Anda di halaman 1dari 15

B.

ANALISA DATA
Nama Klien : Ny. S
Umur : 71 Tahun
Wisma/Ruang : Jolotundo

No
DATA MASALAH PENYEBAB
.
1. DO: Gangguan Mobilitas Nyeri
- Ny. S tampak menahan rasa nyeri dengan memegang daerah Fisik
pinggang dan lututnya. (NANDA 2018-2020)
- Ny. S tampak meringis menahan nyeri.
DS:
 P= Ny. S mengatakan merasakan nyeri saat terlalu kama
duduk dan berjalan.
 Q= Ny. S mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk.
 R= Ny. S mengatakan nyeri hanyak di pinggang dan di lutut.
 S= Ny.S mengatakan skala nyeri 7 dari 10.
 T= Ny. S mengatakan nyeri terasa terus menerus
2. DO: Gangguan Pola Tidur Kendala Lingkungan :
- Ny. S tampak mata berkantung (NANDA 2018-2020) suara berisik teman
- Ny. S tampak lesu menggedor pintu,
- Data pengkajian PSQI adalah 15 yang berarti kulaitas tidur mengambil air di
buruk kamar mandi
DS:
- Ny. S mengatakan tidur hanya selama 4 jam
- Ny. S mengatakan sulit untuk memulai tidur
- Ny. S mengatakan sering terbangun pada malam hari
- Ny. S mengatakan dirinya kurang mempunyai waktu untuk
tidur
3. DO: Risiko Jatuh Faktor risiko :
- Hasil pengkajian Risiko Jatuh (GET UP AND GO TEST) Ny. (NANDA 2018-2020) a. Usia ≥ 65tahun
S termasuk dalam risiko jatuh tinggi. b. Riwayat jatuh
- Ny. S tampak menopang saat akan duduk dengan memegang ada
pinggiran kursi atau meja atau benda lain sebagai penopang c. Hasil
saat akan duduk. pengkajian
- Ny. S tampak berjalan menggunakan alat bantu tongkat Risiko Jatuh
DS: (GET UP AND
- Ny. S mengatakan saat turun dari tempat tidur perlu GO TEST) Ny.
mengangkat kakinya satu per satu secara perlahan S termasuk
- Ny. S mengatakan perlu menggunakan alat bantu untuk dalam risiko
berjalan jatuh tinggi.
- Ny. S mengatakan pernah jatuh
4. DO: Isolasi Sosial Kesulitan Membina
- Ny. S tampak jarang berinteraksi dengan teman satu wisma (NANDA 2018-2020) Hubungan
- Ny. S tampak sering berada dalam kamar wisma
DS:
 Ny. S mengatakan kurang berminat pada teman-temannya
 Ny. S mengatakan dirinya lebih suka di dalam kamar daripada
di luar
 Ny.S mengatakan dirinya tidak memiliki sistem pendukung
dalam satu wisma
5. DO: Disfungsi Proses Strategi koping tidak
 Total skor pengkajian penilaian status fungsi social lansia : Keluarga efektif
APGAR keluarga Lansia adalah 4, Ny. S terjadi disfungsi (NANDA 2018-2020)
keluarga tingkat menengah
 Ny. S tampak sering berada dalam kamar wisma
 Ny. S tampak jarang berinteraksi dengan teman satu wisma
DS:
 Ny. S mengatakan tidak ada temannya yang mengerti dirinya
 Ny. S mengatakan terkadang merasa sakit hati dengan
ucapakan temannya dan hanya dipendam sendiri
 Ny. S mengatakan dirinya lebih suka di dalam kamar daripada
di luar
 Ny. S mengatakan saat dirinya jatuh tidak ada temannya yang
menolongnya

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai tangan :
- Ny. S tampak menahan rasa nyeri dengan memegang daerah pinggang dan lututnya.
- Ny. S tampak meringis menahan nyeri.
- Ny. S mengatakan merasakan nyeri saat terlalu kama duduk dan berjalan.
- Ny. S mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk.
- Ny. S mengatakan nyeri hanyak di pinggang dan di lutut.
- Ny.S mengatakan skala nyeri 7 dari 10.
- Ny. S mengatakan nyeri terasa terus menerus.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kendala lingkungan; suara berisik teman menggedor pintu, mengambil air di
kamar mandi ditandai dengan :
- Ny. S tampak mata berkantung
- Ny. S tampak lesu
- Data pengkajian PSQI adalah 15 yang berarti kulaitas tidur buruk
- Ny. S mengatakan tidur hanya selama 4 jam
- Ny. S mengatakan sulit untuk memulai tidur
- Ny. S mengatakan sering terbangun pada malam hari
- Ny. S mengatakan dirinya kurang mempunyai waktu untuk tidur
3. Risiko jatuh berhubungan dengan faktor risiko ; usia ≥ 65tahun, riwayat jatuh ada, dan hasil pengkajian Risiko Jatuh (GET
UP AND GO TEST) Ny. S termasuk dalam risiko jatuh tinggi, ditandai dengan :
- Hasil pengkajian Risiko Jatuh (GET UP AND GO TEST) Ny. S termasuk dalam risiko jatuh tinggi.
- Ny. S tampak menopang saat akan duduk dengan memegang pinggiran kursi atau meja atau benda lain sebagai
penopang saat akan duduk
- Ny. S tampak berjalan menggunakan alat bantu tongkat
- Ny. S mengatakan saat turun dari tempat tidur perlu mengangkat kakinya satu per satu secara perlahan
- Ny. S mengatakan perlu menggunakan alat bantu untuk berjalan
- Ny. S mengatakan pernah jatuh
4. Isolasi sosial berhhubungan dengan kesulitan membina hubungan ditandai dengan :
- Ny. S tampak jarang berinteraksi dengan teman satu wisma
- Ny. S tampak sering berada dalam kamar wisma
- Ny. S mengatakan kurang berminat pada teman-temannya
- Ny. S mengatakan dirinya lebih suka di dalam kamar daripada di luar
- Ny.S mengatakan dirinya tidak memiliki sistem pendukung dalam satu wisma
5. Disfungsi proses keluarga berhubungan dengan strategi koping tidak efektif ditandai dengan :
- Total skor pengkajian penilaian status fungsi social lansia : APGAR keluarga Lansia adalah 4, Ny. S terjadi disfungsi
keluarga tingkat menengah
- Ny. S tampak sering berada dalam kamar wisma
- Ny. S tampak jarang berinteraksi dengan teman satu wisma
- Ny. S mengatakan tidak ada temannya yang mengerti dirinya
- Ny. S mengatakan terkadang merasa sakit hati dengan ucapakan temannya dan hanya dipendam sendiri
- Ny. S mengatakan dirinya lebih suka di dalam kamar daripada di luar
- Ny. S mengatakan saat dirinya jatuh tidak ada temannya yang menolongnya

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Ny.S
Wisma : Jolotundo

No
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
.

1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi nyeri 1. Untuk mengetahui status
dengan agen pencedera keperawatan selama 3x24 komprehensif yang perkembangan nyeri.
biologis ditandai tangan : jam diharapkan nyeri akut meliputi lokasi,
- Ny. S tampak dapat teratasi dengan karakterisitk, onset atau
menahan rasa nyeri kriteria hasil : durasi, frekuensi,
dengan memegang kualitas, intensitas atau
- Ny. S tidak tampak
daerah pinggang beratnya nyeri, dan faktor
memegang daerah
dan lututnya. pencetus.
punggung dan lutut
- Ny. S tampak
yang nyeri
meringis menahan 2. Lakukan kompres hangat. 2. Suhu hangat dapat
- Ny. S tampak relaks
nyeri. memperlebar pembuluh
- Ny. S dapat duduk dan
- P= Ny. S darah sehingga aliran
berjalan lama dengan
mengatakan darah dan suplai oksigen
tingkat nyeri yang
merasakan nyeri dapat lebih mudah
minimal
saat terlalu kama mencapai daerah yang
- Skala nyeri berkurang
duduk dan berjalan. sakit.
dari 7 menjadi 3
- Q= Ny. S
- Nyeri hilang timbul
mengatakan nyeri
seperti ditusuk- 3. Ajarkan penggunaan 3. Terapi nonfarmakologis
tusuk. tehnik nonfarmakologi relaksasi yang tepat
- R= Ny. S (relaksasi). dapat mengurangi
mengatakan nyeri keluhan yang dirasakan
hanya di pinggang oleh klien.
dan di lutut.
- S= Ny.S 4. Kolaborasi dengan 4. Kolaborasi dengan orang
mengatakan skala pasien, orang terdekat, terdekat dapat
nyeri 7 dari 10. dan tim kesehatan lainnya meningkatkan
- T= Ny. S untuk memilih dan pemahaman orang
mengatakan nyeri mengimplementasikan terdekat klien dalam
terasa terus tindakan penurunan nyeri merawat klien saat sakit
menerus nonfarmakologis sesuai
kebutuhan

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


.

2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor atau catat pola 1. Pencatatatan pola tidur
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 tidur pasien dan jumlah untuk mengetahui
kendala lingkungan jam diharapkan gangguan jam tidur. perkembangan pola tidur
ditandai dengan : pola tidur dapat teratasi pasien.
- Ny. S tampak mata dengan kriteria hasil :
berkantung 2. Sesuaikan lingkungan 2. Menyesuaikan
- Kantung mata
- Ny. S tampak lesu (misalnya: cahaya, lingkungan dengan
hilang
- Data pengkajian kebisingan, suhu, kasur pasien agar pasien dapat
- Ny. S tampak lebih
PSQI adalah 15 dan tempat tidur) untuk tidur dengan nyaman.
segar
yang berarti meningkatkan tidur.
- PSQI ≤ 5 (kualitas
kualitas tidur buruk
tidur baik)
- Ny. S mengatakan 3. Ajarkan pasien 3. Relaksasi otot dan
- Tidur selama 8 jam
tidur hanya selama bagaimana melakukan nonfarmakologis lainnya
- Tidak sulit untuk
4 jam relaksasi otot autogenik dengan tepat dapat
memulai tidur
- Ny. S mengatakan atau bentuk mengurangi keluhan
- Tidak sering
sulit untuk nonfarmakologis lainnya yang dirasakan oleh
terbangun di malam
memulai tidur untuk memancing tidur. klien.
hari
- Ny. S mengatakan
sering terbangun 4. Kelola pemberian obat 4. Pemberian obat tidur
pada malam hari tidur sesuai program agar pasien dapat
- Ny. S mengatakan mengatur siklus tidur.
dirinya kurang
mempunyai waktu
untuk tidur

No
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
.
3. Risiko jatuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor gaya 1. Untuk mengetahui
dengan faktor risiko ; usia keperawatan selama 3x24 berjalan(terutama tingkat resiko jatuh.
≥ 65tahun, riwayat jatuh jam diharapkan risiko jatuh kecepatan) keseimbangan
ada, dan hasil pengkajian dapat teratasi dengan dan tingkat ambulasi.
Risiko Jatuh (GET UP kriteria hasil : 2. Letakkan benda-benda 2. Untuk mempermudah
AND GO TEST) Ny. S dalam jangkauan yang klien menjangkau
- Hasil Penilaian
termasuk dalam risiko mudah. benda-benda.
GET UP AND GO
jatuh tinggi, ditandai
TEST menjadi
dengan 3. Ajarkan klien mengenai 3. Klien dapat mengetahui
risiko rendah
- Hasil pengkajian faktor risiko yang faktor resiko jatuh
- Berjalan dengan
Risiko Jatuh (GET berkontibrusi terhadap sehingga dapat
pelan-pelan sambil
UP AND GO adanya kejadian jatuh dan mengantisipasi jatuh.
memegang tembok,
TEST) Ny. S bagaimana klien bisa
handrail, dan lain-
termasuk dalam menurunkan risiko ini.
lain
risiko jatuh tinggi.
- 4. Untuk mengetahui efek
- Ny. S tampak 4. Kolaborasi dengan
samping obat terhadap
menopang saat anggota tim kesehatan
resiko jatuh.
akan duduk dengan lain untuk meminimalkan
memegang efek samping dari
pinggiran kursi pengobatan yang
atau meja atau berkontribusi pada
benda lain sebagai kejadian jatuh (misalnya
penopang saat akan cara berjalan) yang tidak
duduk. mantap atau seimbang
- Ny. S tampak
berjalan
menggunakan alat
bantu tongkat
- Ny. S mengatakan
saat turun dari
tempat tidur perlu
mengangkat
kakinya satu per
satu secara
perlahan
- Ny. S mengatakan
perlu menggunakan
alat bantu untuk
berjalan
- Ny. S mengatakan
pernah jatuh

No
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
.
4. Isolasi sosial Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji intensitas interaksi 1. Mengetahui tingkat
berhhubungan dengan keperawatan selama 3x24 klien dengan teman satu interaksi klien dengan
kesulitan membina jam diharapkan isolasi wisma. teman satu wisma.
hubungan ditandai sosial dapat teratasi dengan
- Ny. S tampak kriteria hasil : 2. Anjurkan partisipasi 2. Menjaga interaksi sosial
jarang berinteraksi dalam kelompok dan/ dalam kelompok.
- Sering berinteraksi
dengan teman satu atau kegiatan-kegiatan
dengan teman satu
wisma reminiscence individu.
wisma
- Ny. S tampak
- Sering berada di 3. Klien dapat mengetahui
sering berada 3. Berikan penjelasan
luar kamar manfaat berinteraksi
dalam kamar mengenai manfaat
- Sudah mau dengan teman-teman.
wisma berinteraksi dengan
berinteraksi dengan
- Ny. S mengatakan teman-teman.
teman-temannya
kurang berminat
- Memiliki system 4. Dapat meningkatkan
pada teman- 4. Kelola partisipasi klien
pendukung dalam interaksi klien dengan
temannya dalam mengikuti kegiatan
satu wisma teman-teman.
- Ny. S mengatakan yang sudah terjadwal di
dirinya lebih suka BPSTW.
di dalam kamar
daripada di luar
- Ny.S mengatakan
dirinya tidak
memiliki sistem
pendukung dalam
satu wisma

No
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
.

5. Disfungsi proses keluarga Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor hubungan 1. Mengetahui tingkat
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 keluarga (teman dekat). intensitas hubungan
strategi koping tidak jam diharapkan Nyeri Akut antar keluarga.
efektif ditandai dengan : dapat teratasi dengan
kriteria hasil : 2. Fasilitasi suasana 2. Untuk menciptakan
- Total skor
kebersamaan diantara suasana kebersamaan.
pengkajian - Total skor penilaian
anggota keluarga (teman
penilaian status APGAR menjadi >
dekat)
fungsi social lansia 6 (tidak tejadi
: APGAR keluarga disfungsional) 3. Klien dapat mengetahui
3. Edukasi klien mengenai
Lansia adalah 4, - Sering berada di manfaat bina hubungan
manfaat bina hubungan
Ny. S terjadi luar kamar wisma saling percaya.
saling percaya.
disfungsi keluarga - Sering berinteraksi
tingkat menengah dengan teman satu 4. Agar dapat memecahkan
4. Kolaborasikan dengan
- Ny. S tampak wisma masalah secara
keluarga (teman dekat)
sering berada - Mampu kekeluargaan dengan
dalam pemecahan
dalam kamar menerapkan koping efektif.
masalah dan pengambilan
wisma positive pada
keputusan.
- Ny. S tampak dirinya
jarang berinteraksi
dengan teman satu
wisma
- Ny. S mengatakan
tidak ada temannya
yang mengerti
dirinya
- Ny. S mengatakan
terkadang merasa
sakit hati dengan
ucapan temannya
dan hanya
dipendam sendiri
- Ny. S mengatakan
dirinya lebih suka
di dalam kamar
daripada di luar
- Ny. S mengatakan
saat dirinya jatuh
tidak ada temannya
yang menolongnya

Anda mungkin juga menyukai