Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengakhiri abad ke-20, dunia kesehatan dikejutkan dengan munculnya
penyakit baru yang sangat berbahaya dan ganas menyerang kehidupan
manusia, yakni penyakit HIV/AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome) merupakan penyakit menular yang disebabkan virus HIV (Human
Immuno Deficiency Virus). Penyebarannya sangat cepat di seluruh dunia.
Pada tahun 1999 dilaporkan 191.000 kasus AIDS ke WHO oleh 145 negara.
Sampai pertengahan tahun 2000 diperkirakan 30 juta orang di dunia terinfeksi
HIV, yang terdiri dari 24,5 juta orang dewasa dan 5,5 juta anak-anak. Pada
akhir abad ke-20 diperkirakan terdapat 40 juta orang yang terinfeksi
(Soekidjo Notoatmodjo, 2007).
Penyakit AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1981 di Amerika
Serikat yang kemudian dengan pesatnya menyebar keseluruh dunia. Pada
tahun 1988 jumlah kasus AIDS di Amerika Serikat mencapai 48.139 orang.
Di negara-negara Amerika Latin di laporkan 7.215 kasus AIDS melanda
kaum mua berusia 20-49 tahun yang sebagian besar adalah kaum
homoseksual dan pengguna obat-obat suntik ke pembuluh darah. Berdasarkan
informasi kesehatan yang terbatas di negara-negara Asia, tercatat beberapa
manifestasi klinis paling umum pada pasien AIDS di Asia, meliputi
Pneumonia Pneumocystis carinii, candidiasis, Tubercolosis (TBC), Varicella
zoster, Herpes simplex, Cytomegalovirus, Sarkoma kaposi (Soekidjo
Notoatmodjo, 2007).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan role play selama 20 menit diharapkan mahasiswa
stikes An-Nur Purwodadi mempu melakukan assessment dan pembuatan
asuhan keperawatan terhadap pasien.

1
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit , mahasiswa stikes
annur purwodadi angkatan 2013 dapat :
a. Mengetahui dan memahami HIV-Aids.
b. Memahami pemberian assessment pada pasien HIV-Aids
c. Mampu membuat asuhan keperawatan

C. Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan yang dilakukan adalah demonstrasi dan role play

D. Sasaran dan Target


1. Sasaran : Mahasiswa program studi strata 1 keperawatan Stikes an-Nur
purwodadi angkatan 2013
2. Target : seluruh mahasiswa
3. Tempat : ruang kelas Stikes An-Nur Purwodadi
4. Waktu :

E. Kegiatan
No Tahap Kegiatan Kegiatan Audien Metode Me
dia
1 Pembukaa a. Salam pembuka a. Menjawab Salam Ceramah -
n(3 menit) b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
kelompok c. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dan d. Menjawab
prosedur Pertanyaan
d. Kontrak waktu e. Menjawab
e. Menanyakan kesiapan Pertanyaan
2 Isi (8 1. Tahap Orientasi o. Mendengarkan Ceramah -
menit) a. Memberikan salam
p. Mendengarkan
untuk pendekatan
q. Menjawab pertanyaan

2
terapeuti.
b. Menjelaskan tujuan
dan prosedur tindakan
kepada pasien dan
keluarganya
c. Menanyakan kesiapan
pasien sebelum
kegiatan dilakukan
2. Tahap Kerja
a. Mencuci tangan
sebelum melakukan
tindakan
b. Melakukan inspeksi
c. Bertanya kapan klien
melakukan hubungan
sexual dengan
penderita HIV-Aids
dan berapa kali
d. Bertanya kepada
pasien apakah terjadi
nyeri dibagian mana
dan berapa skalanya
e. Bertanya apakah nyeri
tersebut mengganggu
aktivitasnya
f. Bertanya apakah
terjadi pelambatan
dalam penyembuhan
luka dan dimana
tempatnya
g. Bertanya berapakah

3
klien mengalami BAB
dalam sehari apakah
lebih dari 15x dan
encer
h. Bertanya apakah klien
mengalami penurunan
nafsu makan dan
sering mangalami
muntah
i. Bertanya apakah klien
sering berkeringat
j. Memeriksa TTV
k. Menghitung jumlah
cairan yang masuk
dan keluar
l. Memasang infus
m. Mencatat seluruh
hasil dan membuat
diagnose keperawatan
n. Mencuci tangan

3. Fase Terminasi
a. Melakukan
evaluasi dan
menjelaskan hasil
pengkajian kepada
pasien.
b. Rencana tindak
lanjut
c. Berpamitan

4
3 Penutup( 2 a. Membacakan hasil a. Mendengarkan ceramah -
menit) diagnosa keperawatan b. Menjawab
b. Melakukan evaluasi hasil pertanyaan
pada mahasiswa c. Menjawab salam
c. Berpamitan
1. Media dan Alat
a. Preplaning

F. Setting Tempat

G. Pengorganisasian dan Uraian Tugas


No Tanggal Pengorganisasian tempat
1 21 a. Ruang kelas Stikes
september Annur Purwodadi
2013
Keterangan :
Perawat = memberikan pertanyaan dan membuat asuhan keperawatan
Pasien = menjadi pasien HIV-Aids
Mahasiswa = mendengarkan dan mempelajari asuhan keperawatan HIV-Aids
Fasilitator = membacakan hasil asuhan keperawatan

H. Kriteria Hasil
1. Evaluasi struktural
No Evaluasi Ada Tidak
1. Sebelum pelaksanaan preplaning dan setteing
tempat sudah disiapkan
2. Media dan alat telah dibutuhkan
3. Pelaksanaan
2. Evaluasi proses

5
No Evaluasi Ada Tidak
1. Pelaksanaan sesuai dengan preplaning
2. Mahasiswa memperhatikan proses role play
dengan tenang
Media dan alat dapat digunakan secara efektif
3.
3. Evaluasi hasil
No Evaluasi Ada Tidak
1. Ny. A Telah dilakukan pengkajian
2. Ny. A telah diberikan asuhan keperawatan

I. Evaluasi
Tanggal & Diagnosa Evaluasi
No
4 november Kekurangan Ds : mengatakan BAB lebih dari 15x sehari
2014 Volume cairan Do : menghitung jumlah cairan tubuh
dalam tubuh A : dilakukan infus
P : rencana tindak lanjut
4 november Nyeri Ds : mengatakan terdapat nyeri
2014 Do : turgor kulit terlihat kering dan kasar
A : membebaskan area yang sakit
P : rencana tindak lanjut

J. Jadwal tindakan
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Respon Hasil Tanda
Tangan
4 November 14.10 Observasi Keadaan umum Ds : pasien
2014 14.15 Kaji turgor dan merasa nyaman
(Kekurangan 14.30 kelembapan kulit Do : turgor kulit
volume memberikan infus dan pasien lebih
cairan) 14.45 melakukan kolaborasi lembab, kulit
dengan dokter pasien lebih
15.30 mengkaji frekuensi tingkat lembab
dan reaksi hipovolum yang
16.00 dialami pasien
menjelaskan tengtang
17.00 sebab timbulnya
hipovolum

6
menciptakan lingkungan
18.30 yang tenang dan batasi
jumlah pengunjung
mengukur tingkat volume
yang masuk dan keluar
mengukur TTV =
S,N,T,NN
mengatur posisi senyaman
mungkin sesuai keinginan
pasien

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
AIDS didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala
penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan
merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus HIV (Tuti Parwati,
1996).

B. ETIOLOGI
Etiologi AIDS sampai 1994 diketahui ada dua subtipe virus HIV, yaitu
HIV 1 dan HIV 2. HIV 1 dan HIV 2 merupakan suatu virus RNA yang
termasuk retrovirus dan lentivirus. HIV 1 penyebarannya meluas di hampir
seluruh dunia, sedangkan HIV 2 ditemukan pada pasien-pasien dari Afrika
Barat dan Portugal. HIV 2 lebih mirip Monkey virus yang disebut SIV
(Simian Immuno Deficiency Virus). Antara HIV 1 dan HIV 2 intinya mirip,
tetapi selubung luarnya sangat berbeda (Soekidjo Notoatmodjo, 2007).

C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut hasil workshop di Bangui, Afrika Tengah, Oktober 1985,
sebagai berikut :
a. Dicurigai AIDS pada orang dewasa bila terdapat paling sedikit 2 gejala
mayor dan 1 gejala minor dan tidak ada sebab-sebab imunosupresi yang
lain seperti kanker, malnutrisi berat, atau pemakaian kortikosteroid
yang lain.
Gejala mayor tersebut adalah :
1) Penurunan berat badan lebih dari 10%
2) Diare kronik lebih dari 1 bulan
3) Demam lebih dari 1 bulan (kontinu/intermitten).
Sedangkan gejala minor adalah :
1) Batuk lebih dari 1 bulan

8
2) Dermatitis pruritik umum
3) Herpes zoster recurrens.
4) Kandidiasis oro-faring.
5) Limfadenopati generlisata.
6) Herpes simpleks diseminata yang kronik progresif.
b. Dicurigai AIDS pada anak, bila terdapat paling sedikit 2 gejala mayor
dan 2 gejala minor dan tidak ada sebab-sebab imunosupresi yang lain
seperti kanker, malnutrisi berat, atau pemakaian kortikosteroid yang
lama.
Adapun gejala mayor tersebut adalah :
1) Penurunan berat badan atau pertumbuhan yang lambat dan
abnormal.
2) Diare kronik lebih dari 1 bulan.
3) Demam lebih dari 1 bulan (kontinu/ intermitten)
Sedangkan gejala minor adalah :
1) Bentuk persisten
2) Dermatitis generalisata
3) Infeksi umum yang berulang
4) Kandidiasis oro-faring
5) Limfadenopati generalisata
6) Infeksi HIV pada ibunya

D. PATOFISIOLOGI
Sesudah HIV memasuki tubuh manusia, partikel virus tersebut
bergabung dengan DNA sel penderita, seumur hidup akan terinfeksi,
sehingga sebagai akibatnya, satu kali seseroang terinfeksi HIV, seumur
hidup ia akan tetap terinfeksi (Zubairi Djoerban, 1995). Dari semua orang
yang terinfeksi, hanya sedikit yang menjadi AIDS pada tiga tahun pertama
hanya sebagian kecil, sedangkan sesudah 10 tahun kira-kira 50%
berkembang menjadi AIDS. Perjalanan penyakit tersebut menunjukkan
gambaran penyakit yang kronis, sesuai dengan perusakan sistem kekebalan

9
tubuh yang juga bertahap. Sel yang terutama diserang oleh HIV adalah salah
satu sel darah putih yang disebut limfosit, sub jenis limfosit T helper.
Gejala penyakit AIDS merupakan manifestasi rendahnya kadar limfosit
T helper yang secara bertahap dirusak HIV. Segera sesudah terinfeksi HIV,
jumlah limfosit T helper akan berkurang dari sekitar 2000/ mm3 menjadi
kurang lebih 1000/ mm3 dan kemudian secara bertahap jumlahnya makin
berkurang. Limfosit T memegang peranan penting dalam sistem kekebalan
tubuh manusia, sehingga bila jumlah dan fungsinya terganggu menyebabkan
seseorang mudah diserang penyakit infeksi dan kanker.
Manifestasi klinis infeksi HIV sangat luas sprektumnya, karena itu ada
beberapa klasifikasi yang salah satunya dibuat oleh CDC. USA berdasarkan
klasifikasi infeksi HIV (CDC, USA, 1987) yang membagi dalam 4
kelompok, yakni : Grup I : Infeksi akut, Grup II :Infeksi kronis asimtomatik,
Grup III : PGL (Persistent generalized lymphadenopathy), dan Grup IV :
Penyakit lain.
Masa inkubasi adalah waktu terjadinya infeksi sampai munculnya
gejala penyakit yang di timbulkan HIV yang pertama pada pasien. Pada
infeksi HIV hal ini sulit diketahui. Dari penelitian pada sebagian besar kasus
dikatakan masa inkubasi rata-rata 5- 10 tahun dan bervariasi sangat lebar,
yaitu antara 6 bulan sampai lebih dari 10 tahun. Walaupun tanpa gejala
tetapi yang bersangkutan telah dapat menjadi sumber penularan (Soekidjo
Notoatmodjo, 2007).

E. CARA PENULARAN HIV/AIDS


Virus AIDS atau HIV terdapat dalam darah dancairan tubuh seseorang
yang telah tertular, walaupun orang tersebut belum menunjukkan keluhan
atau gejala penyakit. HIV hanya dapat ditularkan bila terjadi kontak
langsung dengan cairan tubuh atau darah. Dosis virus memegang peranan
penting. Makin besar jumlah virusnya, makin besar kemungkinan terinfeksi.
Jumlah virus yang banyak terdapat pada darah sperma, cairan vagina, dan

10
serviks, serta cairan otak. Dalam saliva, air mata, urine, keringat, dan air
susu hanya ditemukan dalam jumlah sedikit sekali.
Terdapat 3 cara penularan HIV, yaitu
a. Hubungan seksual, baik secara vagina, oral, maupun anal dengan
seorang pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi, meliputi
80-90 % dari total kasus sedunia. Penularan lebih mudah terjadi apabila
terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan
seperti Herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, konkroid, dan
trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih besar dibanding seks vagina,
dan resiko lebih besar pada reseptive daripada pada insertive.
b. Kontak langsung dengan darah atau prodyk darah/ jarum suntik.
1) Transfusi darah/ produk darah yang tercemar HIV, resikonya sangat
tinggi sampai 90 %. Ditemukan sekitar 3-5% dari total kasus
sedunia.
2) Pemakaian jarum tidak steril / pemakaian bersama jarum suntik dan
sempritnya pada para pecandu narkotika suntik. Risikonya sekitar
0,5-1 % dan terdapat 5-10 % dari total kasus sedunia.
3) Penularan lewat kecelakaan, tertusuk jarum pada petugas kesehatan,
resiko kurang dari 0,5% dan telah terdapat petugas kesehatan dari
0,1 % dari totsl kasus sedunia.
c. Secara vertikal, dari ibu hamil pengidap penyakit HIV kepada bayinya,
baik selama hamil, saat melahirkan, atau setelah melahirkan. Resiko
sekitar 25-40 % dan terdapat 0,1 % dari total kasus seduia (Soekidjo
Notoatmodjo, 2007)

F. PROGRAM PENANGGULANGAN HIV/AIDS


Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007), Program penanggulangan
HIV/AIDS berada di Sub Direktorat Pemberantasan Penyakit Kelamin dan
Frambosia, Direktorat PPML, Direktorat Jendral P2MPLP, Direktorat
Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Pembinaan Lingkungan

11
Pemukiman), Dapartemen Kesehatan, RI. Adapun tujuan program
penanggulangan HIV/AIDS adalah :
a. Tujuan jangka panjang
Mencegah tercadinya penularan dan pemberantasan PMS (Penyakit
Menular Seksual) termasuk infeksi HIV/AIDS serta mengurangi
dampak sosial dan ekonomi dari PMS termasuk infeksi HIV/AIDS
sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.
b. Tujuan jangka pendek
1) Mencegah peningkatan prevalensi infeksi HIV pada kelompoknya
perilaku beresiko tinggi tidak melebihi 1%.
2) Menurunkan prevalensi sifilis di kalangan kelompok perilaku resiko
tinggi menjadi kurang dari 1%.
3) Menurunkan prevalensi gonore dikalangan kelompok perilaku
resiko tinggi menjadi kurang dari 10 %
Sedangkan kegiatan pokok penanggulangan HIV/AIDS meliputi 2
kegiatan, yakni :
1) Kegiatan pokok
a) Penyuluhan tentang HIV/AIDS
b) Tindakan pencegahan pada kelompok resiko tinggi
c) Penemuan penderita secara dini
d) Penatalaksanaan penderita secara tepat
e) Pelacakan kontak/ konseling
2) Kegiatan pendukung
a) Pengembangan institusional dan manajemen/ pemantapan
koordinasi
b) Surveilans epideminologi termasuk sistem pencetakan dan
pelaporan.
c) Pelatihan
d) Penelitian dan kajian
e) Monitoring dan evaluasi

12
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human
Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan
pada tubuh manusia.Meskipun penanganan yang telah ada dapat
memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-
benar bisa disembuhkan.
HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan
kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh
yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan
preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan
intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang
terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau
menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh
tersebut.

B. Saran
1. Penyakit AIDS adalah penyakit yang menular sehingga perlu
diperhatikan
2. Memberikan penyuluhan baik keluarga maupun masyarakat.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang Penyakit HIV/AIDS

13

Anda mungkin juga menyukai