Anda di halaman 1dari 18

OSTEOMIOLITIS

Kelompok 3
pengertian
 Osteomielitis merupakan infeksi piogenik berat pada tulang
dan jaringan sekitar.walaupun merupakan bakteri pada
awalnya,Osteomielitis dapat juga disebabkan oleh virusatau
fungal.staphylucoccus aureus merupakan organisme tersering
menginfeksi,namun
Escherivhiacoli,pseudomanas,klebsiella,salmonella,dan
organisme proteus
 Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena
terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap
inflamasi,
ANATOMI DANFISIOLOGI
 Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba
intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline
cartilage yang mana melalui proses
“Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini
dilakukan oleh sel-sel yang disebut “Osteoblast”.
Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan
garam kalsium.
 Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang   dapat  
diklasifikasikan   dalam   lima   kelompok   berdasarkan  
bentuknya :
1).  Tulang panjang (Femur, Humerus) 
2).   Tulang pendek (carpals)
3).   Tulang pendek datar (tengkorak)
4).   Tulang yang tidak beraturan (vertebrata)
5).   Tulang sesamoid merupakan tulang keciL
 Fungsi tulang adalah sebagai berikut :

1).    Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.


2).    Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru-
paru) dan jaringan lunak.
3).    Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan
kontraksi dan pergerakan).
4).    Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang
belakang (hema topoiesis).
5).    Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.
. Etiologi Osteomielitis
 Osteomielitis dapat terjadi  karena penyebaran hematogen (melalui
darah) dari focus infeksi tempat lain (Osteomielitis Primer ).
 Osteomielitis yang disebaabkan oleh bakteri disekitarnya seperti bisul
dan luka (stafilokokus aureus ( 75%), atau E.colli, Proteus atau
Pseudomonas).
 Staphylolococcus hemolyticus ( koagulasi positif) sebanyak 90 % dan
jarang Sterptococcus hemolyticus.
 Haemophilus influenza ( 5- 50 %) pada anak usia dibawah 4 tahun.
 Organisme lain seperti B. coli, B. aeruginosa apsulate, pneumokokus,
Salmonella typhosa, pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis,
Brucella, dan bakteri anaerob yaitu Bacteroides fragilis.
. Klasifikasi Osteomielitis

 Osteomielitis secara umum dapat diklasifikasikan


berdasarkan perjalanan klinis, yaitu osteomielitis akut, sub
akut, dan kronis. Hal tersebut tergantung dari intensitas
proses infeksi dan gejala yang terkait.
1. Osteomielitis Hematogen Akut
2. Osteomielitis Hematogen Subakut
3. Osteomielitis Kronis
4. Osteomielitis akibat fraktur terbuka
5. Osteomielitis pasca operasi
6. Osteomielitis sclerosing atau osteomielitis Garre
Komplikasi
 Dini :
1) Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat
(jarang terjadi)
2) Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai
tulang yang mendasarinya sembuh
3) Atritis septik
 Lanjut :

1) Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat


rekalsitran, dan penurunan fungsi tubuh yang terkena
2) Fraktur patologis
3) Kontraktur sendi
4) Gangguan pertumbuhan
Patofisiologi
 Osteomyelitis eksogen terjadi oleh karena luka tusuk pada jaringan
lunak atau tulang, akibat gigitan hewan, manusia atau penyuntikan
intramuskulus. Pada mulanya terdapat suatu embolus bacteri yang
umumnya terjadi dibagian metaphyse dari tulang. Bacteri yang
bersarang pada metaphyse tadi berkembang biak.
 Jika daya tahan tubuh kuat maka berkembang biaknya bakteri tidak
akan bertahan dan akhirnya akan ada keseimbangan diantara
kekuatan bakteri dan kekuatan daya tahan tubuh. Sementara itu
jaringan-jaringan dan bakteri telah musnah sehingga merupakan
benda cair yang kita kenal sebagai nanah (pus), terletak di dalam
lobang pada metaphyse tulang panjang. Dalam keadaan
keseimbangan tadi kumpulan nanah dapat bertahun-tahun ada di
tempat itu tanpa mengadakan perubahan-perubahan. Keadaan ini
dikenal dengan nama “Brodie’s abscess”.
Lanjutan...

Jika daya tahan tubuh lemah, maka peradangan yang mula-mula ada di
metaphyse tidak bertahan ditempat itu saja akan tetapi dapat segera menjalar
ke lain tempat, diantaranya ia bisa melalui epiphyse menerobos ke dalam
sendi di dekatnya sehingga menimbulkan peradangan sendi. Peradangan ini
tidak hanya dapat menerobos pada sendi saja namun dapat menerobos pula
pada diaphyse sehingga seluruh sumsung tulang akan terserang peradangan
ini, menerobos periost sehingga terdapat periostitis, peradangan menerobos
pada jaringan-jaringan diatas tulang, peradangan juga dapat menerobos ke
dalam pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan sepsis. Peradangan
dapat berjalan lama sehingga proses tersebut menjadi suatu proses kronis.
Disamping itu dapat juga terjadi bahwa ada tulang-tulang yang terputus dari
pembuluh darah sehingga mati karenanya. Tulang-tulang tadi merupakan
sequestra (jaringan tulang yang mati) yang harus dikeluarkan
(sequestrotomy) sebelum penyakit menjadi sembuh agar tidak mengganggu
pertumbuhan tulang baru dan mempercepat proses penyembuhan itu sendiri.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
 Pada fase akut ditemukan CRP yang meningi, LED yang
meninggi dan leukositosis
Pemeriksaan radiologik
 Rongent dini menunjukkan hanya jaringan lunak yang
mengalami pembengkakan. Pada osteomyelitis kronik
ditemukan hasil rongent tulang menunjukkan rongga besar
tak teratur, kenaikan periosteum, dan ditemukan suatu
involukrum serta sequester.
Pemeriksaan Scan tulang
 Pada pemeriksaan Scan tulang dengan menggunakan
nukleotida berlabel radioaktif dapat memperlihatkan
peradangan di tulang
Pemeriksaan Diagnostik
 Pada Osteomielitis akut :
Pemeriksaan sinar-x hanya menunjukan pembengkakan jaringan
lunak. Pada sekitar 2 minggu terdapat daerah dekalsifikasi ireguler,
nefrosis tulang, pengangkatan periosteum dan pembentukan tulang
baru. Pemindaian tulang dan MRI dapat membantu diagnosis
definitive awal. Pemeriksaan darah memperhatikan peningkatan
leukosit dan peningkatan laju endap darah. Kulur darah dan kultur
abses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai.
 Pada Osteomielitis kronik:
Besar, kavitas ireguler, peningkatan periosteum, sequestra atau
pembentukan tulang padat terlihat pada sinar-x. Pemindaian tulang
dapat dilakukan untuk mengidentifikasi area terinfeksi. Laju
sedimentasi dan jumlah sel darah putih biasanya normal. Anemia,
dikaitkan dengan infeksi kronik. Abses ini dibiakkan untuk
menentukan organisme infektif dan terapi antibiotic yang tepat.
Penatalaksanaan keperawatan
 Perawatan di rumah sakit
 Pada stadium akut sudah tentu yang pokok adalah pemberian antibiotik
spektrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram negatif dan
diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara parenteral
selama 3-6 minggu. Kemudian daya tahan tubuh perlu diperkuat misalnya
memberikan vitamin, obat-obat menahan sakit.
 Imobilisasi anggota gerak yang terkena, bisa dengan pemasangan gips yang
diberi jendela.
 Tindakan pembedahan, dengan indikasi : adanya abces, rasa sakit yang
hebat, adanya sequester dan bila mencurigakan adanya perubahan ke arah
keganasan (karsinoma epidermoid)
 Pada stadium kronik disamping antibiotik maka tulang yang jelas sudah
mati dan terlepas perlu diambil dengan jalan operasi
 Untuk drainage peradangan yang sudah kronis dapat pula dibuat luang-
lubang pada tulang.
 
Penatalaksanaan medis
Terapi :
Osteomielitis hematogen akut paling bagus di obati dengan evaluasi tepat
terhadap mikroorganisme penyebab dan kelemahan mikroorganisme
tersebut dan 4-6 minggu terapi antibiotic yang tepat.

Pemberian antibiotic dapat dilakukan :


 Melalui oral (mulut)
 Melalui infuse : jika diberikan melalui infus, maka diberikan selama 2
minggu, kemudian diganti menjadi melalui mulut. Jika dalam 24 jam
pertama gejala tidak membaik, maka perlu dipertimbangkan untuk
dilakukan tindakan operasi untuk mengurangi tekanan yang terjadi
dan untuk mengeluarkan nanah yang ada. Etelah itu dilakukan irigasi
secara kontinyu dan dipasang drainase. Teruskan pemberian antiniotik
selama 3-4 minggu hingga nilai laju endap darah (LED) normal.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Identitas Pasien : nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, dan lain-
lain.
B. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji adanya riwayat trauma fraktur terbuka, riwayat operasi
tulang dengan pemasangan fiksasi internal dan fiksasi eksternal
dan pada osteomielitis kronis penting ditanyakan apakah pernah
mengalami osteomielitis akut yang tidak diberi perawatan adekuat
sehingga memungkinkan terjadinya supurasi tulang.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Ada riwayat infeksi tulang, biasanya pada daeah vertebra torako-
lumbal yang terjadi akibat torakosentesis atau prosedur urologis.
Dapat ditemukan adanya riwayat diabetes melitus, malnutrisi,
adiksi obat-obatan, atau pengobatan imunosupresif.
C. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
 Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis
yang bergantung pada keadaan klien)
 Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang,
dan paa kasus osteomielitis biasanya akut)
 Tanda-tanda vital tidak normal
b) Sistem Pernafasan
Pada inspeksi, didapatkan bahwa klien osteomielitis tidak
mengalami kelainan pernafasan. Pada palpasi toraks, ditemukan
taktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak
didapatkan suara nafas tambahan.
c) Sistem Kardiovaskuler
Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukkan
nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan
suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada murmur.
d) Sistem Muskuloskeletal
Adanya osteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan
osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi motorik
klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka
disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas
e) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran biasanya kompos mentis
f) Sistem perkemihan
Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik, dan
berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pada
sitem ini.
g) Pola nutrisi dan metabolisme
Evaluasi terhadap pola nutrisi klien dapat menentukan penyebab
masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi
yang tidak adekuat. Masalah nyeri pada osteomielitis menyebabkan
klien kadang mual atau muntah sehingga pemenuhan nutrisi berkurang
Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut b.d agens cedera biologis
 Resiko infeksi b.d imunosupresi
 Hipertermia b.d penyakit
 Kerusakan integritas kulit b.d gangguan turgor
kulit
 Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan
integrita struktur tulang

Anda mungkin juga menyukai