Tuberkulosis kutis
Rosmelia
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UII
INFEKSI VIRUS PADA KULIT
Pendahuluan
• Virus (virion) : organisme yang hanya terdiri
dari asam nukleat (RNA atau DNA) dalam
cangkang protein (kapsid).
• Lesi pada kulit:
– langsung karena replikasi virus (veruka vulgaris,
moluskum kontagiosum)
– manifestasi proses infeksi di bagian tubuh lain
(rubella, dengue)
Manifestasi kulit infeksi virus
Manifestasi Penyakit/Virus penyebab
Makular/patch Rubella
EBV (mononukleosis infeksiosa)
Human herpes virus (HHV)-6 (roseola infantum)
HHV-7
Veruka vulgaris 4A
Kondiloma akuminata 3A
Moluskum kontagiosum 4A
6
7
HERPES ZOSTER
8
9
10
11
12
Penatalaksanaan:
Varicella Herpes zoster
Acyclovir
Dewasa 5x800mg 7 hr 5x800mg 7 hari
Anak 4x20mg/kg 5 hari
Valacyclovir 3x1000mg 7 hari
Simtomatik:
-Shake lot (untuk meredakan gatal), Kompres (pada zoster) :
normal salin, pov iodin 1%, Antihistamin oral, Antipiretik,
Analgetik
13
HERPES SIMPLEKS
• Disebabkan virus HSV 1 dan HSV 2
• Umumnya dewasa muda
• HSV 1 orofacial disease (80-90%)
• HSV 2 genital disease (70-90%)
• Infeksi 3 fase:
- infeksi akut
- fase laten
- reaktivasi
• Pemicu rekurensi: iritasi kulit/mukosa, perubahan hormonal
(menstruasi), demam, flu, perubahan imun, lokasi infeksi (genital
lebih sering rekuren)
14
15
Patogenesis
HG primer
HERPES OROLABIALIS/orofacialis
- Infeksi primer menyerupai stomatitis aftosa
stomatitis herpes
- Masa inkubasi 2-20 hari
- Kadang disertai: demam, malaise, nyeri telan,
adenopati servikal
- Rekurensi (1/3 kasus) : perioral (terutama bibir),
hidung, pipi, dagu
17
Herpetic
whitlow
18
HERPES GENITALIS
• Merupakan infeksi virus HSV tipe 1 atau tipe 2 pada daerah
genital dengan gejala yang khas berupa vesikel dasar eritema
berkelompok dan sering rekuren
• Umumnya dewasa muda
• HSV 1 orofacial disease (80-90%)
• HSV 2 genital disease (70-90%)
• Infeksi 3 fase:
- infeksi akut
- fase laten
- reaktivasi
• Pemicu rekurensi: iritasi kulit/mukosa, perubahan hormonal
(menstruasi), demam, flu, perubahan imun, lokasi infeksi
(genital lebih sering rekuren)
Diagnosis
• Gambaran klinis:
inkubasi 3-7 hr, berat/ringan/asimtomatik
rasa terbakar dan gatal sebelum lesi muncul
gejala konstitusi, malaise, demam, nyeri otot
vesikel berkelompok dasar eritem
mudah pecah - erosi multipel
sembuh 5-7 hr, tanpa parut
Pada ♂ : glans penis, dorsum penis; ♀ : vulva, bokong,
vagina, serviks
- Pada Laboratorium: tes Tzanck : sel raksasa berinti banyak
(multinucleated giant cells)
• Serologis: ELISA IgG/IgM anti-HSV-1 dan anti-HSV-2
Penatalaksanaan
Herpes Orofacial
Primer Rekuren
Acyclovir 5x200mg / 3x400mg 3x400mg
Valacyclovir 2x1000mg 2x2000mg (1 hari)
Famciclovir 3x250mg 3x500mg
Topikal - Acyclovir 5% cr 6 dd ue
Durasi 7-10 hari 5 hari
Herpes Genital
Primer Rekuren
Acyclovir 5x200mg / 3x400mg 5x200mg /3x400mg
Valacyclovir 2x1000mg 2x500mg / 1x1000mg
Famciclovir 3x250mg 2x125-250mg
Topikal
Durasi 7-10 hari 5-10 hari
22
Penatalaksanaan
• Anak-anak:
– Orofacial : Acyclovir 3x15mg/kg
– Genital : acyclovir 40-80mg/kg/hari terbagi 3-4
dosis
• Terapi supresi Herpes genitalis:
Asiklovir 2x400mg/hari
Famsiklovir 1x500mg/hari
Valasiklovir 500mg/hari atau 1000mg/hari
• Terapi suportif: analgetik, antipruritus, antibiotik,
antiseptik
Bentuk klinis lain:
• Herpetic facial paralysis (HSV + pada 40% Bells palsy)
• Infeksi okuler – keratitis herpes
• Herpes gladiatorum infeksi HSV pada tempat kontak
pada olahraga (gulat, football dll.)
• Herpetic whitlow – infeksi pada ujung jari tangan
• Komplikasi:
– Eksema herpetikum: autoinokulasi HSV pada lesi
dermatitis atopik
– Infeksi sekunder lesi herpes dengan bakteri S. aureus
– Eritema multiforme
– Komplikasi HG pada kehamilan: abortus, malformasi
mikrosefali, hepatitis, infeksi berat, ensefalitis,
keratokonjungtivitis, lahir mati
24
VERUKA
• Kutil, warts
• Etiologi: Human Papilloma Virus (HPV), famili
Papillomaviridae, >100 subtipe
• Virus ds-DNA, ukuran kecil Ø 45-55 nm
• Patogenesis: virus menginfeksi epitel skuamosa
stratum spinosum atas & stratum granulosum
blokade diferensiasi terminal stimulasi pembelahan
sel
• 2 bentuk klinis:
– Kutil kulit
– Kutil anogenital/mukosa
Tipe virus dan bentuk veruka
Bentuk klinis Tipe HPV
Veruka vulgaris 2, 4, 27, 29
Veruka plantaris/palmaris 1, (2, 4, 27, 57)
Veruka plana 3, 10, (28, 49)
Butcher’s warts 7
Kondiloma akuminata 6, 11
anogenital & servikal
Kondilomata akuminata 16, 18, 31, 33-35, 39, 40 , 51-60
anogenital & servikal,
bowenoid papulosis
Kutil pada kulit
• Macam:
– veruka vulgaris (common warts)
– veruka plantaris dan palmaris
– veruka plana
– Butcher’s wart di kedua tangan, tukang
jagal/daging, bentuk cauliflower
– Epidermodysplasia verrruciformis autosomal
resesif, bentuk datar, premaligna
• Faktor risiko: usia (anak-anak), imunosupresi
• Inkubasi: 2-9 bulan
Veruka vulgaris (common warts)
• UKK: papul atau nodul
hiperkeratotik,
permukaan verukosus
• Pada wajah: dasar kecil,
memanjang (veruka
filiformis)
• Dapat ditemukan
fenomena Koebner
(gambaran linier)
• Distribusi: wajah, dorsum
tangan, lengan, tungkai,
badan anterior
Veruka vulgaris (common warts)
Veruka filiformis
M. leprae
•ordo Actinomycetalis
•famili Mycobacteriaceae
•genus Mycobacterium
•Species leprae
1
PGL-I
LAM
2
PDIM capsular lipids
• Penemu Armauer Hansen mycolic acids 3
membrane, cell wall
(1873) and capsule arabinogalactan
cytoplasmic 6
makrofag dan sel Schwann) proteins
Penilaian:
• Indeks Bakteriologik (IB) 0 – 6+: menunjukkan kepadatan
bakteri, baik bentuk solid maupun fragmented
• Indeks Morfologik (IM) 0 – 100% : menunjukkan
perbandingan antara jumlah bakteri solid terhadap jumlah
bakteri keseluruhan
Indeks Bakteriologi (IB)
0 tidak tampak basil pada 100 LP
1+ 1-10 basil / 100 LP
2+ 1-10 basil / 10 LP
3+ 1-10 basil / LP
4+ 10-100 basil / LP
5+ 100-1000 basil / LP
6+ lebih dari 1000 basil / LP
Penularan:
• Nasal droplet (via traktus respirasi)
• Lesi terbuka lepra
Ridley & TT BT BB BL LL
Jopling
Pausibasiler Multibasiler(MB)
WHO
/Dep. Kes (PB)
Klasifikasi Ridley-Jopling
Klasifikasi WHO
PB Single lesion PB MB
(SL-PB)
1. Lesi kulit (patch • 1-5 lesi • Hanya satu lesi • > 5 lesi
datar, papul • Distribusi tidak • Distribusi
infiltrat, plak simetris lebih
eritem, nodul) simetris
2. Kerusakan saraf • Hanya satu • Tanpa • Banyak
(menyebabkan cabang saraf kerusakan cabang saraf
hilangnya saraf
sensasi/kelemah
an otot)
Gambaran klinis tipe PB
Karakteristik Tuberkuloid (TT) Borderline Indeterminate (I)
tuberkuloid (BT)
Lesi
Tipe Makula atau Makula dibatasi Makula
makula dibatasi infiltrat, infiltrat
infiltrat saja
Jumlah Satu atau Satu dgn lesi Satu atau
beberapa satelit beberapa
Distribusi Terlokalisasi dan Asimetris Bervariasi
asimetris
Permukaan Kering, skuama Kering, skuama Dapat halus agak
berkilat
Sensibilitas Hilang Hilang Agak terganggu
BTA pada lesi Negatif Negatif atau 1+ Biasanya negatif
Tes lepromin Positif kuat (3+) Positif (2+) Meragukan (1+)
Catatan: Makula = makula -
Gambaran klinis tipe MB
Lepromatosa (LL) Borderline Mid-Borderline
lepromatosa (BL) (BB)
Lesi
Tipe Makula, infiltrat Makula, plak, papul Plak, lesi bentuk
difus, papul, nodul kubah, lesi
punched-out
Jumlah Banyak, distribusi Banyak, tapi kulit Beberapa, kulit
luas, praktis kulit sehat masih ada sehat masih ada
sehat (-)
Distribusi Simetris Cenderung simetris Asimetris
Permukaan Halus berkilap Halus berkilap Sedikit berkilap,
beberapa lesi
kering
Sensibilitas Tidak terganggu Sedikit berkurang Berkurang
BTA lesi Banyak (globi) Banyak Agak banyak
BTA apus Banyak (globi) Biasanya tidak ada Tidak ada
hidung
Lepra Indeterminate
Makula hipopigmentasi
Lepra Tuberkuloid (TT)
Patch hipopigmentasi
Permukaan kering/skuama
Infiltrat di tepi
Anestesi jelas
Lepra Borderline tuberkuloid (BT)
N. auricularis magnus
N. ulnaris
N. Peroneus communis
N. Tibialis posterior
Pemeriksaan saraf pada lepra
Pemeriksaan fungsi
motoris
Px n. facialis Px n. medianus
Lihat di :
https://www.youtube.com/watch?v=9d5Moh9gsaE
(Pemeriksaan fungsi saraf pada kusta) IAD NLR Indonesia
PENGOBATAN
• Rejimen standar WHO: Multi-Drug
LEPRA Treatment (MDT)
DAPSON RIFAMPISIN KLOFAZIMIN
PB Dewasa 100mg/hari 600mg/bulan
6 diawasi
bulan
MB Dewasa 100mg/hari 600mg/bulan 300mg/bulan
12 diawasi diawasi, DAN
bulan 50mghari
MULTIBASILER:
1. PEMERIKSAAN BTA
3. PENATALAKSANAAN REAKSI
Kerusakan saraf
Reaksi berat
• Istirahat, imobilisasi, rawat inap
• Antiinflamasi:
1. Kortikosteroid, prednison/prednisolon mulai antara 30-80mg/hari,
diturunkan 5-10mg/2 minggu
2. Klofazimin, 300mg/hari
3. Thalidomid
4. Siklosporin
Fenomena Lucio
• Kasus jarang
• Terjadi pada penderita lepra LL yang tidak
mendapat pengobatan
• Diawali dengan plak merah kebiruan dan lesi
halo eritematosa, dengan vaskulitis,
hemoragik sentral, sehingga terbentuk bula,
ulkus nekrotik
CACAT LEPRA
• Jenis cacat lepra:
1. Cacat primer: disebabkan langsung oleh aktivitas
penyakit, misal claw hand, wrist drop, drop foot,
claw toes, lagoftalmos, kulit kering, facies
leonina, madarosis
2. Cacat sekunder: terjadi akibat cacat primer. Misal
: anestesi trauma ulkus, lagoftalmos
kornea kering keratitis, kulit kering fisur
dan infeksi sekunder ulkus
Derajat cacat lepra
CACAT LEPRA pada tangan
Claw hand
CACAT LEPRA PADA KAKI
1. Penemuan kasus
2. Diagnosis dini
3. Penyediaan obat MDT cukup
4. Menghilangkan stigmata buruk penyakit kusta
5. Motivasi masyarakat berobat teratur
6. Memastikan semua penderita terobati
7. Tata laksana komplikasi/mencegah kecacatan
8. Pencatatan dan pelaporan yang benar dan tepat waktu
Baca:
1. Tim Editor, 2012, Pedoman Nasional Program
Pengendalian penyakit Kusta, Kementrian
Kesehatan RI, Jakarta
2. Sjamsoe-Daili SE, Menaldi SL, Ismiarto SP,
Nilasari H (editor), 2003, Kusta, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Tuberkulosis kutis