ABSTRAK
Telah dilakukan pengukuran terhadap Linear Accelerator dengan radiasi berkas elektron
menggunakan slab phantom. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sudut
penyinaran berkas elektron terhadap jumlah cacahan muatan yang terionisasi dan dosis
pada kedalaman z dan zmax. Dosimeter yang digunakan dalam pengukuran adalah detektor
ionisasi chamber yang dihubungkan dengan elektrometer melalui kabel koaksial. Pengukuran
ini dilakukan pada energi 6 MeV dan 9 MeV dengan variasi sudut penyinaran 0 o 10o 20o 30o
40o. Menggunakan SSD 105 cm, sehingga jarak ujung aplikator dengan permukaan fantom
berjarak 10 cm sehingga bisa dilkukan teknik rotasi dengan radiasi berkas elektron.
Penyinaran dilakukan pada kedalaman 1,1 cm untuk energi 6 MeV dan 1,8 cm untuk 9 MeV.
Hasil pengukuran keluaran LINAC berupa cacahan muatan yang dideteksi oleh ionisasi
chamber dan terbaca di elektrometer. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui jumlah
cacahan muatan semakin menurun dengan pertambahan sudut penyinaran yang diberikan
baik pada energi 6 MeV maupun 9 MeV. Dosis pada kedalaman z dan z max juga semakin kecil
terhadap penurunan jumlah muatan yang tercacah setiap variasi sudutnya. Semakin besar
sudut penyinaran maka semakin jauh jarak penyinaran yang menjadikan dosis diterima
target semakin kecil.
ABSTRACT
Measurement of Linear Accelerator has done with electron dose radiation using phantom
slab. This research’s goal is to analize the effect of electron dose radiation’s angle toward
the number of ionized charge diffraction number and doze in the dept of z and z max. Doismeter
used in the measurement is chamber ionization detector that connected tp electrometer using
coaxial wire. The measurement was done in range energy of 6 MeV and 9 MeV with radiation
angles of 10o 20o 30o 40o. Using SSD 105 cm, so that the gap between applicator’s tip and
phantom surface 10 cm, this gap was chosen so that radiation can be done with rotation
technique. The radiation was done in the depth of 1,1 cm for 6 MeV energy and 1,8 cm untuk
9 MeV energy. Measurement resut of Linear Accelerator was in the form of diffracted ion that
detected by ionization chamber and read by electrometer. Base on this research it’s known
that the number of diffracted ion decreasing along whether in energy of 6 MeV or 9MeV.
Dose in the dept of z and zmax also decreasing along with decrement of the ion diffracted in the
angle variation. The bigger the angle, the farther the radiation gap and the smaller dose of
radiation was received by target.
1
2
15
R² = 0.89 terapi Linear Accelerator dengan bilik
10 ionisasi farmer (NDW = 48,49 MU/nC)
y1=6 MeV dengan kondisi SSD 100 cm , lapangan
5 10 x 10 cm2, kedalaman 1,8 cm dan
Linear
f(x) = −
0 R² = 0.970.06 x + 3.11 (y1=6 energi 6 MeV pada sudut 0o diperoleh
MeV)
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 3,29 nC dengan perhitungan
Sudut Penyinaran y2=9 MeV menggunakan Persamaan 2.3 diperoleh
nilai dosis pada kedalaman z sebesar
1,59 x 102 cGray . Dari perhitungan
yang sama, diperoleh nilai dosis pada
kedalaman z pada energi berkas
elektron 6 MeV pada SSD 105 cm
ditunjukkan seperti pada Tabel 4.3.
Nilai PDD pada energi 6 MeV dengan Nilai PDD pada energi 9 Mev dengan
kedalaman 1,1 cm dengan kondisi kedalaman 1,8 cm dengan kondisi
penyinaran sebesar 99,5 % . Dosis penyinaran sebesar 99,8 % . Dosis
pada kedalaman maksimum (Dw pada kedalaman maksimum (Dw
(zmax)) dapat di tentukan dengan (zmax)) dapat di tentukan dengan
Persamaan 2.2 pada SSD = 100 cm Persamaan 2.2 pada SSD 100 cm
diperoleh sebesar 1,60 x 102 cGray. diperoleh sebesar 9,07 x 102 cGray.
Dw (zmax)
Dari perhitungan tersebut, diperoleh
Rerata
Variasi (cGray) (cGray
Standar nilai dosis pada kedalaman maksimum
Sudut d Deviasi (zmax) pada energi berkas elektron 9
1 2 3 )
75 75 MeV dengan SSD = 105 cm terhadap
0o 750 751 0.28
1 1 setiap variasi sudut penyinaran. Seperti
72 72
10 o
2 2
721 722 0.28 ditunjukkan pada Tabel 4.6.
63 63
20 o 634 634 0.00
4 4 Tabel 4.6 Data hubungan sudut
o 48 48 penyinaran 0 sampai 40o pada SSD
o
30 480 480 0.28
0 0
28 28 105 cm dengan dosis kedalaman
40 o 280 280 0.00
0 0 maksimum pada Energi berkas
elektron 9 MeV.
Varias Dw (zmax) (cGray) Rerata
Standard
i (cGray
Deviasi
Sudut 1 2 3 ) Dengan menggunakan Persamaan 2.2
0o 129 129 129 129 0.03 diperoleh grafik hubungan pada
10 o 118 118 117 117 0.05 Gambar 4.4.
88, 88, 88,
20 o 88,1 0.03
1 1 1
52, 52, 52,
30 o 52,4 0.06
4 3 3
Dosis Kedalaman Mkasimum (zmax)
Variasi
Sudut Jarak (cm ) Standart
Deviasi
AC AB BC
o
0 106 0,0 106 613
10 o 108 0,2 108 624
20 o 113 0,4 113 649
30 o 122 0,6 123 699
Gambar 4.4 Grafik Sudut Penyinaran 40 o 137 0,9 138 789
dengan Dosis Kedalaman Maksimum
(zmax). Dari hasil penghitungan pada Tabel
4.7, nilai jarak linear terhadap
4.1.3 Hubungan jarak terhadap pertambahan variasi sudut. Semakin
variasi sudut penyinaran besar pertambahan variasi sudut
penyinaran, maka jaraknya juga
Pada penyinaran arah tangensial semakin jauh.
dengan SSD 100 cm dapat di jadikan
perbandingan dengan penyinaran 1.1.4 Hubungan Dosis terhadap
menggunakan SSD 105 cm. Yang
mana pada SSD 100 cm dengan sudut Source Surface Distance
0o di peroleh jarak b = 100,009 dan (SSD)
jarak c = 100,009. Tabel 4.5
menunjukkan nilai jarak b dan c pada Untuk mendapatkan hubungan dari
penyinaran dengan SSD 105 cm dosis kedalaman terhadap SSD
menggunakan variasi sudut 0o – 40o menggunakan Persamaan 2.7 dan 2.8
dengan interval sudut 10o. Luasan dengan F faktor merupakan metode
penyinaran berbentuk segitiga akurasi kelayakan untuk menghitung
sembarang yang antar sisi nya berupa perubahan di % DD untuk medan
AB, AC dan BC. Nilai ketiga sisi di kecil, dimana komponen hamburannya
peroleh dengan persamaan kecil. F faktor di peroleh dari
trigonometri untuk mencari sisi perbandingan jarak penyinaran SSD
segitiga sembarang pada setiap variasi 100 cm dan SSD 105 cm dengan
sudut penyinaran yang diberikan . kedalaman Dmax dan d (Bentel Gunilla,
Perhitungan seperti yang terlampir 1991). Dan dari hasil penghitungan
pada Lampiran 3. Dari perhitungan dengan persamaan tersebut di peroleh
tersebut, diperoleh nilai jarak pada nilai PDDSSD100 = 1,594 % dan
setiap variasi sudut penyinaran seperti PDDSSD105 = 1,607 % untuk energi 6
pada Tabel 4.7. MeV . Untuk energi 9 MeV diperoleh
nilai PDDSSD100 = 9,048 % dan
Tabel 4.7 Data Hubungan Jarak PDDSSD105 = 9,120 % . Dari hasil
Penyinaran dengan variasi sudut SSD penghitungan diatas menunjukkan
105 cm
9
15 f(x) = − 0.21 x + 18
R² = 0.89 maupun 9 MeV jumlah muatan (nC)
10 yang terionisasi dalam elektrometer
5 y1=6 MeV semakin menurun. Dosis pada titik
Linear acuan penyinaran yang semakin
f(x) = − 0.06 x + 3.11 (y1=6
0 R² = 0.97 MeV) menurun dengan meningkatnya sudut
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Sudut Penyinaran
y2=9 MeV penyinaran. Hasil Pengukuran dosis
serap dengan Persamaan 2.1 di
tunjukkan dengan grafik pada Gambar
4.3.
800
Dosis Kedalaman z
f(x) = − 11.73 x + 803.07
600 R² = 0.92
400
200
0 f(x) = − 2.76 x + 137.63
Gambar 4.2 Grafik Sudut Penyinaran R² = 0.98
0 10 20 30 40 50 y1=6
dengan jumlah cacahan muatan MeV
Sudut Penyinaran
Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara baik pada energi 6 MeV dan 9 MeV
sudut penyinaran dan dosis pada menunjukkan semakin besar sudut
kedalaman z pada energi 6 MeV. penyinaran yang di berikan maka
semakin banyak pula berkas elektron
Grafik 4.3 menunjukkan yang terhampur dengan besar susut
hubungan antara sudut penyinaran yang diberikan. Hal ini mengakibatkan
dengan dosis pada kedalaman z yang berkas elektron yang sampai pada
semakin menurun dengan target semakin sedikit pula, dan
meningkatnya sudut penyinaran yang sedikitnya muatan yang terionisasi
di berikan. Hal ini menjelaskan bahwa mengakibatkan menurunnya dosis
semakin besar sudut penyinaran maka yang diterima di titik acuan tersebut.
semakin sedikit muatan yang Sesuai dengan pernyataan
terionisasi di dalam slab phantom yang (Budiantari,2010) yaitu elektron
di deteksi oleh detektor ionisasi sebagai partikel lebih banyak
chamber. Cacahan muatan itu dibaca berinteraksi dengan udara dibanding
oleh elektrometer, dengan sedikitnya dengan berkas foton. Sehingga dari
muatan yang terionisasi maka data yang di peroleh menunjukkan
menimbulkan berkurangnya dosis semakin besar sudut penyinaran maka
yang di terima di titik acuan dosis yang di terima di titik acuan
penyinaran. semakin kecil dikarenakan berkas
Dari hasil pengukuran didapatkan elektron semakin banyak yang
nilai dosis radiasi di kedalaman z pada dihamburkan ke udara dengan
energi 6 MeV berkisar 141,381 cGray meningkatnya sudut penyinaran.
hingga 34,282 cGray. Dosis radiasi Begitu pula Dosis pada kedalaman
tertinggi pada kedalaman z berada Zmax yang semakin menurun dengan
pada posisi sudut 0° dengan nilai dosis meningkatnya sudut penyinaran. Hasil
radiasi sebesar 141,381 cGray. Hal ini Pengukuran Zmax dengan menggunakan
terjadi karena pada saat penyinaran Persamaan 2.2 di tunjukkan pada
dengan sudut 0°, radiasi dari sumber grafik di Gambar 4.4.
pada pesawat terapi linier dan
maksimum mengenai target atau titik
acuan. Dan dosis radiasi terendah
berada pada variasi sudut terbesar
yaitu sudut 40o dengan nilai dosis
sebesar 34,282 cGy. Begitu pula pada
energi 9 MeV nilai dosis di kedalaman
z dari sudut 0° sampai 40o semakin
menurun. Pada sudut 0° di peroleh
sebesar 813,501 cGy dan pada sudut
10o,20o,30o terus mengalami
penurunan sampai pada sudut 40o
sebesar 396,115 cGy. Dari hasil
pengukuran dosis pada kedalaman z
12