Dosen Pengampu
Dea Ryangga, S.Si.,M.Si
Disusun oleh :
MUHAMMAD ALI IMRON
NIM. 022205455
Radioterapi dikenal juga dengan onkologi radiasi ataupun radiologi therapeutic yang
merupakan satu cabang keilmuan dalam kedokteran yang menggunakan radiasi pengion
dalam pengobatan kanker (malignant disesase). Radioterapi dibagi menjadi 2 kategori yaitu
Eksternal beam Radiotherapy dan Brachytherapy.
Ada beberapa Interaksi photon dengan materi (pasien) diantaranya berkas photon di
udara atau diruang hampa menurun kuadrat terbalik (inverse square law), berkas photon di
materi atau pasien tidak hanya mengalami penurunan berdasarkan inverse square law namun
juga mengalami atenuasi dan scattering dari photon didalam materi yang dilaluinya sehingga
3 efek yang terjadi menyebabkan dosis pada materi atau pasien menjadi proses yang rumit
sehingga mekanisme untuk perhitungannya juga menjadi kompleks.
Distribusi dosis pada berkas photon eksternal secara umum : berkas memasuki materi
atau pasien pada bagian permukaan dengan memberikan suatu nilai dosis permukaan, setelah
dosis permukaan, dosis akan meningkat dengan cepat hingga mencapai maksimum pada
suatu kedalaman Zmax Kemudian akan menurun secara eksponensial sampai dengan dosis
keluar dari materi, Dex.
Dosis Permukaan (surface dose) : berkas sinar-X Mega Voltage (MV), secara general
dosis permukaan akan lebih kecil dibandingkan dengan dosis maksimum pada Zmx,
sedangkan pada berkas superficial dan orthovoltage Zmax = 0 dan dosis permukaan
sebanding dengan dosis maksimum dan dosis permukaan diukur menggunakan plane parallel
chamber, dilakukan pada kedua polaritas (+dan -), hasil bacaan akan dirata2kan dan dianggap
sebagai dosis pemukaan.
Komponen dosis permukaan :
1. Hamburan / scattered photon dari komponen kepala gantry ; collimator, FF, dan udara
2. Hamburan balik / backscattered dari pasien
3. High energy electron yang diproduksi dari interaksi photon dangan udara dan berbagai
material
Typical values dari dosis permukaan :
1. 100% superficial dan orthovoltage
2. 30% Co-60
3. 15% 6MV
4. 10% 18MV
Build-up Region :
1. Region antara permukaan saat Z=0 sampai dengan ketika Z=Zmax pada Mega Voltage
photon disebut sebagai buildup region
2. dose buildup merupakan hasil dari secondary charged particles yang berinteraksi pertama
kali dengan materi atau pasien dengan mendepositkan energi kinetik pada pasien dalam
bentuk interaksi coulomb
3. CPE (charged particle equillibrium) tidak terjadi pada dose buildup region
Kedalaman dosis maksimum Zmax bergantung pada energi berkas photon (faktor
utama) dan luas Lapangan . Pada Luas lapangan tertentu (references) ; Zmax meningkat
dengan kenaikan energi berkas photon.
Mega Voltage Beam Profile terdiri dari 3 region :
1. Central region, merepresentasikan area central dari profile, mulai dari axis sampai dengan
1 -1.5 cm dari tepi geometri lapangan dari berkas
2. Penumbra, daerah yang berdekatan dengan batas tepi geometri lapangan dimana dosis
menurun signifikan; bergantung dari luas lapangan kolimator, ukuran focal spot/sumber
3. Umbra, area diluar lapangan radiasi, dosisnya rendah
Kriteria Clinical Photon Beam : Ketiga region, memiliki kriteria spesifik yang harus
dipenuhi :
1. Dose profile pada central region memenuhi kriteria flatness dan simmetry
2. Penumbra region,harus memiliki penurunan signifikan, sharpness pada area tepi
3. umbra region, harus mendekati dosis nol untuk meminimalisir pemberian dosis pada organ
at risk
Profile Dose Ideal :
1. central region : dosis konstan dari tengah samapai tepi
2. penumbra : lebar minimlal
3. umbra : dosis minimal
Profile Dose Actual :
1. central region : profile flat 80%
2. penumbra : jarak dosis 80-20%
3. umbra : 1% dosis
Geometrik / nominal field size :
1. Luas Lapangan, diindikasikan menggunakan cahaya tampak pada treatment machine
2. Secara general didefinisikan sebagai level dosis 50% pada berkas profile terukur pada
kedalaman maksimum
Flatness merupakan analisa berdasarkan kondisi dosis maksimum Dmax dan
minimum Dmin dari berkas profile pada area 80% dari lebar berkas. Spesifikasi Linac,
Flatness<3% ketika diukur menggunakan water phantom kedalaman 10 cm,SSD 100 cm pada
kondisi lapangan maksimum (general 40x40 cm2). Profile pada water phantom dengan luas
lapangan 40x40 cm2 SSD 100cm. Z=Zmax dan Z=10cm digunakan untuk memverifikasi
penerimaan peralatan (acceptance test).
Symmetry (S) Berdasarkan pengukuran Zmax. Spesifikasi simmetry pada lapangan
40x40 cm2 :
1. pada dua dosis titik pada berkas profile yang saling berhadapan, mengacu pada central
axis, tidak melebihi dari 2%
2. Area dibawah Zmax pada berkas profile pada kedua sisi (kanan dan kiri) dari central axis
sampai dengan 50% dosis level (normalisasi menjadi 100%)
SSD SetUp :
1. SSD Setup, nilai isodosis dinormalisasi 100% pada point P pada pertengahan axis dari
berkas
2. dimana point P merupakan point dosis maksimum pada sauatu kedalaman Zmax
3. SSD Setup, nilai isodosis akan dinormalisasi 100% pada isocenter.
Distribusi Single Beam Isodose. Parameter yang mempengaruhi distribusi isodosisi :
1. Kualitas berkas
2. Ukuran sumber
3. Kolimasi berkas
4. Luas lapangan
5. SSD (Source - skin distance)
6. SCD (Source - Collimator distance)
Pengukuran isodosis dilakukan dengan menggunakan :
1. Ionization chamber
2. Solid state detector
3. Dioida
4. Radiographic / radiochromic film
Isodosis ini yang akan menjadi salah satu dasar perhitungan pada treatment planning
system (TPS).
Phantom : Pengukuran dilakukan pada media yang disebut phantom, dimana
karakteristik dari phantom yaitu :
1. Permukaan rata (flat phantom surface)
2. Tegak lurus dengan berkas arah datang
3. Densitas yang homogen
Klinis, jauh lebih kompleks dari pada kriteria phantom :
1. Permukaan pasien tidak rata dan melengkung sehingga akan dibutuhkan faktor koreksi
untuk ketidak rataan tersebut
2. Berkas tidak selealu tegak lurus, dimungkinkan arah berkas oblique pada permukaan
pasien sehingga dibutuhkan faktor koreksi arah berkas datang
3. Jaringan lain seperti tulang dan paru memiliki densitas yang berbeda signifikan dari air
sehingga di butuhkan faktor koreksi untuk tissue heteroginites atau dikenal dengan
inhomogeneities
Wedge Filters digunakan untuk mengkompensasi isodosis pada berkas photon
sehingga menjadi rata akibat dari berkas datang yang tidak tegak lurus atau oblique pada
permukaan pasien.. Terdapat 2 tipe wedge :
1. Physical wedge : Terbuat dari lead, brass ataupun steel yang diletakkan pada berkas
radiasi, sehingga menyebabkan perubahan intensitas atau kurva isodosis
2. Dynamic wedge : Efek wedge pada kurva isodosis disebakan oleh pergerakan collimator
blok selama radiasi
Physical wedge, sudut yang tersedia pada umumnya terdiri dari 4 variasi sudut yaitu :
15°, 30°, 45° dan 60°. Dynamic wedge tersedia dalam berbagai sudut dengan rentang 0°
sampai dengan 60°. Penggunaan physical wedge akan mempengaruhi kualitas berkas yang
melaluinya.
Parameter Wedge :
1. Wedge transmission factor : Merupakan rasio dari dosis pada kedalaman maksimum
dicentral axis pada phantom air dengan menggunakan wedge dibandingkan dengan tanpa
wedge
2. Wedge Angle : Sudut yang dihasilkan dari kurva isodosis pada kedalaman tertentu
(umumnya 10 cm), kemiringan yang dihasilkan mengacu pada berkas dengan kondisi
referensi
Bolus Merupakan material kompensator yang memiliki densitas mendekati jaringan
lunak (soft tissue) yang penggunaannya diletakkan pada permukaan dari kulit pasien :
1. Mengkompensasi permukaan pasien yang tidak rata
2. Menjadikan permukaan menjadi tegak lurus dengan berkas datang
Secara prinsip, penggunaan bolus efisien dan praktis untuk menghindari kekurangan
dosis pada permukaan kulit.