Anda di halaman 1dari 48

1

GANGGUAN MENSTRUASI
DAN SIKLUSNYA

Yasmini F

10/6/17 Blok Reproduksi, FK UII, 2017


2

Kompetensi dasar
! Mampu menjelaskan gangguan menstruasi
Indikator pencapaian
! Dapat menjelaskan diagnosis klinik dan tata laksana
gangguan menstruasi
! Dapat menjelaskan diagnosis klinik pada endometriosis
dan siklusnya
! Dapat menentukan diagnosis banding dan mengusulkan
terapi pendahuluan pada prolapsus uteri

10/6/17
3

Gangguan Menstruasi

10/6/17
Siklus ovarium
4

Saat dilahirkan, folikel tersimpan di bawah capsule


ovarium sebagai folikel primordial
Dalam 1 siklus terdapat satu folikel yang
berkembang menjadi folikel de Graff selama fase
folikuler
Setelah terjadi ovulasi maka ovum akan ditangkap
oleh fimbria dan dibawa masuk ke dalam uterus

10/6/17
Siklus mentruasi normal

State the purpose of the


discussion
Identify yourself

10/6/17 5
Siklus menstruasi
6

Menunjukkan perubahan siklik yang teratur sebagai


periode persiapan bagi fertilisasi dan kehamilan
Rata-rata siklus 28 hari dihitung dari mulai siklus ke
awal siklus berikutnya
Lama : 3-5 hari
Volume darah menstruasi normal: 33,216 ml

10/6/17
Pola perdarahan uterus abnormal
7

Menorrhagia (hipermenorrhea)
Hypomenorrhea (cryptomenorrhea)
Metrorrhagia (intermenstrual bleeding)
Polymenorrhea
Menometrorrhagia
Oligomenorrhea
Contact bleeding (postcoital bleeding)

10/6/17
Menorrhagia (lamanya) Hypermenorrhea
(jumlahnya)
8

Menstruasi dg jumlah darah yang banyak atau lamanya memanjang


Dijumpai adanya jendalan darah
Gushing atau open-faucet bleeding (mengalir seperti kran) !selalu
tidak normal
Penyebab:
! Mioma uteri submucosa
! Komplikasi kehamilan
! Adenomiosis
! Disfungsional bleeding
! Hiperplasia endometrium
! Tumor maligna
! IUD

10/6/17
9

Diagnosis:
! anamnesis
! kuretase

Terapi:
! Tergantung pada penyebab
! Endokrin ! beri pada hari16-25 siklus menstruasi
progesteron (medroxiprogesteron asetat 10 mg) persiklus

10/6/17
Polymenorrhea
10

Siklus mentruasi lebih pendek dibandingkan


siklus normal (<21 hari)
Frekuensi menstruasi yang terlalu sering.
Dihubungkan dengan anovulasi atau pemendekan
fase luteal

10/6/17
Hypomenorrhea (cryptomenorrhea)
11

Menstruasi dengan jumlah darah yang sedikit.


Kadang hanya spotting.
Penyebab:
! Obstruksi hymenalis
! Stenosis servikal
! Uterine sinekia (ashermans sindrom) ! didignosis dengan
histerogram atau histeroskopi.
! Penggunaan kontrasepsi oral

10/6/17
Oligomenorrhea
12

Periode menstuasi yang terjadi >35 hari (siklus memanjang)


Biasanya jumlah darah juga berkurang
Dihubungkan dengan:
! Anovulasi
! Penyebab endokrin ! penyebab pituitary-hipothalamus
! Penyebab sistemik ! kehilangan berat badan secara cepat
! Tumor yang memproduksi estrogen

10/6/17
Metrorrhagia (intermenstual bleeding)
13

Perdarahan yang terjadi pada setiap waktu di


antara periode mentruasi
Penyebab:
! Ovulatory bleeding ! terjadi pd tengah siklus sbg spotting
! Polip endometrium
! Endometrial karsinoma
! Karsinoma serviks
! Pemberian estrogen ekternal

10/6/17
Menometrorrhagia
14

Perdarahan yang terjadi dengan interval yang


tidak teratur
Jumlah dan lamanya perdarahan juga bervariasi
Waspadai kemungkinan adanya keganasan atau
komplikasi dari kehamilan

10/6/17
Amenorea
15

Tidak terjadi haid dalam 3 bulan berturut-turut

10/6/17
16

Amenorea primer
terjadi ketika haid sama sekali tidak pernah terjadi pada seorang
wanita.
! Wanita dengan tanda kelamin sekunder yang tidak tumbuh
(pertumbuhan mammae & rambut pubis) setelah berumur 14 tahun
harus dievaluasi.
! Wanita yang setelah 2 tahun pasca tumbuh tanda kelamin
sekunder belum mendapat menstruasi harus dievaluasi.
! Setiap waita yang belum mendapatkan haid setelah berumur 16
tahun harus dievaluasi.
Etiologi:
! Kegagalan gonadal (43%)
! Kongenital absens uterus dan vaginal (15%)
! Keterlambatan konstitutional (14%)

10/6/17
17

Amenorea Sekunder
! Terjadi ketika menstruasi yang sebelumnya teratur !
tidak datang selama 3 bulan berturut-turut
! Etiologi:
Anovulasi kronik (39%)
Hipothiroidism / hiperprolaktinemia (20%)
Kehilangan berat badan/ anorexia (16%)

10/6/17
Contact bleeding (postcoital bleeding)
18

Macam penyebab:
! Servikal kanker
! Polip serviks
! Infeksi vagina atau serviks (trikomonas)
! Atropic vaginitis

10/6/17
Evaluasi pada gangguan menstruasi
19

Gali riwayatnya
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan sitologik
Pelvik utrasound
Tes darah ! menyingkirkan penyakit sistemik,
kehamilan, atau penyakit trofoblas

10/6/17
20 10/6/17
21

10/6/17
22

Endometriosis

10/6/17
Endometriosis
23

Adalah gangguan, dimana terdapat pertumbuhan


abnormal jaringan !terdapatnya jaringan
endometrium di luar kavum uteri
Banyak dijumpai pada wanita usia reproduktif, umum
dijumpai dan menjadi masalah kesehatan utama pada
wanita
Dijumpai 6-10% pada wanita usia subur, dan
25-35% pada wanita infertil

10/6/17
24

Lesi biasanya dijumpai di permukaan endometrium,


tetapi terjadinya bisa dimanapun dalam tubuh
(paru, vesika urinaria, . .)
Ukuran lesi bervariasi, mulai dari mikroskopis hingga
invasi massa yang besar yang menyebabkan
terjadinya adhesi berat

10/6/17
25

Manifestasinya klinisnya bervariasi, dari tanpa


gejala hingga nyeri pelvik berat, gangguan
infertilitas
Keluhan yang sering muncul:
! Infertilitas
! Dismenorhea
! Dyspareunia
! Pelvikpain
! Nyeri punggung belakang bawah

10/6/17
Patogenesis
26

Penyebab endometriosis kompleks

Teori yang dikemukakan:


! Retrograde menstruasi
! Metaplasia epitel coelomic
! Penyebaran hematogen, penyebaran limfatik
! Transplantasi langsung sel endometrium

10/6/17
27 10/6/17
28 10/6/17
Penanganan
29

Disesuaikan kebutuhan pasien ! fungsi fertilitasnya,


keluhannya, derajat endometriosisnya, usianya.
Terapi endometriosis ditentukan berdasar
temuannya saat operasi, demikian pula penentuan
stagingnya dilakukan saat operasi. Dan memastikan
bahwa nyeri muncul hanya dari endometriosisnya.

10/6/17
30

Ekspentan manajemen
! Ditujukanpada asimptomatik pasien, dengan rasa tidak
nyaman ringan, pasien infertil dengan minimal
endometriosis
Analgesik terapi
! Digunakan NSAID, prostaglandin sintetase-inhibiting
drugs.
Hormonal terapi
! Targetnya adalah memutus siklus, dan perdarahan dari
jaringan endometriosis

10/6/17
31

Hormonal terapi:
! Kontrasepsihormonal (siklik atau kontinue)
! Progestagen (oral atau in IUD)
! GnRH agonis
! Aromatase inhibitor

10/6/17
32

Prolapsus uteri

10/6/17
Prolapsus Uteri
33

Termasuk bagian dari prolaps organ pelvik

10/6/17
Prolaps organ pelvik
Prolapsus (bahasa latin) artinya organ yang terselip ke depan
Definisi: turunnya organ atau suatu struktur dari kondisi
normalnya
Meningkatnya paritas dan usia! meningkatnya risiko prolaps
Prevalensinya 41-50% wanita usia >40 tahun
7% menjalani operasi untuk prolaps
11% menjalani operasi untuk kontinensia
Klasifikasi:
! Prolaps dinding depan vagina
Urethrocele penurunan uretra
Cystocele penurunan bladder
Cystourethrocele penurunan bladder & urethra
! Prolaps dinding belakang vagina
Rectocele penurunan rectum
Enterocele penurunan usus kecil
! Prolaps puncak vagina
Uterovaginal penurunan uterus dengan inversi puncak
vagina
Vault infeksi puncak vagina post histerektomi
Derajat Prolaps uteri
37

Derajat I:
kalau masih diatas introitus vagina
Derajat II:
kalau masih setinggi introitus vagina
Derajat III:
kalau bagian yang turun tersebut telah keluar dari
introitus vagina

Pemeriksaan yang cermat dapat membedakan penurunan


dari elongatio cerviks.
Pada derajat III (procidentia) biasanya disertai adanya
sistokel & rektokel

10/6/17
Patofisiologi
3 komponen yang bertanggung jawab menopang
uterus & vagina:
! Ligament & fascia
! M levator ani
! Angulasi posterior dari vagina

Kerusakan salah satunya ! menyebabkan prolaps


Anatomi Dasar panggul
40

Dasar panggul: diafragma pelvis, diafragma urogenital dan otot penutup genitalia
eksterna.
Diafragma pelvis :
1. Otot levator ani (otot pubokoksigeus dan iliokoksigeus)
Otot pubokoksigeus :
- m. puborektalis
- m. pubovaginalis
2. Otot koksigeus
3. Fasia endopelvis
Otot levator ani ! persarafan cabang n. sakralis 2-4 dari nervus pudendus.

10/6/17
Faktor risiko
41

Partus yang terlampau sering,


Partus dengan penyulit atau menggunakan alat
Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap
Perasat Crede yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta dan
sebagainya
Asites dan tumor-tumor daerah pelvis
Pasca histerektomi (usia >37 )
Proses ketuaan
Defisiensi hormonal karena menopause,
Peningkatan tekanan intraabdominal yang kronis.

10/6/17
Gejala klinik
42

Perasaan adanya benda yang menonjol atau mengganjal di genitalia eksterna


(100%)
Rasa sakit/nyeri di pinggang (13%)
Sistokel:
! Sering berkemih dan sedikit-sedikit (39%)

! Perasaan kandung kemih tidak kosong seluruhnya(39%)

! Tidak dapat menahan kencing

Rektokel: konstipasi (39%)


Enterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul dan perasaan
penuh di vagina.
Kesukaran untuk berjalan (45%)
Kesulitan koitus (39%)

10/6/17
Diagnosis
43

Anamnesis tentang gejala-gejala, riwayat kehamilan,


Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ginekologi.

10/6/17
44

Sistokel: benjolan kistik lembek dan tidak nyeri


tekan! bertambah besar jika meneran
Rektokel: menonjolnya rektum ke lumen vagina
sepertiga bawah.
Enterokel menonjol ke lumen vagina lebih atas dari
rektokel! ada benjolan ke vagina terdapat di atas
rektum.

10/6/17
Komplikasi
45

Sistokel berat !miksi terhalang,


Stres inkontinensia.
Hemoroid
Inkarserata usus
Akut abdomen dilakukan laparotomi untuk
membebaskan usus yang terjepit tersebut.

10/6/17
Manajemen konservatif
46

1. Terapi hormonal
terapi sulih hormon (bila tidak ada kontraindikasi)
2. Latihan otot-otot pelvis
Senam kegel
3. Simulasi elektrik
4. Pemasangan pesarium

10/6/17
Gambar 2. (Macam-macam pesarium a. Doughnut, b. Shelf )
Manajemen operatif
48

Histerektomi vaginal
Keuntungan:
- berkurangnya luas trauma operasi
- lebih sedikit risiko syok pasca bedah
- lebih sedikit nyeri
- mobilisasi pasca operasi lebih cepat
- komplikasi trombosis lebih sedikit
- dibanding histerektomi abdominal ! morbiditasnya lebih rendah
- penyembuhan luka lebih cepat, lama rawat inap lebih singkat

10/6/17

Anda mungkin juga menyukai