Anda di halaman 1dari 54

EPILEPSI EC.

STROKE NON HEMORAGIK

Pembimbing : dr. Alfindra Tamim, Sp.S.

Oleh : Ikhtisyamuddin Milzam Taris


G1A219076
Latar belakang
Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai dengan kecendrungan untuk
menimbulkan bangkitan epileptic yang terus menerus, dengan konsekuensi
neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial. Definisi ini mensyaratkan
terjadinya minimal 1 kali bangkitan epileptic

Epidemiologi
Insidensi median epilepsi di dunia 50,4 per 100.000/tahun (33,6-75,6). Di Asia,
contohnya adalah insidensi epilepsi di Cina adalah 35/100.000 orang per tahun,
dan di India 49,3/100.000 orang per tahun.
Latar belakang
STROKE
Gangguan neurologis akut karena adanya gangguan sirkulasi darah otak yang
terjadi secara mendadak(detik-jam) menimbulkan defisit neurologis sesuai
daerah yang terkena

Epidemiologi
Meningkat dari 8,3% menjadi 12,1% berdasarkan RISKESDAS 2013. 87%
merupakan stroke non hemoragik

Stroke non hemoragik

pp
Trombus dan emboli
Laporan kasus

Nama : Tn. A
Usia : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Paal 10, Jambi
Pekerjaan : Perawat
MRS : 27 Desember 2020
Anamnesis

Keluhan utama :
Kejang berulang seluruh tubuh 2 hari SMRS

Lokasi Seluruh tubuh

Onset ± 2 hari SMRS terjadi secara mendadak


Kualitas Kejang berulang pada seluruh tubuh. Selama kejang pasien tidak
sadar, setelah kejang pasien sadar

Kuantitas ± 7 kali/hari , durasi 5 menit, jarak antar kejang 10 menit


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

±
± 22 Hari
Hari SMRS,
SMRS, pasien
pasien kejang
kejang berulang
berulang seluruh
seluruh badan
badan ±
± 7
7 kali.
kali. Durasi
Durasi masing-masing
masing-masing kejang
kejang ±
± 55 menit.
menit. Jarak
Jarak di
di
antara
antara kejang
kejang ±
± 10
10 menit.
menit. Tidak
Tidak ada
ada yang
yang memprovokasi
memprovokasi kejang.
kejang. Saat
Saat kejang
kejang pasien
pasien tidak
tidak sadar,
sadar, setelah
setelah kejang
kejang
pasien sadar.
pasien sadar. Pada
Pada kejang
kejang yang
yang ke
ke 7,
7, durasi
durasi kejang
kejang lebih
lebih lama
lama dibandingkan
dibandingkan kejang
kejang sebelumnya.
sebelumnya. Setelah
Setelah kejang
kejang pasien
pasien
muntah
muntah dan
dan BAB.
BAB. ±
± 11 hari
hari SMRS,
SMRS, ketika
ketika pasien
pasien sedang
sedang dalam
dalam perjalanan
perjalanan ke
ke RS,
RS, pasien
pasien kejang
kejang 11 kali
kali selama
selama
±
± 55 menit
menit di
di seluruh
seluruh badan.
badan. Selama
Selama kejang
kejang pasien
pasien tidak
tidak sadar,
sadar, setelah
setelah kejang
kejang pasien
pasien sadar.
sadar. Selain
Selain itu,
itu, pasien
pasien juga
juga
mengalami
mengalami kelemahan
kelemahan anggota
anggota gerak
gerak bagian
bagian kanan
kanan dan
dan berbicara
berbicara pelo
pelo semenjak
semenjak pasien
pasien didiagnosis
didiagnosis stroke
stroke oleh
oleh
dokter ±8
dokter ±8 bulan
bulan SMRS.
SMRS.
Riwayat pasien
Penyakit Dahulu Penyakit keluarga Sosial ekonomi
• Riwayat keluhan • Riwayat penyakit • Pasien merupakan
serupa tidak ada yang sama (-) seorang yang bekerja
• Riwayat hipertensi • Riwayat penyakit sebagai PNS (guru)
(+) sejak tahun 2019 hipertensi (-) • Pasien sudah
• Riwayat kolesterol • Riwayat penyakit menikah
(+) sejak tahun 2014 diabetes melitus (-) • Pasien tidak
• Riwayat DM • Riwayat penyakit mempunyai riwayat
disangkal jantung (-) merokok
• Riwayat Penyakit
Jantung disangkal
• Riwayat Trauma (-)
STATUS GENERALISATA

Kesadaran : GCS : 14 ( E4 V4 M6)


Tekanan Darah : 130/100 mmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Respirasi : 21 kali/ menit
Suhu : 36,8 °C
SpO2 : 97%
Status generalisata
Kepala : Normocephal (+)
Mata : Edema palpebra (-/-), conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil bulat, dilatasi, ± 4 mm/± 4 mm, refleks cahaya (+/+), papil edema(-)
THT : tidak dilakukan
Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa kering (-), lidah hiperemis (-), faring
hiperemis (-).
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Dada : Simetris ka=ki
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI-VII, pulsus defisit(-)
Perkusi : Batas atas : ICS II Linea Parasternalis Sinistra
Batas kiri : ICS VI Linea Mid Clavicula sinistra
Batas kanan : ICS IV Linea Parasternalis Dextra
Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, gallop (-), murmur (-)

Paru :
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), fremitus taktil sama kanan dan kiri
Perkusi : Fremitus vokal sama kiri dan kanan, Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/+), wheezing (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), masa (-).
Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (-), undulasi (-), shifting dullness (-), hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan


Ekstremitas :
Superior :Akral hangat, edema (-)/(-), CRT < 2 dtk
Inferior :Akral hangat, edema (-)/(-), CRT < 2 dtk
Status psikiatri : dalam batas normal
Status neurologis

Kesadaran kualitatif : Kompos mentis


Kesadaran kuantitatif (GCS) :14 (E4M6V4)

Tanda Rangsang meningeal


Kaku kuduk :-
Brudzinsky 1 :-
Brudzinsky 2 :-
Brudzinsky 3 : -|-
Brudzinsky 4 : -|-
Laseque : -/-
Kernig : -/-
Nervus kranialis

Nervus Kranialis Kanan Kiri


N I (Olfaktorius)
Subjektif Sulit dinilai Sulit dinilai

Objektif (dengan bahan) Sulit dinilai Sulit dinilai

N II (Optikus)

Tajam penglihatan Sulit dinilai Sulit dinilai

Lapangan pandang Normal Normal

Sulit dinilai Sulit dinilai


Melihat warna
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Funduskopi
N III (Okulomotorius)
Simetris Simetris
Sela mata
Tidak ada Tidak ada
Ptosis
Normal Normal
Pergerakan bola mata

Tidak ada Tidak ada


Nistagmus
Tidak ada Tidak ada
Ekso/endotalmus
Pupil : Bulat, isokor, F3 mm++ Bulat, isokor, F3 mm++

bentuk
reflex cahaya
reflex konvergensi
- -
Melihat kembar
N IV (Trochlearis)
Normal Normal
Pergerakan bola mata ke bawah-
dalam
- -
Diplopia
N V (Trigeminus)
Motorik    
Otot Masseter Normal Normal
Otot Temporal Normal Normal
Otot Pterygoideus Normal Normal

Sensorik    
Oftalmikus Normal Normal
Maksila Normal Normal
Mandibula Normal Normal

N VI (Abdusen)
Pergerakan bola mata (lateral) Normal Normal

Diplopia - -
N VII (Fasialis)
Simetris Simetris
Mengerutkan dahi
Normal Normal
Menutup mata
Normal Normal
Memperlihatkan gigi

Sudut mulut tertarik ke kiri Normal


senyum

Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan


Sensasi lidah 2/3 depan

N VIII (Vestibularis)
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Suara berbisik
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Detik arloji
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Rinne test
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Weber test
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Swabach test
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Nistagmus
N IX (Glossofaringeus)
Sensasi lidah 1/3 blkg Sulit Dinilai Sulit Dinilai

Refleks muntah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N X (Vagus)
Arkus faring Baik Baik

Berbicara Sulit Dinilai Sulit Dinilai

Menelan Baik Baik

Refleks muntah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nadi Normal (80x) Normal (80x)

N XI (Assesorius)
Menoleh ke kanan Normal Normal

Menoleh ke kiri Normal Normal

Mengangkat bahu Turun Normal

N XII (Hipoglosus)
Kedudukan lidah dijulurkan Normal

Atropi papil -

Disartria +

Tremor -
Badan dan Anggota Gerak
Badan dan Anggota Gerak
Kanan Kiri
Badan
Motorik
Respirasi Simetris Simetris
Duduk  Normal Normal

Bentuk kolumna vertebralis  Normal Normal


Sensibilitas
Taktil Normal Normal
Nyeri Normal Normal
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek
Reflek kulit perut atas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek kulit perut tengah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Reflek kulit perut bawah Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Anggota Gerak Atas
Motorik Kanan Kiri
Pergerakan lemah Normal
Kekuatan 3 5
Tonus Normal normal
Sensibilitas
Taktil Normal Normal
Nyeri Normal normal
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Reflek Fisiologis
Biseps ++++ +
Triseps ++++ +
Radius
Ulna
Reflek Patologis
Hoffman-Tromner + -
Anggota Gerak Bawah
Motorik Kanan Kiri
Pergerakan Lemah Normal
Kekuatan 4 5
Tonus Normal Normal
Sensibilitas
Taktil Normal Normal
Nyeri Normal normal
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek Fisiologis
Patella ++ +
Achilles ++ +
Reflek Patologis
Babinsky - -
Chaddock - -
Rossolimo - -
Mendel-Bechterew - -
Schaefer - -
Oppenheim - -
Klonus Paha - -
Klonus Kaki - -
Tes Laseque - -
Tes Kernig - -
E. Koordinasi, Gait dan Keseimbangan

Koordinasi, Gait dan


Keseimbangan Hasil Pemeriksaan

Cara berjalan Tidak dilakukan

Test Romberg Tidak dilakukan

Disdiadokinesis Tidak dilakukan

Ataksia Tidak dilakukan

Rebound Phomenon Tidak dilakukan

Dismetria Tidak dilakukan


F. Gerakan-gerakan Abnormal

Gerakan-gerakan Abnormal
Hasil Pemeriksaan
Tremor -
Athetosis -
Miokloni -
Khorea -

G. Alat Vegetatif

Alat Vegetatif
Hasil Pemeriksaan

Miksi Tidak ada kelainan

Defekasi Tidak ada kelainan


Pemeriksaan Penunjang

Hasil :
Infark di lobus frontalis, lobus
temporalis, parietalis sinistra dan
capsulla interna dextra dan corona
radiata dextra
Pemeriksaan Penunjang
 Darah rutin 27 Desember 2020
• -WBC : 15,1 103/mm3 (4-10 103/mm3)
• -RBC : 5,61 106/mm3 (3,5-5,5 106/mm3)
• -HGB : 17,1 g/dl (11-15 g/dL)
• -HCT : 50,3 % (35-50 %)
• -PLT : 298 103/mm3 (100-300 103/mm3)
Pemeriksaan Penunjang
 Kimia klinik 27 Januari 2021
• -Ureum : 79 mg/dl (15-39 mg/dl)
• -Kreatinin : 3,6 mg/dl (0,6-1,1 mg/dl)
• -GDS : 104 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
 Elektorlit 27 Januari 2020
• -Natrium :145,1
• -Kalium : 2,91
• -Clorida : 140,3
Pemeriksaan Penunjang
 Darah rutin 28 Desmeber 2020
• -WBC : 10,6 103/mm3 (4-10 103/mm3)
• -RBC : 5,35 106/mm3 (3,5-5,5 106/mm3)
• -HGB : 16,8 g/dl (11-15 g/dL)
• -HCT : 46,1 % (35-50 %)
• -PLT : 286 103/mm3 (100-300 103/mm3)
Pemeriksaan Penunjang
 Profil lipid 28 Januari 2020
• Kolesterol : 210
• Trigliserida : 195
Pemeriksaan Penunjang
 31 Desember 2020
• -WBC : 11,8 103/mm3 (4-10 103/mm3)
• -RBC : 6,05 106/mm3 (3,5-5,5 106/mm3)
• -HGB : 19 g/dl (11-15 g/dL)
• -HCT : 52,1 % (35-50 %)
• -PLT : 280 103/mm3 (100-300 103/mm3)
Pemeriksaan Penunjang
Aktivit Frekue Voltag Distrib Ketera
as nsi e (V) usi ngan
(Hz) Khusu
s
(Jumla
h,
Reakti
vasi,
Durasi
, dll)

EEG
Bangu Latang 9-10 M L Regio Kontin
n Belaka 11-12 H Oksipit yu,
(100% ng 1 al ritmis,
) Beta Simetri waxin
Sharp s g,dan
Wave Fronto wanin
sentral g,
Simetri berkur
s ang
Frontal saat
kiri buka
mata
Kontin
yu,
waxin

Classification :
g dan
wanin
g
,ritmis

EEG Abnormal III (bangun 100%)


- Sharp Wave Frontal kiri
- Continous slowing activity left hemisphere
Tidur Perlam 4-5--- L--- Difus,
batanP simetri
OSTsV s---
ertex
Transi
entSle
ep
Spindl
es

Impression :
EEG saat perekaman ini abnormal mengindikasikan adanya potensial
Hyper Not -
ventila done
si
(3meni
t)
- -

epileptogenicity di regio frontal kiri.


Stimul Not - - -
asi driving
Fotik
Diagnosis

Diagnosa Klinis : Kejang generalisata + Hemiparesis dextra + Parase Nervus VII,


XI, XII + Afasia Sensorik
Diagnosa Topis : Lobus frontalis, lobus temporalis, parietalis sinistra
Diagnosa Etiologi : Stroke Non Hemoragik
Epilepsi Simptomatik
Diagnosa sekunder : Hipertensi grade 1 + Hiperurisemia + hiperkolesterolemia +
imbalance elektrolit
Diagnosa banding : Todd Paralisis
Stroke hemoragik
Siriraj Score

Siriraj Stroke Score (SSS)

Penurunan kesadaran : -
Muntah : -
Nyeri kepala : -
Tekanan darah diastolik : 100
Ateroma : -
Jumlah : (0 x 2,5 ) + (0x 2) + (0 x 2) + (100 x 0,1) –(3 x 0) – 12 = - 2
Interpretasi skor : probable SH atau SNH PROBABLE SNH
Penatalaksanaan(Nonmedikamentosa)

• Pemantuan kesadaran, Tanda vital dan gejala defisit neurologis


• Bedrest 30º
• Pemantauan kejang dan pencatatan durasi serta frekuensi kejang
• Menghindari aktivitas sendiri tanpa pantauan keluaga untuk mencegah bahaya
apabila adanya kejang berulang
• Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien
Penatalaksanaan(Medikamentosa)

• IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/menit


• Inj. Omeprazole 2x40 mg
• Inj. Citicoline 2x500 mg
• Po. Asam Valproat 1x250 mg
• Po. Bicnat 3x1 tab
• Po. Aspilet 1x80 mg
• Po. Amlodipin 1x10 mg tab
• Po. Furosemid 1x40 mg tab
• Po. Simvastatin 1x10 mg
Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
28 Desember Kelemahan KU : Tampak Epilepsi  IVFD NaCl 0.9%
2020 angggota gerak baik Simptomatik + 20 gtt/menit
Inj. Omeprazole
kanan Kesadaran : Hemiparesis 2x40 mg
Bicara pelo GCS 15 dextra ec. Susp. Inj. Citicoline
Kejang (E4V4M6)TD : SNH 2x500 mg
130/100mmhgT Po. Asam Valproat
1x250 mg
: 36.8 CRR : Po. Bicnat 3x1 mg
21x/iN : Po. Aspilet 1x80
80x/iSpO2 : mg
Po. Amlodipin
98% 1x10 mg tab
Motorik Po. Furosemid
:Superior 1x40 mg tab
5/3Inferior 5/4 Po. Simvastatin
1x10 mg
FOLLOW UP
29 Desember Kelemahan KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0.9% 20
gtt/menit
2020 angggota gerak baik Simptomatik + Inj. Omeprazole
kanan Kesadaran : Hemiparesis 2x40 mg
Bicara pelo GCS 15 dextra ec. Susp. Inj. Citicoline
(E4V4M6)TD : SNH 2x500 mg
Po. Asam Valproat
130/90mmhgT : 1x250 mg
36.2 CRR : Po. Bicnat 3x1 mg
21x/iN : Po. Aspilet 1x80
mg
80x/iSpO2 : Po. Amlodipin
98% 1x10 mg tab
Motorik Po. Furosemid
:Superior 1x40 mg tab
Po. Simvastatin
5/3Inferior 5/4 1x10 mg
FOLLOW UP
30 Desember Kelemahan KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0.9% 20
gtt/menit
2020 angggota gerak baik Simptomatik + Inj. Omeprazole
kanan Kesadaran : Hemiparesis 2x40 mg
Bicara pelo GCS 15 dextra ec. Susp. Inj. Citicoline
(E4V4M6)TD : SNH 2x500 mg
Po. Asam Valproat
120/80mmhgT : 1x250 mg
36.4 CRR : Po. Bicnat 3x1 mg
22x/iN : Po. Aspilet 1x80
mg
88x/iSpO2 : Po. Amlodipin
97% 1x10 mg tab
Motorik Po. Furosemid
:Superior 1x40 mg tab
Po. Simvastatin
5/3Inferior 5/4 1x10 mg
FOLLOW UP
31 Desember Kelemahan KU : Tampak Epilepsi IVFD NaCl 0.9% 20
gtt/menit
2020 angggota gerak baik Simptomatik + Inj. Omeprazole
kanan Kesadaran : Hemiparesis 2x40 mg
Bicara pelo GCS 15 dextra ec. Susp. Inj. Citicoline
(E4V4M6)TD : SNH + 2x500 mg
Po. Asam Valproat
130/100mmhgT Cholesistitis + 1x250 mg
: 36.5 CRR : Cholelitiasis + Po. Bicnat 3x1 mg
22x/iN : CKD Po. Aspilet 1x80
mg
80x/iSpO2 : Po. Amlodipin
98% 1x10 mg tab
Motorik Po. Furosemid
:Superior 1x40 mg tab
Po. Simvastatin
5/3Inferior 5/4 1x10 mg
STROKE NON HEMORAGIK
Definisi

stroke yang diawali oleh adanya sumbatan pembuluh darah oleh trombus atau
emboli yang mengakibatkan sel otak mengalami gangguan metabolisme karena
tidak mendapatkan suplai darah, oksigen dan energi yang cukup.

epidemiologi

• meningkat dari 8,3% pada tahun 2007 menjadi 12,1% pada tahun 2013
• meningkat seiring bertambahnya usia, puncaknya > 75 tahun
• Persentase stroke iskemik lebih tinggi (87%)
• angka kematian akibat stroke iskemik (11,3%) relatif lebih kecil
Etiologi dan klasifikasi

sumbatan pembuluh darah :

trombus atau emboli mengakibatkan sel otak mengalami gangguan metabolisme karena

tidak mendapatkan darah, oksigen dan energi.

Stroke emboli
stroke trombosis
bekuan darah yang disebabkan
oklusi mendadak pembuluh darah otak. proses emboli. Emboli tersebut
Oklusi terbentuk langsung di lokasi. berlangsung cepat dan gejala timbul
kurang dari 10-30 detik.
FAKTOR RESIKO

Dapat dimodifikasi Tidak dapat dimodifikasi

• Hipertensi • Usia

• diabetes melitus • jenis kelamin

• Merokok • etnis

• Obesitas • riwayat keluarga

• asam urat • genetik

• dislipidemia
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Identitas
Faktor resiko
FAST!! Keluhan utama : defisit neurologi mendadak
Keluhan tambahan : ada trauma?
Riwayat pengobatan

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanda-tanda vital
Head to toe CT Scan
MRI
Motorik dan sensorik MRA
Pemeriksaan neurologis EKG
(defisit neurologis dan faktor resiko)
< - 1 : Stroke non hemoragik
> 1 : stroke hemoragik
Pengobatan khusus

Onset < 4,5 jam


Trombolisis
Alteplasi 0,6-0,9mg/kg

Heparin dan walfarin cegah embolus


Antikoagulan
Tidak direkomdasikan lagi

Aspirin = cegah terbentuknya trombus,


Anti agregrasi trombosit
dosis awal 325mg

Tidak direkomendasikan lagi


Neuroprotektor
Citikoli, piracetam

Terapi endovaskular Kateterisasi melisiskan trombus atau dengan


menarik keluar trombus
Komplikasi prognosis

• Infeksi • sifat dan tingkat keparahan


• DVT defisit neurologis
• Komplikasi pada • Usia pasien
jantung • penyebab stroke
• Edema cerebri • Kecepatan dan ketepatan
• Kejang penanganan
• depresi
Tatalaksana
Trombolisis Antikoagulan Neuroprotektor
• Menggunakan r- • Dengan heparin • Berperan dalam
TPA (Recombinant atau heparinoid menginhibisi dan
- Tissue (fraxiparine). mengubah
Plasminogen • Fungsi : mencegah reversibilitas
Activator) terjadinya neuronal yang
• Diberikan kurang gumpalan darah dan terganggu akibat
dari 4,5 jam onset embolisasi trombus ischemic cascade
stroke • Warfarin : mulai 2 • Contoh : piracetam,
• Dosis 0.6-0.9 mg per hari, target citikolin,
mg/kgBB
Catatan (max 90
: Untuk daerah INR 2.0-3.0
yang mengalami nimodipin,
infark, kita tidak bisa berbuat banyak. Yang penting
pentoksifilin
mg) menyelamatkan daerah di sekitar infark yang disebut daerah penumbra.
adalah
Analisa kasus

Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 48 tahun, status menikah, pekerjaan


perawat, MRS tanggal 28 Desember 2020 dengan keluhan kejang berulang seluruh
badan sejak 2 Hari SMRS Durasi masing-masing kejang 5 menit. Jarak di antara
kejang 10 menit. Tidak ada yang memprovokasi kejang. Saat kejang pasien tidak
sadar, setelah kejang pasien sadar.

Pada pasien epilepsi, hal tersebut merupakan keluhan yang sering ditemukan
serta timbul secara mendadak. Pada epilepsi setidaknya minimal terdapat 2
bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan jarak waktu
antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.
Selain itu, dari alloanamnesis juga didapatkan pasien mengalami kelemahan anggota gerak
bagian kanan dan berbicara pelo semenjak pasien didiagnosis stroke oleh dokter 8 bulan
SMRS.

Kelemahan anggota gerak bisa disebabkan oleh lesi pada upper motor
neuron (UMN). Lesi di UMN dapat disebabkan oleh adanya stroke
hemoragik atau non hemoragik.
Pemeriksaan neurologis yang dilakukan tanggal 28 Desember 2020
ditemukan adanya hemiparese dextra disertai parese nervus VII, XI dan XII
tipe sentral.
Berdasarkan letak lesinya, tipe lesi dapat berasal dari UMN. Kemudian
dilakukan pemeriksaan CT Scan, didapatkan hasil SNH, dan pada EEG
didapatkan adanya potensial epileptogenicity di regio frontal kiri
Dari medikamentosa, pemberian asam valproat diindikasikan sebagai terapi
kejang pada pasien. Pemberian omeprazole sebagai pelindung mukosa lambung.
Furosemide dan amlodipin diberikan untuk mengobati hipertensi yang diderita.
Citicoline diberikan sebagai neuroprotektor dari pasien. Pasien diberikan bicnat
untuk koreksi elektrolit pasien. Pasien diberikan Aspilet diberikan sebagai
penghambat agregasi trombus sehingga menghambat pembentukan trombus.
Pasien juga diberikan simvastatin untuk mengatasi hiperlipidemia yang diderita.
KESIMPULAN
Stroke : gangguan fungsi saraf akut karena gangguan sirkulasi darah
serebral yang medadak sehingga menimbulkan gejala defisit neurologi sesuai
daerah yang terkena.
Pada kasus ini stroke yang terjadi adalah stroke non hemoragik.

Epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai dengan kecendrungan untuk menimbulkan
bangkitan epileptic yang terus menerus dengan konsekuensi neurobiologis, kognitif,
psikologis, dan sosial. Etiologi epilepsi dapat berupa idiopatik, kriptogenik, dan simtomatis.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala dan tanda klinis serta gambaran
radiologis. Pencitraan dengan CT-Scan mendukung penegakan diagnosis stroke non
hemoragik.Pada EEG didapatkan adanya potensial epileptogenicity di regio frontal kiri.Pada
pasien ini sudah memenuhi gejala dan tanda pada epilepsi dan stroke non hemoragik
Thank you
FOR YOU ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai