Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN AMPUTASI

Kelompok 7 :
Bayu Tri Harryana (130317454)
Nur Asiah (130317468)
Siti Ning Setiyowati (130317471)
DEFINISI
Amputasi merupakan tindakan yang
melibatkan beberapa sistem tubuh
seperti sistem integument, sistem
persyarafan, sistem muskuloskeletal dan
sistem kardiovaskuler. Lebih lanjut
amputasi dapat menimbulkan masalah
psikologis bagi klien atau keluarga
berupa penurunan citra diri dan
penurunan produktifitas
Etiologi
Trauma merupakan penyebab utama
amputasi di seluruh dunia. Jumlah orang
yang di amputasi adalah karena trauma
bervariasi dari negara ke negara. Di negara-
negara maju, trauma biasanya terjadi
sebagai akibat kecelakaan industri,
kecelakaan pertanian, atau kendaraan
bermotor kecelakaan, yang meliputi mobil,
sepeda motor dan kereta api. Trauma
menyumbang sekitar 30% dari amputasi baru
(Enrico, 2004 dalam Pratama, 2018).
Jenis-Jenis Amputasi
1. Amputasi Selektif/Terencana
2. Amputasi Akibat Trauma
3. Amputasi Darurat

Berdasarkan jenisnya amputasi terbagi


menjadi dua:
4. Amputasi Terbuka

5. Amputasi Tertutup
Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada
pasien dengan post operasi amputasi antara
lain :
 Nyeri akut
 Keterbatasan fisik
 Pantom syndrome
 Pasien mengeluhkan adanya perasaan tidak
nyaman
 Adanya gangguan citra tubuh, mudah marah,
cepat tersinggung, pasien cenderung
berdiam diri
Komplikasi
Pendarahan, infeksi, dan kerusakan kulit
merupakan komplikasi amputasi.
Perdarahan dapat terjadi akibat pemotongan
pembuluh darah besar dan dapat menjadi
massif. Infeksi dapat menjadi terjadi pada
semua pembedahan, dengan peredaran
darah yang buruk atau adanya kontaminasi
serta dapat terjadi kerusakan kulit akibat
penyembuhan luka yang buruk dan iritasi
penggunaan prosthesis.
Penatalaksanaan
1. Balutan Rigid Tertutup
2. Balutan Lunak
3. Amputasi Bertahap
4. Prostesis
Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto Rotgen
2. CT Scan
3. Angiografi
4. Ultrasound Doppler, Flowmetri Doppler
5. Termografi
6. LED
7. Pletismografi
8. Kultur Luka
9. Biopsi
10. Darah Lengkap
Perawatan Paliatif
Menurut WHO (2005), Perawatan Paliatif
adalah sistem perawatan terpadu yang
bertujuan meningkatkan kualitas hidup
dengan meringankan nyeri dan
penderitaan lain, memberi dukungan
spiritual dan psikososial mulai dari
diagnosa ditegakkan hingga akhir hayat
Beberapa karakteristik Perawatan
paliatif yaitu:

 Mengurangi rasa sakit dan keluhan lain,


 Tidak mempercepat dan menunda
kematian.
 Membantu pasien hidup seaktif mungkin
sampai ajang menjelang,
 Meningkatkan kkualitas hidup pasien,
 Membantu keluarga dalam mengatasi
situasi selama masa sakit sampai ajal
menjelang pasien.
Beberapa perubahan prinsip
perawatan paliatif:

 cure to care
 intervensi to prevensi dan rehabilitasi
 memenuhi kebutuhan  prinsip efektif
dan efisien
 berdasarkan dari petimbangan rasional
aspek medis, psikis dan sosial.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Preoperatif
Pada tahap praoperatif, tindakan keperawatan lebih
ditekankan pada upaya untuk mempersiapkan kondisi fisik
dan psikolgis klien dalam menghadapi kegiatan operasi.

1. Pengkajian
 Keluhan utama
Pasien merasakan nyeri seperti sensasi terbakar disertai
kram otot dan adanya linu 
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien amputasi traumatik dikibatkan dari kecelakaan
kendaraan bermotor atau cidera yang melibatkan mesin
ditempat kerja
Next
 Riwayat kesehatan terdahulu
Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien dengan amputasi  sebelumnya
apakah pernah menderita penyakit
vaskulerperifer progresif (sering terjadi
sebagai gejala sisa diabetes militus),
gangren, trauma (cedera remuk, luka
bakar), deformitas congenital, atau
tumor ganas.
Pengkajian Fisik
 Integumen : Kulit secara umum, Lokasi
amputasi
 Sistem Cardiovaskuler : Cardiac reserve,
Pembuluh darah
 Sistem Respirasi
 Sistem Urinari
 Cairan dan elektrolit
 Sistem Neurologis
 Sistem Mukuloskeletal
Pengkajian Psikologis, Sosial, Spiritual

Melakukan pengkajian pada kondisi


psikologis ( respon emosi ) klien yaitu
adanya kemungkinan terjadi kecemasan
pada klien melalui penilaian klien terhadap
amputasi yang akan dilakukan,
penerimaan klien pada amputasi dan
dampak amputasi terhadap gaya hidup.
Kaji juga tingkat kecemasan akibat operasi
itu sendiri. Disamping itu juga dilakukan
pengkajian yang mengarah pada antisipasi
terhadap nyeri yang mungkin timbul.
Diagnosa Keperawatan dan
Perencanaan

 Kecemasan berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang kegiatan
perioperatif.
 Berduka yang  antisipasi (anticipated
griefing) berhubungan dengan
kehilangan akibat amputasi.
INTERVENSI
DX 1 :
 Membeikan informasi yang adekuat

terkait tindakan yang akan dilakukan.


 Memberikan dukungan kepada pasien

berupa dukungan spiritual maupun


psokologis.
DX-2 :
 Berikan informasi yang adekuat dan

rasional tentang alasan pemilihan


tindakan pemilihan amputasi.
 Membantu ppasien untuk

meninggkatkan kualitas hidup pasien


dengan cara memotivasi pasien untuk
semangat menjalani hidup
 Intra Operatif
Pada masa ini perawat berusaha
untuk tetap mempertahankan kondisi
terbaik klien. Tujuan utama dari
manajemen (asuhan) perawatan saat ini
adalah untuk menciptakan kondisi
optimal klien dan menghindari
komplikasi pembedahan.
3. Post Operatif
1. Pengkajian
Pada masa post operatif, perawat
harus berusaha untuk mempertahankan
tanda-tanda vital, karena pada
amputasi, khususnya amputasi
ekstremitas bawah diatas lutut
merupakan tindakan yang mengancam
jiwa.
2. Diagnosa keperawatan dan
Perencanaan :

1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri


berhubungan dengan insisi bedah
sekunder terhadap amputasi.
2. Gangguan konsep diri berhubungan
dengan perubahan citra tubuh
sekunder terhadap amputasi
INTERVENSI
 Dx – 1
1. Ajarkan klien memberikan tekanan lembut
dengan menempatkan puntung pada handuk
dan menarik handuk dengan berlahan.
2. Beri analgesik ( kolaboratif ).

RASIONAL
3. Mengurangi nyeri akibat nyeri panthom limb

4. Untuk menghilangkan nyeri


Next …
Dx – 2
1. Validasi masalah yang dialami klien.

2. Libatkan klien dalam melakukan perawatan


diri yang langsung menggunakan putung :
-  Perawatan luka.
-  Mandi.
-  Menggunakan pakaian.
3. Berikan dukungan moral.
4. Hadirkan orang yang pernah amputasi yang
telah menerima diri.
RASIONAL
1. Meninjau perkembangan klien. 

2. Mendorong antisipasi meningkatkan

adaptasi pada perubahan citra tubuh.


3. Meningkatkan status mental klien.

4. Memfasilitasi penerimaan terhadap diri.


Evaluasi
 Evaluasi adalah stadium pada proses
keperawatan dimana taraf keberhasilan
dalam pencapaian tujuan keperawatan
dinilai dan kebutuhan untuk
memodifikasi tujuan atau intervensi
keperawatan ditetapkan (Brooker,
2001).  

Anda mungkin juga menyukai