Faktor Mekanik
Faktor Infeksi
Faktor Obat
Faktor Hormonal
Faktor Radiasi
Faktor Gizi
Faktor-Faktor Lain
FIMOSIS
• Prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke
proksimal sampai ke korona glandis
• Suatu keadaan normal yang sering ditemukan pada bayi
baru lahir atau anak kecil
• Fimosis menyebabkan gangguan aliran urine berupa sulit
kencing, pancaran urine mengecil, menggelembungnya
ujung prepusium penis pada saat miksi, dan
menimbulkan retensi urine
• Higiene lokal yang kurang bersih menyebabkan postitis,
balanitis, balanopostitis.
• fimosis yang menimbulkan keluhan miksi,
menggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi,
atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis
merupakan indikasi sirkumsisi
PARAFIMOSIS
• Prepusium penis yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak
dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada
penis di belakang sulkus koronarius
• Dapat menyebabkan gangguan aliran balik vena superfisial
sedangkan aliran arteri tetap berjalan normal menyebabkan
edema glans penis dan nyeri Nekrosis glans penis
• Tatalaksana paraphimosis dengan mengurangi penile edema dan
mengembalikan prepusium ke posisi semula:
– Teknik manual dengan memijat glans selama 3-5 menit
– Injeksi hyaluronidase ke dalam prepusium edematous
• mengurangi edema dan memudahkan preputium ditarik
• Hyaluronidase meningkatkan difusi cairan yang terjerat antara jaringan
dan mengurangi bengkak pada preputium
• cocok untuk penggunaan pada anak-anak dan bayi
– Dorsum insisi pada jeratan
• Setelah edema dan proses inflamasi menghilang pasien dianjurkan
untuk menjalani sirkumsisi.
HIPOSPADIA
• “hypo” yang berarti “di bawah” dan “spadon“ yang berarti “lubang”.
• Kelainan kongenital pada genital eksterna laki-laki akibat penyatuan lipatan uretra yang tidak sempurna dengan
gambaran letak ostium urethra externa di sepanjang permukaan anterior penis semenjak masa pertumbuhan
janin.
• Kelainan meliputi:
– Letak meatus uretra abnormal pada bagian ventral penis,
– Lengkung abnormal pada bagian ventral penis (chordee),
– Distribusi preputium abnormal, yang berlebih pada bagian dorsal dan sedikit pada bagian ventral (hood).
• Kelainan yang umum terjadi pada genital eksterna laki-laki
• Prevalensi
– 18.6 per 10000 kelahiran bayi laki-laki
EPIDEMIOLOGI •
•
Jumlah kasus stabil setiap tahunnya sejak tahun 2000
Prevalensi bervariasi di tiap negara :
• Eropa 19.9
• USA 34.2
• Asia 0.69 – 69
(EAU, 2020)
KLASIFIKASI
HIPOSPADIA
Indikasi kosmetik
TEKNIK OPERASI
• Bergantung pada tipe hipospadia, tidak ada satu teknik untuk seluruh jenis
• Teknik operasi hipospadia satu tahap
– Hipospadia Anterior
• Meatoplasty and glanuloplasty (MAGPI) MAGPI
(Borer, 2007)
TEKNIK OPERASI
MAGPI
(Borer, 2007)
TEKNIK OPERASI
(Borer, 2007)
TEKNIK OPERASI
• Teknik operasi hipospadia dua tahap
– Indikasi: hipospadia skrotum/perineum, kurvatur berat, penis kecil
– Pada tahap pertama dilakukan orthoplasty dan preputium diposisikan kembali secara ventral
– Tahap kedua dilakukan setelah 6 bulan atau lebih
– Eg :
• Proximal Two Stage Graft
• Byars flap
HIPOSPADIA
Komplikasi :
• Fistula
• Stenosis meatus
• Striktur
• Divertikula
• Terdapatnya rambut pada uretra
EPISPADIA