Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TRANSPLANTASI PADA PASIEN DM

”Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Komunikasi dan Informasi Kesehatan”


Dosen Pembimbing : Induniasih,S.Kp.,M.Kes

Oleh :
Ayunda Sekar Arum (P07120217013)
Faisal Aditia Maulana (P07120217019)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TRANSPLANTASI PADA PASIEN DM

A. Pengkajian Kebutuhan Belajar


1. Predisposing
a. Karakteristik Klien
Nama : Ny. A
Tanggal lahir : 17 Maret 1977
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan
Suku/ kebangsaan : Jawa/Indonesia
Alamat : Gamping, Sleman
Diagnosa medis : CKD
Nomor CM : 1060XXX
Tanggal masuk RS : 19 Agustus 2020
b. Riwayat Kesehatan
Ny. A menderita DM tipe 1 sejak kecil, saat ditanya lupa tepatnya
saat usia berapa. Pada tanggal 20 Agustus 2020 Ny. A didiagnosis
dokter menderita gagal ginjal kronik. Karena Ny. A dari keluarga
berada maka dokter menyarankan Ny. A untuk menjalani
transplantasi
c. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Compos metis
Tanda Tanda Vital
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Suhu : 36,6°C
Nadi : 96 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
d. Kesiapan Klien Untuk belajar
a. Emosi
Ny. A mengatakan merasa sedikit cemas karena belum
pernah menjalani operasi dan berulang kali menanyakan
resiko jika mengikuti prosedur transplantasi
b. Kognisi
Ny. A dalam kondisi sadar menanyakan dengan kritis agar
tahu betul langkah terbaik yang harus diambil untuk
menangani penyakitnya.
c. Komunikasi
Tidak ada gangguan saat Ny. A berkomunikasi dan selalu
komunikasi baik dengan perawat maupun keluarga yang
mendampinginya.
e. Motivasi
Ny. A mendapatkan dukungan penuh untuk bisa pulih dan
beraktifitas seperti biasanya dari keluarganya terutama suami dan
anak-anaknya yang terlihat saling bergantian menjaganya. Ny. A
juga sangat ingin tahu dengan kondisinya terkini terbukti saat ia
sangat kritis bertanya pada dokter ataupun perawat ruangan.
f. Kemampuan Membaca
Ny. A biasa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan Jawa.
Ny. A dapat menulis dan membaca dengan baik terbukti Ny.A.
diberikan leaflet DM mampu menjelaskan isi bacaan, selain itu Ny.
A juga seorang lulusan S1.
2. Enabling
a. Sarana dan prasarana
1) Jarak antara rumah dan pusat pelayanan kesehatan terdekat
yaitu puskesmas cukup dekat yaitu 2 km dengan waktu
tempuh sekitar 10 menit.
2) Transportasi yang biasa digunakan adalah sepeda motor atau
mobil dengan diantar oleh anak atau suaminya.
3) Tersedianya leaflet tentang manajemen stress pada penderita
DM.

b. Sumber daya manusia


1) Perawat adalah seorang perawat dari lulusan D-IV
Keperawatan dan sudah memiliki pengalaman dalam
memberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes
mellitus.
2) Ny. A adalah lulusan S1.

3. Reinforcing
a. Perawat adalah seorang perawat yang ramah, sabar dan penuh
perhatian sehingga Ny. A senang dan nyaman berdiskusi dengan
penyuluh.
b. Suami dan anak Ny. A selalu menyemangati Ny. A agar dapat
kembali pulih dan beraktifitas seperti biasa.

B. Analisa Data
DATA MASALAH PENYEBAB
DS: Defisit Pengetahuan Kurang terpapar
Tentang Transplantasi infomasi
- Ny. A mengatakan merasa
Pada Pasien DM (SDKI 2017 : D.0111)
sedikit cemas karena belum
(SDKI 2017 : D.0111)
pernah menjalani operasi dan
Kategori : Perilaku
berulang kali menanyakan
Subkategori : Penyuluhan
resiko jika mengikuti prosedur
dan Pembelajaran
transplantasi
(Hal. 246)
- Ny. A dalam kondisi sadar
menanyakan dengan kritis agar
tahu betul langkah terbaik
yang harus diambil untuk
menangani penyakitnya.
DO :

- Ny . A tampak aktif bertanya


- Diagnosa medis Ny. A. : CKD
- Ny. A menderita DM tipe 1
sejak kecil.

C. Diagnosa Keperawatan
Defisit pengetahuan tentang transplantasi pada pasien DM b.d kurang
terpapar infomasi (SDKI,2017).
D. Perencanaan Keperawatan
1. Topik
Transplantasi pada pasien DM
2. Sasaran
Sasaran program dan penyuluhan ini adalah Ny.A dengan diagnosa
medis CKD dengan riwayat kesehatan menderita DM tipe I sejak
kecil.
3. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan transplantasi pada pasien DM selama
35 menit, diharapkan Ny.A mampu mengaplikasikan materi
transplantasi pada pasien DM
4. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan transplantasi pada pasien DM selama
35 menit, Ny. A diharapkan mampu :
a. Menjelaskan kembali pengertian transplantasi.
b. Menjelaskan kembali pengertian transplantasi pada pasien DM
c. Menjelaskan kembali persiapan sebelum menjalani prosedur
transplantasi
d. Menjelaskan kembali prosedur tranplantasi pada pasien DM
e. Menjelaskan kembali prosedur transplantasi mengapa perlu
dilakukan pada pasien DM
f. Menyebutkan kembali 2 dari 4 risiko prosedur transplantasi
5. Metode
Ceramah dan tanya jawab
6. Media
Leaflet tentang transplantasi pada pasien DM meliputi pengertian
transplantasi, persiapan sebelum menjalani prosedur transplantasi,
prosedur transplantasi, alasan dilakukan prosedur transplantasi, dan
resiko dari prosedur transplantasi.
7. Waktu dan Tempat
Waktu : Jumat, 28 Agustus 2020
Pukul : 10.00 WIB – 10.35 WIB
Tempat : Bangsal Mawar RS Kota Yogyakarta
8. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Faisal Aditia Maulana
b. Penyaji : Ayunda Sekar Arum
9. Setting tempat

Pembimbing

PJ P
asien di Tempat
Tidur

Keterangan:
P : Penyaji
PJ :Penanggungjawab
media
10. Kegiatan penyuluhan
N Wak Kegiatan Metode Media
Kegiatan Penyuluhan
o tu Audience
1. 5 Pembukaan : Cerama -
meni h
1. Mengucapkan 1. Menjawab
t
salam. salam.
2. Perkenalkan diri. 2. Memperhatik
3. Menjelaskan tujuan an.
penyuluhan.
4. Menyampaikan
kontrak waktu
5. Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
2. 20 Proses: Cerama -
meni 1. Memperhatika h dan
1. Penyampaian materi:
t n penjelasan. tanya
a. Menjelaskan
2. Menanyakan jawab
pengertian
mengenai
transplantasi
materi yang
b. Menjelaskan
tidak
pengertian
diketahui
transplantasi
3. Merangkum
pada pasien DM
materi yang
c. Menjelaskan
diberikan saat
persiapan
penyuluhan
sebelum
menjalani
prosedur
transplantasi
d. Menjelaskan
prosedur
tranplantasi pada
pasien DM
e. Menjelaskan
prosedur
transplantasi
perlu dilakukan
pada pasien DM
f. Menjelaskan
risiko dari
prosedur
transplantasi
2. Memberikan
kesempatan pada
klien untuk bertanya
mengenai materi yang
disampaikan
3. Merangkum materi
3 5 Evaluasi (feed back): Tanya -
meni 1. Meminta audience 1. Menjelaskan jawab
t menjelaskan kembali pengertian
pengertian transplantasi
transplantasi
2. Menjelaskan
2. Meminta audience
risiko
menyebutkan 2 dari 4
transplantasi
risiko transplantasi
pada pasien
pada pasien DM
DM
1.
4 5 Terminasi : Tanya Leaflet
meni 1. Membacakan jawab tentang
1. Memperhatik
t kesimpulan materi transplant
an.
kepada klien asi pada
2. Menerima
2. Membagikan leaflet pasien
leaflet tentang
tentang transplantasi DM
transplantasi
pada pasien DM
pada pasien
3. Menanyakan DM
perasaan audience 3. Menjawab
setelah penyuluhan. pertanyaan.
4. Memberikan 4. Menjawab
reinforcement positif salam.
5. Mengucapkan terima
kasih atas perhatian
yang diberikan.
6. Mengucapkan salam
penutup.

11. Kriteria Evaluasi


a. Rencana Evaluasi Struktural
1) Kehadiran audience sesuai waktu yang dijadwalkan yaitu pukul
10.00 WIB
2) Kesepakatan audience untuk menigkuti kegiatan.
3) Kondisi alat yang digunakan baik.
b. Rencana Evaluasi Proses
1) Audience antusias terhadap materi penyuluhan
2) Audience mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga
akhir.
3) Audience mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan.
4) Fasilitator mampu memotivasi audience dalam kegiatan
penyuluhan.
c. Rencana Evaluasi Hasil

No Aspek Waktu Metode Instrumen Evaluato


1. Kognitif Segera setelah Tanya Jawab Daftar pertanyaan Ayunda
waktu penyuluhan
2. Afektif Segera setelah Wawancara Daftar wawancara Faisal
waktu penyuluhan

Lembar Evaluasi
Evaluasi Kognitif
a. Jelaskan pengertian transplantasi pada pasien DM !
b. Jelaskan persiapan sebelum menjalani prosedur transplantasi pada pasien
DM !
c. Jelaskan prosedur tranplantasi pada pasien DM !
d. Jelaskan prosedur transplantasi mengapa perlu dilakukan pada pasien
DM !
e. Sebutkan 2 dari 4 risiko prosedur transplantasi !
Evaluasi Afektif
Setelah mendapatkan penyuluhan tentan transplantasi pasien DM apa yang akan
dilakukan Ny. A ?
Lampiran

MATERI TRANSPLANTASI PADA PASIEN DM

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan
neuropati (Yuliana dalam NANDA, 2015).
B. Pengertian Tranplantasi
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ
manusia tertentu dari suatu tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh
orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu (Samil,2001).
Menurut permenkes no 38 tahun 2016, transplantasi organ adalah
pemindahan organ dari pendonor ke resipien guna penyembuhan dan
pemulihan masalah kesehatan resipien. Organ adalah kelompok beberapa
jaringan yang bekerjasama untuk melakukan fungsi tertentu dalam tubuh.
Pendonor adalah orang yang menyumbangkan organ tubuhnya kepada
resipien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
resipien. Resipien adalah orang yang menerima organ tubuh pendonor
untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
C. Tranplantasi Pada Pasien DM
1. Pengertian Transplantasi Pankreas Pada Pasien DM
Dalam studi American Diabetes Association, prosedur
transplantasi atau pencangkokkan pankreas menjadi pengobatan yang
direkomendasikan bagi penderita diabetes tipe 1. Meski memberikan
hasil positif bagi diabetes tipe 1, prosedur ini tidak umum dilakukan
pada pasien dengan diabetes tipe 2 (Himawan, 2016).
Transplantasi pankreas dapat meningkatkan kualitas hidup
penderita diabetes dengan lebih baik. Pasien diabetes tipe 1 biasanya
tidak langsung melakukan prosedur ini. Hal ini disebabkan karena
risiko operasi yang juga bisa membahayakan kesehatan (Himawan,
2016). 
Transplantasi pankreas akan dianjurkan ketika kondisi diabetes
tidak bisa lagi diatasi dengan terapi insulin, konsumsi obat-obatan, dan
perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Kondisi tersebut bisa
disebabkan karena kerusakan pankreas yang parah atau adanya
komplikasi (Markmann, 2015).
Proses transplantasi pankreas dilakukan dengan mengganti
pankreas yang rusak dengan pankreas sehat yang didonorkan. Untuk
melakukan prosedur transplantasi pankreas, diperlukan beberapa 
pemeriksaan terlebih dahulu. Salah satunya adalah uji kecocokan
antara organ pendonor dengan tubuh si penerima donor. Jika memiliki
hasil tes menunjukkan banyak kesesuaian, transplantasi pankreas pun
memiliki risiko penolakan yang lebih kecil (Markmann, 2015).
Prosedur transplantasi pankreas dapat dilakukan apabila diabetes
tipe 1 yang diderita telah disertai dengan komplikasi pada ginjal.
Dengan begitu, pasien akan langsung menjalani dua proses tranplantasi
sekaligus, yaitu pankreas dan ginjal (Tushuizen, 2012).
Akan tetapi, mereka yang memiliki kondisi obesitas, HIV/AIDS,
memiliki riwayat kanker, dan mengonsumsi alkohol serta rokok tidak
dapat menjalani prosedur ini (Barry, 2017).
2. Persiapan sebelum menjalani prosedur transplantasi pancreas
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebagai persiapan
transplantasi, sebagai berikut ini (Maemunah, 2015) :
a. Persiapan donor:
Setelah dokter merekomendasikan transplantasi pankreas, Pasien
harus dirujuk ke pusat transplantasi. Pasien harus selektif dalam
memilih pusat transplantasi dengan pertimbangan seperti:
1) Jumlah transplantasi dan keberhasilan operasi per tahun
2) Angka harapan hidup setelah operasi pada pusat transplantasi
tersebut
3) Sarana pendukung seperti support group, tempat tinggal saat
menunggu donor dan kebutuhan lain terkait operasi
b. Persiapan operasi:
Pasien akan menjalani pemeriksaan menyeluruh seperti
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
untuk mengetahui kecocokan pasien dengan donor pankreas.
Pemeriksaan ini juga nantinya menentukan kelayakan dan
kekuatan kondisi pasien untuk menjalani transplantasi serta
menjalani perawatan pascaoperasi.
Pasien akan menjalani tes darah lengkap, tes imunologi
untuk mengetahui kondisi sistem imun, tes HIV, tes hepatitis B
dan hepatitis C, rontgen dada, tes fungsi ginjal dan hati,
pemeriksaan saraf dan psikologi, serta pemeriksaan fungsi
jantung yang meliputi rekam jantung dan USG jantung.
Rangkaian ini memerlukan waktu 1-2 bulan. Jika pasien
dinyatakan layak untuk transplantasi pankreas, tim dokter akan
mendaftarkan pasien dalam waiting list untuk mendapatkan donor
yang cocok, serta menganjurkan untuk mengikuti protokol
transplantasi.
Masa tunggu donor dapat berlangsung beberapa bulan
sampai beberapa tahun, rata-rata 15- 23 bulan, tergantung kondisi
setiap negara. Oleh sebab itu, pasien harus menjaga kondisi tetap
fit sampai berlagsungnya operasi, dengan cara:
1) Mengikuti anjuran diet dan aktivitas fisik untuk menjaga
berat badan
2) Menghentikan kebiasaan merokok dan minum alcohol
3) Mengonsumsi obat dan menjalani protokol dengan disiplin
4) Selalu berkomunikasi dengan tim dokter mengenai
ketersediaan donor
5) Menjaga kondisi kesehatan mental dengan selalu berpikir
positif
c. Persiapan sesaat sebelum operasi
Ketika donor tersedia, jangka waktu untuk melakukan
transplantasi hanya 18-24 jam sejak pankreas sehat diangkat dari
tubuh pendonor. Jadi, siapkanlah tas khusus berisi pakaian, obat
dan keperluan harian lainnya dari jauh-jauh hari, jika sewaktu-
waktu donor tersedia dan pasien harus menjalani operasi segera.
Ketika dokter mengabarkan jadwal operasi, pasien harus langsung
berpuasa.
3. Prosedur transplantasi pankreas
Pankreas adalah sebuah organ yang berlokasi di rongga perut tepat
dibawah lambung. Tugas utama pancreas adalah memperoduksi
banyak hormone untuk membantu tubuh mencerna makanan. Hormon
terpenting adalah insulin dan glucagon yang membantu tubuh menjaga
kadar gula darah dan membantu tubuh untuk menyimpan energi dari
makanan untuk masuk ke jaringan. Dalam beberapa kondisi
transplantasi pancreas diperlukan (Tushuizen, 2012).
Pada kondisi diabetes mellitus tipe 1 yang tidak dikontrol dengan
pengobatan memiliki riwayat kadar gula darah rendah tanpa adanya
gejala atau peringatan yang dapat membahayakan tubuh, sel beta yang
bertanggungjawab pada produksi insulin rusak sehingga insulin tidak
dapat diproduksi atau produksi nya menurun. Akibatnya kadar gula
darah menjadi tinggi (Himawan, 2016).
Untuk mengatasinya , dokter memberikan obat untuk menstabilkan
kadar gula darah. Pada keadaan yang tidak dapat ditangani lagi (tahap
lanjut) dokter akan merekomendasikan operasi transplantasi pankreas.
Transplantasi pankreas adalah suatu prosedur bedah untuk
menempatkan pancreas sehat dari donor ke tubuh pasien yang
memiliki kerusakan pancreas. Yang menjadi donor ideal adalah
(Maemunah, 2015) :
1. Orang yang mengalami kematian otak
2. Orang yang baru saja meninggal dunia
3. Orang hidup dan sehat yang memiliki kekerabatan dekat, misal
saudara kembar identic.
Pancreas yang akan ditranplantasikan harus sesuai dengan
tubuh penerimanya. Pancreas akan ditransfer dalam bentuk cairan
dingin untuk menjaga fungsi normalnya sampai maksimal 20 jam.
Biasanya transplantasi pancreas dikombinasikan dengan tranplantasi
ginjal pada pasien yang juga mengalami kerusakan ginjal akibat
diabetes (Tushuizen, 2012).
4. Alasan prosedur transplantasi pankreas perlu dilakukan
Prosedur transplantasi pankreas bukanlah standar terapi diabetes
dan hanya dilakukan sebagai langkah terakhir penanganan kadar gula
darah tinggi. Sebab, transplantasi memiliki banyak tantangan, seperti
mencari donor yang sesuai, panjangnya persiapan operasi, rumitnya
perawatan pascaoperasi, serta efek samping berupa reaksi penolakan.
Transplantasi pankreas perlu dilakukan pada orang-orang yang
memiliki kriteria khusus untuk mengembalikan produksi insulin dan
mengontrol kadar gula darahnya, seperti (Maemunah, 2015) :
a. Pasien yang tubuhnya sering bereaksi terhadap insulin. Misalnya
mengalami episode hipoglikemia berulang (kadar gula terlalu
rendah).
b. Pasien dengan kontrol gula darah yang buruk setelah terapi diet,
melakukan aktivitas dan menggunakan obat-obatan dengan
maksimal
c. Pasien diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol dengan terapi standar
d. Pasien diabetes tipe 2 dengan masalah produksi insulin dan
tingkat resistensi insulin yang rendah. Kondisi ini jarang terjadi
hanya pada 10% pasien.
e. Pasien dengan kegagalan ginjal berat akibat diabetes
5. Hasil yang didapatkan dari prosedur transplantasi pancreas
Setelah transplantasi pankreas berhasil, pankreas baru akan
memproduksi insulin untuk mengontrol level pembuluh darah. Pasien
tidak perlu mendapat suntikan insulin untuk mengobati diabetes tipe 1.
Begitupun dengan kombinasi transplantasi ginjal, fungsi ginjal akan
meningkat secara bertahap dan kebutuhan akan cuci darah akan
berkurang (Setiawan,2016).
6. Risiko dari prosedur transplantasi pancreas
Prosedur transplantasi pankreas memiliki beberapa risiko dan efek
samping sebagai berikut ini (Setiawan, 2016) :
a. Efek samping tindakan operasi berupa infeksi, perdarahan,
komplikasi perkemihan, kegagalan transplantasi, rekasi
penolakan, peningkatan kadar gula darah dan pembekuan darah
b. Risiko penolakan organ baru (reaksi rejeksi) berupa gejala-gejala
pascaoperasi yang menunjukkan adanya penolakan terhadap
organ baru yang ditransplantasikan. Nyeri perut hebat, demam,
bengkak da keras di lokasi transplantasi, mual, muntah dan
penurunan jumlah urine bisa terjadi.
c. Efek samping obat antirejeksi. Obat antirejeksi menekan imun
sistem penerima agar organ baru tidak dianggap sebagai benda
asing oleh sistem pertahanan tubuh.
d. Obat antirejeksi memilik efek samping berupa osteoporosis,
peningkatan tekanan darah, peningkatan lemak, mual, muntah,
diare, peningkatan kepekaan terhadap cahaya, peningkatan berat
badan, jerawat, serta kerontokan rambut. Dokter akan
mengantisipasinya dengan memberikan antibiotik, antijamur dan
obat antivirus.
DAFTAR PUSTAKA

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017


Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta:
EGC
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2016
pasal 1-4.
Samil, Ratma Suprapti.(2001).Etika Kedokteran Indonesia, Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.hal. 101.
Schuetz C, Markmann JF.(2015).Immunogenicity of β-cells for autologous
transplantation in type 1 diabetes. Pharmacol Res.;98(1):60–8.
Barry M.J, Jordan M.L, Conlin J.M. RenalTransplantation. (2017) In:
Wein A.J, Kavoussu L.R, Novick N.C, Partin .A.W, Peters C.A ,
Editors. Campbell-walsh Urology . 9 th ed. Philadelphia : Sounders
Elsevier.P. 1295-1324 .
Tushuizen M, Mari A, Bunck M. (2012) Pancreatic Fat
Content and B-Cell Function in Men With and Without Type 2
Diabetes. Pathophysology/Complications. Original Article.
Diabetes Care Volume 30 Number 11.
Maemunah, Ummi. (2015) Pankreatitis Akut. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Ed. 2: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah
Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya, 254.
Himawan, I. W., Pulungan, A. B., Tridjaja, B., & Batubara, J. R. (2016).
Komplikasi jangka pendek dan jangka panjang diabetes mellitus
tipe 1. Sari Pediatri, 10(6), 367-72.
Setiawan, B., & Plumeriastuti, H. (2016). Pengaruh Transplantasi Allograf
Pancreatic Stem Cell terhadap Kadar Insulin Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe I. Majalah Kedokteran Bandung
(MKB), 48(3), 135-139.

Anda mungkin juga menyukai