Anda di halaman 1dari 14

Peraturan

Perundangan
Keselamatan
Kerja
Oleh :
Bella Capita S. Y (192102007)
Firda Surya Anjjannah ( 192102012)
Putri Wulandari ( 192102020)
UUD Keselamatan Kerja

Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik
di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun
udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
 
Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat
keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Undang-Undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) :
Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie).
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 203 tentang
Ketenagakerjaan.

Peraturan Pemerintah terkait K3 (Keselamatan dan Kesehatan


Kerja) :
Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).
Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas
Peredaran, Penyimpanan dan Peredaran Pestisida.
peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
Peraturan Menteri terkait K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) :

• Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
• Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengangkutan
dan Penebangan Kayu.
• Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban Pegawai
Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja.
• Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hygienen Perusahaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
• Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
• Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
• Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.
• Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
• Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
• permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.
• Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
• Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.
• Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
• Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
• Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
• Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta
Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
• Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.
• Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat.
• Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-instalasi Penyalur Petir.
• Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga
Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
• Permeknaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
• Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata Kerja Dokter
Penasehat.
• Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk
Pengangkutan Orang dan Barang.
Keputusan Menteri terkait K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Kepmenaker RI No 155 Tahun 1984 tentang Penyempurnaan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor Kep 125/MEN/82 Tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum RI No 174 Tahun 1986 No
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
Kepmenaker RI No 1135 Tahun 1987 tentang Bendera keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
Kepmenaker RI No 245 Tahun 1990 tentang Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.
Kepmenaker RI No 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
Kepmenakertrans RI No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No SNI-04-
0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang Membahayakan Kesehatan,
Keselamatan atau Moral Anak.
Kepmenakertrnas RI No 68 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.

Instruksi Menteri terkait K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja):


Instruksi Menteri Tenaga Kerja No 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
Syarat-syarat Keselamatan Kerja

Mencegah dan mengurangi


kecelakaan.
01
Mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran.
02

Mencegah dan mengurangi


bahaya peledakan.
03
Memberi kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
04
Memberi pertolongan pada
kecelakaan.
05
Memberi alat-alat
perlindungan diri pada para
pekerja
06
Syarat-syarat Keselamatan Kerja
Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran
07
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan.
08

Memperoleh penerangan yang


cukup dan sesuai
09
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara
yang baik

10
Menyelenggarakan penyegaran
udara yang cukup.
11
Memelihara kebersihan,
kesehatan dan ketertiban
12
Syarat-syarat Keselamatan Kerja
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
13
. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan
orang, binatang, tanaman atau barang.
14

Mengamankan dan memelihara


segala jenis bangunan.
15
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan
bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
16
Mencegah terkena aliran listrik
yang berbahaya.
17
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
18
Peralatan Keselamatan
Kerja Berdasarkan Jenis
Pekerjaan

1. APD Bidang.
konstruksi

2. APD Bidang
Kesehatan

3. APD Bidang
Kelistrikan
1. APD Bidang konstruksi
Berikut alat pelindung diri yang digunakan dalam pekerjaan
bidang konstruksi yaitu :

• Safety helmet, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi kepala dari bahaya
seperti kejatuhan benda-benda, terbentur benda keras yang dapat membahayakan
kepala saat bekerja.
• Safety shoes, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi kaki dari bahaya seperti
tertimpa bendabenda berat, terkena benda-benda tajam, tertumpah bahan-bahan
kimia yang dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
• Sarung tangan, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi tangan dari bahaya pada
saat bekerja sehingga terhindar dari cedera tangan seperti teriris, tergores ataupun
terkena bahan-bahan kimia.
• Kacamata pengaman, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi mata dari bahaya
yang dapat mengganggu mata seperti masuknya debu, radiasi, percikan bahan kimia
yang dapat berakibat fatal seperti kebutaan.
• Penutup telinga, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi telinga dari bahaya
seperti kebisingan pada saat bekerja.
• Masker, yaitu APD yang berfungsi untuk menyaring udara yang akan dihirup pada
saat bekerja sehingga tidak membahayakan pernapasan.
• Pelindung wajah, yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi wajah agar tidak
terkena benda-benda berbahaya dan bahan-bahan kimia
2. APD Bidang kesehatan
 Masker Bedah (Medical/Surgical mask) yaitu APD yang berfungsi untuk menjaga pemakainya dari
tetesan partikel besar atau percikan air dari mulut seseorang. Namun, belum mampu melindungi
terhadap partikel airbone.
 Respirator N95 yaitu APD yang berfungsi untuk mencegah pemakai dari menghirup kontaminan
berbahaya yang tercampur di udara seperti partikel virus dan bakteri, serta gas atau uap beracun.
 Pelindung Mata (Goggles) yaitu APD yang berfungsi untuk mengurangi risiko munculnya
gangguan kesehatan atau cedera akibat paparan radiasi, pancaran cahaya, dan benturan atau
pukulan benda keras atau tajam.
 Pelindung Wajah (Face Shield) yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi area wajah (termasuk
mata) dari percikan droplet atau serpihan benda kecil lainnya
 Sarung tangan pemeriksaan (Examination Gloves) APD yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya infeksi silang serta mencegah terjadinya penularan kuman.
 Sarung tangan bedah (Surgical Gloves) yaitu APD yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
infeksi silang serta mencegah terjadinya penularan kuman.
 Gaun Sekali Pakai yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi lengan dan area tubuh dari
paparan virus selama tenaga medis melakukan prosedur penanganan dan perawatan pasien.
 Coverall Medis yaitu APD yang berfungsi untuk menutupi tubuh secara keseluruhan. Mulai dari
kepala, punggung, dada, hingga mata kaki sehingga dapat melindungi dari paparan cairan, darah,
virus, aerosol, airborne, dan partikel padat.
 Heavy Duty Apron yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi pengguna atau tenaga kesehatan
terhadap penyebaran infeksi atau penyakit.
 Sepatu boot anti air (Waterproof Boots) yaitu APD yang berfungsi untuk melindungi kaki
pengguna/tenaga kesehatan dari percikan cairan atau darah.
 Penutup sepatu (Shoe Cover) yaitu APD yang berfungsi untuk Melindungi sepatu
pengguna/tenaga kesehatan dari percikan cairan/darah.
3. APD Bidang Kelistrikan
 Alat pemadam Kebakaran mempunyai peran yang sangat
penting sebab kebakaran merupakan masalah yang sering
terjadi sewaktu melakukan instalasi listrik ataupun
sewaktu bekerja dengan peralatan listrik, sehingga resik
terjadinya kebakaran bisa diminimalkan.
 Kotak P3K lengkap. P3K ditunjukkan untuk memberikan
pertolongan pertama terhadap kecelakaan sebagai upaya
pertolongan awal terhadap penanggulangan kecelakaan
 Para pekerja yang berada di lokasi serta yang akan
bekerja mesti memakai pakaian kerja serta memakai Alat
Pelindung Diri (APD) semisal helm, sepatu listrik atau
Safety shoes, kacamata Safety (goggles), Sarung tangan
Safety (Safety Gloves), selimut api, detektor gas (gas
detector) serta tabung pemadam kebakaran.
.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai