Anda di halaman 1dari 64

Resume PKL | Radioterapi

ALUR PASIEN UNTUK PENYINARAN

1. Administrasi Pendaftaran
- Pasien baru
- Pendaftaran pasien
- Poli radioterapi
- CT Simulator
- Moulding
- TPS
- LINAC

2. Pemeriksaan Dokter
- TNM (Tumor, Nodul, Metastasis) merupakan klasifikasi tingkat penyebaran
tumor/kanker.
- Tumor: Terkait ukuran kanker dan seberapa jauh penyebarannya ke jaringan
terdekat.
- Nodul: Terkait kanker yang telah menyebar ke kelenjar getah bening atau tidak.
- Metastasis: Terkait kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh yang lain atau
tidak.

3. Pemeriksaan Menggunakan CT Simulator


- Hasil dari CT - Simulator kemudian digunakan untuk contouring dan perhitungan TPS
- Menggunakan marker sebagai titik origin (thermoplastik).
- Pemeriksaan pada CT dapat dilakukan dengan 3 cara : tanpa alat bantu, menggunakan
masker abdomen, dan menggunakan blue bed.
- Tugas fisikawan medis pada tahap ini : pengecekan marker yang akan dijadikan acuan dan
mengirim data hasil CT ke TPS.
- Terjadi penerjemahan dari densitas manusia diubah menjadi gambar gelap terang yang
direpresentasikan oleh HU.

4. Treatment Planning System (TPS)


● Definisi volume (ICRU REPORT NO. 62)
Tentang volume standar termasuk gross target volume (GTV), clinical target volume
(CTV) and planning target volume (PTV), digunakan oleh TPS, bersama dengan pembuatan
margin otomatis. Segmentasi gambar digunakan dalam penentuan geometri balok untuk
menyinari target volume sementara jaringan normal dan evaluasi rencana pengobatan
menggunakan DVHs. Anatomi pasien dapat ditampilkan menggunakan kemampuan BEV
dari TPS. Render anatomi pasien dari sudut pandang radiasi sumber berguna dalam melihat
jalur balok, struktur dalam balok dan bentuk balok atau bidang yang ditentukan MLC. PTV
menyangkut tentang margin target internal. PTV juga terkait dengan kerangka acuan
pengobatan mesin dan sering digambarkan sebagai CTV plus margin tetap.
PTV= CTV +1 cm
Biasanya satu PTV digunakan untuk mencakup satu atau beberapa CTV ditargetkan
oleh sekelompok bidang. PTV bergantung pada ketepatan alat seperti perangkat imobilisasi
dan laser, tetapi tidak termasuk margin untuk karakteristik dosimetri dari berkas radiasi
(yaitu area penumbra dan wilayah penumpukan), karena ini akan membutuhkan margin
tambahan selama perawatan perencanaan dan desain perisai.
ITV terdiri dari CTV ditambah margin internal. Margin dalam dirancang untuk
memperhitungkan variasi dalam ukuran dan posisi CTV relatif terhadap kerangka referensi

1
Resume PKL | Radioterapi

pasien (biasanya ditentukan oleh bony anatomy); yaitu, variasi karena gerakan organ seperti
pernapasan dan kandung kemih atau isi rektal.

● Evaluasi planning (cek ICRU 58 / ICRU 62/ Quantec (evaluasi dosis/organ sehat))
ICRU REPORT NO. 58
Evaluasi ditulis untuk menghasilkan pedoman mengenai dosis dan spesifikasi volume
untuk melaporkan interstisial treatment radioterapi atau brakiterapi. IRCU 58 adalah tentang
perencanaan dan pelaporan terapi. Distribusi dosis dikalkulasi dengan treatment planning
system (TPS) berdasarkan image dengan sumber dummy. Saat ini, kalkulasi dosis dengan
menggunakan imejing 3D (CT/MRI) sangat direkomendasikan meskipun dengan
menggunakan film orthogonal sudah memadai.

Informasi dosimetri berisi tentang:


1. Deskripsi volume target klinis.
2. Sumber, teknik, dan waktu implan.
3. Kerma udara referensi total.
4. Deskripsi dosis: titik/permukaan resep, dosis resep, dosis referensi di bidang sentral,
dosis sentral rata-rata dan perifer dosis.
5. Deskripsi wilayah dosis tinggi dan rendah serta keseragaman dosis indeks.
6. Dosis-volume histogram (DVHs).

● Perbedaan OAR seri, paralel, dan gabungan? (Based on ICRU 62)


Istilah OaR serial; parallel; serial-parallel pertama kali dikenalkan di “Executive
Summary” halaman ix pada ICRU 62. Istilah ini digunakan untuk menafsirkan toleransi dari
berbagai OaR yang dijelaskan.
Contoh dari jaringan yang memiliki serialitas relatif yang tinggi adalah sumsum
tulang belakang, karena jika dosis di atas batas toleransi bahkan pada volume yang kecil,
dapat menimbulkan disfungsi organ (myelitis). Sedangkan jaringan yang memiliki serialitas
relatif yang rendah adalah paru-paru, hal ini disebabkan bahwa parameter utama dalam
kemungkinan kerusakan jaringan ini disebabkan pada proporsi organ yang menerima dosis

2
Resume PKL | Radioterapi

di atas tingkat toleransi. Selanjutnya, untuk contoh tipe OaR gabungan terdapat pada organ
jantung yang memiliki gabungan antara serial yakni arteri koroner dan paralel yakni
miokardium (lapisan tengah dinding jantung).

Selanjutnya, tipe OaR dijelaskan pada hal. 14 dst pada ICRU 62 yang membahas:
Pada besar dosis yang sama, efek akhir dari radiasi pada OaR parallel (paru) menimbulkan
efek yang jauh lebih tidak serius dibandingkan pada OaR gabungan (jantung), oleh karena
itu penting untuk memahami tipe OaR dalam mempertimbangkan metode penyinaran dalam
terapi.

Semua yang jumlah organnya dua termasuk OaR paralel:

● Prosedur TPS pada Software Ray - Plan


1. Impor hasil CT simulator yang telah diberi prescription kontur dan dosis beserta
fraksinya oleh dokter
2. Pilih profile berkas LINAC beserta energinya (berapa MV atau MeV)
3. Atur tampilan volume yang ingin dilihat pada layar (GTV, CTV, ITV, PTV, OAR)
4. Tambahkan sinar pada “Beams”, atur sudut pada gantry dan energi sinar
5. Klik “Conform all beams”
6. Atur celah bukaan MLC (Multi Leaf Collimator) pada menu “Treat and Protect” pada
sumbu x sebesar kurang lebih di antara 0,3 hingga 0,8 cm
7. Klik “Conform MLC”
8. Klik “Final dose” untuk melihat distribusi dosis dengan menimbang keberadaan dosis
“Hotspot (>107% dari dosis semula)” dan dosis minimum sebesar 95% pada titik tumor
yang ingin diradiasi

3
Resume PKL | Radioterapi

9. Jika dengan satu sinar dirasa sudah baik dalam melakukan terapi dengan tetap
memperhatikan OAR (Organ at Risk), maka TPS selesai. Namun, jika belum,
tambahkan sinar lain dari arah tertentu, dan ulangi prosedur 4-8
10. Atur bobot dosis sinar 1, sinar 2, …, sinar n pada menu “Beam weighting” dengan cara
mengatur (menggeser) “Relative values weight” atau menuliskan besar “Dose weight
(%)” yang diinginkan
11. Untuk mengevaluasi TPS, perhatikan kurva pada menu “DVH”, pertimbangkan:
a. Kurva pada GTV, dosis yang diberikan telah mencapai 95-105%
b. Kurva pada OAR, dosis yang diberikan telah mencapai persentase maksimum
sesuai acuan ICRU 62

5. Penyinaran Pasien oleh LINAC

Gambar 1. Posisi pasien saat penyinaran

4
Resume PKL | Radioterapi

PENGANTAR RADIOTERAPI DAN DOSIMETRI

● Interaksi radiasi dengan materi


1. Interaksi partikel bermuatan (elektron, proton,ion) dengan materi
a. Eksitasi
b. Ionisasi
c. Bremsstrahlung
d. Reaksi Inti
2. Interaksi partikel tidak bermuatan (neutron) dengan materi
a. Tumbukan elastik
b. Tumbukan tak elastik
c. Reaksi Inti
3. Interaksi foton (sinar x dan gamma) dengan materi
a. Efek fotolistrik
b. Efek compton
c. Bentuk Pasangan

● Perbedaan sinar gamma dengan sinar x


Sinar - X Sinar Gamma

Foton yang tidak bermuatan

Sumbernya berasal dari filamen yang Sumbernya berasal dari peluruhan alami
dibangkitkan yang disebabkan oleh inti yang tidak stabil

Energi peluruhannya tidak tetap tergantung Energi peluruhannya tetap


pada pengaturan arus dan tegangan

● Kurva karakteristik sinar-X

Grafik 1. Kurva karakteristik sinar-x


Kurva yang menunjukkan probabilitas interaksi atom dengan materi. Probabilitas terjadinya
ketiga proses tsb ditentukan oleh energi radiasi dan jenis materi (nomor atom) penyusunnya.

5
Resume PKL | Radioterapi

Grafik 2. Kurva filter energi sinar-x

Pada grafik diatas menunjukkan interaksi sinar X dengan materi. Interaksi yang terjadi adalah
fotolistrik. Sinar x pada dasarnya menghasilkan energi yang besar. Oleh karena itu, pada grafik
diatas diperlukan filter (cara kerja filter : atenuasi) untuk menghilangkan energi yang rendah dan
hanya menyisakan energi yang tinggi (puncak/peak). Penghilangan energi yang rendah bertujuan
untuk menghilangkan noise pada citra yang dihasilkan CT. Arti K-lines → energi yang dihasilkan
dari kulit K. Energi diambil dari kulit K karena energinya besar (puncak/peak). Energi rendah
tidak dipakai karena hanya menimbulkan noise.

● Modalitas utama dari pengobatan kanker


1. Pembedahan → apabila kankernya masih kecil maka langsung diangkat melalui
pembedahan (stadium klinis I dan II)
2. Radiasi → menghilangkan kanker pada organ tubuh dan kelenjar getah bening (stadium
klinis III)
3. Kemoterapi → apabila kanker sudah menyebar ke seluruh tubuh dan penyinaran radiasi
sudah tidak mungkin diberikan karena metastase sudah sangat jauh (stadium lanjut)

● PDD
PDD (persentase dosis kedalaman) merupakan hasil bagi dari dosis serap pada suatu
kedalaman tertentu dengan dosis serap pada kedalaman maksimum (Dmax). singkatnya, PDD
adalah persentase kemampuan suatu materi yang dapat menyerap dosis pada kedalaman tertentu.
PDD menunjukkan distribusi dosis radiasi dalam satuan persen sepanjang sumbu utama arah
datangnya sinar.
Parameter-parameter yang perlu diperhatikan dalam pengukuran PDD :
a. Kedalaman
b. Luas lapangan penyinaran
c. Jarak sumber ke permukaan (SSD)
d. Energi berkas radiasi

Rumus PDD:
PDD = Dd/Dmax X 100%

6
Resume PKL | Radioterapi

Rumus Dmax:
Dmax = Dd/PDD X 100%

dimana Dd merupakan dosis serap pada suatu kedalaman. Nilai persentase dosis radiasi
dipengaruhi oleh besar energi dan tingkat kedalaman. Penggunaan energi yang semakin tinggi
akan menghasilkan persentase dosis radiasi yang semakin tinggi pula di setiap titik kedalaman.
Hal ini dapat ditinjau dari peristiwa efek Compton, yaitu jika energi yang digunakan semakin
tinggi, maka akan menimbulkan banyak peluang terjadinya ionisasi, sehingga menyebabkan
persentase dosis radiasi juga semakin meningkat.

PDD tentu dipengaruhi oleh energi hal ini dikarenakan besarnya Dmaks yang dihasilkan juga
dipengaruhi oleh energi. Kemudian, jika lapangan semakin besar maka penetrasi akan semakin
tinggi yang artinya dosis akan semakin besar. Hal ini dikarenakan elektron yang keluar dari
gantry semakin banyak (elektron sekunder semakin banyak) sehingga energinya besar.

● Elektron
Pengukuran berkas elektron dengan menggunakan chamber ionisasi keping sejajar dilakukan
pada kedalaman Zref dan Zref+r/2 jika menggunakan chamber silindris. Kedalaman referensi
ditentukan dengan persamaan:

Zref = 0,6R50-0,1 g/cm2

Dengan Zref adalah kedalaman referensi pada saat pengukuran berkas radiasi elektron. Nilai
R50 merupakan kedalaman paro pada dosis serap di air untuk energi elektron yang diukur
secara relatif dari permukaan air sampai kedalaman tertentu dengan satuan prosentase yang
biasanya disajikan dalam tabel (PDD) Percentage Depth Dose.

Grafik 3. Kurva PDD

7
Resume PKL | Radioterapi

● Foton

Grafik 4. Kurva PDD foton

KESIMPULAN GRAFIK : Semakin bertambahnya kedalaman target, maka nilai dosis


radiasi yang diterima juga akan semakin meningkat sampai mencapai kedalaman maksimum
(Zmaks). Setelah melewati Zmaks maka nilai dosis yang diterima akan mengalami
penurunan.

● Profile
Dose profile digunakan untuk mengetahui distribusi dosis yang diterima pada target dengan
kedalaman tertentu. Kestabilan profil berkas pada LINAC, diamati dengan dua parameter yaitu
flatness (persentasi variasi dosis maksimum yang diperbolehkan dalam satu lapangan berkas
radiasi) dan simetri (persentasi deviasi maksimum yang diperbolehkan antara dosis radiasi di
sebelah kiri dan kanan suatu lapangan berkas radiasi atau first line terhadap CAX atau Central
Axis). Penumbra didefinisikan sebagai daerah pada profil yang menerima dosis radiasi antara
80% dan 20% dari sumbu utama. Fungsi dalam mengetahui profile berkas sinar adalah kita dapat
memperhitungkan atau mencegah dosis yang tidak diinginkan ketika mengenai OAR (organ at
risk).

Grafik 5. Kurva profile sinar

8
Resume PKL | Radioterapi

➔ Elektron
Memakai aplikator berupa water phantom detektor ionisasi chamber, software, dan komputer.
Berkas elektron memiliki energi yang relatif rendah dan kedalaman penetrasi yang kecil yang
berarti tidak diperlukan FF dan tidak menghasilkan hamburan dalam jumlah yang besar
akibatnya distribusi dosis dalam berkas elektron umumnya lebih seragam dari pada berkas
foton. Ada juga situasi dimana berkas elektron perlu digunakan filter untuk menyeragamkan
berkas atau untuk memberikan distribusi dosis yang lebih kompleks atau spesifik.

Grafik 6. Kurva profile berkas elektron

➔ Foton
1. FFF (flattening filter free)
Penggunaan berkas radiasi foton yang tidak difiltrasi dikenal dengan akronim FFF
sebagai kepanjangan dari Flattening Filter Free. Tipe profile ini dapat diserap dan melalui
material atau jaringan sebelum dia mencapai target. Sinar ini diserap sebagian oleh
material yang dilewati dan mengakibatkan intensitas dan energinya berkurang tipe foton
ini digunakan ketika akan menembus lapisan jaringan yang tebal, seperti mengobati tumor
yang berlokasi jauh di dalam tubuh.

Grafik 7. Kurva profile berkas foton tanpa flattening filter

9
Resume PKL | Radioterapi

2. Dengan filter

Grafik 8. Kurva profile berkas foton menggunakan flattening filter

PDD dan profil dose merupakan pengukuran relatif yang saling berkaitan. Biasanya,
PDD diukur terlebih dahulu untuk kemudian mengukur profile dose. Hal ini bertujuan
untuk Quality Assurance bulanan.

● Solid water phantom


Solid water phantom adalah benda padat yang dirancang sebagai bahan pengganti
berbasis resin epoksi air, yang disebut air padat. Bahan ini dapat digunakan untuk kalibrasi
dosimetri untuk berkas foton dan elektron dalam rentang energi terapi radiasi
parameter :
- Mass density
- Number of electron per gram
- Effective atomic number
Apakah boleh mengukur menggunakan water phantom ?
Boleh karena berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan. karakteristiknya sama
dengan water phantom sehingga masih dapat digunakan.
Kelebihan dan kekurangan solid water phantom
kelebihan : lebih cepat dan mudah
kekurangan : dosis terukur harus dikonversi ke dosis dalam air, bisa tidak praktis juga
tergantung keperluan

● Perhitungan dosis
Dosis yang diserap ke air pada kedalaman referensi zref adalah

dengan MQo adalah pembacaan dosimeter di bawah kondisi referensi yang digunakan dalam
standar laboratorium.

Kondisi Referensi
Kondisi referensi untuk kalibrasi dalam hal dosis serap terhadap air adalah susunan geometris
(jarak dan kedalaman), ukuran lapangan, bahan dan dimensi bayangan yang diiradiasi, dan
suhu sekitar, tekanan, dan kelembaban relatif.

Influence Quantities

10
Resume PKL | Radioterapi

Kuantitas pengaruh didefinisikan sebagai kuantitas yang tidak menjadi subjek pengukuran,
namun mempengaruhi kuantitas yang diukur. Misalnya tekanan, suhu, dan tegangan polarisasi
yang mungkin timbul dari dosimeter (misalnya alat menua, penyimpangan nol, pemanasan),
atau terkait dengan medan radiasi (misalnya kualitas pancaran, laju dosis, ukuran lapangan,
kedalaman phantom).

Faktor Koreksi
Dosis yang diserap air diberikan dalam formula

dengan

kQ digunakan dalam Kode Etik ini untuk faktor koreksi kualitas pancaran.
Jika data eksperimental tidak ada atau sangat sulit menentukan Kq,q0, maka dapat digunakan
teori Bragg-Gray dimana

Sumber radiasi pada LINAC cenderung menggunakan sumber Co-60 dibandingkan dengan
sumber lain seperti Cs-137 sebab energinya lebih tinggi. Pada LINAC dapat digunakan
sumber Co-60 dengan meng-adjust alat dan disesuaikan energi yang diinginkan.

Faktor Koreksi MQ
Faktor koreksi MQ merupakan nilai bacaan dosimeter terkoreksi untuk kuantitas dari
pengaruh kondisi referensi yang digunakan pada kalibrasi. Idealnya, pembacaan dosimeter
berbanding lurus dengan kuantitas dosimetri Q. Kisaran linearitas dan perilaku non-linearitas
bergantung pada jenis dosimeter dan sifat fisiknya.

Respon sistem dosimetri terdapat pada grafik berikut.

11
Resume PKL | Radioterapi

Grafik A pertama menunjukkan linearitas dengan dosis, kemudian supralinear, dan akhirnya
kejenuhan. Grafik B pertama menunjukkan linearitas dan kemudian saturasi pada dosis tinggi.
Pada kenyataan, laju dosis dapat mempengaruhi pembacaan dosimeter dan koreksinya.
Misalnya, koreksi rekombinasi ion pada chamber ionisasi. Untuk mengubah dari M ke MQ
menggunakan rumus

di mana:
● kTP adalah faktor koreksi temperatur dan tekanan. Gas yang ditumbuk oleh
partikel radiasi sensitif terhadap temperatur dan juga tekanan, atau dalam kata
lain koreksi terhadap densitas udara.

● k elec adalah koreksi terhadap elektrometer. Besarnya bacaan dosimeter juga


dipengaruhi oleh kondisi elektrometer
● kpol adalah faktor kondisi radiasi yang digunakan oleh potensial yang
berlawanan polaritas di dalam chamber ionisasi yang dapat menyebabkan
pembacaan yang berbeda.

● ks adalah koreksi pada saturasi. Muatan yang tercipta di dalam chamber


ionisasi oleh radiasi mungkin nilainya berbeda dari yang sebenarnya
tertangkap pada elektroda.

12
Resume PKL | Radioterapi

Faktor Koreksi NdwQ0


NdwQ0 adalah faktor kalibrasi (atau koefisien kalibrasi). Biasanya Nd,w adalah digunakan
untuk kalibrasi dan nilainya berada di suatu sertifikat kalibrasi suatu alat. Nd,w biasanya
terdapat pada detektor ionisasi dimana dikalibrasi di dalam air. Singkatnya Nd,w adalah dosis
serap terhadap faktor kalibrasi air. Setiap Alat memiliki Nd,w spesifik. Alat perlu dikalibrasi
disebabkan kondisi lingkungan yang tidak selalu sama dengan referensi

dimana M adalah nilai dari dosimeter.

Menurut TRS 398, Nd,w di hasilkan dari perhitungan dosis serap di dalam air pada
kedalaman acuan, Zref yang ditentukan dengan persamaan berikut.

dengan

13
Resume PKL | Radioterapi

14
Resume PKL | Radioterapi

CT SIMULATOR

● Proses terbentuknya X-ray pada pesawat CT


Filamen katoda dengan bahan tungsten (karena nomor atom tinggi dan titik lebur tinggi) yang
dipanaskan oleh arus listrik bertegangan rendah akan menghasilkan elektron. Lalu elektron
terlepaskan dari katoda (emisi termionik) dan bergerak ke anoda dengan bahan tungsten juga
sehingga terjadi interaksi antara elektron dengan anoda dengan bahan tungsten sehingga
terbentuk sinar x dan akan ditembakkan ke tubuh pasien.

● Cara kerja CT simulator / CT scan


Computed tomography (CT) adalah teknik pencitraan medis yang menggunakan sinar-x
untuk menghasilkan gambar penampang tubuh yang detail. Pemindai CT terdiri dari
sumber sinar-x dan detektor yang berputar di sekitar tubuh, mengumpulkan data dari
berbagai sudut.

Untuk mensimulasikan CT scan, program komputer harus memodelkan fisika transmisi


sinar-x melalui tubuh dan proses pendeteksian sinar-x yang ditransmisikan dengan
detektor. Program juga harus mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi keakuratan pemindaian, seperti energi berkas sinar-x, ukuran dan bentuk
detektor sinar-x, dan sifat jaringan yang dicitrakan.

Gambar 1. Skema kerja CT Simulator

Mula-mula, sumber sinar-x menembakkan sinar-x ke arah pasien yang diarahkan


menggunakan kolimator dengan bahan logam (penghalang sinar radiasi dan berfungsi
memfokuskan sinar-x yang ditembakkan oleh x-ray tube pada satu slice (potongan) saja),
yang selanjutnya radiasi yang menembus pasien diterima oleh detektor radiasi (biasanya
berupa detektor gas, jika tabung detektor ditembus oleh radiasi maka akan terjadi ionisasi
gas-gas di dalamnya dan terkuantisasi).

15
Resume PKL | Radioterapi

Tabel 1. Perbedaan CT Scan dan CT Simulator


CT Radioterapi CT Radiodiagnostik

Meja untuk pasien datar Meja untuk pasien cembung

Menggunakan laser (internal & eksternal) Tidak menggunakan laser

Slice tidak terlalu detail Slice jauh lebih detail

● Jenis detektor pada CT


Pada CT terdapat 2 tipe detektor yaitu detektor sintilasi dan detektor isian gas. 
Prinsip detektor sintilasi yaitu dimana radiasi akan diubah menjadi kilatan cahaya
apabila berinteraksi dengan sinar-γ, sinar-γ yang masuk akan berinteraksi dengan
atom-atom bahan sintilator.Arus elektron yang dihasilkan membentuk pulsa tegangan
dalam input penguat awal. Seluruh energi kinetik akan diserap oleh sintilator untuk
menghasilkan pulsa-pulsa cahaya yang jumlahnya sebanding dengan energi radiasi.
Output dari radiator akan dihubungkan pada suatu instrumen yang nantinya dapat
menghitung distribusi dari sinyal input yang terdiri dari pulsa-pulsa. 
Prinsip pada detektor isian gas dimana pada detektor ini berbentuk tabung yang
luarnya dilapisi oleh logam dimana logam ini berfungsi sebagai katoda, pada bagian
tengah tabung juga terdapat logam yang berfungsi sebagai anoda serta di antara katoda
dan anoda diberikan tegangan tinggi guna saat ada radiasi yang masuk gas yang berada
dalam tabung yaitu gas murni dan gas halogen akan mengalami ionisasi. Ion-ion yang
terbentuk pada interaksi antara sinar radiasi yang masuk dan gas akan menuju anoda
untuk ion positif dan akan menuju katoda untuk ion negatif. Proses ini akan berulang
hingga jenuh. Sebenarnya detektor tidak mengetahui benda melainkan hanya mengetahui
seberapa besar arus yang diterima, kemudian dikuantifikasi menjadi citra.

● Bagaimana CT dapat melakukan potongan (slice) terhadap hasil image pasien?


Selama CT scan, pasien diposisikan di atas meja, dan mesin yang disebut gantry berputar
mengelilingi tubuh, memancarkan sinar x-ray dari berbagai sudut. Sinar x-ray ini
melewati tubuh dan dideteksi oleh detektor di sisi lain, yang digunakan untuk membuat
gambar CT. Ketebalan irisan yang dicitrakan selama CT scan ditentukan oleh jarak
sinar x-ray dan detektor. Dengan menyesuaikan jarak antara sinar x-ray dan detektor,
mesin CT dapat membuat gambar dengan irisan dengan ketebalan berbeda. Misalnya, CT
scan dengan irisan 2 mm akan menghasilkan gambar dengan irisan yang lebih tipis
daripada CT scan dengan irisan 4 mm.

Untuk membuat gambar CT dengan irisan dengan ketebalan tertentu, operator harus
menentukan ketebalan irisan dan parameter pencitraan lainnya saat mengatur CT scan.
Parameter ini dapat disesuaikan untuk membuat gambar dengan irisan dengan ketebalan
berbeda, tergantung pada kebutuhan khusus pemindaian. Penyesuaian parameter tadi
dilakukan dengan cara menentukan besar daerah besarnya luas detektor yang ingin
difungsikan. Slice ditentukan dari seberapa lebar detektor diaktifkan selama pengambilan
citra

16
Resume PKL | Radioterapi

Gambar 4. CT Simulator

Gambar 5. Bagian dalam pesawat CT Simulator

Gambar 6. Detector pada CT simulator

Gambar 7. Electron tube source

17
Resume PKL | Radioterapi

Gambar 8. Kolimasi sumber

● Perbedaan radiografi umum dengan CT Scan

Radiografi Umum CT Scan

Hasil citra 2D Hasil citra 3D

Sumber berupa cone beam Sumber berupa fan beam

Tidak bisa memotong/menghasilkan slice Bisa memotong/menghasilkan slice

● Quality Control pada CT Scan


Tabel 3. Daftar quality control CT Simulator (podgorsak hal 426) (linac podgorsak 427)

● Pengertian HU (Hounsfield Unit)


Hounsfield unit mengukur radiodensitas dan merupakan skala kuantitatif. Hounsfield
unit digunakan untuk mengkarakterisasi atenuasi radiasi pada berbagai jaringan sehingga
lebih mudah untuk menentukan apa jaringan yang diwakili pada hasil CT. 

Gambar 9. Nilai HU pada setip jaringan.

Latar belakang dalam penentuan skala Hounsfield unit adalah keadaan manusia yang
didasarkan pada air dan dikelilingi oleh udara. Pada keadaan STP nilai HU untuk udara

18
Resume PKL | Radioterapi

adalah 0 dan nilai HU untuk udara adalah -1000. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung HU :

𝞵 : koefisien atenuasi
x : jaringan yang diamati

densitas tinggi → nilai HU tinggi

● Cek kemiringan couch/meja


Untuk pengecekan secara sederhana bisa dilakukan dengan meletakkan waterpass pada
couch/meja. Kelemahan menggunakan cara ini kita tidak bisa mengetahui berapa derajat
kemiringan meja tersebut. Untuk mengetahui detail kemiringan pada meja bisa dilakukan
dengan mengirim data hasil CT ke TPS kemudian kita cek kemiringan mejanya.

Gambar 10. Fismed mengecek kemiringan meja

● Cek geometri
Untuk mengecek geometri bisa dilakukan dengan cara menaruh penggaris pada titik nol
pengukuran, kemudian menggerakkan couch CT Simulator dengan jarak yang diinginkan
(misal 5 cm). jika pergerakkan couch sudah sejauh 5 cm maka lihat pengukuran digital
yang ada pada layer, hasil pengukuran digital harus sama dengan pengukuran pada
penggaris.

Gambar 11. Fismed mengecek geometri

● Cek laser
Cek laser dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah laser internal dan laser eksternal
sudah sama/sejajar. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan … (block). Langkah
yang dilakukan saat mengecek laser adalah

Gambar 12. Mengecek kesesuaian laser internal dan eksternal

19
Resume PKL | Radioterapi

DOSIMETER

TLD (Thermoluminiscent Dosimeter)


● TLD merupakan salah satu dosimeter per seorangan atau dosimeter radiasi pasif yang
mengukur paparan radiasi pengion
● Cara kerja TLD → TLD didasarkan pada eksitasi elektron oleh radiasi pengion (diikuti oleh
proses terperangkap) dan pelepasan elektron yang terperangkap dengan pemanasan
menyebabkan pancaran cahaya. Pengukuran kuan­titas keluaran cahaya dilakukan dengan
menggunakan tabung pengganda cahaya (PMT tube) dan keluarannya digambarkan sebagai
fungsi tempe­ratur yang disebut kurva pancar, ini dilakukan semua oleh alat pembaca TLD
(TLD reader). Kuantitas pancaran cahaya pada kurva pancar tadi sesuai dengan dosis radiasi
yang diterima oleh TLD.

● Karakteristik TLD

No Karakteristik TLD

1 Detektor setara jaringan tubuh ya

2 Digunakan sebagai dosimeter foton (12 keV – 3MeV) ya

3 Digunakan sebagai beta (200 keV keatas) ya

20
Resume PKL | Radioterapi

4 Digunakan sebagai dosimeter netron termal ya

5 Digunakan sebagai dosimeter ekstrimitas ya

6 Dosimeter dapat dipakai ulang ya

7 Linier terhadap dosis ya

8 Keakurasian (ketepatan) ya

9 Ketelitian ya

10 Kestabilan jangka panjang ya

11 Peka terhadap temperatur kamar tidak

12 Peka terhadap kelembaban kamar tidak

13 Peka terhadap cahaya sedikit

14 Catatan permanen tidak

15 Proses pembacaan sederhana

16 Kekomplekan alat baca komplek

17 Harga dosimeter mahal

21
Resume PKL | Radioterapi

18 Harga alat baca tinggi

19 Tingkat keahlian yang diperlukan untuk pemeliharaan dan Sangat


perbaikan tinggi

● Kelebihan dan kekurangan TLD


Keuntungan TLD adalah mem­punyai kepekaan dan ketelitian yang tinggi, relatif setara
dengan jaringan tubuh, mempunyai kestabilan jangka panjang yang baik terhadap berbagai
kondisi, mudah diproses, dapat di­pakai ulang, dapat digunakan sebagai dosimeter ekstrimitis
karena bentuk­nya kecil dan mempunyai linieritas terhadap dosis yang lebih lebar di­banding
film. Adapun kerugiannya adalah kegagalan proses pembacaaan pertama tidak dapat diulang,
sehingga informasi dosis hilang, tidak ada pen­catatan permanen karena proses pem­bacaan
tidak dapat diulang dan me­merlukan biaya relatif besar.

22
Resume PKL | Radioterapi

LINAC

Linear Accelerator (LINAC) adalah alat terapi radiasi eksternal berfungsi untuk pasien
yang terkena kanker. LINAC bisa menghasilkan foton dan elektron.

● Cara kerja LINAC :

Gambar 13. Komponen penyusun LINAC

1. Power supply dinyalakan kemudian memodulasikan pulsa sehingga filamen katoda


dipanaskan dan menghasilkan elektron dan menuju katoda (emisi termionik)
2. Elektron kemudian akan bergerak ke akselerasi pandu gelombang dan dipercepat.
Elektron dipercepat dengan menggunakan prinsip medan elektrostatis karena elektron
merupakan partikel bermuatan dan dengan menggunakan radiofrekuensi
3. Elektron kemudian dibelokkan oleh bending magnet dengan menggunakan prinsip
Hukum Lorentz.

Gambar 14. Skema pembelokan elektron oleh bending magnetic

4. Kemudian elektron bertumbukan dengan target dengan bahan tungsten (nomor atom tinggi).
Setelah elektron ditumbukkan maka terjadi interaksi yaitu ionisasi dan akan menghasilkan
foton. Apabila tidak ditumbukkan ke target, maka menghasilkan elektron. 
Pada kasus klinis, digunakan :
a. Elektron → penetrasinya dangkal sehingga tidak dalam (kanker payudara yang telah
diangkat)
a. Foton → penetrasinya tinggi sehingga lebih dalam (kanker serviks, kanker faring).
5. Elektron akan menuju kolimator primer yang berfungsi untuk mengarahkan foton/elektron
agar tepat sasaran dengan cara mengkolimasi dan menuju filter.

23
Resume PKL | Radioterapi

Gambar 15. Filter pada LINAC

Terdapat 2 jenis filter :


a. Flattering filter (untuk foton) → memfilter energi foton berlebih dengan prinsip
atenuasi. Bagian untuk mengeluarkan flattering filter bernama carausel.
a. Scattering foil (untuk elektron) → menyebarkan berkas elektron agar homogen dengan
prinsip defleksi

6. Elektron kemudian akan menuju kolimator MLC (Multi Leaf Collimators). MLC berfungsi
untuk membentuk lapangan foton sesuai bentuk tumor. Pembentukan lapangan foton dengan
cara kolimator menyerap foton yang lewat. Pada kasus elektron menggunakan beam
aplikator. Hal ini dikarenakan apabila menggunakan MLC, yang dihasilkan bukanlah
elektron melainkan foton akibat interaksi antara elektron dengan materi (elektron dengan
MLC) yaitu efek fotolistrik yang akan menghasilkan foton.

Gambar 16. Elektron beam aplikator

Gambar 17. Cut out

24
Resume PKL | Radioterapi

● Proses Terbentuknya Foton pada LINAC


Elektron yang sudah dipercepat dan sudah dibelokkan kemudian akan bertumbukan
dengan logam target (tungsten) yang kemudian elektron yang bertumbukan akan
menghasilkan energi. Energi tersebut yang akan diubah menjadi foton.

● Proses Terbentuknya Elektron pada LINAC


Elektron pada dasarnya terbentuk dari peluruhan radioaktif. Pada LINAC, elektron
ditembakkan yang bersumber dari electron gun. Electron gun dilengkapi dengan filamen
tungsten yang dipanaskan. Akibat pemanasan tersebut, maka akan terjadi proses emisi
termionik dimana akan muncul arus sehingga elektron lepas dari tungsten tersebut (katoda)
dan menuju ke anoda.

● Gerak LINAC
- Maju → superior
- Mundur → inferior
- Naik atas → anterior
- Turun bawah → posterior
- Kiri & kanan → lateral

● Pengukuran PDD yang Dipancarkan oleh LINAC


(Penjelasan PDD terdapat pada halaman 6 pada poin PDD)

➔ Menggunakan solid water phantom yang setara dengan air karena tubuh manusia banyak
mengandung air

➔ Garis silang pada water phantom dinamakan cross layer


➔ Menggunakan farmer chamber sebanyak 0,6 cc untuk mengukur dosis absolut

25
Resume PKL | Radioterapi

➔ Menggunakan kabel koaksial untuk menghantarkan data yang disekelilingnya terdapat


serabut untuk mengurangi noise

➔ Teknik yang digunakan adalah SSD → teknik penyinaran dimana diberikan jarak tertentu
dari sumber radiasi ke tubuh (dalam hal ini water phantom). Jarak dari sumber radiasi ke
tubuh adalah 100 cm
➔ Kabel dihubungkan dengan detektor dan terdapat elektrometer untuk memberikan
tegangan dan tegangan digunakan untuk menarik arus
➔ Melakukan proses zeroing → dalam detektor tidak ada radiasi dan menarik ion-ion yang
terdapat pada bilik ionisasi (ionisasi yang muncul hanya ionisasi murni dari energi yang
dipancarkan)

● Bagian LINAC yang Dinginkan dan Prosesnya


Di dalam LINAC, komponen yang menghasilkan dan mempercepat sinar partikel perlu
didinginkan untuk mencegah panas berlebih dan memastikan operasi akselerator yang tepat.
Spesifiknya, di bagian radiofrequency generator.
Rongga RF ini adalah komponen utama yang perlu didinginkan dalam LINAC. Struktur
logam yang diberi energi dengan gelombang radio frekuensi tinggi untuk menghasilkan
medan listrik yang mempercepat pancaran. Rongga RF dapat menghasilkan panas karena
medan listrik yang tinggi dan arus yang melewatinya.
Metode pendinginan dari komponen di atas dapat dilakukan menggunakan air cooling,
water cooling, dan cryogenic cooling. Air cooling cocok digunakan untuk mendisipasi
(membuang) panas untuk LINAC berenergi rendah; Water cooling memiliki prinsip
mensirkulasikan air di sekitar komponen untuk menyerap panas, sehingga lebih efektif
dibandingkan Air cooling dan biasa digunakan pada LINAC energi tinggi; Cryogenic cooling
digunakan dengan menggunakan fluida cryogenic (bersuhu rendah) seperti nitrogen atau
helium untuk mendinginkan komponen, dan merupakan metode yang kompleks dan butuh
biaya untuk implementasi.

● Mode LINAC cone beam dan fan beam

26
Resume PKL | Radioterapi

Tingkat kebagusan cone beam dan fan beam tergantung pada penggunaan.

Kelebihan Kekurangan

Fan Beam - resolusi tulang lebih tinggi - dosis paparan lebih tinggi
- sumber x-ray disusun sehingga resiko yang
lurus/linear bukan sirkular diterima pasien lebih
sehingga daerah jangkauan tinggi
lebih luas - resolusi yang lebih rendah
- lebih berguna saat kasus
emergency karena bisa
melakukan proses scanning
secara cepat

Cone Beam - dosis paparan lebih rendah - image noise


sehingga aman untuk pasien - kontras jaringan lunak
- akuisisi cepat yang buruk
- menghasilkan citra dengan
resolusi tinggi
- menghalangi terjadinya
superimposed

27
Resume PKL | Radioterapi

● Quality Assurance LINAC


Tabel 1. Daftar prosedur QA pada LINAC

● Quality Control LINAC


Tabel 2. Daftar Prosedur QC LINAC

28
Resume PKL | Radioterapi

● TPR20,10
- TPR 2010 (Tissue Phantom Ratio) merupakan kualitas berkas foton atau bisa diartikan
sebagai rasio dr dosis serap foton di kedalaman 20 cm dan 10 cm di water phantom yang
diukur dr jarak 100 cm dari sumber chamber dan ukuran lapangan 10x10.
- Karakteristik dari kualitas berkas TPR20,10 yaitu bebas dari kontaminasi elektron.
- TPR juga merupakan suatu pengukuran untuk koefisien atenuasi efektif yang
menggambarkan pendekatan secara eksponensial dr peningkatan kurva dosis kedalaman
foton terhadap dosis maksimum kedalaman foton.
- TPR 2010 tdk membutuhkan faktor koreksi displacement pd dua kedalaman saat jenis
yang digunakan adalah silinder.
- TPR 2010 tdk dipengaruhi dr error dlm kedalaman tiap chamber karena pada dasarnya
hasilnya tdk jauh berbeda

29
Resume PKL | Radioterapi

LINAC VARIAN

Gambar x. Posisi parkir Linac Varian

Posisi parkir LINAC Varian tidak seperti LINAC Elekta yang gantry-nya berada
pada sudut 0 derajat atau tegak. Hal ini dikarenakan:
1. Meski mesin dimatikan, masih ada arus yang mengalir sehingga mesin perlu didinginkan.
Jika posisi gantry tegak, maka akan lebih susah memompa fluida yang menjadi cooling
system, sehingga mesin pompa akan bekerja lebih keras. Oleh karena itu, posisi parkir
LINAC Varian yang demikian akan memudahkan kerja mesin pompa.
2. Jika sewaktu-waktu terjadi kebocoran pada saluran pendingin, maka kebocoran akan
langsung mengarah ke lantai dan tidak membahayakan alat

KOMPONEN PADA LINAC VARIAN


1. MLC
Posisi parkir MLC yang benar pada LINAC Varian adalah di sudut 270 derajat
karena mesin kolimator lebih rileks karena setiap leaf akan memiliki tumpuan. Jika posisi
berada pada sudut 0 derajat, posisinya salah karena hanya leaf bawah yang memiliki tumpuan,
sedangkan leaf atas tidak. Leaf atas akan dipengaruhi gravitasi (mengarah ke bawah),
sehingga mesin penggerak (1 leaf dikontrol oleh 1 mesin penggerak, di mana pada mesin
tersebut ada konektor yang dihubungkan ke MLC dengan kabel pengait) harus mengerem leaf
agar tidak jatuh. Hal tersebut menyebabkan mesin penggerak menjadi cepat rusak/aus. Jika
hanya beberapa jam saja maka hal tersebut tidak masalah, tetapi jika mesin mati untuk waktu
yang cukup lama, maka mesin penggerak harus mengerem leaf agar tidak jatuh untuk waktu
yang cukup lama pula

30
Resume PKL | Radioterapi

Gambar x. Posisi parkir MLC yang benar

Gambar x. Posisi parkir MLC yang salah

31
Resume PKL | Radioterapi

Gambar x. Mesin penggerak MLC

2. OBI (ON BOARD IMAGING)

Gambar x. OBI pada Linac Varian

- Brand untuk pencitraan tergabung milik LINAC Varian [jika Elekta namanya
X-ray Volumetric Imaging (XVI)]
- Terdapat X-ray energi rendah (kV)
- Berguna untuk positioning

32
Resume PKL | Radioterapi

3. EPID (ELECTRONIC PORTAL IMAGING DEVICE)

Gambar x. EPID pada Linac Varian

Cara Kerja :
EPID digunakan untuk mendeteksi dan menghitung intensitas radiasi yang
dihantarkan ke pasien selama treatment, karakter dari a-si sensitif terhadap sinar-x
dan bisa digunakan untuk menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi ketika sinar-x
melewati pasien dan mencapai detektor, hal ini menyebabkan perubahan pada muatan
listrik pada detektor yang dimana muatan tersebut dikonfersi menjadi sinyal listrik
yang digunakan untuk menghasilkan citra. Citra tersebut digunakan untuk
memastikan bahwa radiasi yang dihantarkan sudah benar letak lokasi dan
intensitasnya.

- Melekat pada gantry sehingga dapat mencegah foton yang keluar dari semua sudut
gantry
- Mengukur intensitas sinar - x yang ditransmisikan melalui pasien selama penyinaran
- Verifikasi dosis radiasi dan posisi pasien
- Penghasil citra 2D
- Mengidentifikasi kesalahan perhitungan dosis radiasi penyinaran
- Saat verifikasi menggunakan energi 2,5 MV (rendah jika dibandingkan dengan 6
MV)
- Penjelasan verifikasi: Gambar DRR (Digital Radiography Reconstruction) milik
pasien yang terdapat marker berwarna kuning, biru (PTV), dan merah (GTV). Dari
posisi marker, pasien akan bergeserk. Idealnya sebelum di-treatment, pasien diambil
citra radiografinya (untuk alat lama tidak dilengkapi sistem ini. Alat lain yaitu
gammagraphy berfungsi untuk memfilter energi LINAC karena terlalu tinggi,
kemudian pasien di-beam dengan 1 atau 2 MU. Citra yang dihasilkan dibawa ke
radiologi untuk dicetak, kemudian dibawa kembali ke radiotrapi untuk dilakukan
verifikasi). Dari citra tersebut, dicek apakah terjadi pergeseran atau tidak. Jika iya,
maka dicek kembali apakah jauh atau tidak. Jika jauh, jauhnya seberapa mili.

33
Resume PKL | Radioterapi

- Kelebihan EPID: lapangan radiasi dan kondisi aktual pasien dapat divisualisasikan
dan dikoreksi dengan algoritma sistem komputer sebelum terapi diberikan dan
Penyesuaian ketidakpastian set-up dalam perencanaan penyinaran
- Kekurangan EPID: kualitas gambar yang dihasilkan rendah karena penggunaan
energi mV sehingga menyulitkan verifikasi

4. MACHINE PERFORMANCE CHECK


- Pemasangannya tidak boleh terbalik, melihat posisi gantry

Gambar x. Alat MPC

5. PREPARATION
penempatan semua alat yang ada dalam perangkat linac harus sesuai penempatan karena
jika tidak maka alat tidak akan beroperasi. contoh nya adalah seperti berikut untuk
penempatan remote control yang benar (kiri) dan salah (kanan) lampunya masih hidup.
namun dalam keadaan tertentu, bisa diganti dengan penggaris besi

Gambar x. Posisi penempatan remote control yang benar

34
Resume PKL | Radioterapi

Gambar x. Posisi penempatana remote control yang salah

35
Resume PKL | Radioterapi

DETEKTOR PADA LINAC

● Detektor Radiasi (Podgorsak Chapter 4)


Detektor merupakan suatu alat ukur radiasi yang mana jika dikenai radiasi akan
menghasilkan respon yang dapat diamati dengan alat penunjang. Detektor radiasi umumnya
dibagi menjadi tiga yaitu Detektor isian gas, Detektor sintilasi, dan Detektor semikonduktor.
Untuk dapat bekerja, detektor ini beroperasi pada beberapa daerah (lihat gambar).

Daerah Rekombinasi
Daerah tegangan kerja detektor di mana tegangan masih rendah pasangan ion-elektron
akan yang terbentuk akan berekombinasi (bergabung kembali) membentuk atom netral sebelum
sempat mencapai elektroda. Rekombinasi akan semakin kecil apabila tegangan kerja detektor
dinaikkan. Kenaikan tegangan kerja menambah jumlah pasangan ion yang terjadi.

Daerah chamber ionisasi


Pada daerah ini karena tegangan lebih tinggi, maka suda htidak ada lagi rekombinasi dan
seluruh ion primer dapat mencapai elektroda masing-masing. Hal ini akan menimbulkan pulsa
listrik yang besarnya sebanding dengan muatan total dari pasangan ion dan elektron. Namun pada
batas rentang tegangan tertentu, jumlah pasangan ion (pulsa) yang terjadi tidak tergantung pada
tegangan tetapi tergantung pada energi radiasi. Detektor yang bekerja pada daerah tegangan ini
disebut “ionization chamber detector” dengan:
1. Pulsa yang terbentuk relatif rendah
2. Efektif mengukur radiasi dengan energi yang besar
3. kenaikan tegangan tidak mempengaruhi tinggi pulsa

Daerah Proporsional
Pada daerah ini, tegangan dinaikkan lagi sehingga medan listrik antara anoda dan katoda
cukup besar, sehingga pasangan ion-elektron primer mempunayi energi yang cukup untuk
mengionisasi gas isian sehingga timbul pasangan ion-elektron sekunder yang berulang kali
sehingga terjadi multiplikasi pasangan ion (avalanche). Avalanche ini sebanding dengan energi
partikel sehingga tinggi pulsa sebanding dengan jumlah ion primer yang terjadi. Detektor ini
disebut detektor proporsional. Kenaikan tegangan juga menaikkan tinggi pulsa dan detektor
proporsional membutuhkan tegangan kerja yang stabil. Keuntungan dari detektor ini adalah dapat
mengukur radiasi asi dengan energi yang rendah.

36
Resume PKL | Radioterapi

Daerah Geiger Muller


Setelah melalui daerah proporsional, bila tegangan detektor dinaikkan lagi maka akan
memasuki daerah Geiger Muller (GM). Pada daerah ini, medan listrik menjadi sangat besar yang
menyebabkan pasangan ion-elektron dapat mendapat tambahan energi kinetik yang cukup besar.
Sehingga gerak ion-elektron dalam perjalanannya menuju elektroda (ion menuju katoda dan
elektron menuju anoda) akan menimbulkan peristiwa avalanche.
Pengumpulan elektron yang banyak sekali pada anoda mengakibatkan anoda diselubungi
oleh muatan negatif yang menyebabkan peristiwa avalanche. Peristiwa ionisasi berhenti karena
gerak ion positif ke katoda atau dinding tabung menjadi lambat sehingga ion-ion ini dapat
membentuk semacam lapisan positif pada permukaan tabung. Keadaan tersebut disebut efek
muatan ruang.
Pada tegangan tertentu, peristiwa avalanche tidak lagi bergantung oleh jenis dan energi
radiasi yang datang, namun masih sebanding dengan intensitas radiasi yang datang, sehingga
pulsa-pulsa listrik yang terjadi amplitudonya tidak tergantung oleh radiasi. Tinggi amplitudo
pulsa sama besar, hanya kuantitasnya yang sebanding dengan intensitas radiasi yang datang.
Detektor yang bekerja pada daerah ini disebut detektor GM dan tidak bisa digunakan untuk
spektroskopi nuklir.

Daerah Continuous Discharge


Pada daerah ini apabila tegangan terus dinaikkan akan terjadi lucutan listrik secara terus
menerus (continuous discharge) dalam tabung gas sehingga detektor menjadi rusak.

● DETEKTOR FARMER SILINDER

gas yang digunakan : menyesuaikan bahan yang digunakan untuk pengukuran


macam detektor : PTW, iba, sanuklir
radiasi → terjadi proses ionisasi → berubah jadi arus dengan cara dikasih tegangan dengan
menggunakan elektrometer → dikuantifikasi dalam bentuk muatan (nC) → dikonversi dalam
energi ( joule) dengan W → diterjemahkan dalam dosis (tergantung medium)
W = 33,97 J (energi rata-rata satu pasangan ion bebas di udara)

● Prinsip dan cara kerja detektor farmer silinder 0,6 cc (bahannya apa, kenapa bentuknya
begitu, kenapa bahannya begitu, bagaimana detektor dapat mendeteksi dosis 2 Gy)
PRINSIP DAN CARA KERJA DETEKTOR SEHINGGA MENGHASILKAN DOSIS
Chamber ionisasi silinder merupakan tipe detektor radiasi yang menggunakan prinsip
ionisasi gas dalam mengukur besarnya radiasi yang masuk. Dalam chamber tersebut terdapat
ruang ionisasi yang di dalamnya terdapat elektroda. Ketika radiasi melewati gas di dalam
chamber, ia mengionisasi molekul gas dan menciptakan ion positif dan elektron bebas
(perhatikan prinsip produksi pasangan). Medan listrik (ditimbulkan oleh tegangan oleh
elektrometer) di dalam chamber mempercepat radiasi sehingga menyebabkan ion dan elektron
bergerak menuju elektroda yang berlawanan yang menciptakan muatan (nC) yang diubah
menjadi W (energi rata rata satu pasangan ion) yang nilainya 33,97 J/C. W adalah energi yang
diperlukan untuk menghasilkan 1 pasang elektron bebas di udara. Kemudian, diterjemahkan
menjadi dosis. Besarnya arus ini sebanding dengan jumlah radiasi yang ada di dalam chamber.
Maka, dengan mengukur arus yang dihasilkan oleh ionisasi chamber, dapat ditentukan besar
radiasi yang ada.

37
Resume PKL | Radioterapi

BAHAN DAN BENTUK DETEKTOR


Chamber ionisasi silinder yang paling populer adalah chamber ionisasi 6 cc atau 6 cm^3
chamber yang didesain oleh Farmer untuk kalibrasi dosimetri radioterapi. Chamber Farmer ini
bagian tutupnya terbuat dari akrilik (karena keras). Chamber ionisasi silinder ini digunakan untuk
kalibrasi radioterapi oleh medium energi sinar x di atas 80 kV dan HVL 2 mm aluminium
(aluminum central electrode). Aluminium digunakan di dalam chamber ionisasi karena:
1. Aluminium bagus sebagai konduktor listrik, yang dimana penting dalam menjaga medan
listrik yang kuat dan stabil di dalam chamber
2. Aluminium secara relatif lebih terjangkau dan materialnya mudah ditemukan
3. Aluminium tahan terhadap korosi dan memiliki densitas yang rendah
4. Aluminium memiliki titik lebur yang tinggi, yang dimana membuatnya cocok untuk menjadi
chamber ionisasi karena terekspos dengan temperatur tinggi
5. Aluminium merupakan konduktor panas yang baik, dimana berguna dalam membantu
menghilangkan panas yang dihasilkan dari proses ionisasi di dalam chamber

38
Resume PKL | Radioterapi

Dalam memilih chamber ionisasi silinder, user harus memperhatikan apakah akan
digunakan sebagai instrumen referensi (dikalibrasi di lab standar dan digunakan untuk kalibrasi
sinar di dalam sinar user) atau sebagai instrumen lapangan (kalibrasi silang terhadap chamber
referensi dan normalnya digunakan untuk pengukuran rutin). Chamber ionisasi berdinding grafit
biasanya memiliki stabilitas jangka panjang yang lebih baik dan lebih mengeluarkan respons
yang uniform dibandingkan berbahan plastik. Udara lembab yang dapat mempengaruhi respons
terhadap chamber dapat mengganggu hasil pengukuran, sehingga chamber berbahan waterproof
lebih baik digunakan. Chamber ionisasi merupakan instrumen dengan presisi yang tinggi, maka
perlu diperhatikan performa yang memadai untuk dilakukannya tes terhadap sinar dalam
radioterapi. Pada chamber silinder, sumbu referensi chamber terletak pada pusat volume rongga.

Bentuk dari Chamber ionisasi adalah cylinder (perhatikan gambar di bawah). Desainnya
berbentuk silindris karena detektor ini tahan air yang memungkinkan digunakan di air atau
pada solid state phantom.

Foton = menggunakan detektor silinder, tp ini jg bisa buat elektron (baca trs 398).
elektron = menggunakan detektor plan-paralel

39
Resume PKL | Radioterapi

ABOUT TRS398

● Chapter 1
1.1 background
Pada radioterapi modern telah ditegaskan bahwa untuk semua kasus diperlukan akurasi yang
tinggi. contohnya pada alat diagnostik modern untuk penentuan volume target, teknik 3D pada
TPS, dan akselerator untuk radiasi hanya dapat digunakan sepenuhnya jika akurasi dalam
penentuan dan pemberian dosisnya tinggi.

1.2 advantages of a code of practice based on standars of absorbeddose to water


1.2.1 mengurangi ketidakpastian
Pengukuran berdasarkan kalibrasi di udara dalam hal kerma udara membutuhkan faktor
konversi yang bergantung pada ruang untuk menentukan dosis yang diserap ke dalam air.
Faktor konversi ini tidak memperhitungkan perbedaan antara kamar individu dari jenis
tertentu. Sebaliknya, kalibrasi dalam hal dosis serap terhadap air dapat dilakukan di bawah
kondisi yang serupa dengan pengukuran berikutnya pada pancaran pengguna, sehingga
respons masing-masing chamber diperhitungkan. gambar 1.2 menunjukkan variasi chamber,
ditunjukkan untuk jenis ruang tertentu dengan kurangnya konstansi dalam rasio ND,w/NK
pada 60Co, untuk sejumlah besar ruang ionisasi silinder yang biasa digunakan dalam
dosimetri radioterapi.

Untuk tipe chamber tertentu, perbedaan chamber 1 dengan chamber lain hingga 0,8% juga
telah dilaporkan oleh BIPM. Penghapusan komponen ketidakpastian yang disebabkan oleh
asumsi bahwa semua bilik dari tipe tertentu adalah identik merupakan pembenaran untuk
mendukung kalibrasi langsung chamber ionisasi dalam hal dosis serap air.
1.2.2 a more robust system in primary standards
Meskipun perbandingan internasional dari standar ini telah menunjukkan kesepakatan yang
sangat baik, kelemahan substansial berlaku karena semua standar tersebut didasarkan pada
ionization chamber. Selain itu, tergantung pada metode evaluasi, faktor yang terkait dengan
atenuasi di ionizatio chamber yang masuk ke dalam penentuan kuantitas air kerma ditemukan
berbeda hingga 0,7% untuk beberapa standar primer [31]. Sebaliknya, standar utama dosis
serap air didasarkan pada sejumlah prinsip fisik yang berbeda. Tidak ada asumsi atau
perkiraan faktor koreksi yang umum untuk semuanya. Oleh karena itu kesepakatan yang baik

40
Resume PKL | Radioterapi

di antara standar-standar ini (lihat Bagian 2.2) memberikan kepercayaan yang jauh lebih besar
pada mereka.
1.2.3 use of a simple formalism
Prosedur yang disederhanakan mulai dari faktor kalibrasi dalam hal dosis serap air, dan
menerapkan faktor koreksi untuk semua besaran pengaruh, mengurangi kemungkinan
kesalahan dalam penentuan dosis serap air dalam berkas radiasi. penyederhanaan formalisme
dalam hal dosis serap air menjadi jelas ketika persamaan umum untuk penentuan dosis serap
air dipertimbangkan (lihat Bagian 3).

1.3 types of radiation and range of beam quality


Kisaran kualitas radiasi yang tercakup dalam dokumen ini diberikan di bawah ini (untuk
deskripsi indeks kualitas sinar lihat Bagian yang sesuai):

1.4 practical use of code of practice


Struktur Kode Praktik ini berbeda dari TRS-277 dan lebih menyerupai TRS-381 karena
rekomendasi praktis dan data untuk setiap jenis radiasi telah ditempatkan di bagian individual
yang dikhususkan untuk jenis radiasi tersebut. Membuat berbagai Code of Practice secara
independen dan mandiri membutuhkan pengulangan beberapa bagian teks yang tidak dapat
dihindari, namun hal ini diharapkan dapat menghasilkan dokumen yang lebih sederhana dan
mudah digunakan, terutama bagi pengguna yang memiliki akses ke radiasi dalam jumlah
terbatas. jenis. Empat Bagian pertama berisi konsep umum yang berlaku untuk semua jenis
radiasi.

1.5 quantities and symbols

41
Resume PKL | Radioterapi

42
Resume PKL | Radioterapi

43
Resume PKL | Radioterapi

1.7 list of acronyms

44
Resume PKL | Radioterapi

● Chapter 2 (Framework)
➔ 2.1. Sistem Pengukuran Internasional
Tentu, dalam suatu besaran dan ukuran memiliki standar internasional (SI).
Framework atau kerangka sistematis inilah yang membuat suatu pengukuran
dosimetri radiasi menjadi konsisten dalam setiap kalibrasi instrumen radiasi.
BIPM merupakan organisasi internasional yang bertanggungjawab dalam
aktivitas koordinasi yang berkaitan dengan pengukuran standar internasional satuan
fisis. Di bidang radiologi, BIPM menetapkan standar untuk pengukuran besaran fisik
yang digunakan dalam prosedur pencitraan diagnostik dan kegiatan terkait lainnya.

International Measurement System (IMS) atau sistem pengukuran


internasional untuk metrologi radiasi, di mana keterlusuran instrumen referensi user
ke standar primer dicapai baik secara langsung kalibrasi di Primary Standard
Dosimetry Laboratory (PSDL). Sesuai pada ilustrasi di atas, standar laboratorium
tertinggi ialah PSDL lalu di bawahnya terdapat SSDL (Secondary Standard
Dosimetry Laboratory) yang memiliki acuan yang sama, yaitu terhadap BIPM dan
IAEA/WHO.

45
Resume PKL | Radioterapi

Peran utama SSDL ialah menjembatani kesenjangan antara PSDL dan


pengguna radiasi pengion dengan mengaktifkan transfer kalibrasi dosimeter dari
standar primer ke instrumen pengguna; mensosialisasikan kalibrasi kepada pengguna
dengan menyediakan link antara pengguna dan primary standards; dan memberikan
dukungan kepada organisasi. Salah satu tujuan utama jaringan SSDL di bidang
radioterapi dosimetri adalah untuk menjamin dosis yang diberikan kepada pasien
yang menjalani radioterapi pengobatan berada dalam tingkat akurasi yang diterima
secara internasional dengan cara memastikan bahwa kalibrasi instrumen yang
disediakan oleh SSDL sudah benar; mendukung audit kualitas dosimetri di pusat
terapi; dan partisipasi dalam program jaminan kualitas untuk radioterapi.

➔ 2.2. Standar dari Dosis Terserap dalam Air


Ada tiga metode dasar yang saat ini digunakan untuk penentuan mutlak dosis
serap air: kalorimetri, dosimetri kimia dan dosimetri ionisasi. Saat ini, ini adalah
satu-satunya metode yang cukup akurat untuk dijadikan dasar standar utama untuk
pengukuran dosis yang diserap ke air. Dalam PSDL, standar utama yang beroperasi
dalam sinar gamma 60Co atau dalam berkas foton dan elektron yang dihasilkan oleh
akselerator, didasarkan pada metode di bawah:
1. Ionization Chamber

46
Resume PKL | Radioterapi

Chamber ditempatkan dalam fantom air dan dosis yang diserap ke air pada
titik referensi berasal dari energi spesifik rata-rata yang diberikan ke udara
rongga.
2. Graphite Calorimeter (developed by Domen and Lamperti)
Penerapan teorema skala pengaruh foton atau dengan pengukuran
berdasarkan teori ionisasi rongga (cavity ionization theory). Menurut teori
ionisasi rongga, ketika partikel bermuatan melewati suatu bahan, ia
menciptakan jejak atom atau molekul terionisasi di jalurnya. Jejak ini disebut
"rongga" dan ditandai dengan serangkaian peristiwa kehilangan energi
yang terjadi saat partikel melewati materi. Peristiwa kehilangan energi
disebabkan oleh interaksi partikel bermuatan dengan struktur atom atau
molekul material.
3. Water Calorimeter
Sistem air tersegel terdiri dari bejana kaca kecil yang berisi air dengan
kemurnian tinggi dan unit detektor termistor. Kemurnian air penting karena
cacat panas air sangat dipengaruhi oleh kotoran. Dengan pengaturan air yang
disegel, air dengan kemurnian tinggi dapat dijenuhkan dengan berbagai
gas untuk menciptakan campuran yang cacat panasnya memiliki nilai
yang terdefinisi dengan baik dan stabil.
4. Water Calorimeter with Fricke transfer dosimeter
didasarkan pada pengukuran kenaikan suhu rata-rata yang disebabkan
oleh penyerapan tinggi foton energi. Air diaduk terus menerus dan dosis
yang diserap ke air dirata-ratakan di atas volume bejana ditentukan. Larutan
Fricke dikalibrasi dengan iradiasi pada kondisi yang sama dan dosis yang
diserap ke air pada titik referensi dalam fantom air diperoleh dengan
menggunakan dosimeter Fricke sebagai standar transfer.
5. Fricke Standard
Standar Fricke dari dosis serap terhadap air menentukan respon dari larutan
Fricke menggunakan penyerapan total berkas elektron dalam larutan.
Mengetahui energi elektron, arus pancaran dan serapan massa secara akurat,
total energi yang diserap dapat ditentukan dan dikaitkan dengan
perubahan absorbansi larutan Fricke yang diukur secara
spektrofotometri. Dosis yang diserap ke air pada titik referensi dalam
fantom air diperoleh dengan menggunakan dosimeter Fricke sebagai standar
transfer.

● Chapter 3 Nd,w Based Formalism


Dosis yang diserap ke air pada kedalaman referensi zref adalah

dengan MQo adalah pembacaan dosimeter di bawah kondisi referensi yang digunakan dalam
standar laboratorium.

Kondisi Referensi
Kondisi referensi untuk kalibrasi dalam hal dosis serap terhadap air adalah susunan geometris
(jarak dan kedalaman), ukuran lapangan, bahan dan dimensi bayangan yang diiradiasi, dan
suhu sekitar, tekanan, dan kelembaban relatif.

47
Resume PKL | Radioterapi

Influence Quantities
Kuantitas pengaruh didefinisikan sebagai kuantitas yang tidak menjadi subjek pengukuran,
namun mempengaruhi kuantitas yang diukur. Misalnya tekanan, suhu, dan tegangan polarisasi
yang mungkin timbul dari dosimeter (misalnya alat menua, penyimpangan nol, pemanasan),
atau terkait dengan medan radiasi (misalnya kualitas pancaran, laju dosis, ukuran lapangan,
kedalaman phantom).

Faktor Koreksi
Dosis yang diserap air diberikan dalam formula

dengan

kQ digunakan dalam Kode Etik ini untuk faktor koreksi kualitas pancaran.

Jika data eksperimental tidak ada atau sangat sulit menentukan Kq,q0, maka dapat digunakan
teori Bragg-Gray dimana

Pake co-60 karena energinya lebih tinggi daripada cs 137. Pake linac bisa kalau adjust alat
sesuai dengan co 60. dan disesuaikan dengan energinya.

● Chapter 6: Codes of Particle Photon


6.1 general
kode pratik ini foton yang dihasilkan oleh elektron dengan energi 1-50 MeV.untuk
foton,kebanyakan beam quality yang digunakan adalah cobalt 60. hanya cobalt 60 yang
dimiliki kebanyakan standard laboratorium. sehingga data berikut memuat cobalt sebagai
beam qualitynya.

6.2 dosimetry equipment


6.2.1 ionization chamber
direkomendasikan menggunakan cylindrical chamber karena plane parallel chamber
hanya bisa digunakan pada kondisi tertentu.
6.2.2 phantom and chamber sleeves
Air direkomendasikan sebagai media referensi untuk pengukuran dosis serap dan
kualitas pancaran dalam berkas foton. plastik phantom tidak boleh digujnakan untk
refrensi.
ukuran phamtom harus dilebihin paling tidak 5 cm di semua sisi. misalnya 10 cm x 10
cm menjadi 20 cm x 20 cm. the window of the phantom should be made of plastic and
of thickness twin between 0.2 cm and 0.5 cm. the water equivalent thickness haru tetap

48
Resume PKL | Radioterapi

diperhitungkan dengan cara t win dikalikan dengan rho ppl (mass density dari plastik).
plastik yang sering digunakan pmma (akrilik) dan clear polystiren. jika menggunkan
chamber yang tidak tahan air maka harus menggunakan sleeve yang biasanya terbuat
dari pmma. sleeve ini harus digunakan untuk referance dosimetry. kalo misal ga
memungkinkan pake yang sama maka harus membuat yang baru dengan ukuran dan
bahan yang sama.

6.3 beam quality specification


6.3.1 choice of beam quality index
untuk foton berenergi tinggi yang dihasilkan akselerator, beam quality Q ditentukan
oleh TPR2010, rasio dosisi yang diserap pada kedalaman 10 dan 20. dengan kondisi
ketinggian 100 cm, lapangan 10x10 dan chamber 25..penentu beam quality yang lain
adalah pdd pada kedalaman 10 cm dsn kedalaman dari 80% depth dose sudah ada pada
literatur. however, that there is no beam quality index that satisfies all possible
requirements of being a unique index for the entire energy range of this Code of
Practice and all possible accelerators used in hospitals and standards laboratories. This
is of importance because the beams produced by the non-clinical accelerators found in
some standards laboratories will in general not be identical to those from clinical
accelerators.
6.3.2 measurement of beam quality
tabel 6.1 memuat kondisi referensi untuk pengukuran foton beam quality (rangkuman
semua penjelasan)

6.4 Determination of Absorbed Dose to Water


6.4.1 Reference conditions

49
Resume PKL | Radioterapi

6.4.2 Determination of absorbed dose under reference conditions

…(6.1)
● 𝑀𝑄 → bacaan dosimeter dengan referensi poin chamber Zref pada section 6.4.1
dan dikoreksi untuk pengaruh kuantitas suhu dan tekanan, kalibrasi elektrometer,
dan efek polaritas, dan rekombinasi ion pada Worksheet
● 𝑁𝐷,𝑤,𝑄 → faktor kalibrasi dosis serap terhadap air dengan quality reference 𝑄0
0

● 𝑘𝑄,𝑄 → faktor spesifik chamber yang mengoreksi perbedaan beam quality


0

reference 𝑄0 dengan quality sebenarnya yang digunakan yaitu Q


6.4.3 Absorbed Dose at Zmax
Perhitungan dosimetri klinis sering mengacu pada depth of dose maximum (Zmax)
untuk menentukan dosis serap pada kedalaman user yang sesuai untuk beam tertentu,
gunakan data central axis persen dosis kedalaman untuk set up SSD dan TPR/TMR
untuk set up SAD
6.5 Values for 𝑘𝑄,𝑄
0

6.5.1 Chamber calibrated in Co-60


● Jika Qo adalah Co-0, maka 𝑘𝑄,𝑄 → 𝑘𝑄 dan 𝑁𝐷,𝑤,𝑄 → 𝑁𝐷,𝑤
0 0

● Faktor 𝑘𝑄 ada pada Tabel 6.III untuk berbagai macam user qualities Q dan
tipe-tipe chamber → bisa digunakan untuk referensi kedalaman pada Tabel 6.II
● PMMA 0,5 mm digunakan untuk chamber yang tidak waterproof
● Untuk sleeve dengan ketebalan 1 mm, perubahan 𝑘𝑄 tidak boleh lebih besar dari
0,1 %

50
Resume PKL | Radioterapi

● Nilai 𝑘𝑄 untuk non-tabulated qualities diperoleh dari interpolasi → Fig.6.2 untuk


beberapa tipe chamber yang umum digunakan
● Perbandingan stopping-power dan faktor perturbasi yang digunakan untuk
menghitung 𝑘𝑄 → Appendix B
● It is emphasized that calculated kQ values cannot distinguish chamber-to-chamber
variations within a given chamber type and their use necessarily involves larger
uncertainties than directly measured values (see Section 6.8).
● Tidak ada nilai Q yang sesuai dengan Co-60 di mana semua 𝑘𝑄 = 1000
● Dalam prinsip TPR20,10 ada nilai yang sesuai dengan spektrum murni Co-60 →
respon chamber tertentu dari pemercepat berkas di TPR yang sama tergantung
dengan energi respon terhadap spektrum keseluruhan, dan tidak harus untuk Co-60
● Terdapat perbedaan di literatur TPR20,10 untuk Co-60 sehingga tidak hanya
menggunakan 1 referensi → 0.568 for the beam at the NPL [86]; 0.572 in BJR 17
[87], BJR 25 [81] and at ARPANSA [88]; 0.578 at NRC [89]; 0.579 in Johns and
Cunningham's textbook [90], etc.

51
Resume PKL | Radioterapi

6.5.2 Chamber calibrated in a series of photon beam qualities


● Data dari lab kalibrasi ditampilkan dalam faktor kalibrasi tunggal 𝑁𝐷,𝑤,𝑄 dan
0

sekelompok 𝑘𝑄,𝑄
0

● Nilai terakhir dari 𝑘𝑄,𝑄 untuk user quality Q mungkin diturunkan dari interpolasi
0

𝑁𝐷,𝑤,𝑄 dan hasil 𝑘𝑄,𝑄 digunakan untuk Eq. 6.1


0 0

● 𝑁𝐷,𝑤,𝑄 harus dikonversi menjadi 𝑁𝐷,𝑤,𝑄 dengan memilih 1 beam quality sebaga
0

reference quality Qo

52
Resume PKL | Radioterapi

● Cara menghitung 𝑘𝑄,𝑄


0

𝑘𝑄,𝑄 sendiri merupakan faktor koreksi kualitas berkas untuk kualitas user Q
0

terhadap Q0 (biasanya Co60). Nilai kQ,Q0 pada HE foton telah ditetapkan sesuai
Table 14 pada TRS 398; sedangkan pada HE elektron variabel Q0 bukanlah
mengacu pada Cobalt60 lagi, melainkan elektron, yang dapat dihitung sebagai

● Ingat jika Qo adalah Co-0, maka 𝑘𝑄,𝑄 → 𝑘𝑄 dan 𝑁𝐷,𝑤,𝑄 → 𝑁𝐷,𝑤


0 0

● Setelah mendapatkan nilai eksperimen untuk 𝑁𝐷,𝑤,𝑄 dan 𝑘𝑄,𝑄 untuk chamber
0 0

tertentu → user tidak harus mengkalibrasi chamber di setiap waktu untuk quality Q
● Pada kasus ini, faktor kalibrasi baru 𝑁𝐷,𝑤,𝑄 harus digunakan bersamaan dengan
0

nilai 𝑘𝑄,𝑄 yang sudah ada


0

● 𝑘𝑄,𝑄 harus diverifikasi setiap 3 siklus kalibrasi jika user mencurigai adanya
0

kerusakan
● Kalibrasi tunggal tidak harus dilakukan di lab yang sama dengan pengukuran nilai
eksperimen 𝑘𝑄,𝑄
0

● Chamber harus dikalibrasi ulang dengan seluruh qualities setidaknya setiap 6 tahun
6.5.3 Chamber calibrated Qo with generic experimental 𝑘𝑄,𝑄 values
0

● Laboratorium kalibrasi kadang menyediakan nilai umum eksperimental 𝑘𝑄,𝑄 yang


0

diukur untuk tipe chamber tertentu, bersamaan dengan nilai eksperimental tunggal
𝑁𝐷,𝑤,𝑄 untuk chamber user di mana reference quality Qo adalah Co-60
0

● Nilai umum eksperimental 𝑘𝑄,𝑄 yang direkomendasikan dalam Code of Practice:


0

yang didapat dari standard laboratory dengan sampel chamber ionisasi yang besar
dan perbedaan standar deviasi tiap chamber kecil
● Ditekankan bahwa nilai 𝑘𝑄,𝑄 yang diukur langsung untuk individual chamber
0

dengan chamber type yang diberikan adalah pilihan yang diutamakan pada CoP
ini, diikuti dengan nilai perhitungan 𝑘𝑄,𝑄 untuk chamber type yang diberikan pada
0

Tabel 6.III (Catatan: jika nilai umum 𝑘𝑄,𝑄 tersedia, maka cara ini hanya digunakan
0

ketika memenuhi kriteria pada Section 4.1)


6.6 Cross-calibration of field ionization chambers
Seperti yang dijelaskan pada Section 6.2.1, sebuah chamber lapangan bisa di kalibrasi
silang terhadap chamber referensi yang sudah dikalibrasi dengan refence quality Qo.
Kedua chamber dibandingkan dengan menaruh chamber di water phantom pada titik
referensi mereka (Zref). Faktor kalibrasi dosis serap terhadap air untuk lapangan
ionisasi chamber diberikan oleh:

53
Resume PKL | Radioterapi

𝑓𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑀𝑟𝑒𝑓 𝑟𝑒𝑓


𝑁 𝐷,𝑤,𝑄0
= 𝑀𝑓𝑖𝑒𝑙𝑑
𝑁 𝐷,𝑤,𝑄0
Di mana Mref dan Mfield adalah bacaan per MU untuk reference dan field chamber
secara berurutan, yang dikoreksi untuk pengaruh suhu dan tekanan, kalibrasi
𝑓𝑖𝑒𝑙𝑑
elektrometer, efek polarisasi, dan rekomendasi ion. 𝑁 𝐷,𝑤,𝑄0
adalah faktor kalibrasi

dosis serap terhadap air untuk reference chamber.


Akan lebih baik jika bacaan Mref dan Mfield adalah rata2 dari Mref/Mem dan
Mfield/Mem di mana secara berturut2 keduanya adalah perbandingan dari bacaan
reference detector dan field instrument terhadap bacaan external monitor. External
monitor sebaiknya diposisikan di dalam phantom kira2 pada kedalaman Zref tetapi
berjarak 3-4 cm dari pusat chamber di sepanjang sumbu utama bidang melintang dari
berkas(chamber centre along the major axis in the transverse plane of the beam)
(Catatan: pengukuran yg dilakukan berdampingan tidak memerlukan external monitor
dan menyediakan beam profile yang sama seragamnya).
6.7 Measurements under non-reference condition
6.7.1 Central-axis-depth-dose distributions
● Semua pengukuran harus mematuhi rekomendasi yang diberikan pada Section 4.2
tentang pemilihan phantom dan dosimeter.
● Pengukuran kelengkungan kedalaman ionisasi (depth-ionization curves)
direkomendasikan menggunakan plane parallel ionization chambers. Jika
menggunakan cylindrical ionization chamber, maka titik efektik pengukuran dari
chamber juga harus diperhitungkan
● Hal ini membutuhkan agar complete depth-ionization distribution digeser menuju
permukaan dengan jarak 0,6 rcyl di mana rcyl adalah jari2 rongga dari cylindircal
ionization chamber
● Untuk mendapatkan pengukuran yang lebih akurat di build-up region, chamber
ekstrapolasi atau well-guarded fixed separation plane-parallel chambers harus
digunakan
● Yang harus diperhatikan saat penggunaan solid state detectors tertentu (beberapa
tipe dioda dan detektor diamond) untuk mengukur distribusi kedalaman dosis
adalah hanya solid state detector yang responnya telah diverifikasi secara rutin
terhadap detektor referensi (chamber ionisasi)
● Karena perbandingan stopping-power dan efek perturbasi bisa diasumsikan cukup
akurat untuk tidak bergantung pada kedalaman dari beam quality dan beam size
yang diberikan, maka relative ionization distributions bisa digunakan untuk
relative distributions of absorbed dose untuk kedalaman yang melebihi depth dose
maksimum
6.7.2 Output factors
● Output factor bisa ditentukan sebagai perbandingan dari koreksi bacaan dosimeter
yang diukur pada set non-reference conditions tertentu dengan yang diukur pada
reference conditions
● Pengukuran ini biasanya dilakukan di kedalaman dosis maksimum atau pada
kedalaman referensi, dan dikoreksi dengan kedalaman dosis maksimum
menggunakan data PDD (atau TMR)

54
Resume PKL | Radioterapi

● Ketika output factors diukur secara terbuka dan juga wedged beams → perhatikan
keseragaman pengaruh radiasi di sepanjang chamber cavity terutama untuk
lapangan <5x5 cm
● Beberapa akselerator mempunyai photon beam profiles berbentuk V yang sangat
jelas yang beragam kedalaman dan ukuran lapangannya → hindari penggunaan
thimble chambers dengan panjang cavity yang besar dan plane-parallel chambers
with large collecting electrodes
● Pada wedged photon beams, intensitas radiasi bervariasi terhadap arah wedge.
Untuk pengukuran beam tersebut, dimensi detektor yang mengarah pada arah
wedge harus sekecil mungkin. sebaiknya gunakan thimble chamber kecil yang
diluruskan dengan sumbunya tegak lurus dari arah wedge. Coincidence (adanya
partikel pengion atau benda lain dalam dua atau lebih detektor secara bersamaan,
atau dua atau lebih sinyal secara bersamaan dalam suatu rangkaian) dari pusat
sumbu berkas, kolimator, dan wedge harus dipastikan sebelum mengukur output
6.8 Estimated uncertainty in the determination of absorbed dose to water under
reference conditions
Ketidakpastian dalam perbedaan kuantitas fisika (suhu, tekanan, dll) dapat dibagi
menjadi 2 langkah. Langkah 1 mempertimbangkan ketidakpastian sampai ke kalibrasi
dari reference dosimeter user 𝑁𝐷,𝑤 pada laboratorium standar. Langkah 2
mempertimbagnkan kalibrasi user beam dan memasukkan ketidakpastian yang terkait
dengan pengukuran pada titik referensi dalam water phantom, serta ketidak pastian dari
nilai 𝑘𝑄. Dengan menggabungkan ketidakpastian dalam quadrature di berbagai lagnkah
menghasilkan combined standard uncertainty untuk penentukan dari dosis serap
terhadap air pada titik referensi
Estimasi dari ketidakpastian dalam kalibrasi dari high-energy photon beam
diberikan pada tabel 6.IV.
Ketika kalibrasi dari dosimeter referensi dilakukan dengan Co-60 dari SSDL,
maka combined standard uncertainty dalam Dw diperkirakan sebesar 1,5%. Estimasi
tersebut bervariasi tergantung dengan uncertainty quoted by the calibration laboratory.
Jika dilakukan di PSDL tetapi memakai nilai perhitungan kQ, nilai Dw tidak
diharapkan untuk berkurang karena didominasi oleh ketidakpastian dalam nilai kQ. Jika
nilai2 ini diukur di PSDL untuk user chamber, Dw berkurang sebesar 1,2%. Jika
menggunakan field dosimeter, ketidakpastian dose determination meningkat sedikit
sekitar 0,2% karena perlunya l;angkah tambahan untuk kalibrasi silang field dosimeter
dengan calibrated reference dosimeter

55
Resume PKL | Radioterapi

6.9 Worksheet

56
Resume PKL | Radioterapi

57
Resume PKL | Radioterapi

● Chapter 7: Codes of Particle electron


7.1 general
kode pratik ini elektron untuk dosimetri referensi (kalibrasi berkas) dan rekomendasi untuk
dosimetri relatif dalam berkas elektron klinis dengan rentang energi dari 3 MeV hingga 50
MeV. .untuk elektron, kebanyakan beam quality yang digunakan adalah cobalt 60. Selain
mendasarkan pada standar dosis serap, perubahan paling signifikan dari praktik saat ini
adalah penggunaan kedalaman referensi baru. Kedalaman ini telah terbukti mengurangi
secara signifikan pengaruh perbedaan spektral antara akselerator yang berbeda serta
kontaminasi elektron dan foton dalam berkas elektron klinis.

58
Resume PKL | Radioterapi

7.2 dosimetry equipment


7.2.1 ionization chamber
Chamber planeparalel adalah jenis yang direkomendasikan type for all beam qualities and
must be used for beam qualities R50 < 4 g cm-2 (E0 . 10 MeV) . . Idealnya, chamber harus
dikalibrasi dalam berkas elektron, baik secara langsung di laboratorium standar atau dengan
kalibrasi silang dalam berkas elektron klinis. Titik referensi untuk ruang-ruang paralel
diambil pada permukaan bagian the entrance window, at the centre of the window. Titik ini
harus diposisikan di tempat menarik di phantom. Chamber window thicknesses (in mm and
in mg cm-2) for a variety of plane-parallel chamber types are given in Table 4.II.(untuk
berbagai jenis ruang paralel-bidang diberikan pada Tabel 4.II.)

For beam qualities R50 ≥ 4 g cm-2 (E0 / 10 MeV) cylindrical chambers may be used.Titik
referensi untuk ruang silinder diambil pada sumbu ruang di tengah volume rongga. Untuk
pengukuran dalam berkas elektron, titik referensi ini harus ditempatkan pada jarak 0,5 rcyl
lebih dalam dari tempat menarik di phantom, di mana rcyl adalah radius rongga udara. Nilai
untuk rcyl untuk berbagai jenis ruang silinder diberikan pada Tabel 4.I.

59
Resume PKL | Radioterapi

7.2.2 phantom and chamber sleeves


Air direkomendasikan sebagai media referensi untuk pengukuran dalam berkas elektron.
Fantom air harus diperluas setidaknya 5 cm di luar keempat sisi dari ukuran bidang terbesar
yang digunakan pada kedalaman pengukuran. Juga harus ada margin minimal 5 g cm-2
melebihi kedalaman maksimum pengukuran. Dalam berkas elektron horizontal, window of

60
Resume PKL | Radioterapi

the phantom harus terbuat dari plastik dan tebal twin antara 0,2 cm dan 0,5 cm. The
water-equivalent thickness of the phantom window (in g cm-2) harus diperhitungkan saat
memposisikan bejana pada kedalaman pengukuran yang diinginkan. Ketebalan ini dihitung
sebagai produk twin ρpl, di mana ρpl adalah massa jenis plastik (dalam g cm-3). Untuk
plastik PMMA dan polistiren bening yang umum digunakan, nilai nominal ρPMMA=1,19
gram cm-3 dan ρpolistiren=1,06 g cm-3. Dalam keadaan tertentu dan untuk kualitas beam s
R50 < 4 g cm-2 (E0 . 10 MeV) phantom plastik dapat digunakan. semua kedalaman
kemudian harus diskalakan dengan tepat. Plane-parallel chambers jika tidak tahan air atau
dilengkapi dengan penutup kedap air maka harus digunakan selungkup yang tahan air
karena PMMA adalah bahan yang cocok dengan dinding ruang.Idealnya, bahan tambah
tidak boleh lebih dari 1 mm di depan dan di belakang rongga udara. Ruang silinder harus
digunakan dalam lengan PMMA, sebaiknya tidak lebih tebal dari 1,0 mm. The air gap
between the chamber wall and the sleeve should be sufficient (0.1 mm to 0.3 mm) to allow
the air pressure in the chamber to follow the ambient air pressure. Untuk kedua tipe
chamber, waterproofing yang sama (atau serupa) harus digunakan untuk penentuan dosis
serap air di fasilitas pengguna seperti yang digunakan untuk kalibrasi di laboratorium
standar.

7.3 beam quality specification


7.3.1 choice of beam quality index
Untuk berkas elektron, indeks kualitas berkas adalah setengah nilai kedalaman di dalam
air-R50. Ini adalah kedalaman air (dalam g cm-2) di mana dosis serap adalah 50% dari
nilainya pada dosis serap maksimum, diukur dengan SSD konstan 100 cm dan ukuran
bidang pada permukaan bayangan minimal 10 cm x 10 cm untuk R50≤7 gr cm-2 (E0.16
MeV) dan minimal 20 cm x 20 cm untuk R50>7 gr cm-2(e0/16 MeV). Sebagaimana dicatat
dalam TRS-381[21], beberapa akselerator pada energi elektron tinggi memiliki homogenitas
intrinsik yang buruk pada ukuran medan besar yang dapat meningkat pada ukuran medan
yang lebih kecil sebagai akibat dari elektron yang tersebar dari kolimator (atau aplikator,
kerucut, dll). Dalam kasus seperti itu, ukuran lahan yang lebih kecil dari 20 cm x 20 cm
dapat digunakan asalkan R50 tidak berubah lebih dari sekitar 0,1 g cm-1-2dari nilai terukur
untuk bidang berukuran 20 cm x 20 cm. Pilihan dari R50 sebagai indeks kualitas balok
adalah perubahan dari praktik saat ini yang menentukan kualitas balok dalam hal energi
rata-rata pada the phantom surface Eo. As Eo is normally derived from R50 perubahan
indeks kualitas balok ini hanyalah penyederhanaan yang menghindari kebutuhan akan
konversi menjadi energi.

7.3.2 measurement of beam quality


Untuk semua kualitas sinar, pilihan detektor yang lebih disukai untuk pengukuran R50
adalah plane-parallel chamber. Untuk kualitas balok R50≥4 gram cm-2(e0/10 MeV) ruang
silinder dapat digunakan, dengan titik acuan diposisikan 0,5 rcyl deeper than the point of
interest in the phantom. Water phantom adalah preferred choice. Dalam sinar vertikal, arah
pemindaian harus mengarah ke permukaan untuk mengurangi effect of meniscus formation.
For beam qualities R50<4 gram cm-2(e0.10 MeV) phantom plastik dapat digunakan, dalam
hal ini semua kedalaman harus diskalakan sesuai dengan prosedur.

61
Resume PKL | Radioterapi

Ion recombination and polarity corrections are required at all depths (see Section 4.4.3).
These may be derived from a reduced set of representative measurements, for example near
the surface, the ionization maximum and the depths corresponding to 90% and 50% of the
ionization maximum. For measurements made over a short period of time, air temperature
and pressure corrections need not be made.

Saat menggunakan ruang ionisasi, kuantitas yang diukur adalah nilai setengah dari distribusi
kedalaman ionisasi dalam air,R50, ion. Ini adalah kedalaman air (dalam g cm-2) di mana
arus ionisasi adalah 50% dari nilai maksimumnya. Nilai setengah dari distribusi
kedalaman-dosis dalam air-R50 diperoleh dengan menggunakan

Sebagai alternatif penggunaan ruang ionisasi, detektor lain (misalnya dioda, intan, dll.)
dapat digunakan untuk menentukan R50. Dalam hal ini pengguna harus memverifikasi
bahwa detektor cocok untuk pengukuran dosis kedalaman dengan uji perbandingan dengan
ruang ionisasi pada serangkaian kualitas pancaran yang representatif.

62
Resume PKL | Radioterapi

OTHERS

● PENYUSUNAN SPESIFIKASI
- Fisikawan medis bertanggung jawab dalam memilih alat/penyusunan spesifikasi
- Penyusunan spesifikasi: ketika ingin membeli LINAC, maka spesifikasi yang ditulis
harus universal dan tidak boleh menulis merk. Contoh yang benar: LINAC dengan energi
6 MV dan 10 MV, energi 6-18 MeV, LINAC disertai dengan EPIC dan pencitraan
tergabung)

● NCRP Report No. 151, Structural Shielding Design and Evaluation for Megavoltage X- and
Gamma-Ray Radiotherapy Facilities
- Pada ruang LINAC, terdapat dua jenis dinding, yaitu dinding primer dan sekunder
- Dinding primer adalah dinding yang terkena langsung arah gantry, yaitu di sebelah
kanan dan kiri LINAC (misal gantry berada pada posisi 90 derajat, maka gantry akan
mengarah ke dinding kiri)
- Dinding sekunder adalah dinding yang berada di depan dan belakang LINAC dan tidak
terkena langsung arah gantry
- Untuk mengurangi dosis yang diterima oleh orang yang berada di luar ruang LINAC,
maka dinding primer akan dibuat tebal, sedangkan dinding sekunder akan lebih tipis dari
dinding primer karena tidak terkena radiasi langsung
- Di kiri LINAC (arah pintu masuk), ada lorong yang dibatasi oleh dua dinding.
Sedangkan di sebelah kanan hanya ada satu lapis dinding yang membatasi ruangan lain.
- Hukum kuadrat terbalik, dosis radiasi akan semakin berkurang dengan bertambahnya
kuadrat jarak. Dinding di sebelah kiri akan dibuat lebih tipis karena dosis sinar akan
semakin berkurang ketika menabrak dinding → lorong (udara) → dinding → ruangan
lain. Sedangkan dinding di kanan harus dibuat lebih tebal karena hanya ada satu lapis, di
mana sinar menabrak dinding → ruangan lain.
- Karena dinding di sebelah kanan lebih tebal dan berat, maka lantai akan miring ke
sebelah kanan
- Solusi: ditambal kemudian di bawah couch diberi slab sehingga posisi couch rata
- Perhitungan ruangan LINAC dilakukan oleh Fisikawan Medis level 9

● Energi kV atau MV, pada citra lebih bagus yang mana?


Di dalam pencitraan, energi MV atau energi tinggi lebih baik digunakan dalam pencitraan.
Hal ini karena kemampuan energi sinar-x yang lebih besar untuk menembus tubuh dan
mampu lebih baik menggambarkan bagian internal struktur dalam tubuh, sehingga
menghasilkan kontras dan resolusi yang lebih baik.

● BOLUS
Bolus merupakan sarana radioterapi dengan memiliki karakteristik material
yang mirip dengan jaringan dan ditempatkan pada permukaan kulit pada saat
radioterapi menggunakan berkas elektron maupun foton.
Fungsi bolus adalah
- mengoptimalkan dosis permukaan
- menghentikan laju penetrasi elektron agar fokus pada jaringan kanker di
permukaan kulit
- membantu dalam memberikan distribusi dosis permukaan yang seragam

63
Resume PKL | Radioterapi

Karakteristik bolus
- memiliki tingkat elastisitas yang baik
- tidak terdapat gelembung udara pada permukaan bolus
- tidak bersifat beracun
- tidak mengalami perubahan bentuk pada saat dilakukan penyinaran radiasi
- memiliki densitas yang sama

● Perbedaan Cobalt dan LINAC


cobalt : penetrasinya lebih rendah, terus memancarkan radiasi karena radioaktif, pakai
treatment time (waktu paparan)
linac : penetrasinya lebih tinggi, membutuhkan listrik, menggunakan MU (monitor unit)
sliding window

64

Anda mungkin juga menyukai