SEJARAH
1. Spesies
2. Perbedaan individu dan pengaruh usia
3. Suhu
4. Pengaruh hormon
5. Faktor nutrisi
6. Flora bakteri normal
Pertahanan Fisik/Mekanik
HAPTEN-CARRIER KOMPLEK
ANTIBODI
• Antibodi (imunoglobulin) merupakan kelas molekul yang
dihasilkan oleh sel plasma (proliferasi dari limfosit B) dan
dibantu oleh limfosit T dan makrofag yang dirangsang oleh
antigen asing
• Semua molekul imunoglobulin mempunyai 4 rantai
polipeptida dasar : 2 rantai berat (heavy chain/H) dan 2
rantai ringan (light chain/L), serta 2 regio : variabel (V) dan
constant (C)
• Enzim papain memecah molekul antibodi dalam fragmen
masing-masing. Fab : Fragmen Antigen Binding . Fc :
Fragmen crystallizable
• Ada 5 imunoglobulin : IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE
Rumus Bangun Dasar Imunoglobulin
Menentukan
spesifitas Ab
thd Ag
Ig A
• Imunoglobulin sekretori (mencegah
perlekatan)
• Ditemukan dalam kolostrum, saliva, air mata,
cairan hidung, dan sekret respiratorius, GI
serta urogenital
• 15-20% merupakan imunoglobulin dalam
serum darah
Ig D
• Dalam serum darah dan limfe relatif sedikit,
tetapi banyak ditemukan dalam limfosit B
• Membantu memicu respon imun
Ig E
• Ditemukan dalam konsentrasi darah sangat
rendah
• Kadar meningkat saat alergi dan parasitik
tertentu
• Molekul ini terikat pada reseptor sel mast dan
basofil serta menyebabkan pelepasan
histamin dan mediator kimia lainnya
Ig G
• Mencapai 80% - 85% dari keseluruhan antibodi yang
bersirkulasi dan merupakan satu2nya antibodi yg
menembus plasenta dan memberikan imunitas pada
bayi baru lahir
• Molekul ini akan diproduksi besar2an pada pajanan
kedua dan berikutnya thd antigen spesifik
• Molekul ini berfungsi sebagai pelindung terhadap
organisme dan toksin yang bersirkulasi,
mengaktifkan komplemen dan meningkatkan
keefektifan sel fagositik
Ig M
• Ab pertama yang tiba di tempat infeksi pada
pajanan awal thd antigen
• Pajanan kedua peningkatan IgG
• Mengaktivasi komplemen dan memperbanyak
fagositosis, tetapi umur relatif pendek
• Karena ukurannya molekul ini menetap dalam
pembuluh darah dan tidak keluar ke jaringan
Interaksi Ab-Ag
Sisi pengikat Ag pada regio variabel (V) Ab berikatan dengan sisi
penghubung determinan pada Ag komplek imun
1. Fiksasi komplemen :
– Ab mengikat komplemen diaktivasi melalui “jalur
klasik” :
• Opsonisasi : Ag diselubungi Ab/komplemen fagositosis
• Sitolisis : ruptur membran plasma isi seluser keluar
• Inflamasi : produk komplemen melalui aktivasi sel mast,
basofil, dan trombosit
Lanjutan interaksi...
2. Netralisasi
– Ab menutup sisi toksik antigen no danger
3. Aglutinasi (penggumpalan)
– Terjadi jika antigen adalah materi partikulat,
seperti bakteri atau sel-sel merah
4. Presipitasi
– Terjadi jika antigen dapat larut
SITOKIN
• Sitokin adalah messenger kimia atau perantara
dalam komunikasi interseluler yang sangat
poten
• Sitokin adalah protein yang berfungsi
memberikan isyarat antar sel untuk
berkomunikasi dalam respon imun
• Autokrin : berefek pada sel yang
menghasilkannya
• Parakrin : berefek pada sel yang berdekatan
REAKSI HIPERSENSITIVITAS
• Merupakan reaksi imun yang patologik respon
imun yang berlebihan kerusakan jaringan
• Sifatnya segera
• Juga disebut Reaksi Anafilaktik
• Patofis : pengikatan Ag dengan IgE pada permukaan
sel mast melepaskan mediator alergi
vasodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler,
kontraksi otot polos, dan eosinofilia
• Contoh klinis : asma ekstrinsik, rinitis alergika, reaksi
sengatan serangga, reaksi alergi obat/makanan,
urtikaria, eczema
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE II
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE II
• Dependen komplemen
• Disebut juga Reaksi Sitotoksik
• Patofis : pengikatan IgG atau IgM dengan Ag seluler
mengaktifkan rangkaian komplemen
fagositosis/sitolisis
• Contoh klinis : anemia pernisiosa, anemia hemolitik
autoimun, trombositopenia, reaksi obat (sebagian),
reaksi tranfusi, dan myasthenia gravis
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE III
• Disebut juga Reaksi Kompleks
Imun
• Patofis : kompleks imun (Ab-
Ag) beredar dalam darah
mengendap dalam jaringan
(paling sering : ginjal,
persendian, kulit, pembuluh
darah) respon imun
kerusakan jaringan sekitar
• Contoh klinis : SLE, RA,
poliarteritis
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE IV
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE IV