien diminta
menggaruk daerah angulus medialis skapula
dengan tangan sisi kontralateral melewati
belakang kepala. Bila sendi dapat bergerak
penuh pada bidang geraknya secara pasif, tetapi
terbatas pada gerak aktif, maka kemungkinan
kelemahan otot bahu sebagai penyebab
keterbatasan.
2. Yargason’s TestTes
untuk menentukan apakah tendon otot bicep dapat
mempertahankan kedudukannya didalam sulkus
intertuberkularis atau tidak.
Cara : Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara
memfleksikan elbow sampai 90o dan supinasi lengan
bawah (lengan yang diperiksa) dan stabilisasi pada
thorax yang berlawanan dengan pronasi lengan
bawah (lengan yang tidak diperiksa). Selanjutnya
pasien melakukan gerakan lateral rotasi lengan
melawan tahanan.
Hasil positif : jika ada tenderness didalam sulcus
bicepitalis atau tendon keluar dari sulcus, ini
merupakan indikasi tendinitis bicipitalis.
3. Speed’s Test
Pemeriksan memberikan tahanan pada
shoulder pasien yang berada dalam posisi
fleksi, secara bersamaan pasien melakukan
gerakan pronasi lengan bawah dan ekstensi
elbow.
Hasil : Tes ini positif apabila adapeningkatan
tenderness didalam sulcus bicipitalis dan ini
merupakan indikasi tendinitis bicepitalis.
Pemeriksaan penunjang
SURAKARTA
Penatalaksanaan
SURAKARTA
Penatalaksanaan
SURAKARTA
Penatalaksanaan
SURAKARTA
1. Preventif
• Lakukan aktifitas sederhana (jangan terlalu berat) yang melibatkan sendi
bahu setiap hari seperti senam, jogging sambil mengayunkan lengan
secukupnya, dan aktivitas lain yang bertujuan menghindari imobilisasi
sendi bahu, tetapi juga tidak overuse.
• Apabila mengalami keadaan post-fraktur yang memerlukan imobilisasi
yang cukup lama, atau kelumpuhan anggota gerak seperti pada stroke
yang sudah tidak akut, sedapat mungkin segera ke pusat rehabilitasi untuk
mendapatkan edukasi, fisioterapi dengan modalitas, latihan gerak sendi,
mobilisasi, dan sebagainya.
• Apabila mengalami penyakit diabetes mellitus, hipotiroid, dan sebagainya,
segera terapi sesuai indikasi dokter sebelum timbul komplikasi.
Penatalaksanaan
SURAKARTA
2. Kuratif
• Non-steroid anti-inflammatory drug (NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen
dapat mengurangi nyeri dan pembengkakan. Obat-obatan ini digunakan
jangka pendek dan hanya jika perlu. Obat-obatan ini dapat digunakan
sebagai pereda nyeri sebelum memulai terapi latihan.
• Muscle relaxant seperti diazepam dapat digunakan untuk mengurangi
kekakuan dan nyeri dengan menghilangkan spasme pada otot-otot bahu.
Penatalaksanaan
SURAKARTA
Penatalaksanaan
SURAKARTA
a.Terapi dingin
Untuk nyeri yang disebabkan oleh cedera muskuloskeletal akut.
Demikian pula pada nyeri akut Capsulitis Adhesive lebih baik diberikan
terapi dingin.
Efek terapi dingin:
• Mengurangi spasme otot dan spastisitas
• Mengurangi maupun membebaskan rasa nyeri
• Mengurangi edema dan aktivitas enzim destruktif (kolagenase) pada
radang sendi.
Efek terapi dari pemberian panas lokal, baik dangkal maupun dalam, terjadi
oleh adanya produksi atau perpindahan panas. Pada umumnya reaksi fisiologis
yang dapat diterima sebagai dasar aplikasi terapi panas adalah bahwa panas akan
meningkatkan viskoelastik jaringan kolagen dan mengurangi kekakuan sendi.
Panas masuk ke jaringan tubuh kita yang lebih dalam, tidak hanya sampai jaringan
dibawah kulit (subkutan). Golongan ini yang sering disebut diatermi, terdiri dari:
• Diatermi gelombang pendek (short wave diathermy = SWD)
• Diatermi gelombang mikro (microwave diathermy = MWD)
• Diatermi ultrasound (utrasound diathermy = USD)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
d. Latihan
Pada awalnya latihan gerak dilakukan secara pasif terutama bila rasa
nyeri begitu berat. Setelah nyeri berkurang latihan dapat dimulai
dengan aktif dibantu. Rasa nyeri yang timbul pada waktu sendi
digerakkan baik secara pasif maupun aktif menentukan saat dimulainya
latihan gerak. Bila selama latihan pasif timbul rasa nyeri sebelum akhir
pergerakan sendi diduga masih fase akut sehingga latihan gerakan aktif
tidak diperbolehkan. Bila rasa nyeri terdapat pada akhir gerakan yang
terbatas, berarti masa akut sudah berkurang dan latihan secara aktif
boleh dilakukan.
d. Latihan
Pada latihan gerak yang menimbulkan/ menambah rasa nyeri, maka
latihan harus ditunda karena rasa nyeri yang ditimbulkan akan
menurunkan lingkup gerak sendi. Tetapi bila gerakan pada latihan tidak
menambah rasa nyeri maka kemungkinan besar terapi latihan gerak
akan berhasil dengan baik. Latihan gerak dengan menggunakan alat
seperti shoulder wheel , overhead pulleys, finger ladder, dan tongkat
merupakan terapi standar untuk penderita frozen shoulder.
Pulley exercise
Latihan menggunakan pulley atau katrol
ini dapat dilakukan dengan berbagai
gerakan. Latihan ini dilakukan 2-3 siklus
setiap hari, tiap siklusnya mengandung 10-
20 kali tarikan total dari kedua tangan.
Setiap tarikan tidak boleh dilakukan terlalu
cepat, serta setiap lengan yang tidak
sedang menarik tidak boleh memberikan
tahanan yang berlebihan kepada lengan
yang sedang menarik.
Towel exercise
Towel exercise biasanya dilakukan
dengan gerakan internal rotasi dalam posisi
berdiri. Tangan pada bagian bahu yang sakit
memegang handuk di belakang punggung,
sedangkan tangan lain memegang handuk
di depan. Tangan yang sehat menarik
handuk tersebut secara perlahan ke arah
bawah depan, sedangkan tangan yang sakit
harus relaks dan mampu perlahan-lahan
mengikuti gerakan ke atas dari handuk.
Ketika regangan yang nyaman dirasakan,
tahan posisi tersebut selama 10-30 detik,
diulang 5-10 kali atau sampai lelah.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Wand exercise
Wand exercise adalah latihan pada sendi bahu dengan bantuan
tongkat. Tongkat tersebut akan digenggam oleh kedua tangan, lalu akan
dibentuk posisi tertentu sesuai dengan gerakan yang akan dilakukan.
Pada latihan ini, gerakan yang dapat dilakukan adalah fleksi, ekstensi,
internal rotasi, eksternal rotasi, abduksi, dan adduksi sendi bahu. Wand
exercise dapat dilakukan baik pasif maupun aktif, dengan gerakan yang
perlahan-lahan, dilakukan selama beberapa siklus selama pasien dapat
mentoleransi.
Wand exercise
Manipulasi manual pada bahu yang
terkena frozen shoulder harus dilakukan
oleh praktisi yang terampil. Tujuannya
adalah untuk membebaskan adhesi atau
perlekatan secara manual, serta untuk
mengembalikan luas gerak sendi. Tetapi,
manipulasi ini berisiko merobek kapsul
sendi bahu sehingga dapat menyebabkan
gangguan struktur internal ataupun
pendarahan.
4. Tindakan Invasif
• Injeksi Steroid Intra-articular
(seperti triamcinolone acetonide, dan sebagainya) dapat mengurangi bahkan
menghilangkan nyeri dan reaksi inflamasi lainnya dengan cepat, sehingga dapat
digunakan sebagai terapi awal sebelum menjalankan tatalaksana lainnya. Ijeksi
ini berisiko menyebabkan ruptur dari tendon dan ligamen, sehingga
penyuntikan dilakukan maksimal 2 kali dalam setahun, dianjurkan hanya 1 kali
dalam setahun, dan tidak dianjurkan untuk injeksi ulangan bila tidak
berindikasi.
4. Tindakan Invasif
• Manipulation under anesthesia (MUA)
dilakukan pada kasus frozen shoulder dengan gejala persisten yang tidak
memberikan perbaikan setelah terapi konservatif adekuat. Selama prosedur
MUA, pasien akan diberikan general anesthesiaI sehingga tertidur, lalu dokter
yang bersangkutan akan menggerakan sendi bahu pasien secara paksa hingga
mengalami peregangan. Tindakan tersebut akan melepaskan perlekatan kapsul
sendi dan meningkatkan ruang gerak sendi.
4. Tindakan Invasif
• Operatif
Tindakan Operatif (shoulder arthroscopy) juga dilakukan pada kasus frozen
shoulder dengan gejala persisten yang tidak memberikan perbaikan setelah
terapi konservatif adekuat. Tindakan ini dilakukan dengan insisi minimal di
daerah bahu yang sakit, lalu melepaskan perlekatan kapsul sendi yang ada.
Tindakan ini sering dikombinasikan dengan manipulasi (didahului manipulasi)
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Fase pemulihan post-operasi
bervariasi antara 6 minggu hingga 3 bulan. Selama waktu tersebut, diperlukan
terapi latihan luas gerak sendi untuk mencegah komplikasi operasi.
Diagnosis Banding
SURAKARTA
Komplikasi
SURAKARTA
Terima kasih
Mohon masukan dan saran
kedokteran.ums.ac.id