Anda di halaman 1dari 4

JURNAL FISIKA MODERN

Daya Emisi Foton


Zumrotus Saadah A., M. Taufiqi, Dian Agustinawati, Inechia Gevanda, Philin Yolanda, Rahmania M.
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: saadah.abaz12@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakTelah dilakukan percobaan yang berjudul Daya
Emisi Foton yang bertujuan untuk menghitung daya emisi foton
mengetahui pengaruh jarak laser-layar terhadap daya emisi
foton yang tertangkap oleh sensor photodiode. Percobaan ini
dilakukan diruangan yang gelap dengan memancarkan sinar
laser ke tengah layar karton hitam yang mana telah diletakkan
sensor photodiaode. Sensor tersebut sangat sensitif terhadap
cahaya. Photodioda akan mengalami perubahan resistansi pada
saat menerima intensitas cahaya sehingga dapat mengalirkan
arus listrik sehingga timbul arus dan tegangan yang dapat
diukur oleh multitester. Percobaan dilakukan dengan
memvariasikan jarak laser-layar ( 6, 7, 8, 8, 9, dam 10 cm)
untuk mengetahui pengaruh jarak laser-layar terhadap daya
emisi foton. Dari hasil perhitungan, diperoleh daya rata-rata
untuk setiap variasi jarak layar-laser. Nilai daya rata-rata
untuk setiap variasi jarak layar-laser secara berturut-turut
yaitu 94,455 ; 35,769 ; 10,128 ; 9,119; dan 2,301 Watt.
Pengaruh jarak laser-layar terhadap daya emisi foton adalah
menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik , Pengaruh
jarak laser-layar terhadap daya emisi foton adalah
menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik, jarak yang
makin besar akan mempenagruhi nilai daya, yakni nilai daya
akan menurun.
Kata Kunci Daya Emisi Foton, Laser, Photodioda.

I.

PENDAHULUAN

Laser berhasil diciptakan pertama kali oleh T.H. Mainan


pada tahun 1960. Laser menggunakan kristal rubi. Kristal
rubi tesusun dari sejumlah besar alumunian oksida, sejumlah
atom alumunium diganti dengan atom kromium sekitar 42%
dalam kristal Mainan. Rubi tersebut dimasukkan kedalam
sebuah batangan dengan diameter 0,5 cm dan panjang 4 cm.
ujung batang tersebut dilapisi dengan sempurna dengan
menggunakan lempengan perak dengan ujung yang satu lagi
dilengkapi dengan cermin pemantul secara keseluruhan, dan
ujung yang satu lagi dilengkapi dengan cermin pemisah.
Batangan tersebut diletakkan dibagian dalam sebuah tabung
cahaya elektronik yang digulung, kemudian disambungkan
dengan sebuah kapasitor besar disuplai dengan tegangan
cadangan. Ketika tebaga cadangan itu diaktifkan maka
kapasitor itu mengeluarkan muatan untuk menciptakan
tegangan. Kemudian pembidik ditekan sehingga tabung
cahaya menyala, dan mengeluarkan fluk cahaya yang kuat
dalam jangka waktu yang sangat singkat. Peristiwa ini
disebut dengan pemompaan dan getaran cahaya
meningkatkan sejumlah besar atom kromium ke satu
tingkatan eksitasi. Ketika atom-atom tertentu ditumbuk oleh
foton foton kromium, yang merangsang atom atom ini
untuk memancarkan energi foton foton dengan panjang
gelombang yang sama dan akhirnya memasuki keadaan
paling besar.[1].
Prinsip kerja sebuah laser berawal dari atom -atom dari
keadaan dasar E1 dipompakan keatas kesebuah keadaan
tereksitasi E3 dengan menggunakan suatu mekanisme. Dari
E3 atom atom meluruh secara cepat ke sebuah keadaan yang

energinya E2 , sedangkan pada tingkat energy E2


membutuhkan waktu sedikit lama untuk meluruh ke tingkat
E1, sehingga terjadi inversi populasi dimana pada E2
terdapat energy lebih banyak daripada di E1. Sehingga
peluruhan atom atom dari E2 secara kontinu akan
memancarkan foton dan itulah sinar laser. [3].
Sinar laser bersifat koheren, rentet gelombang untuk sinar
laser dapat mempunyai panjang gelombang barapa ratus
kilometer. Panjangnya koherensi yang bersangkutan untuk
cahaya dari sebuah lampu pijar tungsten atau dari sebuah
tabung lucur gas secara khas sangat kurang dari satu meter.
Sinar laser bersifat sangat terarah. Sebuah sinar laser
menyimpang dari kesejajaran yang sempurna hanya karena
efek efek difraksi yang ditentukan oleh panjang gelombang
dan diameter dari lubang keluar. Sinar laser juga dapat
difokuskan secara tajam. Sifat ini berkaitan dengan
kesejajaran sinar laser.[3].
Helium Neon (He-Ne) adalah laser yang paling banyak
digunakan untuk inferometri karena murah dan mudah
dioperasikan. Panjang gelombang output yang paling umum
adalah 0,63 m dan 0,54 m.[4].
Tidak ada sumber cahaya, termasuk sinar laser yang
mampu secara absolute menghasilkan cahaya monokromatis.
Untuk menyatakan lebih kualitatif tentang tingkat
kekromatisan cahaya, kita tandai penyebaran frekuensi dari
suatu garis dengan suatu lebar garis v. Monokromatis
absolute dimana v = 0, merupakan tujuan yang tidak pernah
tercapau. Dapat dikatakan bahwa cahaya laser mempunyai
tingkat kemonokromatisan yang lebih tinggi. [5].
Diera global seperti sekarang ini, peralatan yang dibuat
oleh para ahli sudah semakin canggih. Misalnya saja pada
bidang kesehatan, digunakan sinar laser untuk pematrian titik
pada retina yang sobek. Bahkan untuk yang lebih kompleks
adalah hologram 2D dan 3D. semua peralatan tersebut
berdasarkan konsep foton dan pancaran cahaya. Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation (LASER)
adalah sebuah alat yang menggunakan efek mekanika
kuantum. Pancaran terstimulasi untuk menghasilkan sebuah
cahaya yang koherens dari medium yang dikontrol
kemurnian, ukuran, dan bentuknya. [3].
Photodiode adalah sebuah sambungan semikonduktor p-n
yang bekerjanya melibatkan pemancaran dan penyerapan
cahaya. Photodiode bekerja berdasarkan asas sebuah electron
dalam pita valensi dapat menyerap foton dan bertransisi ke
pita konduksi. Karena foton cahaya tampak memiliki energy
dalam orde 2 atau 3eV, maka semikonduktor dengan energy
celah berorde 1eV cocok untuk transisi seperti itu. Sebaliknya
sebuah electron tereksitasi dari pita konduksi dapat turun
kembali ke pita valensi dengan memancarkan sebuah foton. [3].
Sewaktu partikel bermuatan bergerak didalam sebuah
rangkaian, maka energi potensial listrik dipindahkan dari
sebuah sumber ke dalam bentuk energi lain. Kerja yang
dilakukan atau tenaga yang dipindahkan dalam sebuah
rangkaian listrik atau dalam bagian sebuah rangkaian

JURNAL FISIKA MODERN

dinyatakan sebagai berikut


P =VI ...................................(1.1)
Sehingga daya adalah perkalian tegangan dan arus listrik.
satuan SI daya adalah watt [2].
II. METODE
Sebelum melakukan percobaan, Langkah pertama yang
dilakukan pada percobaan daya emisi foton ini adalah
menyiapkan peralatan terlebih dahulu. Yaitu terdiri atas laser
He-Ne atau laser pointer sebagai obyek yang akan dihitung
besar dayanya, layar kertas karton warna hitam yang
berfungsi sebagai layar tempat diletakkannya photodioda,
ampermeter sebagai alat pengukur arus pada rangkaian,
voltmeter sebagai alat pengukur tegangan pada rangkaian,
sensor photodioda sebagai obyek yang menerima cahaya laser
sehingga dapat diukur berapa tegangan dan arusnya, power
supply sebagai sumber tegangan, dan kabel buaya sebagai
penghubung pada rangkaian. Kemudain peralatan dirangkai
seperti gambar 2.1.

Gambar 2.2. Flowchart percobaan daya emisi foton.


III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. rangkaian alat percobaan daya emisi foton.


Kemudian jarak laser dan layar diatur sesuai jarak yang
telah ditentukan. Pada percobaan kali ini digunakan 5 variasi
jarak yaitu 6 cm, 7 cm, 8 cm, 9 cm, dan 10 cm. setelah jarak
ditentukan, photodioda disambungkan dengan ampermeter
untuk mengukur arus terlebih dahulu. Pada percobaan ini,
hanya digunakan satu buah multimeter untuk mengukur arus
sekaligus tegangan. Terdapat 2 percobaan pada praktikum
daya emisi foton ini, yakni pengukuran arus dan tegangan.
Masing-masing diukur saat photodioda tidak dikenai dan saat
dikenai cahaya laser tiap variasi jarak. Percobaan ini
dilakukan dengan 5 kali pengulangan setiap variasi jarak.
Sehingga akan didapat data berupa arus sebelum, arus
sesudah, tegangan sebelum, dan tegangan sesudah.
Flowchart untuk daya emisi foton dapat dilihat pada
gambar 2.2.

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data


sebagai berikut:
Tabel 2. Data hasil percobaan.
Tegangan (Volt)
Arus (Ampere)
Jarak
No
(cm)
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1
0,2474
0,3276
0,00735
0,00911
2
0,2456
0,3101
0,00729
0,00848
3
6
0,2441
0,3126
0,00731
0,00855
4
0,2502
0,3296
0,00727
0,00839
5
0,2417
0,3061
0,00732
0,00857
6
0,244
0,2838
0,00732
0,00837
7
0,2446
0,2812
0,00728
0,00839
8
7
0,2425
0,2766
0,00727
0,0084
9
0,2422
0,2733
0,00728
0,00836
10
0,2516
0,2735
0,00727
0,00838
11
0,2506
0,2624
0,00728
0,00782
12
0,2418
0,2613
0,0073
0,00781
13
8
0,2412
0,2641
0,00727
0,0078
14
0,2461
0,2634
0,00728
0,00782
15
0,2418
0,2665
0,00729
0,00781
9
16
0,2431
0,2603
0,00727
0,00781
17
0,2422
0,2601
0,00728
0,00778
18
0,2413
0,2603
0,00729
0,00777

JURNAL FISIKA MODERN


19
0,2426
0,2615
0,00728
0,00778
20
0,2421
0,259
0,00721
0,00773
21
0,2459
0,25
0,00739
0,00772
22
0,2399
0,2512
0,00735
0,00769
23
10
0,2401
0,2513
0,00728
0,00766
24
0,2432
0,2456
0,00729
0,00765
25
0,2426
0,2459
0,00732
0,00768
Dengan menggunakan persamaan (1.1) dapat dihitung
nilai daya (P) dengan mencari selisih dari tegangan sebelum
dan sesudah laser dinyalakan, serta selisih antara arus
sebelum dan sesudah laser dinyalakan. Sehingga didapatkan
data sebagai berikut.
Tabel 2. Data hasil perhitungan daya (P).
Jarak
V
I
P
No
(cm)
(Volt)
(Ampere)
( Watt)
1
0,0802
0,00176
141,15
2
0,0645
0,00119
76,76
3
6
0,0685
0,00124
84,94
4
0,0794
0,00112
88,93
5
0,0644
0,00125
80,50
6
0,0398
0,00105
41,79
7
0,0366
0,00111
40,63
8
7
0,0341
0,00113
38,53
9
0,0311
0,00108
33,59
10
0,0219
0,00111
24,31
11
0,0118
0,00054
6,37
12
0,0195
0,00051
9,94
13
8
0,0229
0,00053
12,14
14
0,0173
0,00054
9,34
15
0,0247
0,00052
12,84
16
0,0172
0,00054
9,29
17
0,0179
0,0005
8,95
18
9
0,019
0,00048
9,12
19
0,0189
0,0005
9,45
20
0,0169
0,00052
8,79
21
0,0041
0,00033
1,35
22
0,0113
0,00034
3,84
23
10
0,0112
0,00038
4,26
24
0,0024
0,00036
0,86
25
0,0033
0,00036
1,19
Dari perhitungan nilai daya pada tabel 2, dapat dilihat
bahwa jarak berpengaruh terhadap besar daya yang
dihasilkan, pengaruh yang ditimbulkan jarak terhadap daya
adalah semakin besar jarak maka daya yang dihasilkan
semakin kecil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 3.1. yang menunjukkan grafik hubungan daya dan
jarak antara layar dan laser.

Gambar 3.1. Grafik hubungan antara jarak (s) dan daya (P).
Data hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 1 bahwa
jarak laser-layar berbanding terbalik terhadap tegangan dan
arus yang terukur. Semakin besar jarak layar-laser, akan
mengakibatkan nilai tegangan dan arus yang terukur semakin
kecil. Hal ini dikarenakan semakin besar jarak laser, maka
intensitas cahaya yang diterima oleh photodiode makin kecil,
oleh karenanya arus dan tegangan yang terukur menjadi
semakin kecil. Pada tabel 1 pula dapat dilihat bahwa ada
beberapa penyimpangan yang terjadi pada data pengukuran
tegangan dan arus. Penyimpangan atau error ini terjadi
dikarenakan beberapa faktor yaitu kondisi ruangan yang tidak
benar-benar gelap, maka dapat dimungkinkan ada cahaya
yang masuk yang mengenai photodioda yang amat sensitif
terhadap cahaya, selain itu multimeter yang digunakan untuk
mengukur arus maupun tegangan tidak stabil, artinya nilai
yang muncul pada multimeter selalu berubah-ubah sehingga
dimungkinkan praktikan tidak membaca nilai tegangan dan
arus yang sesuai.
Dari gambar 3.1. dapat dilihat grafik hubungan antara
daya dan jarak layar laser. Dari grafik tersebut menunjukkan
bahwa regresi linier mengalami penurunan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hubungan antara daya dan jarak adalah
berbanding terbalik, semakin besar jarak, maka daya akan
semakin kecil dan begitu pula sebaliknya. Telah dijelaskan
sebelumnya hubungan jarak terhadap daya, yakni mengenai
intensitas cahaya. Intensitas cahaya berhubungan dengan
banyaknya foton yang terdeteksi oleh photodiode dan dapat
menggerakkan elektron sehingga muncullah arus yang
mengalir pada rangkaian. Maka semakin banyak cahaya (jika
jarak dekat) maka arus dan tegangan yang terukur akan
makin besar.
Dari hasil perhitungan, diperoleh daya rata-rata untuk
setiap variasi jarak layar-laser ( 6, 7, 8, 8, 9, dan 10 cm).
Nilai daya rata-rata untuk setiap variasi jarak layar-laser
secara berturut-turut yaitu 94,455 ; 35,769 ; 10,128 ; 9,119;
dan 2,301 Watt.

I.V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang daya
emisi foton, dapat disimpulkan bahwa
dari hasil
perhitungan, diperoleh daya rata-rata untuk setiap variasi
jarak layar-laser sebesar 6, 7, 8, 8, 9, dam 10 cm, Nilai daya
rata-rata untuk setiap variasi jarak layar-laser secara berturutturut adalah 94,455 ; 35,769 ; 10,128 ; 9,119; dan 2,301
Watt. Pengaruh jarak laser-layar terhadap daya emisi foton
adalah menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik,

JURNAL FISIKA MODERN


jarak yang makin besar akan mempenagruhi nilai daya, yakni
nilai daya akan menurun.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada M. Taufiqi,
Dian Agustinawati, Inechia Gevanda,
Philin Yolanda,
Rahmania M. selaku asisten praktikum daya emisi foton,
rekan rekan praktikan, dan semua pihak terkait praktikum
dalam melakukan percobaan dan penyelesaian laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Aman, Mustavan.1985.Cahaya.ITB.Bandung.
[2] Giancoli, C.Douglas.2001.Fisika.Erlangga.Jakarta.
[3] Halliday, David dan Robert Resnik.1999.Fisika Modern.
Erlangga.Jakarta.
[4] Hariharan.1900.
Optical
Interferometry.
School
of
Physics.Australia.
[5] Loud.B.B.1988.Laser dan Optik Modern. UI Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai