Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN

PERCOBAAN II
(PENENTUAN KONSENTRASI SENYAWA ORGANIK MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS)

Oleh :

Nama : DEA ANINDA Tgl Praktikum : 02-03-2023


NIM : F1061201009 Dikumpulkan Tgl : 09-03-2023
Prodi : P.KIMIA Diterima Oleh :
Kelompok :4 Dikoreksi Tgl
Nilai : Nama Asisten
a. Disiplin :( )
b. Sistematika :( )
c. Isi :( )
Total :(100) ( )

LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
PERCOBAAN II

PENENTUAN KONSENTRASI SENYAWA ORGANIK MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

A. Tujuan
Praktikan dapat menentukan konsentrasi suatu senyawa panjang menggunakan panjang22t
Spektrofotometer UV Visible.

B. Dasar Teori
Pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang
diarbsorbsi oleh sampel bisa diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Energi
yang dimiliki oleh sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang cukup tinggi dapat
mempromosikan electron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrskopi UV-
Vs biasanya digunakan untuk ion organic, molekul, kompleks di dalam larutan. Hanya sedikit
informasi tentang struktur yang didapatkan dari spektrum karena memiliki bentuk yang lebar.
Namun spektrum yang didapatkan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada Panjang
belombang tertentu menggunakan hukum Lamber-Beer (Dachriyanus, D, 2014).

Spektrofotometri UV-VIS berurusan dengan spektrum serapan yang dihasilkan dari transisi
2anjang2 antara keadaan energi dalam molekul. Transisi seperti itu disertai dengan penyerapan
kuantum energi di wilayah UV-VIS, yang diwakili oleh kurva penyerapan pada plot intensitas
bilangan gelombang radiasi (2anjang gelombang). Nilai energi transisi dihubungkan dengan
masing-masing lokasi pita di wilayah ultraviolet atau cahaya tampak, biasanya dicirikan
sebagai “-max. Intensitas pita dihubungkan dengan probabilitas transisi 2anjang2 dari keadaan
dasar ke keadaan tereksitasi. Keadaan dan absorptivitas molar adalah parameter pita yang
terhubung dengan transisi ini.Parameter ini mencirikan sistem secara kualitatif (“-max) dan
kuantitatif I dalam spektrofotometri molekuler klasik. Transisi 2anjang2 molar tidak sesempit
transisi atom. Alasan untuk ini adalah mis. 2anjang tindih energi keadaan dasar, energi osilasi
dan energi rotasi molekul serta interaksi molekul zat dengan pelarut. Lebar puncak, parameter
pita yang sangat penting dalam spektrofotometri turunan, dicirikan 2anjang22t yang disebut
setengah lebar (L), yaitu lebar puncak setengah dari tingginya [6, 7, 13, 17, 19, 21).
Spektroskopi UV-terlihat banyak digunakan dalam studi bahan nano sebagai 2anjang22t
pembentukan partikel nano. Digunakan bersama dengan pelabelan afinitas, spektroskopi UV-
terlihat sering menyediakan sarana pilihan untuk mengukur respons dalam analisis
menggunakan partikel nano. Lebih lanjut disarankan bahwa sifat spektroskopi nanopartikel
dapat memberikan 3anjang33 distribusi ukurannya dengan menyesuaikan posisi resonansi
plasmon permukaan (SPR) ke fungsi 3anjang gelombang sederhana (S. Kus, 1996).

Spektrofotometer adalah peralatan laboratorium standar. Mereka biasanya mengandung


dua sumber cahaya: lampu deuterium, yang memancarkan cahaya di wilayah UV da lampu
tungsten-halogen untuk wilayah yang terlihat. Setelah melewati monokromator (atau melalui
filter optic) cahaya difkokuska ke dalam kuvet dan jumlah cahaya yang melewati sampel
dideteksi oleh photomultiplier atau photodiode. Dalam instrument double-beam, sebuah kuvet
dengan buffer ditempatkan di balok referensi, dan absorbansinya dikurangi dari absorbansi
yang diukur untuk sampel. Spektrum diperoleh 3anjan 3anjang gelombang cahaya insiden
berubah terus menerus. Dalam spektrofotometer larik 3anja, sampel disinari oleh cahaya lampu
penuh. Setelah melewati kuvet, cahaya yang ditransmisikan secara 3anjang3 didekomposisi
oleh prisma menjadi komponen individual dan dikuantifikasi oleh susunan 3anja, seringkali
dalam interval 2 nm. Dalam spektrofotometer larik 3anja, seluruh spektrum direkam pada waktu
yang sama dan bukan dengan pemindaian yang bergantung pada waktu seperti pada 3anjang33t
konvensional. Dengan demikian perubahan 3anjang3 dapat diikuti secara bersamaan dalam
berbagai 3anjang gelombang (Görög, S. (2018).

Lampu hidrogen atau deuterium digunakan sebagai sumber cahaya untuk pengukuran uv
dan lampu tungsten untuk pengukuran pada cahaya tampak. Prisma atau monokromator
merupakan pemisah panjang gelombang (wavelength separator) dari sumber cahaya. Spektrum
dapat diperoleh dengan cara melakukan scanning oleh wavelength separator sedangkan pada
spektrum atau panjang gelombang tertentu dapat membuat pengukuran kuantitatif. Perhatikan
skema 1.1 dibawah ini, yang merupakan skema alat spektrofotometer UV-Vis yang memiliki
sumber cahaya tunggal, dimana sinyal pelarut dihilangkan terlebih dahulu dengan mengukur
pelarut tanpa sampel, setelah itu larutan sample dapat diukur. Gambar 1.2 adalah contoh alat
spektrofotometer UV-Vis yang memiliki sumber cahaya tunggal (single beam).

Gambar 1.1 Skema alat spektrofotometer UV-Vis single-beam


Gambar 1.2 Spektrofotometer UV-Vis single-beam (Spectronic 21)

Hubungan lineritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit diatur pada Hukum
Lambert-Beer (Beer's law). Adapun hukum Lambert-beer ditulis dengan:

A=.b.C
A = absorban (serapan)
 = koefisien ekstingsi molar (M-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C = konsentrasi (M)

Pada beberapa buku ditulis juga:

A = E.b.C
E = koefisien ekstingsi spesifik (ml g-1 cm-1)
b = tebal kuvet (cm)
C= konsentrasi (gram/100 ml)

Hubungan antara E dan  adalah:


E = 10  massa molar

Pada percobaan, yang terukur adalah transmitan (T), yang didefinisikan


sebagai berikut :

T = I / Io
I = intensitas cahaya setelah melewati sampel

Io = adalah intensitas cahaya awal


Hubungan antara A dan T adalah:
A = -log T = - log (I / Io)

Cara untuk menentukan konsentrasi senyawa sampel yang tidak diketahui yaitu dengan
membuat kurva standar kalibrasi. Setelah itu ditentukan persamaan regresi linearnya. Maka dari
persamaan tersebut dapat dihitung konsnetrasinya, dimana Y bertindak sebagai absorbansi dan
X bertindak sebagai konsentrasi. Dibuat terlebih dahulu plot absorbansi terhadap konsentrasi
pada larutan sampel yang diektahui konsentrasinya menggunakan software excel dengan
memasukkan data pengukuran spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kurva standar
kalibrasi. Persamaaan regresi linear ini digunakan untuk menentukan konsnetrasi dari sampel
yang tidak diketahui konsentrasinya. Adapun bentuk umum dari persamaan regresi linear yaitu
(Ilahi, Firdaus, & Amir, 2021):

y=mx + c
Keterangan :
y = absorbnasi
m = gradien
x = Konsentrasi
c = intersep.

Kuersetin adalah senyawa yang merupakan golongan flavonoid yang memiliki banyak
aktivitas biologi seperti antialergi, antivirus, antiinflamasi, vaso-dilator dan antioksidan
(Morales, 2006) dalam (I.S. Perdhana, 2019). Kuersetin adalah jenis flavonoid paling banyak
ditemukan di alam yang sering ditemukan pada berbagai buah dan sayur seperti bawang merah,
brokoli dan apel (Pietta PG. 2000, Pradeep, 2016) dalam (S.Noer, 2018). Kursetin memiliki
kelebihan yaitu sebagai antioksidan pada konstentrasi konsentrasi 0,02% b/b sehingga dapat
menjadi salah satu alternatif bahan aktif pencegah jerawat dan penuaan dini (Vicentini et al.,
2009) dalam (Rahmawanty, 2015). Berikut struktur senyawa kuersetin.

Gambar 1.3 Struktur senyawa kuersetin (Azizah, et al., 2014)


Kuersetin larut dalam etanol (4,0 mg/mL, 37°C) dan mudah larut dalam dimetil sulfoksida
(150 mg/mL, 25°C) serta sukar larut dalam air (0,01 mg/mL, 25°C) (Wang et al., 2016; Gao et
al., 2011). Senyawa ini menunjukkan kelarutan yang meningkat pada penggunaan pelarut
dengan pH alkali (Kendre et al., 2014) dan memiliki permeabilitas yang baik dengan nilai log
P sebesar 1,82 ± 0,32 (Rothwel et al., 2005). Terdapat interaksi intramolekular melalui ikatan
hidrogen pada struktur senyawa kuersetin dan terjadi pula interaksi intermolekular antara
molekul kuersetin. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kelarutan kuersetin sangat kecil di
dalam pelarut air.

Pada analisiss spektrofotmetri, terdapat 3 daerah Panjang gelombang elektromagnetik


yang digunakan, meliputi daerah UV (200-380 nm), daerah visible (380-700 nm), dan
inframerah (700-3000 nm). Pengukuran panjang gelombang maksimum pada kuersetin
dilakukan pada rentang panjang gelombang 400-800 nm.

C. Metodologi Percobaan
1. Alat dan bahan
a. Alat
No Nama Ukuran Jumlah
1. Spektrofotometer UV-Vis Standar 1 buah
2. Labu ukur 10 ml 3 buah
3. Gelas ukur 10 ml 1 buah
4. Mikropipet 1000 1 buah
mikrometer
5. Kuvet Standar 5 buah
6. Pipet tetes Standar 1 buah
7. PC/Komputer Standar 1 buah
8. Gelas ukur 10 ml 1 buah

b. Bahan
No Nama Konsentrasi Jumlah
1. Kuersetin 50 ppm 2 ml
2. Methanol PA Secukupnya
3. Tisu kuvet - Secukupnya
2. Skema
a. Pembuatan Larutan Aliquot Kuersetin
- Labu ukur 1-3

Larutan kuersetin 50 ppm

- Diambil 2 ml menggunakan
mikropipet yang sebelumnya
sudah dibilas menggunakan
methanol
- Dimasukkan larutan ke
dalam labu ukur 10 ml

Larutan tidak berwarna

Ditambahkan larutan methanol


hingga batas labu ukur

Larutan berwarna kuning pucat

- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ppm

Larutan berwarna kuning pucat

Ditambahkan larutan methanol


hingga batas labu ukur

Larutan berwarna kuning pucat

- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 5 ppm

Larutan berwarna kuning pucat

Ditambahkan larutan methanol


hingga batas labu ukur
Larutan berwana kuning pucat

- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 2,5 ppm

Larutan berwarna kuning pucat

Ditambahkan larutan methanol


hingga batas labu ukur

Larutan berwarna kuning pucat

- Labu ukur 4-5


Larutan kuercetin 50 ppm

- Diambil 2 ml menggunakan
mikropipet yang sebelumnya
sudah dibilas menggunakan
methanol
- Dimasukkan larutan ke
dalam labu ukur 10 ml

Larutan tidak berwarna

Ditambahkan larutan methanol


hingga batas labu ukur

Larutan berwarna kuning pucat

- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 1,25 ppm

Larutan berwarna kuning pucat


Ditambahkan larutan methanol
hingga batas labu ukur

Larutan berwarna kuning pucat

- Diambil sebanyak 5 ml
- Dimasukkan ke dalam labu
ukur 0,625 ppm

Larutan berwarna kuning pucat

Ditambahkan larutan methanol


hingga batas labu ukur

Larutan berwana kuning pucat


b. Penentuan konsentrasi senyawa (mencari nilai absorbansi)
Spektrofotometer UV Visible

Dinyalakan alat spektrofotometer


UV Visible.

Alat spektrofotometer UV Visible


menyala

Ditunggu sampai proses waming


up selesai hingga dialat
spektrofotometer UV Visible
menunjukan tulisan ready.

Spektrofotometer UV Visible
ready

Dinyalakan PC yang akan


dihubungkan dengan alat
spektrofotometer UV Visible

PC menyala

Dihubungan dengan PC dengan


menekan “PC Connector”.

PC terhubung

Dibuka program aplikasi


Spektrofotometer UV Visible
yang terinstal di PC.

Aplikasi Spektrofotometer UV
Visible terbuka pada PC

Dipilih “Connecting” pada


program aplikasi, tunggu hingga
koneksi selesai sehingga alat
spektrofotometer UV Visible
dan perangkat pendukungnya
siap digunakan.
Alat spektrofotometer UV Visible
dan perangkat pendukungnya siap
digunakan.

Dikalibrasi alat spektrofotometer


UV Visible dengan
menambahkan kuvet 1 dan 2
berisi larutan blanko pada sel
blanko dan sel sampel.

Alat spektrofotometer UV Visible


terkalibrasi.

Diklik “baseline” pada program


aplikasi spektrometer UV Vis di
PC.

Pada program aplikasi


spektrometer UV Vis di PC sudah
terklik “baseline”.

Diambil kuvet berisi larutan blanko


yang berada di sel sampel

Kuvet berisi larutan blanko yang


berada di di dalam sel sampel
terambil.

Dibilas kuvet menggunakan


methanol PA

Kuvet sudah terbilas

Dimasukkan aliquot standar


quercetin 10 ppm sampai penuh
pada kuvet menggunakan pipet
tetes
Aliquot standar quercetin 10
ppm berada di dalam kuvet

Ditutup kuvet aliquot standar


quercetin 10 ppm dengan penutup
kuvet

Kuvet aliquot standar quercetin


10 ppm tertutup

Dilap permukaan pada bagian


bening kuvet aliquot standar
quercetin 10 ppm dengan tisu

Permukaan pada bagian bening


kuvet aliquot standar quercetin
10 ppm bersih

Dimasukkan kuvet aliquot


standar quercetin 10 ppm ke
dalam sel sampel

Kuvet aliquot standar quercetin


10 ppm berada di dalam sel
sampel

Ditentukan absorbansi aliquot


quercetin 10 ppm pada λmax 380
nm

Absorbansi aliquot quercetin


10 ppm adalah 0,968
Diambil kuvet alikuot quercetin
10 ppm dari sel sampel

Kuvet alikuot quercetin 10 ppm


telah terambil dari sel sampel

Dibilas kuvet kosong dan tutup


kuvet dengan metonal PA

Kuvet dan tutup kuvet terbilas

Dimasukkan aliquot standar


quercetin 5 ppm sampai penuh
pada kuvet menggunakan pipet
tetes

Aliquot standar quercetin 5


ppm berada di dalam kuvet

Ditutup kuvet aliquot standar


quercetin 5 ppm dengan
penutup kuvet

Kuvet aliquot standar quercetin


5 ppm tertutup

Dilap permukaan pada bagian


bening kuvet aliquot standar
quercetin 5 ppm dengan tisu

Permukaan pada bagian bening


kuvet aliquot standar quercetin
5 ppm bersih
Dimasukkan kuvet aliquot
standar quercetin 5 ppm ke
dalam sel sampel

Kuvet aliquot standar quercetin


5 ppm berada di dalam sel
sampel

Ditentukan absorbansi aliquot


quercetin 5 ppm pada λmax 380
nm

Absorbansi aliquot quercetin 5


ppm adalah 0,526

Diambil kuvet aliquot quercetin


5 ppm dari sel sampel

Kuvet aliquot quercetin 5 ppm


telah terambil dari sel sampel

Dibilas kuvet kosong dan tutup


kuvet dengan metonal PA

Kuvet dan tutup kuvet terbilas

Dimasukkan aliquot standar


quercetin 2,5 ppm sampai penuh
pada kuvet menggunakan pipet
tetes

Aliquot standar quercetin 2,5


ppm berada di dalam kuvet
Ditutup kuvet aliquot standar
quercetin 2,5 ppm dengan
penutup kuvet

Kuvet aliquot standar quercetin


2,5 ppm tertutup

Dilap permukaan pada bagian


bening kuvet aliquot standar
quercetin 2,5 ppm dengan tisu

Permukaan pada bagian bening


kuvet aliquot standar quercetin
2,5 ppm bersih

Dimasukkan kuvet aliquot


standar quercetin 2,5 ppm ke
dalam sel sampel

Kuvet aliquot standar quercetin


2,5 ppm berada di dalam sel
sampel

Ditentukan absorbansi aliquot


quercetin 2,5 ppm pada λmax
380 nm

Absorbansi aliquot quercetin


2,5 ppm adalah 0,269

Diambil kuvet alikuot quercetin


2,5 ppm dari sel sampel

Kuvet aliquot quercetin 2,5


ppm telah terambil dari sel
sampel
Dibilas kuvet kosong dan tutup
kuvet dengan metonal PA

Kuvet dan tutup kuvet terbilas

Dimasukkan aliquot standar


quercetin 1,25 ppm sampai
penuh pada kuvet
menggunakan pipet tetes

Aliquot standar quercetin 1,25


ppm berada di dalam kuvet

Ditutup kuvet aliquot standar


quercetin 1,25 ppm dengan
penutup kuvet

Kuvet aliquot standar quercetin


1,25 ppm tertutup

Dilap permukaan pada bagian


bening kuvet aliquot standar
quercetin 1,25 ppm dengan tisu

Permukaan pada bagian bening


kuvet aliquot standar quercetin
1,25 ppm bersih

Dimasukkan kuvet aliquot


standar quercetin 1,25 ppm ke
dalam sel sampel

Kuvet aliquot standar quercetin


1,25 ppm berada di dalam sel
sampel
Ditentukan absorbansi aliquot
quercetin 1,25 ppm pada λmax
380 nm

Absorbansi aliquot quercetin


1,25 ppm adalah 0,177

Diambil kuvet alikuot quercetin


1,25 ppm dari sel sampel

Kuvet aliquot quercetin 1,25


ppm telah terambil dari sel
sampel

Dibilas kuvet kosong dan tutup


kuvet dengan metonal PA

Kuvet dan tutup kuvet terbilas

Dimasukkan aliquot standar


quercetin 0,625 ppm sampai
penuh pada kuvet
menggunakan pipet tetes

Aliquot standar quercetin 0,625


ppm berada di dalam kuvet

Ditutup kuvet aliquot standar


quercetin 0,625 ppm dengan
penutup kuvet

Kuvet aliquot standar quercetin


0,625 ppm tertutup
Dilap permukaan pada bagian
bening kuvet aliquot standar
quercetin 0,625 ppm dengan
tisu

Permukaan pada bagian bening


kuvet aliquot standar quercetin
0,625 ppm bersih

Dimasukkan kuvet aliquot


standar quercetin 0,625 ppm ke
dalam sel sampel

Kuvet aliquot standar quercetin


0,625 ppm berada di dalam sel
sampel

Ditentukan absorbansi aliquot


quercetin 0,625 ppm pada
λmax 380 nm

Absorbansi aliquot quercetin


0,625 ppm adalah 0,086

Diambil kuvet aliquot quercetin


0,625 ppm dari sel sampel

Kuvet aliquot quercetin 0,625 ppm telah


terambil dari sel sampel

Dibilas kuvet kosong dan tutup


kuvet dengan metonal PA

Kuvet dan tutup kuvet terbilas


Dimasukkan sampel quercetin
x ppm sampai penuh pada
kuvet menggunakan pipet tetes

Sampel quercetin x ppm berada


di dalam kuvet

Ditutup kuvet sampel quercetin


x ppm dengan penutup kuvet

Kuvet sampel quercetin x ppm


tertutup

Dilap permukaan pada bagian


bening kuvet sampel quercetin
x ppm dengan tisu

Permukaan pada bagian bening


kuvet sampel quercetin x ppm
bersih

Dimasukkan kuvet aliquot


standar quercetin x ppm ke
dalam sel sampel

Kuvet sampel quercetin x ppm


berada di dalam sel sampel

Ditentukan absorbansi sampel


quercetin x ppm pada λmax 380
nm

Absorbansi sampel quercetin x


ppm adalah 0,326
Diambil kuvet sampel
quercetin x ppm dari sel sampel

Kuvet sampel quercetin x ppm


telah terambil dari sel sampel

D. Hasil Percobaan
1. Tabel Pengamatan
a. Pembuatan larutan aliquot kuersetin
- Labu ukur1-3
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Diambil 2 ml larutan kuersetin 50 ppm Larutan tidak berwarna
menggunakan mikropipet yang
sebelumnya sudah dibilas menggunakan
methanol
2. Dimasukkan larutan kuersetin ke dalam Larutan tidak berwarna pada labu ukur 10
labu ukur 10 ml ppm
3. Ditambahkan larutan methanol hingga Larutan berwarna kuning pucat
batas labu ukur
4. Diambil larutan sebanyak 5 ml Larutan berwarna kuning pucat

5. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ppm Larutan berwarna kuning pucat pada labu
ukur 5 ppm
6. Ditambahkan larutan methanol hingga Larutan berwarna kuning pucat
batas labu ukur
7. Diambil sebanyak 5 ml Larutan berwarna kuning pucat
8. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ppm Larutan berwarna kuning pucat pada labu
ukur 2,5 ppm
9. Ditambahkan larutan methanol hingga Larutan berwarna kuning pucat
batas labu ukur

- Labu ukur 4-5


No Perlakuan Hasil Pengamatan
10. Diambil 2 ml larutan kuersetin 50 ppm Larutan tidak berwarna
menggunakan mikropipet yang
sebelumnya sudah dibilas menggunakan
methanol
11. Dimasukkan larutan kuersetin ke dalam Larutan tidak berwarna pada labu ukur
labu ukur 1,25 ml 1,25 ppm
12. Ditambahkan larutan methanol hingga Larutan berwarna kuning pucat
batas labu ukur
13. Diambil larutan sebanyak 5 ml Larutan berwarna kuning pucat

14. Dimasukkan ke dalam labu ukur 0,625 Larutan berwarna kuning pucat pada labu
ppm
ukur 0,625 ppm
15. Ditambahkan larutan methanol hingga Larutan berwarna kuning pucat
batas labu ukur

b. Penentuan konsentrasi senyawa (mencari nilai absorbansi)


No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Dinyalakan alat spektrofotometer UV Alat spektrofotometer UV Visible menyala
Visibl
2. Ditunggu sampai proses waming up Spektrofotometer UV Visible ready
selesai hingga dialat spektrofotometer
UV Visible menunjukan tulisan ready
3. Dinyalakan PC yang akan dihubungkan PC menyala
dengan alat spektrofotometer UV
Visible
4. Dihubungan dengan PC dengan PC terhubung
menekan “PC Connector”
5. Dibuka program aplikasi Aplikasi Spektrofotometer UV Visible
Spektrofotometer UV Visible yang terbuka pada PC
terinstal di PC
6. Dipilih “Connecting” pada program Alat spektrofotometer UV Visible dan
aplikasi, tunggu hingga koneksi selesai
perangkat pendukungnya siap digunakan
sehingga alat spektrofotometer UV
Visible dan perangkat pendukungnya
siap digunakan
7. Dikalibrasi alat spektrofotometer UV Alat spektrofotometer UV Visible
Visible dengan menambahkan kuvet 1
terkalibrasi
dan 2 berisi larutan blanko pada sel
blanko dan sel sampel
8. Diklik “baseline” pada program aplikasi Pada program aplikasi spektrometer UV Vis
spektrometer UV Vis di PC
di PC sudah terklik “baseline”
9. Diambil kuvet berisi larutan blanko Kuvet berisi larutan blanko yang berada di
yang berada di sel sampel
di dalam sel sampel terambil
10. Dibilas kuvet menggunakan methanol Kuvet sudah terbilas
PA
11. Dimasukkan aliquot standar quercetin Aliquot standar quercetin 10 ppm berada di
10 ppm sampai penuh pada kuvet dalam kuvet
menggunakan pipet tetes
12. Ditutup kuvet aliquot standar quercetin Kuvet aliquot standar quercetin 10 ppm
10 ppm dengan penutup kuvet tertutup
13. Dilap permukaan pada bagian bening Permukaan pada bagian bening kuvet
kuvet aliquot standar quercetin 10 ppm sampel quercetin 10 ppm bersih
dengan tisu
14. Dimasukkan kuvet aliquot standar Kuvet aliquot standar quercetin 10 ppm
quercetin 10 ppm ke dalam sel sampel berada di dalam sel sampel
15. Ditentukan absorbansi aliquot quercetin Absorbansi aliquot quercetin 10 ppm
10 ppm pada λmax 380 nm adalah 0,968
16. Diambil kuvet alikuot quercetin 10 ppm Kuvet alikuot quercetin 10 ppm telah
dari sel sampel terambil dari sel sampel
17. Dibilas kuvet kosong dan tutup kuvet Kuvet dan tutup kuvet terbilas
dengan metonal PA
18. Dimasukkan aliquot standar quercetin 5 Aliquot standar quercetin 5 ppm berada di
ppm sampai penuh pada kuvet dalam kuvet
menggunakan pipet tetes
19. Ditutup kuvet aliquot standar quercetin Kuvet aliquot standar quercetin 5 ppm
5 ppm dengan penutup kuvet tertutup
20. Dilap permukaan pada bagian bening Permukaan pada bagian bening kuvet
kuvet aliquot standar quercetin 5 ppm aliquot standar quercetin 5 ppm bersih
dengan tisu
21. Dimasukkan kuvet aliquot standar Kuvet aliquot standar quercetin 5 ppm
quercetin 5 ppm ke dalam sel sampel berada di dalam sel sampel
22. Ditentukan absorbansi aliquot quercetin Absorbansi aliquot quercetin 5 ppm adalah
5 ppm pada λmax 380 nm 0,526
23. Diambil kuvet alikuot quercetin 5 ppm Kuvet aliquot quercetin 5 ppm telah
dari sel sampel terambil dari sel sampel
24. Dibilas kuvet kosong dan tutup kuvet Kuvet dan tutup kuvet terbilas
dengan metonal PA
25. Dimasukkan aliquot standar quercetin Aliquot standar quercetin 2,5 ppm berada di
2,5 ppm sampai penuh pada kuvet dalam kuvet
menggunakan pipet tetes
26. Ditutup kuvet aliquot standar quercetin Kuvet aliquot standar quercetin 2,5 ppm
2,5 ppm dengan penutup kuvet tertutup
27. Dilap permukaan pada bagian bening Permukaan pada bagian bening kuvet
kuvet aliquot standar quercetin 2,5 ppm aliquot standar quercetin 2,5 ppm bersih
dengan tisu
28. Dimasukkan kuvet aliquot standar Kuvet aliquot standar quercetin 2,5 ppm
quercetin 2,5 ppm ke dalam sel sampel berada di dalam sel sampel
29. Ditentukan absorbansi aliquot quercetin Absorbansi aliquot quercetin 2,5 ppm
2,5 ppm pada λmax 380 nm adalah 0,269
30. Diambil kuvet alikuot quercetin 2,5 ppm Kuvet aliquot quercetin 2,5 ppm telah
dari sel sampel terambil dari sel sampel
31. Dibilas kuvet kosong dan tutup kuvet Kuvet dan tutup kuvet terbilas
dengan metonal PA
32. Dimasukkan aliquot standar quercetin Aliquot standar quercetin 1,25 ppm berada
1,25 ppm sampai penuh pada kuvet di dalam kuvet
menggunakan pipet tetes
33. Ditutup kuvet aliquot standar quercetin Kuvet aliquot standar quercetin 1,25 ppm
1,25 ppm dengan penutup kuvet tertutup
34. Dilap permukaan pada bagian bening Permukaan pada bagian bening kuvet
kuvet aliquot standar quercetin 1,25 aliquot standar quercetin 1,25 ppm bersih
ppm dengan tisu
35. Dimasukkan kuvet aliquot standar Kuvet aliquot standar quercetin 1,25 ppm
quercetin 1,25 ppm ke dalam sel sampel berada di dalam sel sampel
36. Ditentukan absorbansi aliquot quercetin Absorbansi aliquot quercetin 5 ppm adalah
1,25 ppm pada λmax 380 nm 0,177
37. Diambil kuvet alikuot quercetin 1,25 Kuvet aliquot quercetin 1,25 ppm telah
ppm dari sel sampel terambil dari sel sampel
38. Dibilas kuvet kosong dan tutup kuvet Kuvet dan tutup kuvet terbilas
dengan metonal PA
39. Dimasukkan aliquot standar quercetin Aliquot standar quercetin 0,625 ppm berada
0,625 ppm sampai penuh pada kuvet di dalam kuvet
menggunakan pipet tetes
40. Ditutup kuvet aliquot standar quercetin Kuvet aliquot standar quercetin 0,625 ppm
0,625 ppm dengan penutup kuvet tertutup
41. Ditutup kuvet aliquot standar quercetin Kuvet aliquot standar quercetin 0,625 ppm
0,625 ppm dengan penutup kuvet tertutup
42. Dilap permukaan pada bagian bening Permukaan pada bagian bening kuvet
kuvet aliquot standar quercetin 0,625 aliquot standar quercetin 0,625 ppm bersih
ppm dengan tisu
43. Dimasukkan kuvet aliquot standar Kuvet aliquot standar quercetin 0,626 ppm
quercetin 0,625 ppm ke dalam sel berada di dalam sel sampel
sampel
44. Ditentukan absorbansi aliquot quercetin Absorbansi aliquot quercetin 0,625 ppm
0,625 ppm pada λmax 380 nm adalah 0,086
45. Diambil kuvet alikuot quercetin 0,625 Kuvet aliquot quercetin 0,625 ppm telah
ppm dari sel sampel terambil dari sel sampel
46. Dibilas kuvet kosong dan tutup kuvet Kuvet dan tutup kuvet terbilas
dengan metonal PA
47. Dimasukkan aliquot standar quercetin x Sampel kuersetin x ppm berada di dalam
ppm sampai penuh pada kuvet kuvet
menggunakan pipet tetes
48. Ditutup kuvet aliquot standar quercetin Kuvet aliquot standar quercetin x ppm
x ppm dengan penutup kuvet tertutup
49. Dilap permukaan pada bagian bening Permukaan pada bagian bening kuvet
kuvet aliquot standar quercetin x ppm aliquot standar quercetin x ppm bersih
dengan tisu
50. Dimasukkan kuvet aliquot standar Kuvet sampel quercetin x ppm berada di
quercetin x ppm ke dalam sel sampel dalam sel sampel
51. Ditentukan absorbansi aliquot quercetin Absorbansi aliquot quercetin x ppm adalah
x ppm pada λmax 380 nm 0,326
52. Diambil kuvet sampel x ppm dari sel Kuvet sampel kuersetin x ppm telah
sampel terambil dari sampel
2. Analisis Kuantitatif
a. Tabel Penentuan Kurva Kalibrasi Larutan Standar
Konsentrasi
(ppm) Absorbansi
10 0.968
5 0.526
2.5 0.269
1.25 0.177
0.625 0.086
0 0
Qx 0.326

b. Tabel Penentuan Konsentrasi Zat X dalam sampel


Absorbansi Konsentrasi
Sampel Bobot Slope Intercept
sampel (As) (ppm)
Qx 10 mL 0.326 0.0951 0.0307 3.105152

c. Kurva Kalibrasi Larutan Standar

Kurva Kalibrasi Larutan Standar


1.2
1 y = 0.0951x + 0.0307
R² = 0.9964
Absorbansi

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (ppm)
E. Pembahasan
Percobaan ini berjudul penentuan konsentrasi senyawa organik menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Tujuan dari percobaan ini yaitu agar praktikan dapat menentukan
konsentrasi suatu senyawa panjang menggunakan panjang Spektrofotometer UV Visible.
Prinsip kerja alat spektrofotometer berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi yang
diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitafif.

Langkah pertama pada percobaan ini pembuatan larutan kuersetin yaitu diambil 2 ml
larutan kuersetin 50 ppm menggunakan mikropipet yang sebelumnya sudah dibilas
menggunakan methanol konsentrasi PA. Hasilnya yaitu terdapat larutan tidak berwarna.
Larutan kuersetin berfungsi sebagai larutan baku standar untuk membuat kurva standar/kurva
kalibrasi, mikropipet berfungsi untuk memindahkan larutan seperti kuersetin dan methanol dari
satu tempat ke tempat lainnya dengan volume yang sangat kecil di bawah 1,0 ml. Fungsi
dilakukannya pembilasan yaitu agar mikropipet yang digunakan terjamin kesterilannya
sehingga mendapatkan hasil pengukuran yang tepat. Kemudian dimasukkan larutan kuersetin
ke dalam labu ukur 10 ml menggunakan gelas ukur. Hasilnya terdapat larutan tidak berwarna
pada labu ukur 10 ppm. Labu ukur berfungsi untuk mengukur larutan secara spesifik dengan
ketelitian yang sangat tinggi. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume cairan dengan

akurasi rendah seperti larutan standar kuersetin. Lalu ditambahkan larutan methanol hingga

batas labu ukur. Hasilnya terdapat larutan berwarna kuning pucat. Larutan methanol berfungsi
sebagai pelarut polar maupun nonpolar sehingga sangat baik mengekstrak senyawa metabolit
sekunder seperti kuersetin. Fungsi dilakukannya pengenceran yaitu untuk agar konsentrasi
larutan kuersetin menjadi berkurang atau semakin kecil sehingga reaksi akan berjalan lebih
lambat dan nilainya dapat diamati untuk dihitung dengan tepat. Selanjutnya diambil larutan
sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ppm menggunakan pipet tetes. Hasilnya
terdapat larutan berwarna kuning pucat pada labu ukur 5 ppm. Kemudian ditambahkan larutan
methanol hingga batas labu ukur. Hasilnya terdapat larutan berwarna kuning pucat pada labu
ukur. Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan larutan dari suatu wadah ke wadah lain dengan
jumlah yang sedikit dan dengan tingkat ketelitian yang sangat rendah seperti memindahkan
larutan aliquot kuersetin dan methanol. Lalu diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam
labu ukur 5 ppm. Hasilnya terdapat Larutan berwarna kuning pucat pada labu ukur 2,5 ppm.
Selanjutnya ditambahkan larutan methanol hingga batas labu ukur dan hasilnya ialah terdapat
larutan berwarna kuning pucat pada labu ukur.

Langkah selanjutnya ialah masih dengan penyiapan larutan kuersetin pada labu ukur ke-4
dan 5. Diambil 2 ml larutan kuersetin 50 ppm menggunakan mikropipet yang sebelumnya sudah
dibilas menggunakan methanol dan hasilnya ialah larutan tidak berwarna. Kemudian
dimasukkan larutan kuersetin ke dalam labu ukur 1,25 ml dan hasilnya adalah larutan tidak
berwarna pada labu ukur 1,25 ppm. Selanjutnya ditambahkan larutan methanol hingga batas
labu ukur dan hasilnya ialah larutan berwarna kuning pucat. Lalu diambil larutan sebanyak 5
ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 0,625 ppm. Hasilnya ialah larutan berwarna kuning
pucat pada labu ukur 0,625 ppm. Kemudian ditambahkan larutan methanol hingga batas labu
ukur dan hasilnya larutan aliquot kuersetin berwarna kuning pucat telah siap digunakan.

Langkah berikutnya adalah menentukan konsentrasi senyawa (mencari nilai absorbansi).


Pertama dinyalakan alat spektrofotometer UV Visibel dan ditunggu sampai proses waming up
selesai hingga dialat spektrofotometer UV Visible menunjukan tulisan ready. Kemudian
Dinyalakan PC yang akan dihubungkan dengan alat spektrofotometer UV Visibel dan
dihubungan dengan PC dengan menekan “PC Connector”. Lalu dibuka program aplikasi
Spektrofotometer UV Visible yang terinstal di PC dan dipilih “Connecting” pada program
aplikasi, tunggu hingga koneksi selesai sehingga alat spektrofotometer UV Visible dan
perangkat pendukungnya siap digunakan sehingga alat spektrofotometer UV Visible dan
perangkat pendukungnya siap digunakan. Selanjutnya dikalibrasi alat spektrofotometer UV
Visible dengan menambahkan kuvet 1 dan 2 berisi larutan blanko pada sel blanko dan sel
sampel dan diklik “baseline” pada program aplikasi spektrometer UV Vis di PC. Lalu diambil
kuvet berisi larutan blanko yang berada di sel sampel. Hasilnya terdapat larutan blanko tidak
berwarna di dalam kuvet. Spektrofotometer Uv-Vis berfungsi untuk mengukur absorbansi
sampel pada panjang gelombang maksimum (λmax) 380 nm. Hal ini dikarenakan larutan
kuersetin memiliki Panjang gelombang yang berada pada area tersebut. Larutan blanko
berfungsi sebagai kontrol/pembanding agar yang terukur hanyalah nilai absorbansi atau
penyerapan zat yang diinginkan saja. Fungsi dilakukannya kalibrasi ialah untuk mengetahui
nilai perbedaan dan pembacaan alat dengan membandingkan nilai standar sehingga dapat
menjamin data yang benar dan valid. Kemudian dibilas kuvet menggunakan methanol PA tidak
berwarna dan dimasukkan aliquot standar kuersetin 10 ppm berwarna kuning pucat sampai
penuh pada kuvet menggunakan pipet tetes. Hasilnya ialah terdapat larutan liquot standar
kuersetin 10 ppm berada di dalam kuvet. Lalu ditutup kuvet aliquot standar quercetin 10 ppm
dengan penutup kuvet dan dilap permukaan pada bagian bening kuvet dengan tisu. Selajutnya
dimasukkan kuvet aliquot standar quercetin 10 ppm ke dalam sel sampel dan ditentukan
absorbansi aliquot kuersetin 10 ppm pada λmax 380 nm. Hasilnya adalah didapati nilai
absorbansi aliquot kuersetin 10 ppm adalah 0,968. Berikut gambar alat Spektrofotometer UV-
Vis yang digunakan pada percobaan ini.
Langkah berikutnya adalah diambil kuvet alikuot kuersetin 10 ppm dari sel sampel dan
dibilas kuvet kosong dan tutup kuvet dengan metonal PA. Kemudian dimasukkan aliquot
standar kuersetin 5 ppm sampai penuh pada kuvet menggunakan pipet tetes dan ditutup kuvet
aliquot standar kuersetin 5 ppm dengan penutup kuvet. Lalu dilap permukaan pada bagian
bening kuvet aliquot standar quercetin 5 ppm dengan tisu dan dimasukkan kuvet aliquot standar
quercetin 5 ppm ke dalam sel sampel. Fungsi tisu adalah untuk mengelap kuvet agar steril.
Selanjutnya ditentukan absorbansi aliquot quercetin 5 ppm pada λmax 380 nm sehingga
didapati nilai absorbansinya adalah 5 ppm adalah 0,526. Kemudian dilangi langkah pertama-
didapati nilai absorbansi (pada paragraf ini) dengan larutan pada kuvet aliquot 2,5 ppm, 1,25
ppm, 0,625 ppm, dan x ppm secara berutan. Sehingga didapati nilai absorbansi pada masing-
masing konsentrasi tersebut secara urut adalah 0,269; 0,177; 0,086; dan 0,326. Untuk tabel
penentuan kurva kalibrasi larutan standar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Konsentrasi
(ppm) Absorbansi
10 0.968
5 0.526
2.5 0.269
1.25 0.177
0.625 0.086
0 0
Qx 0.326
Berdasarkan penuntun bahwa masing-masing senyawa mrmiliki panjang gelombang yang
berbeda dan bervariasi, berbeda pelarut dan beda juga Panjang gelombang maksimumnya.
Absorbansi paling tinggi menunjukkan bahwa Panjang gelombang maksimum dari suatu
senyawa. Panjang maksimum kuersetin dapat dilhat dari absorbansi tertinggi dari data di atas.
Maka dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang maksimum kuersetin adalah 0,968 nm.
Dan didapatkan kurva kalibrasi larutan standar seperti di bawah ini.

Kurva Kalibrasi Standar


1.5
Absorbansi

1 y = 0.0951x + 0.0307
R² = 0.9964
0.5

0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (ppm)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai R2 regresi linear 0,0951 masih dalam nilai standar
yang baik (linearitas) karena nilainya tidak melebihi 1. Untuk menentukan kalibrasi standar
dapat dicari menggunakan rumus berikut:

y=mx + c
Keterangan:
y = absorbnasi
m = gradien
x = Konsentrasi
c = intersep.

Sehingga didapatkan data penentuan konsentrasi sampel kuersetin dengan X ppm yang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Absorbansi Konsentrasi
Sampel Bobot Slope Intercept
sampel (As) (ppm)
Qx 10 mL 0.326 0.0951 0.0307 3.105152
F. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :


1. Spektrofotometeri UV-Vis dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi pada sampel
yang tidak diketahui
2. Dalam menentukan konsentrasi sampel yang tidak diketahui perlu dibuat kurva
standar kalibrasinya dan persamaan regresi linearnya

3. Persamaan regresi linear yang dihasilkan pada percobaan kali ini yaitu y= mx+c
dengan nilai R= 0,0951 dan nilai y= 0,0307 yang berarti mendekati linearitas

4. Konsentrasi yang didapatkan dari perhitungan menggunakan persamaan regresi linear


yaitu 3,105152 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
Dachriyanus, D. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara
Spektroskopi. LPTIK Universitas Andalas.
Görög, S. (2018). Ultraviolet-visible Spectrophotometry in Pharmaceutical Analysis.
CRC Press.
Ilahi, R. A., Firdaus, M. L., & Amir, h. (2021). Pemanfaatan Nanopartikel Emas (NPE)
sebagai Pendeteksi Kadar Asam Urat pada Urine Dengan Metode Citra Digital.
Alotrop (Jurnal Pendidikan dan Ilmu KImia), 5(2), 135-140.
Kus, S., Marczenko, Z., & Obarski, N. (1996). Derivative UV-VIS Spectrophotometry
in Analytical Chemistry. Chem. Anal, 41(6), 889-927.
Martínez, J. C., Chequer, N. A., González, J. L., & Cordova, T. (2012). Alternative
Methodology for Gold Nanoparticles Diameter Characterization Using PCA
Technique and UV-VIS Spectrophotometry. Nanosci. Nanotechnol, 2(6), 184-
189.
Noer, S., Pratiwi, R. D., Gresinta, E., Biologi, P., & Teknik, F. (2018). Penetapan Kadar
Senyawa Fitokimia (Tanin, Saponin dan Flavonoid) Sebagai Kuersetin Pada
Ekstrak Daun Inggu (Ruta angustifolia L.). Jurnal Eksakta, 18(1), 19-29.
Perdhana, I. S., & Suzana, D. (2019). Peran Kuersetin Terhadap Ekspresi Nrf2 Pada
Stres Oksidatif Akibat Penyakit Ginjal Kronik. Informatika Kedokteran: Jurnal
Ilmiah, 2(1), 27-36.
Rahmawanty, D., Yulianti, N., & Fitriana, M. (2015). Formulasi dan Evaluasi Masker
Wajah peel-off Mengandung Kuersetin Dengan Variasi Konsentrasi Gelatin dan
Gliserin. Media Farmasi, 12(1), 17-32.
Rivai, H., Putri, Y. T., & Rusdi, R. (2019). Qualitative and Quantitative Analysis of the
Chemical Content of Hexane, Acetone, Ethanol and Water Extract From
Avocado Seeds (Persea americana Mill.). Scholars International Journal of
Traditional and Complementary Medicine, 2(3), 25-31.
LAMPIRAN
1. Dokumentasi
a. Pembuatan Larutan Kuersetin

Dicampurkan larutan quercetin dengan


Dibilas micropipet menggunakan metanol PA hingga tanda batas
metanol PA

Larutan aliquot berwarna kuning pucat


Diambil quercetin 50 ppm sebanyak
2 ml

Dimasukan larutan quercetin Dipindahkan 5 ml larutan aliquot ke


kedalam labu ukur 10 ml
dalam labu ukur 5 ppm
Hasil larutan aliquot berwarna kuning
pudar setelah mengikuti langkah ke-4
hingga ke-6 dengan konsentrasi 1,25
Dicampuran larutan aliquot
ppm dan 0,625 ppm
berwarna kuning pucat dengan
metanol PA hingga tanda batas
b. Penentuan konsentrasi senyawa
(mencari nilai absorbansi)

Diambil 5 ml larutan aliquot dan


dimasukkan ke dalam gelas ukur
Penyiapan spektrofotometer
UV-Vis

Ditentukan absorbansi aliquot


kuersetin 5 ppm, 2,5 ppm, 1,25
ppm, dan 0,625 ppm ppm pada
λmax 380 nm
Dicampurkan larutan aquot 5 ml
(2,5 ppm) dengan metanol PA
hingga tanda batas
Nilai absorbansi pada masing-masing konsentrasi tersebut secara urut adalah 0,269; 0,177;
0,086; dan 0,326.
2. Cek Plagiarisme

3. Buku yang digunakan


4. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai