PERCOBAAN II
(PENENTUAN KONSENTRASI SENYAWA ORGANIK MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS)
Oleh :
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
PERCOBAAN II
A. Tujuan
Praktikan dapat menentukan konsentrasi suatu senyawa panjang menggunakan panjang22t
Spektrofotometer UV Visible.
B. Dasar Teori
Pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang
diarbsorbsi oleh sampel bisa diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Energi
yang dimiliki oleh sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang cukup tinggi dapat
mempromosikan electron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrskopi UV-
Vs biasanya digunakan untuk ion organic, molekul, kompleks di dalam larutan. Hanya sedikit
informasi tentang struktur yang didapatkan dari spektrum karena memiliki bentuk yang lebar.
Namun spektrum yang didapatkan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada Panjang
belombang tertentu menggunakan hukum Lamber-Beer (Dachriyanus, D, 2014).
Spektrofotometri UV-VIS berurusan dengan spektrum serapan yang dihasilkan dari transisi
2anjang2 antara keadaan energi dalam molekul. Transisi seperti itu disertai dengan penyerapan
kuantum energi di wilayah UV-VIS, yang diwakili oleh kurva penyerapan pada plot intensitas
bilangan gelombang radiasi (2anjang gelombang). Nilai energi transisi dihubungkan dengan
masing-masing lokasi pita di wilayah ultraviolet atau cahaya tampak, biasanya dicirikan
sebagai “-max. Intensitas pita dihubungkan dengan probabilitas transisi 2anjang2 dari keadaan
dasar ke keadaan tereksitasi. Keadaan dan absorptivitas molar adalah parameter pita yang
terhubung dengan transisi ini.Parameter ini mencirikan sistem secara kualitatif (“-max) dan
kuantitatif I dalam spektrofotometri molekuler klasik. Transisi 2anjang2 molar tidak sesempit
transisi atom. Alasan untuk ini adalah mis. 2anjang tindih energi keadaan dasar, energi osilasi
dan energi rotasi molekul serta interaksi molekul zat dengan pelarut. Lebar puncak, parameter
pita yang sangat penting dalam spektrofotometri turunan, dicirikan 2anjang22t yang disebut
setengah lebar (L), yaitu lebar puncak setengah dari tingginya [6, 7, 13, 17, 19, 21).
Spektroskopi UV-terlihat banyak digunakan dalam studi bahan nano sebagai 2anjang22t
pembentukan partikel nano. Digunakan bersama dengan pelabelan afinitas, spektroskopi UV-
terlihat sering menyediakan sarana pilihan untuk mengukur respons dalam analisis
menggunakan partikel nano. Lebih lanjut disarankan bahwa sifat spektroskopi nanopartikel
dapat memberikan 3anjang33 distribusi ukurannya dengan menyesuaikan posisi resonansi
plasmon permukaan (SPR) ke fungsi 3anjang gelombang sederhana (S. Kus, 1996).
Lampu hidrogen atau deuterium digunakan sebagai sumber cahaya untuk pengukuran uv
dan lampu tungsten untuk pengukuran pada cahaya tampak. Prisma atau monokromator
merupakan pemisah panjang gelombang (wavelength separator) dari sumber cahaya. Spektrum
dapat diperoleh dengan cara melakukan scanning oleh wavelength separator sedangkan pada
spektrum atau panjang gelombang tertentu dapat membuat pengukuran kuantitatif. Perhatikan
skema 1.1 dibawah ini, yang merupakan skema alat spektrofotometer UV-Vis yang memiliki
sumber cahaya tunggal, dimana sinyal pelarut dihilangkan terlebih dahulu dengan mengukur
pelarut tanpa sampel, setelah itu larutan sample dapat diukur. Gambar 1.2 adalah contoh alat
spektrofotometer UV-Vis yang memiliki sumber cahaya tunggal (single beam).
Hubungan lineritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit diatur pada Hukum
Lambert-Beer (Beer's law). Adapun hukum Lambert-beer ditulis dengan:
A=.b.C
A = absorban (serapan)
= koefisien ekstingsi molar (M-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C = konsentrasi (M)
A = E.b.C
E = koefisien ekstingsi spesifik (ml g-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C= konsentrasi (gram/100 ml)
T = I / Io
I = intensitas cahaya setelah melewati sampel
Cara untuk menentukan konsentrasi senyawa sampel yang tidak diketahui yaitu dengan
membuat kurva standar kalibrasi. Setelah itu ditentukan persamaan regresi linearnya. Maka dari
persamaan tersebut dapat dihitung konsnetrasinya, dimana Y bertindak sebagai absorbansi dan
X bertindak sebagai konsentrasi. Dibuat terlebih dahulu plot absorbansi terhadap konsentrasi
pada larutan sampel yang diektahui konsentrasinya menggunakan software excel dengan
memasukkan data pengukuran spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kurva standar
kalibrasi. Persamaaan regresi linear ini digunakan untuk menentukan konsnetrasi dari sampel
yang tidak diketahui konsentrasinya. Adapun bentuk umum dari persamaan regresi linear yaitu
(Ilahi, Firdaus, & Amir, 2021):
y=mx + c
Keterangan :
y = absorbnasi
m = gradien
x = Konsentrasi
c = intersep.
Kuersetin adalah senyawa yang merupakan golongan flavonoid yang memiliki banyak
aktivitas biologi seperti antialergi, antivirus, antiinflamasi, vaso-dilator dan antioksidan
(Morales, 2006) dalam (I.S. Perdhana, 2019). Kuersetin adalah jenis flavonoid paling banyak
ditemukan di alam yang sering ditemukan pada berbagai buah dan sayur seperti bawang merah,
brokoli dan apel (Pietta PG. 2000, Pradeep, 2016) dalam (S.Noer, 2018). Kursetin memiliki
kelebihan yaitu sebagai antioksidan pada konstentrasi konsentrasi 0,02% b/b sehingga dapat
menjadi salah satu alternatif bahan aktif pencegah jerawat dan penuaan dini (Vicentini et al.,
2009) dalam (Rahmawanty, 2015). Berikut struktur senyawa kuersetin.
C. Metodologi Percobaan
1. Alat dan bahan
a. Alat
No Nama Ukuran Jumlah
1. Spektrofotometer UV-Vis Standar 1 buah
2. Labu ukur 10 ml 3 buah
3. Gelas ukur 10 ml 1 buah
4. Mikropipet 1000 1 buah
mikrometer
5. Kuvet Standar 5 buah
6. Pipet tetes Standar 1 buah
7. PC/Komputer Standar 1 buah
8. Gelas ukur 10 ml 1 buah
b. Bahan
No Nama Konsentrasi Jumlah
1. Kuersetin 50 ppm 2 ml
2. Methanol PA Secukupnya
3. Tisu kuvet - Secukupnya
2. Skema
a. Pembuatan Larutan Aliquot Kuersetin
- Labu ukur 1-3
- Diambil 2 ml menggunakan
mikropipet yang sebelumnya
sudah dibilas menggunakan
methanol
- Dimasukkan larutan ke
dalam labu ukur 10 ml
- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ppm
- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 5 ppm
- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 2,5 ppm
- Diambil 2 ml menggunakan
mikropipet yang sebelumnya
sudah dibilas menggunakan
methanol
- Dimasukkan larutan ke
dalam labu ukur 10 ml
- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 1,25 ppm
- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 0,625 ppm
Spektrofotometer UV Visible
ready
PC menyala
PC terhubung
Aplikasi Spektrofotometer UV
Visible terbuka pada PC
D. Hasil Percobaan
1. Tabel Pengamatan
a. Pembuatan larutan aliquot kuersetin
- Labu ukur1-3
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Diambil 2 ml larutan kuersetin 50 ppm Larutan tidak berwarna
menggunakan mikropipet yang
sebelumnya sudah dibilas menggunakan
methanol
2. Dimasukkan larutan kuersetin ke dalam Larutan tidak berwarna pada labu ukur 10
labu ukur 10 ml ppm
3. Ditambahkan larutan methanol hingga Larutan berwarna kuning pucat
batas labu ukur
4. Diambil larutan sebanyak 5 ml Larutan berwarna kuning pucat
5. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ppm Larutan berwarna kuning pucat pada labu
ukur 5 ppm
6. Ditambahkan larutan methanol hingga Larutan berwarna kuning pucat
batas labu ukur
7. Diambil sebanyak 5 ml Larutan berwarna kuning pucat
8. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ppm Larutan berwarna kuning pucat pada labu
ukur 2,5 ppm
9. Ditambahkan larutan methanol hingga Larutan berwarna kuning pucat
batas labu ukur
14. Dimasukkan ke dalam labu ukur 0,625 Larutan berwarna kuning pucat pada labu
ppm
ukur 0,625 ppm
15. Ditambahkan larutan methanol hingga Larutan berwarna kuning pucat
batas labu ukur
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (ppm)
E. Pembahasan
Percobaan ini berjudul penentuan konsentrasi senyawa organik menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Tujuan dari percobaan ini yaitu agar praktikan dapat menentukan
konsentrasi suatu senyawa panjang menggunakan panjang Spektrofotometer UV Visible.
Prinsip kerja alat spektrofotometer berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi yang
diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitafif.
Langkah pertama pada percobaan ini pembuatan larutan kuersetin yaitu diambil 2 ml
larutan kuersetin 50 ppm menggunakan mikropipet yang sebelumnya sudah dibilas
menggunakan methanol konsentrasi PA. Hasilnya yaitu terdapat larutan tidak berwarna.
Larutan kuersetin berfungsi sebagai larutan baku standar untuk membuat kurva standar/kurva
kalibrasi, mikropipet berfungsi untuk memindahkan larutan seperti kuersetin dan methanol dari
satu tempat ke tempat lainnya dengan volume yang sangat kecil di bawah 1,0 ml. Fungsi
dilakukannya pembilasan yaitu agar mikropipet yang digunakan terjamin kesterilannya
sehingga mendapatkan hasil pengukuran yang tepat. Kemudian dimasukkan larutan kuersetin
ke dalam labu ukur 10 ml menggunakan gelas ukur. Hasilnya terdapat larutan tidak berwarna
pada labu ukur 10 ppm. Labu ukur berfungsi untuk mengukur larutan secara spesifik dengan
ketelitian yang sangat tinggi. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume cairan dengan
akurasi rendah seperti larutan standar kuersetin. Lalu ditambahkan larutan methanol hingga
batas labu ukur. Hasilnya terdapat larutan berwarna kuning pucat. Larutan methanol berfungsi
sebagai pelarut polar maupun nonpolar sehingga sangat baik mengekstrak senyawa metabolit
sekunder seperti kuersetin. Fungsi dilakukannya pengenceran yaitu untuk agar konsentrasi
larutan kuersetin menjadi berkurang atau semakin kecil sehingga reaksi akan berjalan lebih
lambat dan nilainya dapat diamati untuk dihitung dengan tepat. Selanjutnya diambil larutan
sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ppm menggunakan pipet tetes. Hasilnya
terdapat larutan berwarna kuning pucat pada labu ukur 5 ppm. Kemudian ditambahkan larutan
methanol hingga batas labu ukur. Hasilnya terdapat larutan berwarna kuning pucat pada labu
ukur. Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan larutan dari suatu wadah ke wadah lain dengan
jumlah yang sedikit dan dengan tingkat ketelitian yang sangat rendah seperti memindahkan
larutan aliquot kuersetin dan methanol. Lalu diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam
labu ukur 5 ppm. Hasilnya terdapat Larutan berwarna kuning pucat pada labu ukur 2,5 ppm.
Selanjutnya ditambahkan larutan methanol hingga batas labu ukur dan hasilnya ialah terdapat
larutan berwarna kuning pucat pada labu ukur.
Langkah selanjutnya ialah masih dengan penyiapan larutan kuersetin pada labu ukur ke-4
dan 5. Diambil 2 ml larutan kuersetin 50 ppm menggunakan mikropipet yang sebelumnya sudah
dibilas menggunakan methanol dan hasilnya ialah larutan tidak berwarna. Kemudian
dimasukkan larutan kuersetin ke dalam labu ukur 1,25 ml dan hasilnya adalah larutan tidak
berwarna pada labu ukur 1,25 ppm. Selanjutnya ditambahkan larutan methanol hingga batas
labu ukur dan hasilnya ialah larutan berwarna kuning pucat. Lalu diambil larutan sebanyak 5
ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 0,625 ppm. Hasilnya ialah larutan berwarna kuning
pucat pada labu ukur 0,625 ppm. Kemudian ditambahkan larutan methanol hingga batas labu
ukur dan hasilnya larutan aliquot kuersetin berwarna kuning pucat telah siap digunakan.
Konsentrasi
(ppm) Absorbansi
10 0.968
5 0.526
2.5 0.269
1.25 0.177
0.625 0.086
0 0
Qx 0.326
Berdasarkan penuntun bahwa masing-masing senyawa mrmiliki panjang gelombang yang
berbeda dan bervariasi, berbeda pelarut dan beda juga Panjang gelombang maksimumnya.
Absorbansi paling tinggi menunjukkan bahwa Panjang gelombang maksimum dari suatu
senyawa. Panjang maksimum kuersetin dapat dilhat dari absorbansi tertinggi dari data di atas.
Maka dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang maksimum kuersetin adalah 0,968 nm.
Dan didapatkan kurva kalibrasi larutan standar seperti di bawah ini.
1 y = 0.0951x + 0.0307
R² = 0.9964
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (ppm)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai R2 regresi linear 0,0951 masih dalam nilai standar
yang baik (linearitas) karena nilainya tidak melebihi 1. Untuk menentukan kalibrasi standar
dapat dicari menggunakan rumus berikut:
y=mx + c
Keterangan:
y = absorbnasi
m = gradien
x = Konsentrasi
c = intersep.
Sehingga didapatkan data penentuan konsentrasi sampel kuersetin dengan X ppm yang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Absorbansi Konsentrasi
Sampel Bobot Slope Intercept
sampel (As) (ppm)
Qx 10 mL 0.326 0.0951 0.0307 3.105152
F. Kesimpulan
3. Persamaan regresi linear yang dihasilkan pada percobaan kali ini yaitu y= mx+c
dengan nilai R= 0,0951 dan nilai y= 0,0307 yang berarti mendekati linearitas