Anda di halaman 1dari 7

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol 12 , No.1, Januari 2009 hal 21-26


Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Terhadap Entrasce Skin
Exposure( ESE ) dan Laju Paparan Radiasi Hambur Pada
Pemeriksaan Abdomen
Dhahryan1, Much Azam 2
1) RSUD
2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

ABSTRACT
The measurement for influence of high voltage technique to Entrance Skin Exposure and Rate of
Scattered Radiation Exposure on abdomen inspection have been conducted. The ESE measurement is
conducted using Electrometer and calculated by semi empirical method, while in measurement of rate
of scattered radiation exposure using survey meter at a distance of 100 cm from the object by varying
data intake points and its direction of detector. The result indicates that the usage of high voltage
technique yields absorbent dose of 124 mrad and radiation exposure of 339 mR. It is lower than the
standard value of absorbent dose of 322.7 mrad and radiation exposure of 130,5 mR. The result of
measurement is higher than calculation. In measurement of exposure of scattered radiation rate with
detector position faced to object, on right side of cathode, it yields 1.03mR/hour with standard voltage
and 0.32 mR/hour with high voltage technique. While in measuring exposure of scattered radiation
rate and back-scattered obtained result on A’ and C’ (close to anoda and side of object) and A” and
C” nearly same, with highest value of 1 mR/hour and 0.93 mR/hour at standard tube voltage and at
high kV technique obtained lower value of 0.29mR/hour and 0.25mR/hour.

INTISARI
Telah dilakukan pengukuran pengaruh teknik tegangan tinggi pada pemeriksaan abdomen terhadap
Entrance Skin Exposure dan laju paparan radiasi hambur. Pada penelitian ini pengukuran ESE
dilakukan dengan menggunakan Elektrometer dan perhitungan secara semi empiris, sedangkan pada
pengukuran laju paparan radiasi hambur menggunakan surveymeter pada jarak 100 cm dari objek
dengan memvariasikan titik pengambilan data dan arah detektornya. Dari hasil penelitian diperoleh
bahwa penggunaan teknik tegangan tinggi menghasilkan dosis serap sebesar 124 mrad dan paparan
radiasi sebesar 339,7 mR atau lebih kecil dari penggunaan teknik tegangan standar yang
menghasilkan dosis serap sebesar 322,7 mrad dan paparan radiasi 130,5 mR. Hasil pengukuran lebih
besar dibanding hasil perhitungan. Pada pengukuran laju paparan radiasi hambur dengan posisi
detektor menghadap ke objek didapat, pada sebelah kanan katoda menghasilkan nilai 1,03mR/jam
pada penggunaan tegangan standar dan 0,32 mR/jam dengan teknik tegangan tinggi. Sedangkan pada
pengukuran laju paparan radiasi hambur dan hamburan balik didapat hasil pada titik A’ dan
C’(dekat anoda dan samping objek) serta A’’ dan C” hampir sama, dengan nilai tertingginya
1mR/jam dan 0,93 mR/jam pada tegangan tabung standar dan pada high kV technique didapat nilai
terendah 0,29mR/jam dan 0,25mR/jam.

PENDAHULUAN Conference Radiation Control Program


Dalam bidang radiodiagnostik, Director, Incoorporation USA, kontribusi
kualitas radiograf sangat berpengaruh terbesar dari total paparan radiasi terhadap
dalam penentuan ketepatan diagnosa suatu manusia diperoleh dari pemeriksaan
penyakit [1]. Namun demikian, sesuai radiodiagnostik. Hal penting yang
dengan prinsip ALARA (As Low As dilakukan dalam pemeriksaan radiologi
Reasonably Achievable), setiap adalah bagaimana memperoleh radiograf
pemanfaatan sumber radiasi selalu yang berkualitas dengan paparan yang
menghendaki adanya penerimaan dosis sekecil mungkin dengan biaya yang
serendah mungkin terhadap pasien, pekerja terjangkau.
radiasi maupun masyarakat [2]. Menurut

21
Dhahryan dan Much Azam Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi…

Faktor yang mempengaruhi kualitas entrace skin exposure (ESE), the gonadal
radiograf antara lain faktor eksposi yang dose yaitu paparan pada organ reproduktif,
terdiri atas tegangan tabung (kV), arus serta dosis pada sumsum tulang (mean
tabung (mA) dan waktu penyinaran (s). marrow dose). [4]
Pengaturan faktor eksposi yang tepat dapat Entrace Skin Exposure ( ESE ) adalah
menghasilkan kontras radiograf yang paparan yang diukur dengan satuan
optimal yaitu mampu menunjukkan milliroentgen pada pusat sumbu sinar-X
perbedaan derajat kehitaman yang jelas dimana titik tersebut merupakan daerah
antar organ yang mempunyai kerapatan yang akan dikenai radiasi. Pesawat sinar-X
berbeda. Tegangan tabung menentukan diatur dengan faktor exposi yang sesuai
kualitas radiasi atau daya tembus sinar-X dengan organ yang diperiksa, dan
yang dihasilkan. Arus tabung menentukan pengukuran ESE (Entrace Skin Exposure)
jumlah elektron yang akan melewati target dilakukan dengan “ Free-in-air ”.
sehingga dihasilkan sinar-X yang intensitas
METODE PENELITIAN
dan energinya cukup untuk menembus
Pengambilan Data
organ tertentu. Waktu menentukan
Pengukuran laju dosis serap
lamanya penyinaran sehingga menentukan
dilakukan dengan menggunakan Elektro
kuantitas sinar-X yang dihasilkan.
meter yang diletakkan di atas obyek.
Bila sinar-X diinteraksikan dengan
Penghitungan laju dosis serap dapat
bahan dapat diteruskan, dihamburkan dan
dilakukan secara empiris yang hasilnya
diserap. Banyaknya foton sinar-X yang
kemudian dikonversikan dengan dosis
diteruskan dan dihamburkan akan
serap di jaringan yaitu 1 R = 0,95 rad [5].
berpengaruh pada kualitas radiograf yang
Pengukuran laju paparan radiasi hambur
dihasilkan, sedangkan foton sinar-X yang
diperoleh melalui penyinaran terhadap
diserap hanya akan berpengaruh pada dosis
phantom abdomen. Kemudian untuk
radiasi yang diterima pasien.
memperoleh nilai dosis terukur yang
Pemeriksaan radiografi abdomen
sebenarnya adalah dengan mengalikan
menggunakan tegangan tabung 77 kV
hasil pengukuran yang telah dirata-ratakan
biasanya disebut dengan teknik standar
dengan faktor kalibrasi dari alat ukur
atau teknik tegangan rutin, sedangkan
survey meter yang digunakan. Skema
pemeriksaan radiografi abdomen
Pengukuran ESE dapat dilihat pada
menggunakan tegangan tabung diatas 100
gambar 1. Sedangkan laju hambur pada
kV sampai 150 kV yang dalam
gambar 2 dan gambr 3.
penggunaannya disertai dengan penurunan
kuat arus dan waktu penyinaran disebut Anoda
+ - Katoda
dengan teknik tegangan tinggi [3]. 1
Semakin tinggi tegangan yang digunakan
semakin tinggi daya tembus foton sinar-X 100 cm
yang dihasilkan, semakin kurang pula
radiasi yang diserap oleh kulit yang
terdekat pada tabung sinar-X selama
membuat radiografi yang memuaskan,
sehingga lebih luas pula batas-batas 3
keamanan bagi pasien.
2
Entrace Skin Exposure ( ESE )
4
Dosis pada pasien dilaporkan pada
pemeriksaan diagnostik pada umumnya
dilakukan dengan 3 cara yaitu: paparan Gambar 1. Skema pengukuran ESE. Ket.: 1.
pada permukaan kulit atau dikenal sebagai Tabung sinar-X, 2. Phantom abdomen, 3.

22
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 12 , No.1, Januari 2009 hal 21-26
Prupe dari elektometer, 4. Display menunjukan hubungan antara faktor
elektometer. eksposi dengan dosis serap dapat dilihat
pada gambar 4.
Anoda - Katoda
+
1
Tegangan ( kV )
130 120 110 100 90 80 70
100 cm 350

300

Dosis Serap
( mrad )
250
100 cm
3.B 2 3.A Standar
Tinggi
200

150

3.C
100
500 1000 1500 2000 2500
Faktor Eksposi
Gambar 2. Susunan pengukuran laju paparan
( kV x mAs )
radiasi hambur dengan surveymeter pada posisi
detektor menghadap ke objek. Keterangan: 1.
Tabung sinar-X, 2. Phantom abdomen, 3. a. Gambar 4. Grafik hubungan antara faktor eksposi
Surveymeter pada posisi sebelah kanan Katoda. b. terhadap dosis serap yang diukur dengan
Surveymeter pada posisi sebelah kiri Anoda. c. elektrometer pada jarak 100 cm dari tabung.
Surveymeter pada posisi samping Objek.
Pada gambar 4, dapat dilihat dengan
penggunaan faktor eksposi standar yang
Anoda + - Katoda
1 biasa digunakan untuk
memotret/mengeksposure pada
100 cm
pemeriksaan abdomen menghasilkan
paparan radiasi sebesar 339,7 mR dan
dosis serap yang diterima oleh pasien yaitu
3.B’ 100 cm
2 3.A’ dan 322,7 mrad. Angka yang dihasilkan
3.B” 3.A”
oleh Faktor Eksposi standar lebih besar
dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh
faktor eksposi tinggi (high kV technique).
3.C”
3.C’
Paparan radiasi yang dihasilkan sebesar
Gambar 3. Susunan pengukuran laju paparan 130,5 mR dan dosis serap yang diterima
radiasi hambur dengan surveymeter pada posisi pasien sebesar 124 mrad.
detektor menghadap menyampingi dan Nilai ESE secara dominan
membelakangi objek. Keterangan: a’, a”. dipengaruhi oleh peningkatan maupun
Surveymeter pada posisi sebelah kanan Katoda. b’,
b”. Surveymeter pada posisi sebelah kiri Anoda. c’,
penurunan tegangan tabung (kV) disertai
c”. Surveymeter pada posisi samping Objek. penurunan arus tabung dalam waktu (mAs)
terhadap faktor eksposi. Hal ini sesuai
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan intensitas sinar-X yang sebanding
Pada sub bahasan pertama dibahas terhadap kuadrat tegangan tabung.
tentang hubungan faktor eksposi terhadap Semakin kecil nilai ESE yang terukur pada
dosis Entrance Skin Exposure ( ESE ) dan permukaan kulit pada pasien maka tujuan
laju paparan radiasi. dari ALARA dapat tercapai. Hasil antara
Pengukuran Dosis Serap dan Paparan yang didapat dari pengukuran pada
Radiasi dengan Elektrometer elektrometer dan hasil perhitungan dengan
Pengukuran paparan radiasi dan rumus eksposure terlihat pada gambar 5.
dosis serap dengan menggunakan alat ukur
Elektrometer. Hasil penelitian yang

23
Dhahryan dan Much Azam Tegangan ( kV ) Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi…
130 120 110 100 90 80 70
350

penggunaan high kV technique didapat


300
hasil hamburan terendahnya sebesar 0,32
mR/jam.
Dosis Serap
250
( mrad )

Pada pengukuran laju paparan radiasi


200
hambur pada posisi surveymeter disebelah
150 kiri anoda (tabel.B) didapatkan hasil
pengukuran
perhitungan tertinggi 0,93 mR/jam pada penggunaan
100
tegangan tabung standar dan terendah 0,25
500 1000 1500 2000 2500 mR/jam pada penggunaan teknik tegangan
Faktor Eksposi
( kV x mAs ) tinggi sedangkan pada pengukuran pada
posisi surveymeter disamping objek
Gambar 5. Grafik hubungan antara faktor eksposi (tabel.C) dengan arah detektor menghadap
(kV  mAs) terhadap dosis serap yang diukur ke objek didapat hasil, pada penggunaan
dengan elektrometer pada jarak 100 cm dari tabung
dengan hasil perhitungan.
teganggan tabung standar laju paparan
radiasi hambur tertingginya 1 mR/jam dan
Pada gambar 5, hasil perhitungan pada penggunaan high kV technique laju
dan hasil pengukuran mempunyai paparan radiasi hambur terendahnya
kesamaan yaitu paparan radiasi dan dosis sebesar 0,29 mR/jam. Dari 3 titik
serap yang diterima oleh pasien semakin pengukuran diatas dengan arah detektor
meningkat apabila faktor eksposi yang sama yaitu menghadap ke objek didapat
digunakan semakin besar atau bisa hasil bahwa pada titik pengukuran
dikatakan dengan penggunaan tegangan disebelah kanan katoda menpunyai nilai
standar akan memberikan dosis serap dan Laju paparan lebih besar dari pada titik
laju paparan radiasi bagi pasien lebih besar pengukuran arah sebelah kiri anoda
dibandingkan dengan penggunaan high kV maupun dari samping objek. Hal ini juga
technique baik secara pengukuran maupun dapat dilihat pada gambar 6:
perhitungan. Tegangan ( kV )

Pengukuran Laju Paparan Radiasi 130 120 110 100 90 80 70

dengan mengunakan Surve meter 1,0

Pada penelitian ini Laju Paparan


0,8
Radiasi diukur/dideteksi pada titik jarak 1
Laju Paparan
( mR/jam )

meter dari objek (phantom) yaitu 1 meter 0,6


dari objek ke bawah (sebelah kanan
Katoda), 1 meter dari objek ke atas 0,4
A
(sebelah kiri anoda), dan 1 meter dari B
samping objek dengan menggunakan luas 0,2
C

lapangan yang sama. Dalam pengambilan 500 1000 1500 2000 2500
datanya survemeter divariasikan yaitu Faktor Eksposi
dengan memutar detektor survemeter ( kV x mAs )

dengan arah kedepan objek, menyamping


Gambar 6. Grafik hubungan antara faktor eksposi
objek serta membelakangi objek yang terhadap laju paparan yang diukur dengan
dilakukan pada tiap-tiap titik pengukuran. surveymeter yang arah detektornya menghadap ke
a. Pengukuran dengan sensor objek pada jarak 100 cm.
menghadap kedepan objek.
Dari arah pengambilan data didapat b. Pengukuran dengan sensor
bahwa hamburan yang berada di sebelah menghadap kesamping objek.
kanan katoda (tabel.A) pada faktor eksposi Dari pengukuran yang dilakukan
standar dideteksi mengalami hamburan dengan sensor menghadap kesamping
tertinggi sebesar 1,03 mR/jam dan pada objek dari arah pengambilan data didapat

24
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 12 , No.1, Januari 2009 hal 21-26
bahwa hamburan yang berada di sebelah objek diperoleh hasil hamburan yang
kanan (tabel.A’) katoda pada faktor berada di sebelah kanan (tabel.A”) katoda
eksposi standar dideteksi mengalami pada faktor eksposi standar dideteksi
hamburan tertinggi sebesar 1 mR/jam dan mengalami hamburan tertinggi sebesar
pada penggunaan high kV technique 0,93 mR/jam dan pada penggunaan high
didapat hasil hamburan terendahnya kV technique didapat hasil hamburan
sebesar 0,29 mR/jam. terendahnya sebesar 0,25 mR/jam.
Pada pengukuran laju paparan radiasi Pada pengukuran laju paparan radiasi
hambur pada posisi surveymeter disebelah hambur pada posisi surveymeter disebelah
kiri anoda (tabel.B’) didapatkan hasil kiri anoda (tabel.B”) didapatkan hasil
tertinggi 0,93 mR/jam pada penggunaan tertinggi 0,89 mR/jam pada penggunaan
tegangan tabung standar dan terendah 0,25 tegangan tabung standar dan terendah 0,21
mR/jam pada penggunaan teknik tegangan mR/jam pada penggunaan teknik tegangan
tinggi sedangkan pada pengukuran pada tinggi sedangkan pada pengukuran pada
posisi surveymeter disamping objek posisi surveymeter disamping objek
(tabel.C’) dengan arah detektor (tabel.C”) dengan arah detektor
menyampingi objek didapat hasil, pada menyampingi objek didapat hasil, pada
penggunaan teganggan tabung standar laju penggunaan teganggan tabung standar laju
paparan radiasi hambur tertingginya 1 paparan radiasi hambur tertingginya 0,93
mR/jam dan pada penggunaan high kV mR/jam dan pada penggunaan high kV
technique laju paparan radiasi hambur technique laju paparan radiasi hambur
terendahnya sebesar 0,29 mR/jam. Dari 3 terendahnya sebesar 0,25 mR/jam. Dari 3
titik pengukuran diatas dengan arah titik pengukuran diatas dengan arah
detektor sama yaitu menyampingi objek detektor sama yaitu membelakangi objek
didapat hasil bahwa pada titik pengukuran didapat hasil bahwa pada titik pengukuran
disebelah kanan katoda mempunyai nilai disebelah kanan katoda menpunyai nilai
laju paparan lebih besar dari pada titik Laju paparan radiasi hambur hampir sama
pengukuran arah sebelah kiri anoda dengan pengukuran samping objek dan
maupun dari samping objek..Hal tersebut lebih besar dari pada titik pengukuran arah
juga dapat dilihat pada gambar 7: Tegangan ( kV )
sebelah kiri anoda. Hal tersebut juga dapat
130 120 110 100 90 80 70 dilihat pada gambar 8.
1,0

Tegangan ( kV )
130 120 110 100 90 80 70
0,8
Laju Paparan
( mR/jam )

1,0
0,6
Laju Paparan

0,8
( mR/jam )

A'
0,4
B'
C'
0,6
0,2

A"
500 1000 1500 2000 2500
0,4 B"
Faktor Eksposi
( kV x mAs ) C"

Gambar 7. Grafik hubungan antara faktor eksposi 0,2


terhadap laju paparan yang diukur dengan
surveymeter yang arah detektornya menghadap 500 1000 1500 2000 2500

kesamping objek pada jarak 100 cm. FAktor Eksposi


( kV x mAs )
Gambar 8. Grafik hubungan antara faktor eksposi
c. Pengukuran dengan sensor (kV x mAs) terhadap laju paparan yang diukur
menghadap membelakangi objek. dengan surveymeter yang arah detektornya
Dari pengukuran yang dilakukan membelakangi objek pada jarak 100 cm.
dengan sensor menghadap membelakangi

25
Dhahryan dan Much Azam Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi…

Dari data-data hasil penelitian Hasil pengukuran lebih besar


diatas sangat jelas tampak, bahwa dengan dibanding hasil perhitungan.
adanya perubahan titik pengukuran maka 2. Pada pengukuran laju paparan radiasi
akan sangat mempengaruhi laju paparan hambur dengan arah detektor
radiasi pada suatu titik/tempat tertentu menghadap ke objek didapat nilai
yang memungkinkan seorang petugas atau tertinggi pada titik A(dekat katoda)
pekerja radiasi menerima laju dosis dengan nilai 1,03mR/jam pada
paparan radiasi tersebut. Selain itu juga tegangan tabung standar dan pada high
jarak mempengaruhi besar kecilnya laju kV technique didapat nilai terendah
paparan radiasi yang diterima semakin 0,32mR/jam.
dekat dengan sumber radiasi sekunder 3. Pada pengukuran laju paparan radiasi
maka radiasinya akan tinggi demikin juga hambur dan hamburan balik didapat
sebaliknya semakin jauh dari sumber maka hasil pada titik A’ dan C’(dekat anoda
laju paparannya semakin kecil. Selain itu dan samping objek) serta A’’ dan C”
juga perbedaan dosis paparan radiasi yang hampir sama, dengan nilai tertingginya
diterima pada suatu titik juga dapat 1mR/jam dan 0,93 mR/jam pada
disebabkan karena adanya pengaruh heel tegangan tabung standar dan pada high
effect. kV technique didapat nilai terendah
0,29mR/jam dan 0,25mR/jam.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tentang DAFTAR PUSTAKA
pengaruh penggunaan teknik tegangan [1] Hoxter E, 1973, Teknik Memotret
tinggi (high kV technique) pada Rontgen, terjemahan Sombu P.,
pemeriksaan abdomen terhadap paparan Penerbit Erlangga Jakarta.
radiasi, Entrance Skin Exposure (ESE) dan [2] Akhadi, M., 2000, Dasar-Dasar
laju paparan radiasi hambur yang terjadi Proteksi Radiasi, Edisi I, Rineka
disekitar area pemeriksaan maka dapat Cipta, Jakarta.
diambil kesimpulan sebagai berikut: [3] Jenkins D., 1988, Radiographic,
1. Pada penggunaan high kV technique Photographic and Imaging Process,
pada objek phantom abdomen Mary Land Aspen Publication.
menghasilkan paparan radiasi [4] Bushong, S.C., 2001, Radiologic
maksimal sebesar 130,5 mR dan dosis Science for Technologists, Seventh
serap pasien yang yang terukur 124 Edition, Mosby Company, Toronto.
mrad sedangkan pada penggunaan [5] Wiryosimin S., Drs, 1995, Mengenal
tegangan standar paparan radiasi yang Asas Proteksi Radisi, Penerbit ITB
terukur minimal sebesar 339,7 mR dan Bandung.
dosis serap pasiennya 322,7 mrad.

26
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 12 , No.1, Januari 2009 hal 21-26

27

Anda mungkin juga menyukai