Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PROTEKSI RADIASI
“HUBUNGAN DOSIS TERHADAP JARAK BERDASARKAN INVERSE
SQUARE LAW”

OLEH
KELOMPOK 1:

AYLSA SALSABILLA 202211402003


FAUZAN ANDRIZAL 202211402021
GHEA APRILLIA 202211402035
M.SYAWAL SYAHPUTRA 202211402008
NUZUL RAHMAWATI FITRIA 202211402020
RESTI ASTI PURNAMA SARI 202211402017
REZA WAHYU DIPUTRA 202211402038
YULIANA SAFITRI 202211402046
ZELMAPARASDIANTI 202211402029

DOSEN PENGAMPU :

T. MOHD. YOSHANDI, M.Sc


NIDN: 1020089302

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AWAL BROS
2023
PENDAHULUAN
Radiologi merupakan bidang ilmu yang memanfaatkan radiasi untuk diagnosis medis
dan berbagai aplikasi industri. Dalam konteks ini, pengetahuan mendalam tentang sifat-sifat
fisika radiasi menjadi esensial, khususnya terkait dengan bagaimana dosis radiasi berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya. Pemahaman tentang dosis radiasi dan cara berinteraksi dengan
jarak dari sumbernya memiliki dampak langsung pada keamanan dan kesehatan. Radiasi dapat
memberikan manfaat dalam diagnosis penyakit, namun penggunaannya harus diatur agar dosis
yang diterima pasien dan tenaga medis tetap dalam batas aman.
Inverse Square Law adalah prinsip fisika yang menggambarkan hubungan antara
intensitas radiasi atau dosis dengan jarak dari sumber radiasi. Dalam konteks radiologi, hukum
ini merupakan dasar penting dalam memahami bagaimana dosis radiasi berubah seiring dengan
perubahan jarak dari sumber radiasi. Hukum ini menyatakan bahwa intensitas radiasi
berkurang secara proporsional terhadap kuadrat jarak dari sumber radiasi. Dengan kata lain,
jika jarak dari sumber radiasi dua kali lipat, maka intensitas radiasi akan berkurang menjadi
seperempat dari intensitas awal. Hukum ini ditemukan pertama kali oleh ahli matematika dan
fisika abad ke-17, Isaac Newton, dan berlaku untuk berbagai jenis radiasi, termasuk radiasi
elektromagnetik seperti cahaya dan radiasi ionisasi seperti sinar-X. Konsep ini juga diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk astronomi, fotografi, dan
rekayasa nuklir.
Pengetahuan tentang Inverse Square Law memengaruhi desain peralatan radiologi
seperti sinar-X dan CT scan. Perancang peralatan harus memperhitungkan hukum ini untuk
memastikan dosis radiasi yang diterima pasien tetap dalam batas yang aman tanpa mengurangi
keefektifan diagnosis. Dalam bidang medis dan industri, personel yang terlibat langsung
dengan radiasi perlu memahami dan menerapkan Inverse Square Law untuk melindungi diri
mereka sendiri. Menentukan jarak yang aman dari sumber radiasi menjadi krusial untuk
menghindari dosis yang berlebihan dan dampak kesehatan yang merugikan.
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mendapatkan hubungan antara dosis dan jarak
serta membuktikan teori inverse square law.
LANDASAN TEORI
Menurut ICRP (2015) untuk mencapai tujuan proteksi radiasi eksterna maka diperlukan
prinsip utama proteksi radiasi, ada tiga prinsip proteksi radiasi eksternal yang harus
diperhatikan yaitu:
a. Jarak
Pekerjaan yang dilakukan pada daerah radiasi diupayakan sejauh mungkin
dengan sumber radiasi. Prinsip proteksi radiasi berdasarkan jarak ini didasari oleh
fakta bahwa intensitas radiasi akan semakin kecil sebanding dengan jarak.
b. Waktu
Prinsip proteksi yang kedua adalah waktu. Prinsip ini digunakan pada saat
perisai tidak ada. Maka hal yang dilakukan adalah secepat mungkin berada didaerah
sumber radiasi. Hal ini disebabkan semakin lama berhubungan dengan sumber
radiasi, potensi terpapar akan semakin banyak.
c. Perisai
Perisai digunakan sebagai prinsip proteksi radiasi utama yang teraplikasikan
dalam pemeriksaan radiologi. Prinsip proteksi radiasi ini memberikan keselamatan
yang jauh lebih aman untuk para petugas radiasi. Tujuan perisai adalah untuk
melindungi petugas dari paparan radiasi dalam menjalakan tugas nya. Biasanya
perisai ini berbahan dasar dari Pb baik itu pelapis dinding, tirai Pb, atau alat APD
yang berbahan dasar Pb.
Menurut Damanik et al (2021) Faktor jarak. Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi
ke segala arah, semakin dekat tubuh kita dengan sumber radiasi maka dosis paparan radiasi
yang kita terima akan semakin besar. Pancaran radiasi sebagian akan menjadi pancaran
hamburan saat mengenai materi. Radiasi hamburan ini akan menambah jumlah dosis radiasi
yang diterima.
Untuk mencegah paparan radiasi tersebut kita dapat menjaga jarak pada tingkat yang
aman dari sumber radiasi dengan tetap mempertimbangkan tugas dan tanggung jawab kita
sebagai petugas radiasi. Memaksimalkan jarak dari sumber merupakan salah satu cara untuk
mengurangi dosis paparan yang diterima oleh petugas radiasi. Semakin jauh jarak dari sumber
radiasi maka akan mengurangi paparan radiasi secara signifikan dengan adanya pengurangan
intensitas radiasi yang mengikuti hukum kuadrat terbalik (inverse square law) pada persamaan:

𝟐
𝑫 𝟏 𝒓𝟐
=
𝑫𝟐 𝒓𝟐𝟏

𝑫𝟏𝒙 𝒓𝟐𝟏 = 𝑫𝟐𝒙 𝒓𝟐𝟐

Keterangan:
D = Laju dosis serap pada jarak 1,2
1,2

R = Jarak 1, 2
1,2

Untuk mencari radiasi sebenarnya dapat menggunakan rumus:


Radiasi sebenarnya = (hasil baca alat-nilai background) x faktor kalibrasi

Dalam melakukan pengukuran radiasi hambur, nilai yang telah dibaca oleh alat
kemudian dikalikan dengan faktor kalibrasinya, secara ideal faktor kalibrasi bernilai satu.
Namun pada kenyataanya masih tidak banyak alat ukur yang kalibrasinya sama dengan satu.
Nilai yang masih dapat diterima berkisar antara 0,8 sampai dengan 1,2
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 November 2023, pukul 09.00
WIB. Bertempat di ruang radiologi Rumah Sakit Awal Bros Sudirman Pekanbaru.
EKSPERIMENTAL SETUP
Alat dan bahan:
- Mesin X-ray

- Surveymeter
- Meteran

- Apron Pelindung

Prosedur Kerja
a. Siapkan Mesin X-ray :
- Kolimator ditutup sepenuhnya.
- Tabung diarahkan ke meja pemeriksaan.
- Energi (kV) dan Arus (A) diatur.
b. Cara Kerja :
- Mahasiswa menggunakan apron pelindung sebelum melakukan pekerjaan.
- Jumlah mahasiswa yang berada di dalam ruang ekspos maksimumnya adalah
dua orang.
- Pengkuran dilakukan dengan menggunakan surveymeter diatur dengan
menggunakan unit mili sievert per jam (mSv/h).
- Pengukuran dilakukan pada tiga titik yang berjarak per 1 m dari Tabung Sinar-
X.
- Catat dalam bentuk Tabel
- Lakukan pengulangan pengukuran sebanyak 3 kali pada tiap titik
- Dengan hasil yang didapat maka lukislah grafik hubungan antara Dosis dan Jarak
pada kertas grafik.
Flow Chart

HASIL

Praktikum ini menggunakan sumber atau X-ray yaitu pesawat mobile menggunakan
KV 55 dan mAs 10 dan surveymeter yang digunakan pada penelitian ini adalah surveymeter
digital yang dipinjam di laboratorium radiologi. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gustia (2021) juga menggunakan surveymeter yang sama dengan faktor kalibrasi 0,99 dengan
merk Radiation Alert Ranger.
Berikut hasil praktikum yang di dapatkan dapat dilihat pada tabel berikut:
Nilai
Titik Dosis Laju/Hasil Baca Alat
Background
1m 9,47 mSv/h 8,03 mSv/h 6,80 mSv/h 0,11 mSv/h
2m 3,21 mSv/h 3,32 mSv/h 2,47 mSv/h 0,11 mSv/h
3m 1,8 mSv/h 0,37 mSv/h 2,11 mSv/h 0,11 mSv/h

Hasil akumulasi perolehan data:

Nilai
Titik Rata-rata Hasil
background
1m 0,11 mSv/h 8,1 mSv/h 7,9101 mSv/h
2m 0,11 mSv/h 3 mSv/h 2,8611 mSv/h
3m 0,11 mSv/h 1,43 mSv/h 1,3068 mSv/h

Pada percobaan yang telah dilakukan hasil rata-rata 3 kali ekspose radiasi hambur pada
titik 1 meter 7,9101 mSv/h, titik 2 meter 2,8611 mSv/h, titik 3 meter 1,3068 mSv/h.
Menurut teori hukum kuadrat terbalik (inverse square law) mengenai hubungan dosis
dengan jarak dapat dibuktikan sebagai berikut:
Contoh pengerjaan menggunakan teori

𝑫 𝟏𝒙 𝒓 𝟐 = 𝑫 𝟐𝒙 𝒓 𝟐
𝟏 𝟐

𝟗, 𝟒𝟕𝒙𝟏𝟐 = 𝑫𝟐𝒙𝟐𝟐

𝟗, 𝟒𝟕𝒙𝟏 = 𝑫𝟐𝒙𝟒

𝑫𝟐 = 𝟐, 𝟑𝟔 𝒎𝑺𝒗
Nilai
Titik Dosis Laju/Hasil Baca Alat
Background
1m 9,44 mSv/h 8,03 mSv/h 6,80 mSv/h 0,11 mSv/h
2m 2,36 mSv/h 2,0075 mSv/h 1,7 mSv/h 0,11 mSv/h
3m 1,04 mSv/h 0,892 mSv/h 0,76 mSv/h 0,11 mSv/h
Hasil akumulasi teori:

Nilai
Titik Rata-rata Hasil
background
1m 0,11 mSv/h 8,09 mSv/h 7,9002 mSv/h
2m 0,11 mSv/h 2,0225 mSv/h 1,893375 mSv/h
3m 0,11 mSv/h 0,897 mSv/h 0,77913 mSv/h
Menurut teori hukum kuadrat terbalik (inverse square law) mengenai hubungan dosis
dengan jarak pada percobaan yang telah dilakukan hasil rata-rata 3 kali ekspose radiasi hambur
pada titik 1 meter 7,9002 mSv/h, titik 2 meter 1,893375 mSv/h, titik 3 meter 0,77913 mSv/h
PEMBAHASAN
Berdasarkan Perka BAPETEN nomor 4 tahun 2020 dan ICRP (International
Commission on Radiological Protection) menyatakan bahwa ada tiga pembagian dari proteksi
radiasi eksterna yaitu penggunaan perisai (shielding), waktu (time) dan jarak (distance). Pada
praktikum kali ini melakukan praktikum di rumah sakit Awal Bros Sudirman, melakukan
penelitian terkait hubungan dosis terhadap jarak berdasarkan inverse square law yang didasari
pada poin yang terdapat pada prinsip proteksi radiasi yaitu jarak (distance). Dimana untuk
mengatasi penerima dosis radiasi atau paparan radiasi dalam pekerja harus diusahakan berada
pada jarak yang sejauh dan semaksimal mungkin. Maka diperlukannya perhitungan jarak yang
aman bagi para petugas demi menjaga dari paparan radiasi hambur.
Hasil dari praktikum yang telah didapat oleh peneliti pada besar sebaran radiasi hambur
yang dihasilkan pesawat sinar-X konvensional pada jarak tertentu di dalam ruangan radiologi
menggambarkan bahwa, semakin jauh jarak antara sumber radiasi dengan titik yang diukur
maka semakin kecil pula sebaran radiasi hambur yang dihasil kan dan semakin dekat jarak
antara sumber radiasi dengan titik yang diukur maka semakin besar pula paparan radiasi
hamburnya.
Grafik hasil pengukuran terkait hubungan dosis terhadap jarak berdasarkan inverse
square law.
pengukuran radiasi
9

0
1m 2m 3m

praktikum teori
Pada praktikum ini, jarak terjauh terdapat pada jarak 3 meter dari sumber radiasi dengan
hasil pengukuran radiasi sebesar 1,3068 mSv/h. Jarak terdekat dari praktikum ini adalah pada
jarak 1 meter dari sumber radiasi dengan hasil pengukuran radiasi sebesar 7,9101 mSv/h.
Dalam ilmu fisika, hukum kuadrat terbalik (Invers Square Law) menyatakan besarnya
intensitas cahaya atau gelombang linier yang memancarkan dari titik sumber berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber. Intensitas radiasi merupakan fungsi dari jarak,
dimana intensitas radiasi akan semakin berkurang dengan bertambahnya jarak tempuh. Hal ini
sesuai dengan hasil praktikum yang didapat bahwa semakin dekat jarak dengan sumber radiasi
maka akan semakin besar radiasi yang diterima, sebaliknya jika semakin jauh jaraknya dari
sumber radiasi makan akan semakin kecil radiasi yang diterima.
KESIMPULAN
Pada penelitian ini perbedaan hasil sebaran radiasi dapat dipengaruhi oleh jarak dengan
sumber radiasi sangat mempengaruhi hasil yang akan didapat. Semakin dekat tubuh dengan
sumber radiasi maka dosis paparan radiasi yang kita terima akan semakin besar. Untuk
mencegah paparan radiasi tersebut kita dapat menjaga jarak pada tingkat yang aman dari
sumber radiasi. Memaksimalkan jarak dari sumber merupakan salah satu cara untuk
mengurangi dosis paparan yang diterima oleh petugas radiasi. Semakin jauh jarak dari sumber
radiasi maka akan mengurangi paparan radiasi secara signifikan dengan adanya pengurangan
intensitas radiasi yang mengikuti hukum kuadrat terbalik (inverse square law)
DAFTAR PUSTAKA
Damanik, M., Simanjuntak, J. N. D., & Daulay, E. R. (2021). Studi Paparan Radiasi pada
Pekerja Radiasi Cathlab dengan Menggunakan My Dose Mini sebagai Upaya
Keselamatan Radiasi di RSUP Adam Malik Medan. 1(1), 41–46.
Gustia, R. M. (2021). ANALISIS SEBARAN RADIASI HAMBUR PESAWAT SINAR X
KONVENSIONAL DI INSTALASI RADIOLOGI RSIA ZAINAB.

Anda mungkin juga menyukai