Anda di halaman 1dari 3

2.1.

Radiografi di Kedokteran Gigi


Orang yang pertama kali menggunakan radiografi adalah W.G.Morton di Amerika pada tahun 1896,
kemudian C. Edmund Kells adalah dokter gigi pertama yang menganjurkan penggunaan radiografi secara
rutin pada praktek dokter gigi. Radiografi dapat menjadi dasar rencana perawatan dan mengevaluasi
perawatan yang telah dilakukan. Radiografi dapat digunakan untuk memeriksa struktur yang tidak terlihat
pada pemeriksaan klinis.

Kegunaan foto Rontgen gigi yaitu:


1. Untuk mendeteksi lesi, dll.
2. Untuk membuktikan suatu diagnosa penyakit.
3. Untuk melihat lokasi lesi/benda asing yang terdapat pada rongga mulut.
4. Untuk menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan.
5. Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi.
6. Untuk melihat adanya karies, penyakit periodontal dan trauma.
7. Sebagai dokumentasi data rekam medis yang dapat diperlukan sewaktuwaktu ( Haring. 2000)

Menurut Brocklebank (1977), proyeksi radiografi yang digunakan di kedokteran gigi yaitu:
1. Intra oral dengan teknik, terdiri dari:
a. Periapikal.
b. Bite wing
c. Oklusal foto
Teknik intra oral merupakan yang paling sering dipakai oleh dokter gigi.
2. Ekstra oral dengan teknik, terdiri dari:
a. Panoramik
b. Lateral foto
c. Cephalometri
d. PA, AP
e. Proyeksi Waters
f. Proyeksi reverse
g. Proyeksi submento vertex

2.2 Jenis-jenis Foto Rontgen Gigi


Secara garis besar foto Rontgen gigi, berdasarkan teknik pemotretan dan penempatan film, dibagi menjadi
dua: foto Rontgen Intra oral dan foto Rontgen extra oral.
2.2.1 Teknik Rontgen Intra oral
Teknik radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar secara radiografi dan filmnya
ditempatkan di dalam mulut pasien. Untuk mendapatkan gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri
dari 32 gigi diperlukan kurang lebih 14 sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intra oral yaitu:
pemeriksaan periapikal, interproksimal, dan oklusal. (Brocklebank. 1997)
2.2.1.1 Teknik Rontgen Periapikal
Teknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya. Ada
dua teknik pemotretan yang digunakan untuk memperoleh foto periapikal yaitu teknik paralel dan
bisektris, yang sering digunakan di RSGM adalah teknik bisektris.
2.2.1.2 Teknik Bite Wing
Teknik ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah daerah anterior dan
posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat permukan gigi yang berdekatan dan puncak tulang
alveolar. Teknik pemotretannya yaitu pasien dapat menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film di
dalam mulut.
2.2.1.3 Teknik Rontgen Oklusal
Teknik ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atas maupun rahang bawah dalam
satu film. Film yang digunakan adalah film oklusal. Teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan
untuk mengoklusikan atau menggigit bagian dari film tersebut.

2.2.2 Teknik Rontgen Ekstra Oral


Foto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak, film yang
digunakan diletakkan di luar mulut. Foto Rontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering
digunakan adalah foto Rontgen panoramik, sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral lainnya adalah
foto lateral, foto antero posterior, foto postero anterior, foto cephalometri, proyeksi-Waters, proyeksi
reverse-Towne, proyeksi Submentovertex.( Haring. 2000)
2.2.2.1 Teknik Rontgen Panoramik
Foto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan
struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat
digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi,
mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.
2.2.2.2 Teknik Lateral
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka, diagnosa fraktur dan
keadaan patologis tulang tengkorak dan muka.
2.2.2.3 Teknik Postero Anterior
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan tengkorak. Foto Rontgen ini juga dapat memberikan gambaran struktur wajah, antara lain
sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanasalis, dan orbita.
2.2.2.4 Teknik Antero Posterior
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula, gambaran
sinus frontalis, sinus ethmoidalis, serta tulang hidung.
2.2.2.5 Teknik Cephalometri
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma penyakit dan kelainan
pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapat digunakan untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal,
sinus paranasal dan palatum keras.
2.2.2.6 Proyeksi Water’s
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, sinus
orbita, sutura zigomatiko frontalis, dan rongga nasal.
2.2.2.7 Proyeksi Reverse-Towne
Foto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami perpindahan tempat dan juga
dapat digunakan untuk melihat dinding postero lateral pada maksila.
2.2.2.8 Proyeksi Submentovertex
Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung
mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcus zigomatikus.

Anda mungkin juga menyukai