Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMEN ANALISA FARMASI

DISUSUN OLEH:

NAMA : NUR MASLINA DIAPUTRI

NIM : 1900031

PRODI : D3-IIIA

KELOMPOK :6

NAMA DOSEN : Apt. Mustika Furi, M.Si

NAMA ASISTEN : 1. Ainun Alfatma

2. Reza Afda

3. Dean Pratama Putra

PROGRAM STUDI DIPLOMA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2020
PERCOBAAN IV

PENGENALAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS DAN


KALIBRASI

TUJUAN

 Mahasiswa mengetahui prinsip dasar spektrofotometri UV-Vis


 Mahasiswa mampu melakukan kalibrasi sederhana

PRINSIP PRAKTIKUM

Perinsip spektrofotometer ini adalah spertroskopi yaitu ilmu yang


mempelajari interaksi cahaya dengan menggunakan interaksi cahaya berupa
elektromagnetik dengan molekul senyawa.

TINJAUAN PUSTAKA

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang


digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer.
Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah,
sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan
adalah elektron valensi. Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna
sebagai batuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap
sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam
dari absorbsi energy radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan
dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatipnya dengan ketelitian yang
besar. (R. A. Day and Underwood, 2002)
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai
radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah cahaya matahari. (Gandjar, 2012)

Spektrofotometri UV-Visile merupakan metode analisa yang didasarkan pada


pengukuran penyerapan sinar monokromatik oleh senyawa tak berwarna di jalur
spectrum ultraviolet (200-380 nm). Metode ini menggunakan sumber radiasi
elektromagnetik dan sinar tampak dengan menggunakan instrument yang di
dasarkan pada hukum Bounger-Lambert-Beer, yang menetapkan bahwa
absorbansi larutan berbanding lurus dengan konsentrasi analit. Adapun prinsip
dasar kerja dari spektrofotometer yang meliputi daerah UV yang terdiri dari
cahaya interval panjang gelombang yang melewati dengan pelarut dan jatuh ke
fotolistrik yang mengubah energy radiasi menjadi energy listrik (Gandimathi,
2012).

Spektrofotometri Ultra Violet dan cahaya tampak berguna pada penentuan


struktur molekul organic dan pada analisa kuantitatif. Spectrum elektron suatu
molekul adalah hasil transmisi antara dua tingkat energy elektron pada molekul
tersebut. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energy untuk promosi
elektron akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih sedikit akan
menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang (Creswell, 2005).

Panjang gelombang cahaya UV-Vis jauh lebih pedek darpada panjang


gelombang inframerah. Satuan yang digunakan untuk menentukan panjang
gelombang ini adalah monokromator (1 nm = 10-7 cm). Spectrum tampak kisaran
400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah) sedangkan spectrum UV adalah 100-400
nm (Day and Underwood, 2002).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri


UV-Vis senyawa terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan
dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis senyawa tersebut harus diubah
menjadi senyawa yang berwarna. Karena pembentukan molekul yang dianalisis
tidak menyerap pada daerah tersebut. Sepktrofotometri yang sesuai dengan
pengukuran daerah spectrum UV dan Visible terdiri atas sesuatu system optic
dengan kemampuan menghasilkan sinar monoktromatis dalam jangkauan panjang
gelombang 200-800 nm. Dengan komponen-komponen meliputi sumber sinar,
monokromator dan system optic (Gandjar, 2012).

Dalam analisis kuantitatif, komponen organic dapat di identifikasi dengan


menggunakan spektrofotometer apabila data standar tersedia. Dan analisis
spektrofotometri kuantitatif digunakan untuk mengetahui kuantitas dari senyawa
atau spesies kimia menyerap radiasi. Teknik spektrofotometri sangat sederhana,
cepat, spesifik, dan aplikatif untuk komponen dengan jumlah yang kecil. Hukum
yang sangat fundamental dalam analisis kuantitatif ini adalah hukum Lambert-
Beer (Behera, dkk, 2012).

Panjang gelombang maksimum (λ maks) merupakan panjang gelombang


dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan absorbansi maksimum.
Alasan dilakukan pengukuran pada panjang gelombang maksimum adalah
perubahan absorban untuk setiap satuan kosentrasi adalah paling besar pada
panjang gelombang maksimum, sehingga akan diperoleh kepekaan analisis yang
maksimum. Penentuan panjang gelombang pada penelitian ini dilakukan dengan
mengukur absorbansi dari parasetamol pada panjang gelombang ultraviolet yaitu
antara panjang gelombang 200 nm – 400 nm (Tulandi, 2015).

ALAT dan BAHAN

Alat :

 Botol pelarut
 Beaker glass
 Larutan sampel
 Kuvet
Bahan :

 Kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,006% b/v dalam H2SO4 0,005 M


 Larutan Holmium Perklorat 5 % b/v
 larutan toluen 0,02% b/v dalam heksan
 larutan KCl 1,2 % dalam air.

PROSEDUR KERJA

1. Cara kerja spektofotometer :


 Hidupkan tombol on pada bagian kanan spektofotometri
 Siapkan alat dan bahan, pelarut, sampel, dan gelas beker
 Kemudian kita harus melakukan pemindahan solusi kosong, yg berarti
bahan referensi dan sampel hanya berisi pelarut
 Kita harus membilas kuvet dgn pelarut yg digunakan, disini kita
menggunakan air
 Isi dgn pelarutm pasang tutupnya, kocok dan buang cairan kedalam beker
glass. Bilas sekali lagi
 Gunakan tisu untuk membersihakan bagian kuvet yg transparan. Pastikan
tdk ada kotoran , sidik jari dan apapun pd bagian kuvet yg transparan
 Buka tutup ruang sampel spektofotometri , masukkan kuvet sedemikian
rupa sehingga sisi transparan berada d samping arah timur dan barat
 Ada dua tempat kuvet. Yang dibelakang untuk blangko dan didepan untuk
sampel.
 Kemudian tutup penutupnya, lalu lakukan penguncian otomatis
 Ada tombol manual yg ditempatkan disebelah mesin, kita dapat
menghampirinya kapan saja
 Kita alihkan ke mesin, tunggu proses I I siap
 Untuk pengendalian alat, kita tekan tombol 2 mengakses spectrum. Pd
layar spektofotometri ini kita akan melihat rentang pemindahna yg harus
kita tetapkan antara 800-400nm
 Setelah kita melihat semua datanya. Selanjutnya kita lakukan auti zero.
Ketika berhasil dilakukan, maka spektofotometri mengeluarkan suara
seperti beep
 Setelah itu keluarkan sampel yg berisi air dari spektofotometer . kemudian
buang airnya lalu masukkan sampel yg sesungguhnya
 Sebelum itu, bilas terlebih dahulu kuvet yg berisis sampel setengah bagian,
kemudian limbahnya buang ke beker glass
 Setelah itu masukkan sampel lebih kurang 4/5 bagian dari tinggi kuvet
 Gunakan tisu utk mebersihkan bagian transparan dari kuvet
 Kemudian tempatkan kedalam tempat sampel pd mesin spektofotometri,
tutup penutup mesin tersebut
 Setelah itu tekan tombol start dan perhatikan grafiknya terbentuk
 Untuk memperbesar, tekan tombol F1
 Tekan tombol F3 utk melihat skalanya, sekarang spektrumnya lebih
terlihat penuh
 Tekan kembali utk mengubah tab
 Tombol F2 utk memproses data diikuti dgn tombol 3
 Dan dapat dilihat bahwa panjang absorpsi nya 591nm dan absorbennya
0,425
 Tekan tombol F2 untuk print data spectrum tadi
2. Kalibrasi skala absorban :
 Ditimbang 3mg Kristal K2Cr207. Dilarutkan dgn larutan H2SO4 0,005m
dalam labu ukur 5ml
 Tentukan panjang gelombang maksimummnya dgn blanko H2SO4
0,0005m
 Cari tahu absorbs (A%1 1cm) diatas dgn menyatakan solusi pd panjang
gelombang dari 235nm, 257nm, 313nm dan 350nm
 Hitung nilai (1% 1 cm) dgn menggunakan eksprsi berikut:
Rumus

𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑥 1 𝑥 1000
x 100
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾2𝐶𝑟2𝑂7 (𝑔)
3. Penentuan cahaya sesakan :
 Dibuat larutan KCl 1,2 % dengan cara menimbang Kristal KCl 0,6 gr dan
dilarutkan dalam labu ukur 50 ml dengan aquadest.
 Ukur absorbans dengan blanko aquadest.
 Jika absorbans sampel < 2 pada panjang gelombang maksimum 200 nm
dan terdapat cahaya sesatan maka instrument tersebut harus diperbaiki.
4. Penentuan resolusi instrument :
 timbang Toluen 10 mg kemudian larutkan dengan heksan 50 ml dalam
labu ukur.
 Carilah Panjang Gelombang maksimumnya dengan blanko heksan.
 Hitung rasio/perbandingan absorbans untul larutan ini pada panjang
gelombang 269 nm terhadap 266 nm paling kecil 1.5
HASIL:

Dik:

A. Skala Absorban
Keterangan :
Sampel : K2Cr2O7, 3 mg
Absorban pada ;
Panjang Gelombang 235 nm= 1,457
Panjang Gelombang 257 nm= 1,516
Panjang Gelombang 313 nm= 0,339
Panjang Gelombang 350 nm= 0,977

JAWAB:

1,457 x 1 x 1000
235 nm = x 100 = 48.566.666
0,00303

1,516 x 1 x 1000
257 nm = x 100 = 50.533.333,33
0,00303

0,339 x 1 x 1000
313 nm = x 100 = 11.300.00
0,00303

0,977 x 1 x 1000
350 nm = x 100 = 32.566.66,66
0,00303
B. Resolusi Instrumen

Sampel : Toluen, 10 mg
Absorban pada ;
Panjang Gelombang 269 nm= 2,691
Panjang Gelombang 266 nm= 3,097

JAWAB:

269 2.691
= 0,86
266 3.097

C. Cahaya Sesatan
Sampel : KCl 1,2%, 0,6 gr
Panjang Gelombang 200 nm= 1,212

JAWAB:

Nilai absorban lebih kecil dari 2 pada gelombang 200 nm


PEMBAHASAN

Spektofotometer merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk


keperluan alat analisis yang dapat digunakan untuk keperluan kualitatif da
kuantitatif dengan cara melewatkan sinar melalui suatu larutan serta untuk
mengukur transmitasi atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang. Spektpfotometer UV- Vis dapat dilakukan penentuan sampel
yang beruapa larutan perlu diperhatikan beberapa syarat persyaratan pearut
antara lain pelarut yang digunakan tidak menggunakan ikatan terkonjugasi
pada struktur molekulnya dan tidak berwarna, tidak terjadi interaksi dengan
senyawa yang dianalisa serta kemurnianyya harus tingi.

Spektrum absorbansi yang diberikan ataupun yang diperoleh dapat


memberikan informasi oanjang gelombang gelombang dengan absorbansi
maksimum dari senyawa ataupun unsur. Panjang gelombang dan absorban
yang dihasilkan selama proses analisis digunakan untuk membuat kurva
setandart konsentrasi suatu senyawa atau unsur dihirung dari kurva setandar
yang diukur pada panjang gelombang dengan absorban maksimus. Pada
spektrofotometer UV –Vis warna yang disera oleh suatu senyawa adalah
warna komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui
dari larutan berwarnayang memiliki serapan maksimum pada warna
komplementernya . namun apabila larutan dilewati radiasi atau cahaya putih,
maka radiasi tersebut pada panjang geombang tertentu akan diserap secara
selektif sedangkan untuk radiasi yang tidak diserap akan di teruskan Pada
praktikum kali ini dilakukan percobaan pengenalan alat spektrofotometer
UV-Vis, yang bertujuan agar Mahasiswa mengetahui prinsip dasar
spektrofotometri UV-Vis dan Mahasiswa mampu melakukan kalibrasi
sederhana. Spektroskopi UV-Vis merupakan teknik analisis spektroskopi dengan
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik dan sinar tampak dengan
menggunakan instrumen.

Pada percobaaan kali ini dilakukan pengukuran skala absorban dengan


sampel yang digunakan adalah K2Cr2O7 sebanyak 3 mg dan didapatkan hasil
skala dengan panjang gelombang yang berbeda- beda yaitu pada gelombang
235 nm = 48.566.666, pada gelombang 257 nm = 50.533.333,33, pada
gelombang 313 nm = 11.300.00, pada gelombang 351 nm = 32.566.66,66 dari
data tersebut dapat dilihat untuk skala absorban yang tertinggi diperoleh pada
skala 257 nm = 50.533.333,33 bila dibandingkan dengan jurnal penetapan
kadar vitamin c pada cabai merah (capsicum annum l.) menggunakan metode
spektrofotometri uv-vis mereka memperoleh nilai absorbansi yang tertinggi
pada panjang gelombang 260 nm dengan absorbansi sebesar 0,075 jadi bukan
berarti semakin tinggi panjang gelombang semakin tinggu nilai absorbansinya
bahkan pada hasil yang kami peroleh untuk gelombang 313 nm = 0,339 yang
lebih kecil dibandingkan nilai yang didapat dari gelombang 257= 1,516,
begitu pula pada jurnal tersebun pada gelombang 300 diperoleh 0,005.

Sedangkan untuk Resolusi Instrumen digunakan sampel toluen


sebanyak 10 mg pada gelombang 269 nm= 2,691 dan pada gelombang 266
nm= 3,097 Untuk resolusi instrumen ini kekuatan pemisahannya
dikendalikan oleh pengaturan celahnya resolusi tersebut dinyatakan secara
khususu . jadi kekuatan pemisaan suatu instrumen ini dapat dinilai dengan
menggunakan larutan toluen 0,02% , caranya timbang toluen sebanyak 10 mg
kemudian larutkan dengan heksan 50 ml di dalam lagu ukur . setelah itu di
cari gelombang maksimumnya dengan blanko heksan dan hitung
perbandingan absorban unruk panjang gelombang 269 nm terhadap 266 nm
paling kecil 1,5 namun pada percobaan ini hasil tidak sesuai dengan
penyataan teori dimana hasil di dapatkan dari perbandingan panjang
gelombang 269 nm terhadap 266 nm yaitu 0,86 sedangkan seharusnya paling
kecil 1,5 yang kemungkinan terjadi kesalahan pada saat pengerjaan yang bisa
jadi merupakan kesalahan dari peraktikan tersebut yaitu kesalahan
penaksiran, pembacaan alat ukur ataupun penyetelan yang tidak tepat, dan
dapat juga diakibatkan oleh kesalahan sistematis dimana disebabkan oleh
kekrangan pada instrumen itu sendiri , kemungkinan perawatan yang tidak
sesuai ataupun penanganan yang tidak benar

Yang terakhir yaitu penentuan cahaya sesatan cahaya sesatan ini


adalah cahaya yang jatuh di atas dektor dalam suatu instrumen UV tanpa
melewati sampel cahaya ini dapat muncul baik dari penghamburan cahaya di
dalam instrumen maupun di luar instrumen, jadi praktikum kali ini kami
menggunakan sampel KCL 1,2% sebanyak 0,6 gram dengan cara menimbang
keristal KCL sebanyak 0,6 gram dilarutkan di dalam labu ukur 50 ml dengan
aquadest kemudian di uur dengan blangko aquadest jadi bila nilai absorbans
nya lebih kecil dari 2 pada panjang gelombang 200 nm maka intrumen
tersebut harus di perbaiki dan hasil yang kemi peroleh pada pecobaan ini
adalah 1,212 yang berarti kurang dari 2 maka perlu dilakukan perbaikan pada
instrumen

KESIMPULAN

 Perinsip spektrofotometer ini adalah spertroskopi yaitu ilmu yang


mempelajari interaksi cahaya dengan menggunakan interaksi cahaya
berupa elektromagnetik dengan molekul senyawa.
 Kalibrasi di lakukan 6 bulan sekali yang bertujuan untuk mencapai
ketersekusuran pengukuran
 Pada perhitungan skala absorban di dapatkan hasil tertinggi pada panjang
gelombang 257= 50.533.333,33, dan pada resolusi instrumen di dapatkan
hasil 0,86 yang yang tidak sesuai dengan teori seharusnya minimal yang di
peroleh adalah 1,5, dan yang terakhir dapat di perjelas pada pengukuran
cahaya sesatan diperoleh hasil pada panjang gelombang 200 nm yaitu
1,212 yang menandakan instrumen tersebut perlu di perbaiki karena
seharusnya nilai yang diperoleh adalah lebih dari 2

DAFTAR PUSTAKA

Behera, S. dkk. 2012. UV-Visible Spectrophotometric Method Development and


Validation of Assay of Paracetamol Tablet Formulation. Analytical
and Bioanalytical Techniques. Department of Quality Assurance
and Pharma Regulatory Affairs. Gupta College of Technological
Sciences. India.

Cresswell, C. J. 2005. Analisis Spektrum Senyawa Organik. Bandung : ITB.

Day, R. A dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :


Erlangga.

Gandhimathi, R. dkk. 2012. Analytical Process of Drugs by Ultraviolet (UV)


Spectroscopy – A Review. India : Deparment of Pharmaceutical
Analysis, Sree Vidyanikethan College of Pharmacy.

Gandjar, I. G dan Rohman, A. 2012. Analisis Obat secara Spektroskopi dan


Kromatografi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Tulandi, G. P. dkk. 2015. Validasi Metode Analisis Untuk Penetapan Kadar


Paracetamol dalam Sediaan Tablet secara Spektrofotometri
Ultraviolet. Manado : Prodi Farmasi dan FMIPA UNSRAT.

Anda mungkin juga menyukai