Anda di halaman 1dari 49

REVIEW

UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ADHESIVE CAPSULITIS OF
SHOULDER/ FROZEN SHOULDER
Oleh :
Vandu Dwi Cahyo (J510215104)
Shofiyana Meistika (J510215005)

Pembimbing :
dr. Titian Rakhma, Sp.S
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta RSUD dr. Sayidiman. Magetan
2022

kedokteran.ums.ac.id
Definisi
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Adhesive Capsulitis, atau Frozen Shoulder adalah suatu sindrom atau


kumpulan gejala berupa kekakuan dan nyeri pada sendi bahu, yang
digambarkan dengan adanya perlekatan serta pembengkakan
(inflamasi) kapsul sendi glenohumeral, yang menyebabkan kapsul
tersebut menjadi mengkerut dan membentuk jaringan parut
(mengalami fibrosis) sehingga membatasi luas gerak sendi, baik aktif
maupun pasif.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
Anatomi
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
Gerakan pada sendi glenohumeral : UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Gerakan Fleksi :
• Gerakan humerus ke depan, ke atas pada glenoid (bidang sagittal)
• Musculus: Deltoideus anterior, Coracobrachialis, Biceps brachii, Pectoralis mayor
Gerakan Ekstensi :
• Gerakan humerus ke belakang, ke atas pada glenoid (bidang sagittal)
• Musculus: Deltoideus posterior, Latissimus dorsi, Teres mayor
Gerakan Abduksi :
• Elevasi humerus pada glenoid (bidang frontal)
• Musculus: Deltoideus (middle portion), Supraspinatus
Gerakan Adduksi Horizontal :
• Gerakan humerus pada glenoid (arah medial)
• Musculus: Teres mayor, Latissimus dorsi, Pectoralis mayor

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
Gerakan pada sendi glenohumeral : UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Gerakan Rotasi Internal :


• Gerakan rotasi humerus pada glenoid (ke medial)
• Musculus: Teres mayor, Deltoideus (anterior portion), Latissimus dorsi
Gerakan Rotasi Eksternal :
• Gerakan rotasi humerus pada glenoid (ke lateral)
• Musculus: Teres minor dan deltoideus (posterior portion), Infraspinatus
Gerakan Protraksi :
• Gerakan humerus ke depan (bidang horizontal)
• Musculus: Levator Scapula, Serratus Anterior
Gerakan Retraksi :
• Gerakan humerus ke belakang (bidang horizontal)
• Musculus: Trapezius, Rhomboids, Latissimus dorsi

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
Gerakan pada sendi glenohumeral : UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Gerakan Depression :
• Gerakan humerus kebawah pada glenoid
• Musculus: Pectoralis mayor, Pectoralis minor, Latissimus dorsi
Gerakan Rotasi Elevation :
• Gerakan humerus ke arah superior pada glenoid
• Musculus: Trapezius, Levator Scapulae, serratus anterior
Gerakan Eksternal Rotasi :
• Gerakan rotasi humerus ke lateral
• Musculus: Deltoid, Teres minor, Infraspinatus
Gerakan Internal Rotasi :
• Gerakan rotasi humerus ke medial
• Musculus: Deltoid, Teres mayor, Latissimus dorsi, pectoralis major

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
Epidemiologi
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Nyeri pada bahu merupakan penyebab kelainan muskuloskletal tersering ketiga setelah nyeri
punggung bawah dan nyeri leher. Prevalensi dari frozen shoulder pada populasi umum dilaporkan
sekitar 2%, dengan prevalensi 11% pada penderita diabetes. Frozen shoulder dapat mengenai kedua
bahu, baik secara bersamaan atau berurutan, pada sebanyak 16% pasien. Frekuensi frozen shoulder
bilateral lebih sering pada pasien dengan diabetes. Pada 14% pasien, saat frozen shoulder masih
terjadi pada suatu bahu, bahu kontralateral juga terpengaruh. Frozen shoulder kontralateral biasanya
terjadi dalam waktu 5 tahun onset penyakit. Suatu relapse frozen shoulder pada bahu yang sama
jarang terjadi

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS
Etiologi dan Faktor Predisposisi MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Frozen shoulder dapat terjadi akibat suatu proses idiopatic. Idiopatic frozen shoulder
sering terjadi pada usia 40 – 60 tahun. kondisi yang menyebabkan sendi tidak dapat
digunakan yang mengakibatkan frozen shoulder
Usia di atas 40 tahun

Jenis kelamin

Gangguan endokrin

Trauma atau pasca pembedahan daerah bahu

Imobilisasi lama daerah bahu

Gangguan maupun inflamasi pada otot, saraf, dan tulang yang berkaitan dengan bahu

Penyakit Parkinson

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS tahun 2007 mengenai frozen shoulder, teori tersebut
adalah :
1. Teori hormonal.
• Pada umumnya Capsulitis adhesive terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan datangnya
menopause.
2. Teori genetik.
• Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari Capsulitis adhesive, contohnya ada beberapa
kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama.
3. Teori auto immun.
• Diduga penyakit ini merupakan respon auto immun terhadap hasil-hasil rusaknya jaringan lokal.
4. Teori postur.
• Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap menyebabkan
pemendekan pada salah satu ligamen bahu.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS
Klasifikasi MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FROZEN SHOULDER
PRIMER
KLASIFIKASI
FROZEN SHOULDER
SEKUNDER

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS

Manifestasi klinis MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Nyeri bahu, memberat bila sendi bahu digerakkan

Berkurangnya luas gerak sendi atau range of motion/ROM bahu

Berkurangnya ayunan atau swing lengan atas ketika berjalan

Memegang lengan atas mendekati tubuh dengan tujuan proteksi dari rasa nyeri

Menampilkan postur sedikit menunduk atau membungkuk pada daerah bahu yang sakit

Nyeri punggung atas dan leher

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS

Manifestasi klinis MUHAMMADIYAH SURAKARTA

• Menurut Kisner (1996) frozen shoulder dibagi dalam 3 tahapan, yaitu :


STADIUM MANIFESTASI KLINIS

Nyeri pada bahu adalah tanda utama pada stadium ini. Nyeri muncul secara bertahap dan semakin
Stadium freezing
lama semakin memburuk. Ketika nyeri memburuk, luas gerak sendi bahu mulai berkurang. Stadium
(painful stage) ini berlangsung 6 minggu hingga 9 bulan.

Nyeri mungkin berkurang pada stadium ini, atau muncul hanya ketika sendi digerakkan. Tetapi,
Stadium stiffness kekakuan dan restriksi bahu meningkat. Keadaan ini menyebabkan luas gerak sendi bahu sangat
(frozen stage) terbatas. Stadium ini berlangsung 4-6 bulan, dan selama itu pula aktivitas sehari-hari akan terganggu,
sehingga otot bahu berisiko mengalami atrofi.

  Stadium ini ditandai dengan berkurangnya rasa nyeri yang nyata, disertai gerakan sendi bahu yang
meningkat secara bertahap. Pada stadium ini, bahu akan lebih responsif terhadap terapi latihan.
Stadium recovery
Untuk mencapai stadium ini, dibutuhkan waktu 6-24 bulan, atau bahkan lebih, terhitung mulai
(thawing stage) stadium freezing dan stiffness.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

DIAGNOSIS
SURAKARTA

Diagnosis frozen shoulder bersifat klinis, bergantung pada dua ciri khas: pembatasan
gerakan yang menimbulkan rasa sakit dengan sinar-x normal dan perkembangan alami
melalui tiga fase. Saat pasien pertama kali terlihat, sejumlah kondisi harus dikecualikan:
a. Kekakuan pasca trauma Setelah cedera bahu parah, kekakuan bisa berlanjut selama
beberapa bulan. Ini maksimal pada awal dan sedikit demi sedikit berkurang, tidak
seperti pola bahu yangmembeku.
b. Kekakuan bersifat diffuse, jika lengan dirawat terlalu hati-hati (setelah fraktur
lengan) bahu bisa menjadi kaku.
c. Distrofi simpatik refleks Bahu nyeri dan kaku bisa mengikuti infark miokard atau
stroke. Cirinya mirip dengan frozen shoulder dan telah disarankan bahwa yang
terakhir adalah bentuk distrofi simpatik refleks.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

• Tes provokasi
1. Tes “appley scratch”
Merupakan tes tercepat untuk mengevaluasi
lingkup gerak sendi aktif pasien. Pasien diminta
menggaruk daerah angulus medialis skapula
dengan tangan sisi kontralateral melewati
belakang kepala. Bila sendi dapat bergerak
penuh pada bidang geraknya secara pasif, tetapi
terbatas pada gerak aktif, maka kemungkinan
kelemahan otot bahu sebagai penyebab
keterbatasan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

2. Yargason’s TestTes
untuk menentukan apakah tendon otot bicep dapat
mempertahankan kedudukannya didalam sulkus
intertuberkularis atau tidak.
Cara : Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara
memfleksikan elbow sampai 90o dan supinasi lengan
bawah (lengan yang diperiksa) dan stabilisasi pada
thorax yang berlawanan dengan pronasi lengan
bawah (lengan yang tidak diperiksa). Selanjutnya
pasien melakukan gerakan lateral rotasi lengan
melawan tahanan.
Hasil positif : jika ada tenderness didalam sulcus
bicepitalis atau tendon keluar dari sulcus, ini
merupakan indikasi tendinitis bicipitalis.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

3. Speed’s Test
Pemeriksan memberikan tahanan pada
shoulder pasien yang berada dalam posisi
fleksi, secara bersamaan pasien melakukan
gerakan pronasi lengan bawah dan ekstensi
elbow.
Hasil : Tes ini positif apabila adapeningkatan
tenderness didalam sulcus bicipitalis dan ini
merupakan indikasi tendinitis bicepitalis.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

4. Drop-Arm Test atau Tes MoseleyTes


dilakukan untuk mengungkapkan ada tidaknya
kerusakan pada otot-otot serta tendon yang
menyusun rotator cuff dari bahu. Pemeriksa
mengabduksikan shoulder pasien sampai 90 dan
meminta pasien menurunkan lengannya secara
perlahan-lahan pada sisi tersebut sebisa mungkin.
Hasil : Tes ini positif jika pasien tidak dapat
menurunkan lengannya secara perlahan-lahan atau
timul nyeri hebat pada saat mencoba melakukan
gerakan tersebut, hasil test positif indikasi cidera
pada rotator cuff complex

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

5. Pemeriksaan Neer’s test


• Pada pemeriksaan ini pasien duduk
atau berdiri dan pemeriksa dalam posisi
berdiri. Fiksasi skapula ipsilateral untuk
mencegah protraksi. Kemudian pasien
di suruh elevasi secara pasif ke depan
dari lengan. Perhatian apabila ada nyeri
pada bahu. Nyeri tersebut biasanya
penjepitan tuberkulum mayor,
degenerasi supraspinatus dan bursa
subakromial terhadap akromion.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

6. Pemeriksaan Empty can test


Posisi: duduk atau berdiri, bahu abduksi 90, adduksi
horizontal 30 dan endorotasi penuh. Pemeriksa
meletakkan tangan pada bagian atas lengan atas.
Pemeriksaan: pasien mempertahankan posisi ini
sambil diberikan tahanan ke bawah. Perhatian jika
ada kelemahan otot, jangan lupakan nyeri.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Pemeriksaan penunjang
SURAKARTA

• Pemeriksaan penunjang laboratorium dapat menentukan faktor risiko


dan/atau penyakit dasar dari frozen shoulder, contoh: pemeriksaan gula
darah, darah lengkap, hormon tiroid, dan sebagainya.
• Pada Capsulitis adhesive pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu
pemeriksaan radiologi (x-ray untuk menyingkirkan arthritis, tumor, dan
deporit kalsium)
• Pemeriksaan MRI atau arthrogram (dilakukan bila tidak ada perbaikan
dalam waktu 6-12 minggu), dan pemeriksaan ultrasound.
• CT-scan dan MRI terkadang dapat mengkonfirmasi berbagai temuan pada
frozen shoulder, tetapi seringkali tidak dibutuhkan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Penatalaksanaan
SURAKARTA

Tatalaksana utama frozen shoulder adalah stretching, disertai


terapi latihan lainnya. Tatalaksana lain untuk frozen shoulder adalah
pemberian obat anti-inflamasi (NSAID), injeksi kortikosteroid intra-
artikular, manipulasi, mobilisasi, fisioterapi dengan modalitas, dan
acupuncture. Pada kasus frozen shoulder dengan gejala persisten,
manipulation under anesthesia (MUA) atau tindakan operatif
(pembedahan) mungkin diperlukan untuk mengembalikan luas
gerak sendi bahu.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Penatalaksanaan
SURAKARTA

Tatalaksana komprehensif pada pasien frozen shoulder bertujuan


untuk mengurangi nyeri; meningkatkan luas gerak sendi bahu;
mencegah komplikasi; mengembalikan fungsi pasien dalam
kehidupan sehari-hari, sosial, dan pekerjaan; serta mencegah
timbulnya kekambuhan. Tatalaksana komprehensif tersebut berupa:

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Penatalaksanaan
SURAKARTA

1. Preventif
• Lakukan aktifitas sederhana (jangan terlalu berat) yang melibatkan sendi
bahu setiap hari seperti senam, jogging sambil mengayunkan lengan
secukupnya, dan aktivitas lain yang bertujuan menghindari imobilisasi
sendi bahu, tetapi juga tidak overuse.
• Apabila mengalami keadaan post-fraktur yang memerlukan imobilisasi
yang cukup lama, atau kelumpuhan anggota gerak seperti pada stroke
yang sudah tidak akut, sedapat mungkin segera ke pusat rehabilitasi untuk
mendapatkan edukasi, fisioterapi dengan modalitas, latihan gerak sendi,
mobilisasi, dan sebagainya.
• Apabila mengalami penyakit diabetes mellitus, hipotiroid, dan sebagainya,
segera terapi sesuai indikasi dokter sebelum timbul komplikasi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Penatalaksanaan
SURAKARTA

2. Kuratif
• Non-steroid anti-inflammatory drug (NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen
dapat mengurangi nyeri dan pembengkakan. Obat-obatan ini digunakan
jangka pendek dan hanya jika perlu. Obat-obatan ini dapat digunakan
sebagai pereda nyeri sebelum memulai terapi latihan.
• Muscle relaxant seperti diazepam dapat digunakan untuk mengurangi
kekakuan dan nyeri dengan menghilangkan spasme pada otot-otot bahu.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Penatalaksanaan
SURAKARTA

3. Promotif dan Edukatif


• Jelaskan mengenai apa itu frozen shoulder, serta beri pengertian bahwa
penyakit ini dapat sembuh sendiri tetapi diperlukan penanganan di bidang
rehabilitasi medik (selain obat-obatan) berupa fisioterapi dengan
modalitas, latihan luas gerak sendi dan mobilisasi untuk menghindari
komplikasi, serta mempercepat penyembuhan dan pemulihan.
• Edukasi pasien untuk melaksanakan simple exercise pada sendi bahu di
rumah, serta bagaimana gerakan-gerakannya. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan bantuan keluarga karena membutuhkan gerakan pasif apabila
pasien belum bisa melaksanakan gerak aktif.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Penatalaksanaan
SURAKARTA

• Edukasi pasien bahwa penyembuhan umumnya dapat dicapai dalam 6


bulan hingga 2 tahun, dimana pemulihan akan lebih cepat apabila pasien
mau menjalani rehabilitasi.
• Setelah pasien sembuh, edukasi pasien untuk mencegah imobilitas sendi
bahu, dengan cara melanjutkan simple exercise pada sendi bahu secara
teratur.
• Edukasi pasien untuk menghindari penggunaan obat anti-inflamasi jangka
panjang.
• Edukasi pasien untuk memperbaiki pola hidup dan perilaku.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
Penanganan Rehabilitasi Medik
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

a.Terapi dingin
Untuk nyeri yang disebabkan oleh cedera muskuloskeletal akut.
Demikian pula pada nyeri akut Capsulitis Adhesive lebih baik diberikan
terapi dingin.
Efek terapi dingin:
• Mengurangi spasme otot dan spastisitas
• Mengurangi maupun membebaskan rasa nyeri
• Mengurangi edema dan aktivitas enzim destruktif (kolagenase) pada
radang sendi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
b. Terapi panas SURAKARTA

Efek terapi dari pemberian panas lokal, baik dangkal maupun dalam, terjadi
oleh adanya produksi atau perpindahan panas. Pada umumnya reaksi fisiologis
yang dapat diterima sebagai dasar aplikasi terapi panas adalah bahwa panas akan
meningkatkan viskoelastik jaringan kolagen dan mengurangi kekakuan sendi.

Panas mengurangi rasa nyeri dengan meningkatkan nilai ambang nyeri


serabut- serabut saraf. Efek lain adalah memperbaiki spasme otot, meningkatkan
aliran darah, juga membantu resolusi infiltrat radang, edema, dan efek eksudasi.

Panas masuk ke jaringan tubuh kita yang lebih dalam, tidak hanya sampai jaringan
dibawah kulit (subkutan). Golongan ini yang sering disebut diatermi, terdiri dari:
• Diatermi gelombang pendek (short wave diathermy = SWD)
• Diatermi gelombang mikro (microwave diathermy = MWD)
• Diatermi ultrasound (utrasound diathermy = USD)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

c. Elektrostimulasi : TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation )


Modalitas terapi fisik ini dapat dipergunakan untuk nyeri akut
maupun nyeri kronis, dan sering digunakan untuk meredakan nyeri pada
Capsulitis adhesive.
Untuk peletakan elektroda dan pemilihan parameter perangsangan
sampai sekarang masih lebih banyak bersifat seni dan subyektif. Namun
peletakkan elektrode harus tetap berdasarkan pengetahuan akan dasar-
dasar anatomi dan fisiologi. Letak elektroda yang biasa dipilih yaitu:
daerah paling nyeri, dermatom saraf tepi, motor point, trigger point,
titik akupuntur.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

d. Latihan
Pada awalnya latihan gerak dilakukan secara pasif terutama bila rasa
nyeri begitu berat. Setelah nyeri berkurang latihan dapat dimulai
dengan aktif dibantu. Rasa nyeri yang timbul pada waktu sendi
digerakkan baik secara pasif maupun aktif menentukan saat dimulainya
latihan gerak. Bila selama latihan pasif timbul rasa nyeri sebelum akhir
pergerakan sendi diduga masih fase akut sehingga latihan gerakan aktif
tidak diperbolehkan. Bila rasa nyeri terdapat pada akhir gerakan yang
terbatas, berarti masa akut sudah berkurang dan latihan secara aktif
boleh dilakukan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

d. Latihan
Pada latihan gerak yang menimbulkan/ menambah rasa nyeri, maka
latihan harus ditunda karena rasa nyeri yang ditimbulkan akan
menurunkan lingkup gerak sendi. Tetapi bila gerakan pada latihan tidak
menambah rasa nyeri maka kemungkinan besar terapi latihan gerak
akan berhasil dengan baik. Latihan gerak dengan menggunakan alat
seperti shoulder wheel , overhead pulleys, finger ladder, dan tongkat
merupakan terapi standar untuk penderita frozen shoulder.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Codman’s pendulum exercise


Tahap awal, penderita menggunakan
berat lengannya tanpa menambahkan
beban, lalu secara bertahap menggunakan
dumbbells ringan. Lengan yang terkena
mengikuti gerak tubuh. Jaga punggung
lurus dan kaki selebar bahu. Gunakan
gerakan tubuh untuk membuat gerakan
bahu. Latihan ini dimulai dengan lingkaran
kecil secara bertahap menjadi lingkaran
besar. Lakukan 20-25 lingkaran setiap
latihan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Pulley exercise
Latihan menggunakan pulley atau katrol
ini dapat dilakukan dengan berbagai
gerakan. Latihan ini dilakukan 2-3 siklus
setiap hari, tiap siklusnya mengandung 10-
20 kali tarikan total dari kedua tangan.
Setiap tarikan tidak boleh dilakukan terlalu
cepat, serta setiap lengan yang tidak
sedang menarik tidak boleh memberikan
tahanan yang berlebihan kepada lengan
yang sedang menarik.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Towel exercise
Towel exercise biasanya dilakukan
dengan gerakan internal rotasi dalam posisi
berdiri. Tangan pada bagian bahu yang sakit
memegang handuk di belakang punggung,
sedangkan tangan lain memegang handuk
di depan. Tangan yang sehat menarik
handuk tersebut secara perlahan ke arah
bawah depan, sedangkan tangan yang sakit
harus relaks dan mampu perlahan-lahan
mengikuti gerakan ke atas dari handuk.
Ketika regangan yang nyaman dirasakan,
tahan posisi tersebut selama 10-30 detik,
diulang 5-10 kali atau sampai lelah.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Wand exercise
Wand exercise adalah latihan pada sendi bahu dengan bantuan
tongkat. Tongkat tersebut akan digenggam oleh kedua tangan, lalu akan
dibentuk posisi tertentu sesuai dengan gerakan yang akan dilakukan.
Pada latihan ini, gerakan yang dapat dilakukan adalah fleksi, ekstensi,
internal rotasi, eksternal rotasi, abduksi, dan adduksi sendi bahu. Wand
exercise dapat dilakukan baik pasif maupun aktif, dengan gerakan yang
perlahan-lahan, dilakukan selama beberapa siklus selama pasien dapat
mentoleransi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Wand exercise
Manipulasi manual pada bahu yang
terkena frozen shoulder harus dilakukan
oleh praktisi yang terampil. Tujuannya
adalah untuk membebaskan adhesi atau
perlekatan secara manual, serta untuk
mengembalikan luas gerak sendi. Tetapi,
manipulasi ini berisiko merobek kapsul
sendi bahu sehingga dapat menyebabkan
gangguan struktur internal ataupun
pendarahan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

4. Tindakan Invasif
• Injeksi Steroid Intra-articular
(seperti triamcinolone acetonide, dan sebagainya) dapat mengurangi bahkan
menghilangkan nyeri dan reaksi inflamasi lainnya dengan cepat, sehingga dapat
digunakan sebagai terapi awal sebelum menjalankan tatalaksana lainnya. Ijeksi
ini berisiko menyebabkan ruptur dari tendon dan ligamen, sehingga
penyuntikan dilakukan maksimal 2 kali dalam setahun, dianjurkan hanya 1 kali
dalam setahun, dan tidak dianjurkan untuk injeksi ulangan bila tidak
berindikasi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

4. Tindakan Invasif
• Manipulation under anesthesia (MUA)
dilakukan pada kasus frozen shoulder dengan gejala persisten yang tidak
memberikan perbaikan setelah terapi konservatif adekuat. Selama prosedur
MUA, pasien akan diberikan general anesthesiaI sehingga tertidur, lalu dokter
yang bersangkutan akan menggerakan sendi bahu pasien secara paksa hingga
mengalami peregangan. Tindakan tersebut akan melepaskan perlekatan kapsul
sendi dan meningkatkan ruang gerak sendi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

4. Tindakan Invasif
• Operatif
Tindakan Operatif (shoulder arthroscopy) juga dilakukan pada kasus frozen
shoulder dengan gejala persisten yang tidak memberikan perbaikan setelah
terapi konservatif adekuat. Tindakan ini dilakukan dengan insisi minimal di
daerah bahu yang sakit, lalu melepaskan perlekatan kapsul sendi yang ada.
Tindakan ini sering dikombinasikan dengan manipulasi (didahului manipulasi)
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Fase pemulihan post-operasi
bervariasi antara 6 minggu hingga 3 bulan. Selama waktu tersebut, diperlukan
terapi latihan luas gerak sendi untuk mencegah komplikasi operasi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Hierarki tatalaksana frozen shoulder

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Diagnosis Banding
SURAKARTA

• Dislokasi humerus posterior


• Ruptur atau robeknya rotator cuff
• Tendinitis rotator cuff
• Inflamasi bursa pada daerah bahu (bursitis)
• Thoracic outlet syndrome

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Komplikasi
SURAKARTA

Pada kondisi capsulitis adhesive yang berat dan tidak mendapat


penanganan yang tepat dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan problematic yang lebih berat antara lain kekakuan sendi
bahu, kecenderungan terjadinya penurunan kekuatan otot – otot bahu,
potensial terjadinya deformitas pada sendi bahu, dan adanya gangguan
AKS (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari).

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS

Komplikasi MUHAMMADIYAH SURAKARTA

• Kontraktur dan atrofi otot-otot bahu, sehingga kekuatan otot


menurun
• Deformitas sendi glenohumeral, serta sendi-sendi lain pada
daerah bahu
• Kerusakan struktur kapsul sendi glenohumeral yang ireversibel

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS

Prognosis MUHAMMADIYAH SURAKARTA

• Pasien dengan frozen shoulder bisa sembuh, namun sebagian besar


penderita frozen shoulder kehilangan sebagian fungsi gerak dari sendi
bahu.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan 2022
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Terima kasih
Mohon masukan dan saran

Kepaniteraan Klinik Radiologi


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
RSUD dr. Sayidiman. Magetan
2022

kedokteran.ums.ac.id

Anda mungkin juga menyukai