Disusun oleh:
Hans Timothy Christian S (10218004)
Praditya Rizky R (10218034)
Mochamad Rafly A (10218040)
Maulidya Nur S (10218053)
Salma Aqilah Z (10218062)
Ahmad Sarifu (10218112)
1. PENDAHULUAN
Radiasi di bidang kedokteran sangat penting dan memiliki manfaat yang nyata
bagi yang menggunakannya dengan baik. Dalam bidang radiodiagnostik, Suatu
penyakit atau kelainan dalam organ tubuh dapat dideteksi dini dan teliti dalam
mendeteksi. Sedangkan radioterapi yang dikenal dengan istilah terapi radiasi digunakan
untuk terapi pengobatan yang bertujuan memperpanjang usia penderita kanker dan
tumor.
Di balik manfaat radiasi, terdapat dampak buruk akibat dari paparan radiasi
tersebut. Radiasi tersebut mengenai jaringan kanker, tetapi tidak menutup kemungkinan
kanker tersebut ikut menyerang jaringan-jaringan yang sehat di sekitarnya. Maka dari
itu, diperlukannya suatu dosis radiasi untuk menghasilkan hasil yang optimal dan
meminimalisir kerusakan pada jaringan sehat.
Dalam jurnal ini digunakan perangkat LINAC untuk mempercepat berkas
elektronnya. Linear Accelerator (LINAC) merupakan alat yang menghasilkan sinar-X
berenergi tinggi dengan kemampuan ionisasi yang berasal dari sumber partikel elektron
yang dipercepat dan ditabrakkan pada target logam berat sehingga menghasilkan sinar-
X berenergi tinggi. Berkas elektron berenergi tinggi tersebut dapat digunakan untuk
mengobati tumor dangkal atau tumor yang berada jauh dari permukaan tubuh.
Hasil pembangkitan sinar-X memiliki intensitas yang tinggi pada arah sumbu
target. Sinar-X yang dihasilkan dilewatkan pada Flattening Filter, tujuannya agar dosis
relatif pada daerah sekitar sumbu utama menjadi lebih rendah dibandingkan daerah
pinggir profil berkas Sinar-X. Berkas Sinar-X kemudian disejajarkan oleh kolimator
primer yang ada pada di kepala LINAC.
a. Percentage Depth Dose (PDD)
Nilai persentase kedalaman dosis didefinisikan sebagai hasil bagi,
berupa persentase, dosis yang terserap di kedalaman tertentu, 𝑑, terhadap
kedalaman dosis acuan, 𝑑0 , sepanjang sumbu berkas. Formulasi untuk
menentukan PDD sebagai berikut:
𝐷𝑑
𝑃𝐷𝐷 = × 100
𝐷𝑑0
dengan 𝐷𝑑 sebagai dosis kedalaman d dan 𝐷𝑑0 sebagai dosis kedalaman 𝑑0 .
Untuk energi lebih tinggi, kedalaman acuan diambil pada posisi dosis terserap
maksimum (𝑑0 = 𝑑𝑚 ). Dosis yang berada di puncak sumbu tengah disebut
dosis maksimum, dengan rumus sebagai berikut:
𝐷𝑑
𝐷𝑚𝑎𝑥 = × 100
𝑃𝐷𝐷
Gambar 2. Profil berkas Sinar-X untuk dua ukuran lapangan (10 x 10 𝑐𝑚2
dan 30 x 30 𝑐𝑚2 ) yang berbeda dan variasi kedalaman
𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ𝑘𝑖𝑟𝑖 − 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑆= × 100
𝐷𝑠𝑒𝑟𝑎ℎ𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝐷𝑠𝑒𝑟𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2. METODE
Analisis data berupa grafik PDD dan Profile Dose diawali dengan pengambilan
data berupa grafik PDD. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan penyinaran
pada luas lapangan tertentu untuk memperoleh kedalaman 𝐷𝑑𝑚 , kemudian dilakukan
penyinaran pada kedalaman 𝐷𝑑𝑚 untuk memperoleh grafik Profile Dose. Dari grafik
Profile Dose dapat dianalisis kerataan dan simetri berkas. Terakhir membandingkan
data hasil pengukuran yang diperoleh dengan data acuan pesawat LINAC .
3. PEMBAHASAN
Pengukuran PDD dan Profile Dose Sinar-X dilakukan dengan berbagai variasi
luas lapangan penyinaran. Hasil pengukuran PDD menggunakan Ionisasi Chamber dan
Water Phantom disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara PPD dan kedalaman
(Gambar 3 - 4) dari PDD hasil pengukuran dengan PDD acuan. Sedangkan gambar 5 -
6 merupakan grafik hubungan antara dosis relatif dengan jarak dari sumbu utama (lebar
lapangan) dari Profile Dose hasil pengukuran (P) dengan Profile Dose acuan (A).
Gambar 6. Grafik Profile Dose berkas Sinar- X 10 MV dengan berbagai luas lapangan
penyinaran
Hubungan antara luas penampang dan tegangan dengan kedalaman (𝐷𝑑𝑚 )yaitu
nilai 𝐷𝑑𝑚 akan bertambah tinggi jika tegangan juga dinaikkan, sedangkan nilai 𝐷𝑑𝑚 akan
menurun dengan ditambahnya luas penampang penyinaran. Hal ini terjadi karena
semakin luas penampang maka tegangan yang dibutuhkan besar untuk memperbesar
daya tembus dari sinar tersebut.
Pada Gambar 3 dan 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi energi berkas maka
nilai PDD pada permukaan semakin rendah. Hal ini karena energi yang terserap pada
permukaan masih jauh dari dosis yang diberikan. Sehingga untuk mencapai kondisi
𝐷𝑑𝑚 , berkas akan bergerak hingga mencapai dosis maksimum.
Gambar 5 dan 6 merupakan profile dose dari berkas yang diperoleh. Pada
gambar tersebut juga diperoleh nilai 𝐷𝑚𝑎𝑥 dan 𝐷𝑚𝑖𝑛 pada permukaan profile dose dari
hasil pengukuran dan acuan. Kemudian dari profile dose kita dapat menganalisis
Flatness dan Symmetry. Nilai Flatness dan Symmetry sendiri adalah persentase dari
deviasi dua titik.
Nilai Flatness pengukuran dan acuan menunjukkan deviasi kerataan berkas
yang mewakili kelayakan suatu berkas untuk digunakan. Nilai Flatness yang tinggi
tidak dianjurkan untuk terapi radiasi. Hubungan nilai Flatness dengan luas penampang
pada data yang diperoleh dalam jurnal adalah berbanding terbalik. Jadi semakin besar
luas penampang yang disinari berkas maka nilai Flatness yang dihasilkan akan kecil,
yang mana kondisi ini merupakan kondisi ideal. Sebaliknya, jika luas penampang yang
disinari berkurang maka nilai Flatness yang dihasilkan naik. Hal ini disebabkan karena
berkas yang dilewatkan pada Flattening Filter tidak optimal untuk daerah yang sempit.
Nilai Symmetry akan diperoleh rendah jika luas penampang yang disinari bertambah
besar. Hal ini disebabkan karena terjadi penyimpangan berkas dari sumbu utama berkas.
Hal ini akan berpengaruh jika luas penampang kecil dan tidak berpengaruh jika luas
penampang besar.
Dari hasil pengukuran pada pesawat LINAC untuk PDD di jurnal tersebut masih
dalam batas toleransi, yaitu < 2%. Dalam bukunya, Khan menyatakan bahwa
penggunaan radiasi pada kanker/tumor memiliki batas toleransi maksimum 5%. Jika
pesawat LINAC memberikan nilai toleransi kecil atau tidak melebihi batas toleransi
maksimum untuk digunakan pada kanker/tumor, maka pesawat LINAC tersebut masih
dalam kondisi yang baik dan optimal.
4. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai PDD berkas Sinar-X pesawat LINAC masih sesuai dengan standar.
Dengan deviasi pengukuran diperoleh berkisar 0% - 0,3% dengan batas toleransi
2%.
2. Nilai Profile Dose (kerataan dan simetri) berkas Sinar-X pesawat LINAC masih
sesuai dengan standar. Dengan deviasi pengukurannya berkisar 0% - 2,2%,
sedangkan simetrinya berkisar 0% - 4,58% dengan batas toleransi 5%.
3. Pada PDD pesawat LINAC, kedalaman dosis maksimum 𝐷𝑑𝑚 pada berkas
Sinar-X bertambah seiring dengan kenaikan energi, dan berkurang dengan
bertambahnya luas lapangan penyinaran.
4. Nilai Flatness yang diperoleh dari hasil pengukuran dan acuan untuk luas
lapangan penyinaran 2 x 2 𝑐𝑚2 atau lebih kecil tidak dianjurkan untuk
digunakan dalam terapi radiasi karena permukaan berkasnya tidak cukup datar
(rata), nilai Flatness yang diperoleh lebih dari 15% dengan batas toleransi 5%.
5. SARAN
Analisis untuk karakteristik dapat dilakukan dengan metode lain supaya dapat
dibandingkan dan didapat profile yang lebih akurat.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Jusmawang dkk. Analisis Karakteristik PDD dan Profile Dose
Pesawat LINAC untuk Berkas Sinar-X dengan Variasi Luas Lapangan
Penyinaran. Semarang: Universitas Hasanudin.
[2] Suharni dkk. 2013. Analisis Hasil Pengukuran PDD Berkas
Elektron LINAC Elekta RSUP DR. Sardjito. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
[3] Podgorsak, EB. 2005. Radiation Oncology Physics: A Handbook
for Teachers and Students. Vienna: International Atomic Energy Agency.