Epidemiologi
Insidensi median epilepsi di dunia 50,4 per 100.000/tahun (33,6-75,6). Di Asia,
contohnya adalah insidensi epilepsi di Cina adalah 35/100.000 orang per tahun,
dan di India 49,3/100.000 orang per tahun.
Latar belakang
STROKE
Gangguan neurologis akut karena adanya gangguan sirkulasi darah otak yang
terjadi secara mendadak(detik-jam) menimbulkan defisit neurologis sesuai
daerah yang terkena
Epidemiologi
Meningkat dari 8,3% menjadi 12,1% berdasarkan RISKESDAS 2013. 87%
merupakan stroke non hemoragik
pp
Trombus dan emboli
Laporan kasus
Nama : Tn. A
Usia : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Paal 10, Jambi
Pekerjaan : Perawat
MRS : 27 Desember 2020
Anamnesis
Keluhan utama :
Kejang berulang seluruh tubuh 2 hari SMRS
±
± 22 Hari
Hari SMRS,
SMRS, pasien
pasien kejang
kejang berulang
berulang seluruh
seluruh badan
badan ±
± 7
7 kali.
kali. Durasi
Durasi masing-masing
masing-masing kejang
kejang ±
± 55 menit.
menit. Jarak
Jarak di
di
antara
antara kejang
kejang ±
± 10
10 menit.
menit. Tidak
Tidak ada
ada yang
yang memprovokasi
memprovokasi kejang.
kejang. Saat
Saat kejang
kejang pasien
pasien tidak
tidak sadar,
sadar, setelah
setelah kejang
kejang
pasien sadar.
pasien sadar. Pada
Pada kejang
kejang yang
yang ke
ke 7,
7, durasi
durasi kejang
kejang lebih
lebih lama
lama dibandingkan
dibandingkan kejang
kejang sebelumnya.
sebelumnya. Setelah
Setelah kejang
kejang pasien
pasien
muntah
muntah dan
dan BAB.
BAB. ±
± 11 hari
hari SMRS,
SMRS, ketika
ketika pasien
pasien sedang
sedang dalam
dalam perjalanan
perjalanan ke
ke RS,
RS, pasien
pasien kejang
kejang 11 kali
kali selama
selama
±
± 55 menit
menit di
di seluruh
seluruh badan.
badan. Selama
Selama kejang
kejang pasien
pasien tidak
tidak sadar,
sadar, setelah
setelah kejang
kejang pasien
pasien sadar.
sadar. Selain
Selain itu,
itu, pasien
pasien juga
juga
mengalami
mengalami kelemahan
kelemahan anggota
anggota gerak
gerak bagian
bagian kanan
kanan dan
dan berbicara
berbicara pelo
pelo semenjak
semenjak pasien
pasien didiagnosis
didiagnosis stroke
stroke oleh
oleh
dokter ±8
dokter ±8 bulan
bulan SMRS.
SMRS.
Riwayat pasien
Penyakit Dahulu Penyakit keluarga Sosial ekonomi
• Riwayat keluhan • Riwayat penyakit • Pasien merupakan
serupa tidak ada yang sama (-) seorang yang bekerja
• Riwayat hipertensi • Riwayat penyakit sebagai PNS (guru)
(+) sejak tahun 2019 hipertensi (-) • Pasien sudah
• Riwayat kolesterol • Riwayat penyakit menikah
(+) sejak tahun 2014 diabetes melitus (-) • Pasien tidak
• Riwayat DM • Riwayat penyakit mempunyai riwayat
disangkal jantung (-) merokok
• Riwayat Penyakit
Jantung disangkal
• Riwayat Trauma (-)
STATUS GENERALISATA
Paru :
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), fremitus taktil sama kanan dan kiri
Perkusi : Fremitus vokal sama kiri dan kanan, Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/+), wheezing (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), masa (-).
Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (-), undulasi (-), shifting dullness (-), hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
N II (Optikus)
bentuk
reflex cahaya
reflex konvergensi
- -
Melihat kembar
N IV (Trochlearis)
Normal Normal
Pergerakan bola mata ke bawah-
dalam
- -
Diplopia
N V (Trigeminus)
Motorik
Otot Masseter Normal Normal
Otot Temporal Normal Normal
Otot Pterygoideus Normal Normal
Sensorik
Oftalmikus Normal Normal
Maksila Normal Normal
Mandibula Normal Normal
N VI (Abdusen)
Pergerakan bola mata (lateral) Normal Normal
Diplopia - -
N VII (Fasialis)
Simetris Simetris
Mengerutkan dahi
Normal Normal
Menutup mata
Normal Normal
Memperlihatkan gigi
N VIII (Vestibularis)
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Suara berbisik
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Detik arloji
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Rinne test
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Weber test
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Swabach test
Sulit Dinilai Sulit Dinilai
Nistagmus
N IX (Glossofaringeus)
Sensasi lidah 1/3 blkg Sulit Dinilai Sulit Dinilai
N X (Vagus)
Arkus faring Baik Baik
N XI (Assesorius)
Menoleh ke kanan Normal Normal
N XII (Hipoglosus)
Kedudukan lidah dijulurkan Normal
Atropi papil -
Disartria +
Tremor -
Badan dan Anggota Gerak
Badan dan Anggota Gerak
Kanan Kiri
Badan
Motorik
Respirasi Simetris Simetris
Duduk Normal Normal
Reflek Fisiologis
Biseps ++++ +
Triseps ++++ +
Radius
Ulna
Reflek Patologis
Hoffman-Tromner + -
Anggota Gerak Bawah
Motorik Kanan Kiri
Pergerakan Lemah Normal
Kekuatan 4 5
Tonus Normal Normal
Sensibilitas
Taktil Normal Normal
Nyeri Normal normal
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek Fisiologis
Patella ++ +
Achilles ++ +
Reflek Patologis
Babinsky - -
Chaddock - -
Rossolimo - -
Mendel-Bechterew - -
Schaefer - -
Oppenheim - -
Klonus Paha - -
Klonus Kaki - -
Tes Laseque - -
Tes Kernig - -
E. Koordinasi, Gait dan Keseimbangan
Gerakan-gerakan Abnormal
Hasil Pemeriksaan
Tremor -
Athetosis -
Miokloni -
Khorea -
G. Alat Vegetatif
Alat Vegetatif
Hasil Pemeriksaan
Hasil :
Infark di lobus frontalis, lobus
temporalis, parietalis sinistra dan
capsulla interna dextra dan corona
radiata dextra
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin 27 Desember 2020
• -WBC : 15,1 103/mm3 (4-10 103/mm3)
• -RBC : 5,61 106/mm3 (3,5-5,5 106/mm3)
• -HGB : 17,1 g/dl (11-15 g/dL)
• -HCT : 50,3 % (35-50 %)
• -PLT : 298 103/mm3 (100-300 103/mm3)
Pemeriksaan Penunjang
Kimia klinik 27 Januari 2021
• -Ureum : 79 mg/dl (15-39 mg/dl)
• -Kreatinin : 3,6 mg/dl (0,6-1,1 mg/dl)
• -GDS : 104 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
Elektorlit 27 Januari 2020
• -Natrium :145,1
• -Kalium : 2,91
• -Clorida : 140,3
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin 28 Desmeber 2020
• -WBC : 10,6 103/mm3 (4-10 103/mm3)
• -RBC : 5,35 106/mm3 (3,5-5,5 106/mm3)
• -HGB : 16,8 g/dl (11-15 g/dL)
• -HCT : 46,1 % (35-50 %)
• -PLT : 286 103/mm3 (100-300 103/mm3)
Pemeriksaan Penunjang
Profil lipid 28 Januari 2020
• Kolesterol : 210
• Trigliserida : 195
Pemeriksaan Penunjang
31 Desember 2020
• -WBC : 11,8 103/mm3 (4-10 103/mm3)
• -RBC : 6,05 106/mm3 (3,5-5,5 106/mm3)
• -HGB : 19 g/dl (11-15 g/dL)
• -HCT : 52,1 % (35-50 %)
• -PLT : 280 103/mm3 (100-300 103/mm3)
Pemeriksaan Penunjang
Aktivit Frekue Voltag Distrib Ketera
as nsi e (V) usi ngan
(Hz) Khusu
s
(Jumla
h,
Reakti
vasi,
Durasi
, dll)
EEG
Bangu Latang 9-10 M L Regio Kontin
n Belaka 11-12 H Oksipit yu,
(100% ng 1 al ritmis,
) Beta Simetri waxin
Sharp s g,dan
Wave Fronto wanin
sentral g,
Simetri berkur
s ang
Frontal saat
kiri buka
mata
Kontin
yu,
waxin
Classification :
g dan
wanin
g
,ritmis
Impression :
EEG saat perekaman ini abnormal mengindikasikan adanya potensial
Hyper Not -
ventila done
si
(3meni
t)
- -
Penurunan kesadaran : -
Muntah : -
Nyeri kepala : -
Tekanan darah diastolik : 100
Ateroma : -
Jumlah : (0 x 2,5 ) + (0x 2) + (0 x 2) + (100 x 0,1) –(3 x 0) – 12 = - 2
Interpretasi skor : probable SH atau SNH PROBABLE SNH
Penatalaksanaan(Nonmedikamentosa)
stroke yang diawali oleh adanya sumbatan pembuluh darah oleh trombus atau
emboli yang mengakibatkan sel otak mengalami gangguan metabolisme karena
tidak mendapatkan suplai darah, oksigen dan energi yang cukup.
epidemiologi
• meningkat dari 8,3% pada tahun 2007 menjadi 12,1% pada tahun 2013
• meningkat seiring bertambahnya usia, puncaknya > 75 tahun
• Persentase stroke iskemik lebih tinggi (87%)
• angka kematian akibat stroke iskemik (11,3%) relatif lebih kecil
Etiologi dan klasifikasi
trombus atau emboli mengakibatkan sel otak mengalami gangguan metabolisme karena
Stroke emboli
stroke trombosis
bekuan darah yang disebabkan
oklusi mendadak pembuluh darah otak. proses emboli. Emboli tersebut
Oklusi terbentuk langsung di lokasi. berlangsung cepat dan gejala timbul
kurang dari 10-30 detik.
FAKTOR RESIKO
• Hipertensi • Usia
• Merokok • etnis
• dislipidemia
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Identitas
Faktor resiko
FAST!! Keluhan utama : defisit neurologi mendadak
Keluhan tambahan : ada trauma?
Riwayat pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanda-tanda vital
Head to toe CT Scan
MRI
Motorik dan sensorik MRA
Pemeriksaan neurologis EKG
(defisit neurologis dan faktor resiko)
< - 1 : Stroke non hemoragik
> 1 : stroke hemoragik
Pengobatan khusus
Pada pasien epilepsi, hal tersebut merupakan keluhan yang sering ditemukan
serta timbul secara mendadak. Pada epilepsi setidaknya minimal terdapat 2
bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan jarak waktu
antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.
Selain itu, dari alloanamnesis juga didapatkan pasien mengalami kelemahan anggota gerak
bagian kanan dan berbicara pelo semenjak pasien didiagnosis stroke oleh dokter 8 bulan
SMRS.
Kelemahan anggota gerak bisa disebabkan oleh lesi pada upper motor
neuron (UMN). Lesi di UMN dapat disebabkan oleh adanya stroke
hemoragik atau non hemoragik.
Pemeriksaan neurologis yang dilakukan tanggal 28 Desember 2020
ditemukan adanya hemiparese dextra disertai parese nervus VII, XI dan XII
tipe sentral.
Berdasarkan letak lesinya, tipe lesi dapat berasal dari UMN. Kemudian
dilakukan pemeriksaan CT Scan, didapatkan hasil SNH, dan pada EEG
didapatkan adanya potensial epileptogenicity di regio frontal kiri
Dari medikamentosa, pemberian asam valproat diindikasikan sebagai terapi
kejang pada pasien. Pemberian omeprazole sebagai pelindung mukosa lambung.
Furosemide dan amlodipin diberikan untuk mengobati hipertensi yang diderita.
Citicoline diberikan sebagai neuroprotektor dari pasien. Pasien diberikan bicnat
untuk koreksi elektrolit pasien. Pasien diberikan Aspilet diberikan sebagai
penghambat agregasi trombus sehingga menghambat pembentukan trombus.
Pasien juga diberikan simvastatin untuk mengatasi hiperlipidemia yang diderita.
KESIMPULAN
Stroke : gangguan fungsi saraf akut karena gangguan sirkulasi darah
serebral yang medadak sehingga menimbulkan gejala defisit neurologi sesuai
daerah yang terkena.
Pada kasus ini stroke yang terjadi adalah stroke non hemoragik.
Epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai dengan kecendrungan untuk menimbulkan
bangkitan epileptic yang terus menerus dengan konsekuensi neurobiologis, kognitif,
psikologis, dan sosial. Etiologi epilepsi dapat berupa idiopatik, kriptogenik, dan simtomatis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala dan tanda klinis serta gambaran
radiologis. Pencitraan dengan CT-Scan mendukung penegakan diagnosis stroke non
hemoragik.Pada EEG didapatkan adanya potensial epileptogenicity di regio frontal kiri.Pada
pasien ini sudah memenuhi gejala dan tanda pada epilepsi dan stroke non hemoragik
Thank you
FOR YOU ATTENTION