Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

RADIOFOTOGRAFI
KODE MATA KULIAH : KDR124

SUBJECT FACTOR : TRADE OFF EXPOSURE AND CONTRAST PARAMETER

Nama : Margie Suryanatha

NIM : 413231123

Kelas : 2H / 6

Waktu Praktikum : Jum’at, 1 Maret 2024 (07.00-8.00 WIB)

Tempat Praktikum : Laboratorium RSKI

Dosen Pengampu : Ghina Rhidatul,S.Tr.Kes

DIV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum Trade off pada kegiatan ini yaitu:
1. Memahami konsep faktor subjek kontras
2. Memahami konsep faktor eksposi
3. Menerapkan trade off faktor eksposi

1.2 DASAR TEORI


Faktor subjek merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
radiografi yang tidak terlalu terkait dengan posisi pasien, tetapi erat kaitannya dengan
pemilihan teknik radiografi yang secara tepat mengkompensasi ukuran, bentuk, dan
komposisi jaringan pasien. Faktor subjek terdiri dari kontras subjek dan motion blur.
Kontras yang dilihat pada illuminator citra radiografi disebut kontras radiografi.
Kontras radiografi adalah perkalian kontras reseptor gambar dengan kontras subjek.
Hal ini berkaitan dengan pelemahan sinar-x. Efek dari masing-masing kontras subjek
adalah akibat langsung dari perbedaan atenuasi dalam jaringan tubuh. Kontras subjek
dipengaruhi oleh ketebalan pasien, densitas massa jaringan, nomor atom, bentuk
objek dan faktor eksposi. Faktor eksposi adalah faktor yang mempengaruhi
intensitas/kuantitas dan kualitas dari energi radiasi yang dipancarkan ke image
receptor.

Secara teknik, faktor yang dapat dikendalikan oleh radiografer dalam


menghasilkan berkas sinar-x yang dapat digambarkan dalam bentuk kuantitas dan
kualitas sinar-x hanya faktor utama. Faktor utama terdiri dari kVp, mAs dan jarak.
Kuantitas sinar-x yang bisa disebut juga output sinar-x, intensitas atau exposure
merupakan pengukuran jumlah foton sinar-x dalam berkas utama. Faktor yang
berpengaruh secara langsung adalah mAs, kVp, jarak dan filter. Satuan kuantitas
sinar-x adalah roentgen (R). Sedangkan, kualitas sinar-x adalah pengukuran
kemampuan berkas sinar-x menembus obyek. Daya tembus digambarkan sebagai
jarak berkas sinar-x melewati obyek. Adapun yang mempengaruhi kualitas sinar-x
adalah kVp dan filter. kVp memiliki efek yang lebih besar daripada faktor lainnya
pada paparan image receptor, karena mempengaruhi kualitas dan kuantitas sinar-x.
Dengan meningkatnya kVp, semakin banyak sinar-X yang dipancarkan, dan sinar-X
tersebut memiliki energi yang lebih tinggi serta daya tembus yang lebih besar,
sehingga lebih banyak berinteraksi dengan efek Compton dan menghasilkan lebih
banyak radiasi hamburan, yang mengakibatkan berkurangnya kontras gambar. kVp
yang dipilih, membantu menentukan jumlah sinar-x dalam sinar pembentuk gambar,
dan karenanya, menghasilkan densitas optik (optical density/OD) rata-rata. kVp
mengontrol panel untuk kenaikan kecepatan dan energi electron yang bergerak
menuju bidang target dalam tabung sinar-x.
1. kvp
Efek kenaikan kVp terhadap kuantitas berkas sinar-x menyebabkan lebih
banyak interaksi yang terjadi pada bidang target, sedangkan efek kenaikan kVp
terhadap kualitas berkas sinar-x menyebabkan masing-masing electron mempunyai
daya tembus yang tinggi. Perubahan kVp akan mempengaruhi daya tembus sinar-x
terhadap objek sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan densitas radiografi.
Densitas radiografi adalah tingkat kehitaman dari film sinar-x. Semakin tinggi kVp
menyebabkan daya tembus semakin besar sehingga menghasilkan gambar radiograf
dengan kontras rendah. Pengaturan kVp tidak digunakan untuk mengontrol densitas
radiografi.
2. Milliampere (mA)
mA adalah arus yang mengalir dari katoda ke anoda tabung sinar-x selama
eksposi. mA yang dipilih menentukan jumlah sinar-x yang dihasilkan. Oleh karena
itu mempengaruhi kuantitas radiasi. Perlu diingat bahwa satuan arus listrik adalah
ampere (A). Satu ampere sama dengan 1 coulomb (C) muatan elektrostatik yang
mengalir setiap detik dalam konduktor. Semakin banyak elektron yang mengalir
melalui tabung sinar-x, semakin banyak sinar-x yang dihasilkan. Dengan
mengasumsikan waktu paparan yang konstan, hubungan ini berbanding lurus.
Perubahan dari 200 ke 400 mA akan meningkatkan 100% atau dua kali lipat arus
tabung sinar-x, dua kali lipat sinar- x yang dihasilkan setara dengan dua kali lipat
dosis radiasi pasien. Dengan waktu paparan yang konstan, mA mengontrol kuantitas
sinar-x dan oleh karena itu dosis radiasi pasien juga berbanding lurus. Perubahan mA
tidak mengubah energi kinetik elektron yang mengalir dari katoda ke anoda. Ini
hanya mengubah jumlah elektron. Akibatnya, energi sinar-x yang dihasilkan tidak
berubah; hanya jumlahnya saja yang berubah

3. Waktu paparan (s)

Waktu paparan radiografi biasanya dibuat sesingkat mungkin. Tujuannya bukan


untuk meminimalkan dosis radiasi pasien, melainkan untuk meminimalkan
keburaman gerakan yang dapat terjadi karena gerakan pasien. Waktu paparan yang
singkat mengurangi keburaman gerakan (motion blur). Dalam menghasilkan gambar
diagnostik memerlukan paparan radiasi tertentu pada image receptor. Oleh karena itu,
ketika waktu paparan dikurangi, mA harus ditingkatkan secara proporsional untuk
memberikan intensitas sinar-X yang diperlukan. Pada sistem pencitraan sinar-x yang
lebih lama, sedangkan waktu pemaparan dinyatakan dalam detik pecahan, sistem
pencitraan sinar-x saat ini mengidentifikasi waktu pemaparan dalam
milidetik/millisecond (ms). mA dan waktu paparan (dalam detik) biasanya
digabungkan dan digunakan sebagai mA. Fakta di lapangan terdapat banyak konsol
sinar-x yang tidak mengizinkan pemilihan mA dan waktu paparan yang terpisah,
sehingga hanya mengizinkan pemilihan mAs.
Persamaan 1.

mAs = milliamperes (mA) x waktu paparan (s)

Nilai mAs menentukan jumlah sinar-x yang masuk sinar utama dan akan
mempengaruhi besarnya energi radiasi sinar-x total yang dihasilkan oleh tabung sinar-
x selama eksposi.
Persamaan 2.
mAs = mA × 𝑠
mA (eksposi pertama) x waktu (eksposi pertama) = mA (eksposi kedua) x
waktu (eksposi kedua) mA1 x s1 = mA2 x s2
Oleh karena itu, pada dasarnya mengontrol kuantitas radiasi dengan cara yang
sama seperti mA dan waktu pemaparan, diambil secara terpisah; itu tidak
mempengaruhi kualitas radiasi. Pengaturan mA adalah faktor kunci dalam kontrol
OD pada radiografi.

4. Jarak/distance (d)
Jarak memengaruhi paparan image receptor menurut hukum kuadrat terbalik.
Source to image receptor distance (SID) sangat menentukan intensitas berkas sinar-
x pada image receptor. Jarak tidak berpengaruh pada kualitas radiasi, akan tetapi
perubahan =jarak akan mengakibatkan terjadinya perubahan intensitas sinar-x.
Kecuali terjadi perubahan oleh jarak pasien dan film akan mengakibatkan terjadinya
air gap pada pasien. Peningkatan jarak akan mengurangi intensitas sinar-x yang
dikenal dengan prinsip inverse square law. Penggunaan SID yang lebih panjang
menghasilkan pembesaran yang lebih sedikit, lebih sedikit titik fokus yang kabur,
dan resolusi spasial yang lebih baik. Namun, lebih banyak mAs harus digunakan
karena efek dari hukum kuadrat langsung. Jarak akan mempengaruhi pada intensitas
sinar-x maka juga akan mempengaruhi densitas radiografi. Jika jarak dinaikkan maka
intensitas akan menurun sehingga menyebabkan penurunan densitas pada gambar
radiograf, demikian pula sebaliknya.
Persamaan 3.

mAs1 x (d2)2 = mAs2 x


(d )2

Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu


menjelaskan trade off exposure factor contrast dengan tepat dan dapat
menerapkannya.

BAB II
METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN

1. Bagian ini Pesawat Sinar-X dan Console


2. Kaset / Imaging Plate ukuran 24x30
3. Computed Radiography (CR) Workstation
4. Computed Radiography (CR) Reader
5. Foot Phantom
6. CD/DVD Drive
7. Alat tulis
8. Kamera dokumentasi
2.2 LANGKAH KERJA

1. Bagian Setiap kelas dibagi menjadi 2 kelompok,


tiap kelompok melakukan 6 kali uji eksposi
2. Siapkan alat dan bahan
3. Pasang kaset di atas meja pemeriksaan
4. Gunakan phantom yang telah disediakan
5. Posisikan tabung sinar-x tegak lurus dengan kaset
6. Atur kolimasi dan SID pada jarak 100 cm untuk poin a dan b.
7. Atur fokus sinar-x pada center point phantom
8. Atur faktor eksposi dengan memodifikasi:
a. Modifikasi mA dengan kVp tetap
1. Atur faktor eksposi pertama dengan 75
kVp, 200 mA dan 6,4 mAs. Hitung waktu
paparan (s) sesuai persamaan 1.
2. Atur faktor eksposi kedua dengan 75 kVp,
320 mA dan 6,4 mAs. Hitung waktu
paparan (s) kedua sesuai persamaan 2.

b. Modifikasi kVp dengan mA tetap


1. Atur faktor eksposi pertama dengan 50 kVp dan 6,4 mAs.
2. Atur faktor eksposi kedua dengan 30 kVp dan 6,4 mAs.
c. Modifikasi FFD
1. Atur SID pada 80 cm dan eksposi dengan 50 kVp dan 6,4
mAs.
2. Atur SID pada 60 cm dan eksposi dengan 50 kVp dan 6,4
mAs.
9. Lakukan eksposi
10. Proses kaset yang telah diekspos
11. Amati perubahan hasil citra
12. Catat hasil pengamatan praktikum
13. Analisa hasil praktikum
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 HASIL PRAKTIKUM

Tabel 1. Hasil modifikasi mA


No Faktor Perhitungan Hasil citra Analisa hasil citra
Eksposi waktu
paparan
1 320mA 6,4mAs milliAmpere tidak
mengubah kualitas
citra, hanya
mengubah kuantitas
sinar x

2 200mA 6,4mAs milliAmpere tidak


mengubah kualitas
citra, hanya
mengubah kuantitas
sinar x

Tabel 2. Hasil modifikasi kVp


No Faktor Eksposi Hasil citra Analisa hasil citra
1 50kvp Pada kvp 50, daya
tembus lebih besar
membuat derajat
kehitaman lebih tinggi
2 40kvp Pada kvp 40, daya
tembus lebih kecil
membuat derajat
kehitaman lebih rendah

Tabel 3. Hasil modifikasi SID


No SID Hasil citra Analisa hasil citra
1 60cm Pada jarak 60 cm
dengan jumlah kvp dan
mA sama, intensitas
radiasi terlihat lebih
tinggi ditandai dengan
soft tissue pada phalanx
digiti III yang mulai
tidak terlihat

2 80 cm Pada jarak 80 cm
dengan jumlah kvp dan
mA sama, intensitas
radiasi terlihat lebih
tinggi ditandai dengan
soft tissue pada phalanx
digiti III yang lebih
terlihat

1.2 PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini dilakukan pengambilan citra radiografi dengan
mengubah 3 faktor eksposi. Yaitu mA, kvp, dan jarak SID. Dilakukan ekspose sebanyak
2 kali dengan mengubah variabel faktor eksposi pada masing-masing ekspose. Pada
pengujian variabel mA dilakukan eksposure sebanyak 2 kali dengan 200mA dan 320
mA dengan kvp dan jarak SID tetap. Pada 320mA gambar yang dihasilkan terlihat lebih
cerah dibandingkan pada 200mA.
Pada pengujian variabel kvp dilakukan eksposi sebanyak 2 kali dengan 40 kvp
dan 50 kvp dengan mA dan jarak yang sama . Pada 40 kvp hasil citra yang didapatkan
terlihat derajat kehitaman masih tidak terlalu tinggi. Hasil citra relatif terlihat lebih ke
abu-abuan. Pada kvp 50 hasil citra yang didapatkan terlihat derajat kehitaman lebih
tinggi dan terlihat lebih gambar lebih kontras .
Pada pengujian variabel jarak dilakukan eksposi sebanyak 2 dengan jarak SID
60cm dan 80 cm dengan kvp dan mA yang sama. Pada jarak SID 60cm intensitas radiasi
terlihat lebih tinggi ditandai dengan soft tissue pada phalanx digiti III yang mulai tidak
terlihat. Sedangkan Pada jarak 80 cm intensitas radiasi terlihat lebih tinggi ditandai
dengan soft tissue pada phalanx digiti III yang lebih terlihat
Dari data hasil praktikum diatas didapatkan bahwa nilai mAs mengubah
kualitas sinar x pada segi derajat kecerahan dan hanya mengubah kuantitasnya. Nilai
kvp berpengaruh pada daya tembus sinar x yang dapat berpengaruh pada kualitas
gambar. Perubahan jarak SID selain berpengaruh pada faktor geometri, juga
berpengaruh pada intensitas radiasi, terlihat dari perubahan derajat kehitaman pada
hasil citra diatas
Pengaruh jarak, mA (milliampere), dan kVp (kilovolt peak) pada citra
radiografi adalah elemen-elemen kunci yang memengaruhi kualitas akhir dari gambar
radiografi. Pertama-tama, jarak, atau Source-to-Image Distance (SID), menentukan
seberapa jauh sumber sinar-X dari objek yang diimajikan. Jarak yang tepat antara
sumber sinar-X dan sensor citra sangat penting untuk menghasilkan gambar yang tajam
dan berkualitas. Perubahan dalam jarak dapat mempengaruhi intensitas sinar-X yang
mencapai sensor citra, sehingga memerlukan penyesuaian pada parameter lain seperti
mA atau kVp untuk menjaga kualitas citra yang optimal.

Selanjutnya, mA mengontrol jumlah arus listrik yang melewati tabung sinar-


X. Pengaturan mA memengaruhi kecerahan dan kontras gambar. Peningkatan mA dapat
meningkatkan kecerahan gambar, sementara penurunan dapat menghasilkan gambar
yang lebih gelap. Pengaturan yang tepat dari mA sangat penting untuk mencapai
kontras yang sesuai dan menjaga kecerahan citra yang memadai.

Terakhir, kVp mengontrol energi foton sinar-X yang dihasilkan oleh tabung
sinar-X. Peningkatan kVp dapat meningkatkan penetrasi foton sinar-X melalui jaringan
tubuh, yang dapat meningkatkan kontras gambar dan mengurangi dosis radiasi yang
diterima oleh pasien. Pengaturan kVp yang optimal berperan penting dalam
memastikan citra radiografi memiliki kontras yang cukup untuk diagnosis yang akurat
sambil meminimalkan paparan radiasi pada pasien. Dengan memahami dan
mengoptimalkan pengaturan jarak, mA, dan kVp, teknisi radiologi dapat memastikan
produksi citra radiografi yang berkualitas tinggi dan informatif untuk diagnosis medis.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa nilai mA mengatur derajat kecerahan
citra, kvp mengontrol derajat kehitaman citra dan jarak mengatur intensitas radiasi.
Ketiga hal tersebut merupakan faktor eksposi yang mana berpengaruh pada kualitas
citra radiografi.

4.2 SARAN
Pada praktikum kali ini sebaiknya perbedaan varibel pada masing-masing faktor dibuat
lebih jauh perbedaan nilainya agar mempermudah analisis citra.
DAFTAR PUSTAKA

bontrager, 2013. radiologic science fpr technologist. 10th ed. St. Louis, Missouri : Elsevier
Inc.
Sparzinanda, E., 2016. PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP KUALITAS
CITRA.

Anda mungkin juga menyukai