Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak Guntur Winarno, S.Si, M.Si selaku dosen
mata kuliah Fisika Radiodiagnostik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengaruh factor geometri pada gambar
makro radiografi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan dating, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun,
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makroradiografi adalah teknik radiografi yang digunakan untuk
memperoleh gambaran yang diperbesar dari gambaran awalnya (gambaran yang
sebenarnya). Tujuan dari pembuatan gambar makroradiografi adalah untuk
memperoleh informasi yang lebih jelas, yang tidak diperoleh dari hasil
radiografi biasa diakibatkan oleh ukuran dari bagian-bagian tersebut yang
teramat kecil misalnya tulang yang berukuran kecil, saluran, dan lainnya.
Makroradiografi adalah teknik radiografi yang digunakan untuk
memperoleh gambaran yang diperbesar dari gambaran awalnya (gambaran yang
sebenarnya). Tujuan dari pembuatan gambar makroradiografi adalah untuk
memperoleh informasi yang lebih jelas, yang tidak diperoleh dari hasil
radiografi biasa diakibatkan oleh ukuran dari bagian-bagian tersebut yang
teramat kecil misalnya tulang yang berukuran kecil, saluran, dan lainnya.
Pada radiografi, kebanyakan distorsi dihasilkan dari variasi magnifikasi
obyek yang berlainan tempat dan arah dari obyek tersebut terhadap berkas I =
sinar-x.
Magnifikasi ( pembesaran ) obyek ditentukan oleh perbandingan jarak.
Jarak dari focal spot ke reseptor (FFD) yang sepanjang 150 cm biasanya
digunakan untuk pemeriksaan thorax agar menghasilkan magnifikasi yang
sedikit dan juga untuk menghindari terjadinya distrosi.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu magnifikasi dan distorsi dalam makroradiografi?
2. Bagaimana perhitungan nilai pembesaran gambar radiorafi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui magnifikasi dan distorsi dalam makroradiografi.
2. Untuk mengetahui perhitungan nilai pembesaran gambar radiografi.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat
menembus bahan.Tetapi hanya yang benar-benar sinar-x saja yang mampu
menembus objek yang dikenainya dan sebagian yang lain akan diserap.Sinar-x
yang menembus itulah yang mampu membentuk gambaran atau bayangan.
Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan tergantung tiga faktor:
Setelah sinar-x yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek
yang akan difoto.Bagian yang mudah ditembusi sinar x (seperti otot,lemak, dan
jaringan lunak) meneruskan banyak sinar-x sehingga film menjadi hitam.
Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x (seperti tulang) dapat menahan
seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada atau sedikit sinar x yang
keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulitditembus sinar x
mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang
tergantung pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh
yang mudah ditembus sinar x disebut Radiolucen yang menyebabkan warna
hitam pada film. Sedangkan bagian yangsulit ditembus sinar x disebut Radio-
opaque sehingga film berwarna putih.Telah diketahui bahwa panjang gelombang
yang besar yang dihasilkan olehkV rendah akan mengakibatkan sinar-x nya
mudah diserap. Semakin pendek panjang. Setelah sinar-x yang keluar dari
tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto.Bagian yang mudah
ditembusi sinar x (seperti otot,lemak, dan jaringan lunak) meneruskan banyak
sinar-x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus
sinar x (seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x
akibatnya tidak ada atau sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna
putih. Bagian yang sulitditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu
berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang tergantung pada nomor atom,
jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x
disebut Radiolucen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan
bagian yangsulit ditembus sinar x disebut Radio-opaque sehingga film berwarna
putih.Telah diketahui bahwa panjang gelombang yang besar yang dihasilkan
olehkV rendah akan mengakibatkan sinar-x nya mudah diserap. Semakin pendek
panjang gelombang sinar-x (yang dihasilkan oleh kV yang lebih tinggi) akan
membuat sinar-x mudah untuk menembus bahan.
Gambar 2.1 Magnifikasi adalah rasio antara ukuran gambar dan ukuran objek ,atau SID dan SOD.
Ukuran gambar dapat diukur secara akurat; oleh karena itu ukuran obyek
yang dapat dihitung sebagai berikut:
MF akan sama untuk obyek yang ditempatkan dari central axis objek yang
diletakkan di central axis jika OID adalah sama dan jika tujuannya pada
dasarnya datar maka MF nya juga sama. Kesimpulannya, ada dua faktor yang
mempengaruhi perbesaran gambar : SID dan OID. Meminimalkan magnifikasi:
SID besar : Gunakan SID sebesar mungkin .
OID kecil : Letakkan objek sedekat mungkin dengan image receptor.
K. Magnifikasi
Magnifikasi /pembesaran adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam
pembuatan radiografi. Pembesaran dalam radiografi disebabkan karena adanya
jarak antara obyek yang difoto dengan alat pencatat gambar(film). Walaupun
obyek sudah diatur menempel diatas kaset, tetapi sesungguhnya tetap ada jarak
antara permukaan atas kaset dengan film yang ada di dalamnya.
Secara kuantitatif magnifikasi dinyatakan dalam “Magnification Factor”
(Faktor Pembesaran)
2. Eksposi dilakukan dengan titik bidik pada koin yang di tengah dengan
FFD 100cm, 45 kV dan 5 mAs.
3. Film diproses
4. Pembesaran yang terjadi diukur
5. Koin diatur pada jarak 10 cm, 15 cm dantepat di atas film.
6. Langkah 2 – 4 dilakukan.
7. Diambil kesimpulan
8. PadaOFD 10 cm dilakukan pemotrtan dengan fariasi FFD dan dihitung
pembesarnya
9. Sepont yang berisi obyek disinari seperti pada posisi berikut :
a. Diukur berapa obyek sesungguhnya
b. Diambil kesimpulan yang diperoleh
Pembahasan :
Pengambilan gambar dilakukan 2 kali
1. Menyusun 3 buah koin di atas kaset dengan posisi koin menempel pada
kaset.
No. Diamter koin Diameter koin pada
sebenarnya Film
Koin 1 2,7 cm 2,75 cm
Koin 2 2,7 cm 2,75 cm
Koin 3 2,7 cm 2,75 cm
Menggunakan 3 buah koin yang disusun di atas kaset dengan jarak koin
terhadap kaset masing-masing 0 cm, 10 cm dan 15 cm.
3,1
M =image ¿ ¿ object ¿ ¿ ¿ ¿ M = 2,7 M=
1,4
Perhitungan magnifikasi berdasarkan teori adalah:
SID 100 cm
M = SOD M = 90 cm M = 1,11
3,3
M = Image ¿ ¿ Obejct ¿ ¿ ¿ ¿ M = 2,7 M = 1,22
SID 100 cm
M = SOD M = 85 cm M = 1,17
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
1. Magnifikasi tidak dapat dihindari, karena terdapat jarak antara permukaan
kaset dengan film.
2. SID berpengaruh terhadap magnifikasi. Semakin besar SID maka
magnifikasi semakin kecil.
3. SOD berpengaruh terhadap magnifikasi. Semakin besar SOD maka
magnifikasi semakin besar.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Apabila hendak melakukan pemeriksaan radiografi, sebaiknya objek
diletakkan sedekat mungkin dengan kaset. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi magnifikasi.
2. Apabila objek tidak dapat diatur menempel dengan kaset maka dapat
diantisipasi dengan penambahan SID.