Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Fasilitator :

Disusun oleh kelompok : 1

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
TA.2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Sistem Endokrin


Sub Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di ruang Cendrawasih RSUD
Wangaya
Hari/Tanggal : Jumat, 5 Oktober 2012
Waktu : 11.00 - 12.00 WITA
Tempat : Di ruang Cendrawasih RSUD Wangaya

I. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12 juta
orang. 7 juta dari 12 juta penderita diabetes tersebut sudah terdiagnosis;
sisanya tidak terdiagnosis. Di Amerika Serikat, kurang lebih 650.000 kasus
diabetes baru didiagnosis setiap tahunnya (health people : 2000). Diabetes mellitus
merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal normal
bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan
yang dikonsumsi. Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih rinci apa itu penyakit
diabetes dan cara perawatannya.

II. TUJUAN UMUM


Setelah mengikuti pembelajaran selama 45 menit, pasien dan keluarga pasien
ruang Cendrawasih RSUD Wangaya memahami dan mengerti tentang Diabetes
mellitus

III.TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pembelajaran selama 45 menit, pasien dan keluarga pasien
ruang Cendrawasih RSUD Wangaya diharapkan mampu
a. Menjelaskan tentang Diabetes mellitus
b. Mengenal tanda-tanda dini dan gejala Diabetes mellitus
c. Menjelaskan faktor penyebab terjadinya Diabetes mellitus
d. Menjelaskan cara pengobatan Diabetes mellitus

IV. METODE
Ceramah dan Tanya jawab.

V. MEDIA
a. Alat
1. Leaflet
2. Lembar balik

VI. PROSES PELAKSANAAN

Sasaran
N Wa Kegiatan Penyaji Pasien dan
O ktu keluarga
pasien
1 5 Pembukaan a. menyampaikan dengan bahasa a. menjawab
Men a. Salam pembuka yang sopan salam
it b. Perkenalan b.
c. Menyampaikan memperhatika
tujuan n
d. Kontrak waktu
2 35 Kegiatan inti a. menyampaika a. menyi
men a. Menyampaikan n materi mak
it materi dengan jelas dan
- Pengertia dan tepat mempe
n DM b. interaktif rhatika
- Penyebab dengan n
pasien dan penyul
DM keluarga uhan
- Tanda b. meneri
dan ma
gejala leaflet
DM c. menan
- Pengobat yakan
an DM hal-hal
- Membagi yang
kan belum
leaflet jelas
- Memberi
kan
kesempat
an pada
pasien
dan
keluargan
ya untuk
bertanya
3 5 Penutup a. menyampaikan kesimpulan a. bersam
men a. menyampaikan dengan jelas a
it materi yang b. menyampaikan salam penyaji
didiskusikan menyi
b. melakukan mpulka
evaluasi n
c. mengakhiri b. menja
kegiatan dengan wab
salam pertany
aan
materi
yang
dibaha
s
c. menja
wab
salam

VII. ISI MATERI


1. Pengertian Diabetes mellitus
2. Penyebab Diabetes mellitus
3. Tanda dan gejala Diabetes mellitus
4. Pengobatan Diabetes mellitus
VIII. SETTING TEMPAT
IX. EVALUASI
a. . Evaluasi struktur :
- SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan
- Alat dan tempat siap
- Sudah dibuat struktur
- Penyaji dan peserta siap
b. Evaluasi Proses
- Alat dan tempat sesuai rencana
- Peserta mampu menyimak dan merespon
c. Evaluasi hasil :
Peserta mampu :
- Menjelaskan pengertian dari Diabetes mellitus -Menjelaskan factor penyebab
Diabetes mellitus
- Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes mellitus
- Menjelaskan penatalaksanaan dari Diabetes mellitus
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian dari Diabetes Mellitus


Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif(Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang dapat mengakibatkan
gangguan metabolisme, karbohidrat, protein, lemak, dan berkembang menjadi komplikasi
makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis (Barbara C.Long)
Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia
kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO)
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Suyono, 2002).
B. Penyebab dari Diabetes Mellitus
a) Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan
ditularkan.Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan
lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang
tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan
penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki
menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang
membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
b) Virus dan Bakteri
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus
B4.Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan
destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi
autoimunitas yang menyebabkan hilangnya autoimun dalam sel beta. Diabetes
mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan
menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM.
c) Bahan Toksik atau Beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,
pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain
adalah sianida yang berasal dari singkong.
d) Nutrisi
Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor resiko pertama yang
diketahui menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat
nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit DM.
C. Tanda dan gejala dari Diabetes Mellitus
Gejala dari penderita Diabetes mellitus yaitu 3P :
a. Poliuria : Peningkatan dalam berkemih
b. Polidipsia : Peningkatan rasa haus
c. Poliphagia: Peningkatan selera makan

Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan
selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih peka
terhadap infeksi. Karena kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani
pengobatan penderita diabetes tipe I hampir selalu mengalami penurunan berat badan.
Sebagian besar penderita diabetes tipe II tidak mengalami penurunan berat badan.
Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa berkembang
dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum.
Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi karena sebagian besar sel tidak dapat
menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang
lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia
beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).
Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang
berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan
menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah.
Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton.
Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang
dalam waktu hanya beberapa jam. Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin,
penderita diabetes tipe I bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali
penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakann atau penyakit yang
serius.
Penderita diabetes tipe II bisa tidak menunjukkan gejala-gejala semala beberapa
tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering
berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis. Jika kadar gula darah
sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres-misalnya
infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa
menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma
hiperglikemik-hiperosmolar nonketotik.
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi.
Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air
kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk
mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air
kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah
yang banyak (poliuri).
D. Pengobatan dari Diabetes Mellitus
Ada 5 komponen dalam pengobatan diabetes mellitus :
a. Perencanaan makanan (Diet)
Penatalaksanaan nutrisi pada diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut :
1) Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin dan mineral).
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai.
3) Memenuhi kebutuhan energi.
4) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal melalui caracara yang aman dan
praktis.
5) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
b. Latihan/ olahraga.
Manfaat Olahraga bagi Diabetisi :
1) Mengendalikan kadar glukosa darah
2) Menurunkan kelebihan berat badan (mencegah kegemukan)
3) Membantu mengurangi stres
4) Memperkuat otot dan jantung
5) Meningkatkan kadar kolesterol ‘baik’ (HDL)
6) Membantu menurunkan tekanan darah
c. Penyuluhan
EdukasiDM adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan
keterampilan bagi penderita DM dengan tujuan merubah prilaku pasien untuk
meningkatkan pemahaman tentang penyakitnya.
d. Farmakologi/ Terapi seperti diatas.
Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu:
1) Obat Hipoglikemik Oral
a) Sulfonilurea, obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara
 Menstimulasi pengelepasan insulin yang tersimpan.
 Menurunkan ambang sekresi insulin.
 Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan
glukosa.

Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan berat


badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya
sedikit lebih. Klorpropamid kurang dianjurkan pada kaedaan
insufisiesi renal dan orang tua karena risiko hipoglikemia yang
berkepanjangan, demikian juga glibenklamid. Untuk orang tua
dianjurkan preparat dengan waktu kerja pendek (tolbutamid,
glikuidon). Glikuidon juga diberikan pada pasien DM dengan
gangguan fungsi ginjal atau hati ringan

b.) Biguanid
Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah
normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini
dianjurkan untuk pasien gemuk (Indek Masa Tubuh/IMT >30) sebagai
obat tunggal. Pada pasien dengan berat lebih (IMT 27-30), dapat
dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea.
c.) Inhibitor α glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α
glukosidase didalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan
glukosa dan menurunkan hiperglikemia pascaprandial.

2). Insulin

Insulin diperlukan pada keadaan


 Penurunan berat badan yang cepat
 Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
 Ketoasidosis diabetik
 Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
 Hiperglikemia dengan asidosis laktat
 Gagal dengan kombinasi obat hipoglikemik oral (OHO) dosis hampir
maksimal
 Stres berat (Infeksi sitemik, operasi besar, IMA, stroke)
 Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali
 Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat
 Kontraindikasi atau alergi tarhadap OHO

Jenis dan lama kerja Insulin

Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi empat jenis, yakni :

a. Insulin kerja cepat (rapid acting insulin) : Contohnya adalah insulin


regular, yang bekerja paling sebentar. Insulin ini sering kali mulai
menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya
dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin kerja cepat
seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali
suntikan setiap harinya dan disuntikkan 15-20 menit sebelum makan.
b. Insulin kerja pendek (short acting insulin)
c. Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin) : Contohnya
adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan. Mulai
bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimum dalam
waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa
disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari
dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan
sepanjang malam.
d. Insulin kerja panjang (long acting insulin) : Contohnya adalah insulin
suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru timbul setelah
6 jam dan bekerja selama 28-36 jam. Sediaan insulin stabil dalam
suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa dibawa kemana-
mana.

Efek samping terapi insulin

 Efek samping utama dari terapi insulin adalah terjadinya


hipoglikemia.
 Efek samping yang lain berupa reaksi imun terhadap insulin yang
dapat menimbulkan alergi insulin atau resistensi insulin.

Cara penyuntikan insulin

 Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan).


Dengan arah alat suntik tegak lurus terhadap permukaan kulit.
 Pada keadaan khusus diberikan intramuskular atau intravena secara
bolus atau drip.
 Terdapat sediaan insulin campuran (Mixed Insulin) antara insulin kerja
pendek dan kerja menengah, dengan perbandingan dosis yang tertentu.
Apabila tidak terdapat sediaan insulin campuran tersebut atau
diperlukan perbandingan dosis yang lain, dapat dilakukan
pencampuran sendiri antara kedua jenis insulin tersebut.
 Lokasi penyuntikan, cara penyuntikan maupun cara penyinpanan
insulin harus dilakukan dengan benar, demikian pula mengenai rotasi
tempat suntik.
 Apabila diperlikan, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin, semprit
insulin dan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali oleh diabetisi
yang sama.
e. Perawatan dirumah
Sebagai seorang diabetesi sering mengalami gangguan sirkulasi pada kaki
sehingga mudah terkena infeksi bakteri dan jamur sehingga perlu perawatan kaki.
Perawatan tersebut meliputi :
1) Hentikan kebiasaan merokok
2) Periksa jari kaki dan celahnya setiap hari, apakah terdapat kalus, bula,
luka lecet ; gunakan cermin untuk melihat telapak kaki dan celah jari
kaki.
3) Bersihkan dan cuci kaki setiap hari, lalu keringkan dengan baik terutama
dicelah jari kaki.
4) Pakailah krim khusus untuk kulit yang kering, tetapi hindari pemakaian
pada celah jari kaki.
5) Jangan menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan kalus.
6) Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas.
7) Potonglah kuku secara hati-hati dan jangan terlalu dalam.
8) Pakailah kaos kaki yang pas bila kaki terasa dingin ; ganti kaos kaki
setiap hari.
9) Jangan berjalan tanpa alas kaki.
10) Pakailah sepatu dari kulit yang cocok untuk kaki.
11) Periksa bagian dalam sepatu setiap hari sebelum memakainya ; periksa
adanya benda asing.
12) Hindari trauma yang berulang.
13) Periksa dini rutin ke dokter dan periksa kaki anda setiap kali kontrol
walaupun ulkus/gangren telah sembuh.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Brunner dan suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah volume 3. Jakarta:


EGC

Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto Allender,


JA & Spradley, B. W. 2001.

Community as Partner, Theory and Practice Nursing. Philadelpia : Lippincott


Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.

Community Health and Nursing, Concept and Practice. Lippincott : California

Carpenitti, L. J. 2000.

Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC Effendy,N.1998.Dasar-dasar


keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC Friedman,M.M.1998.Family

Anda mungkin juga menyukai