Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN TEORITIS

Pengkajian Community As Partners


Ns. Angga Saeful Rahmat, S.Kep

I. INTI KOMUNITAS (CORE)


Menurut Teori Neuman “Inti” didefinisikan sebagai hal yang penting, mendasar dan
menguatkan. Inti komunitas (core) meliputi: sejarah, karakteristik, nilai dan keyakinan setiap
warga. Langkah pertama yang dilakukan pada pengkajian inti komunitas adalah mempelajari
manusia. Setiap komunitas memiliki komposisi atau unsur yang berbeda. Oleh sebab itulah
sumber informasi untuk kajian inti komunitas harus benar-benar terpercaya.
1. Sejarah
Komponen sejarah suatu komunitas didapatkan melalui dokumentasi di perpustakaan,
sejarah masyarakat, wawancara dengan sesepuh masyarakat, dan pimpinan daerah. Kajian
seejarah dalam hal ini diarahkan pada proses pembentukan wilayah setempat.
Pengkajian sejarah dapat dilakukan pada anggota masyarakat yang sudah lanjut usia atau
sudah lama menghuni wilayah tersebut sehingga dapat menjelaskan apakah ada perubahan
dari awal terbentuknya sampai dengan sekarang, siapa yang paling lama tinggal di tempat
tersebut dan mengetahui sejarah daerah tersebut
2. Demografi
Komponen kajian demografi meliputi karakteristik umur, jenis kelamin, distribusi ras
dan etnik di suatu wilayah. Kajian demografi dapat dilakukan melalui pelaksanaan sensus
wilayah baik lokal maupun nasional agar memperoleh perbandingan yang diperlukan sebagai
analisis kajian.
Kajian demografi dilakukan melalui metode sensus dan observasi. Hasil observasi yang
dapat digunakan sebagai data demografi berupa pengamatan terhadap pola interaksi yang
berdasar pada kelompok usia, tempat tinggal, dan homogenitas suatu wilayah.
3. Nilai, Keyakinan, dan Keagamaan
Semua kelompok etnik dan rasial mempunyai nilai dan keyakinan yang berinteraksi
dengan setiap sistem komunitas untuk mempengaruhi kesehatan warganya. Dalam pengkajian
apakah ada dari segi tempat ibadah? Apakah homogenitas? Pengkajian dari segi nilai dan
keyakinan didapatkan melalui kontak personal, observasi. Aplikasi model Neuman pada
komunitas, dilihat sebagai manusia dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang
merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan.
II. SUBSISTEM LINGKUNGAN FISIK
Konsep kedua diidentifikasi oleh Neuman adalah lingkungan fisik. Definisi
lingkungan menurut kamus besar bahasa indonesia adalah lingkungan di luar suatu organisme
yg terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia (KBBI v.1.3). Sejalan
dengan makna tersebut, Neuman (1995) mendefinisikan lingkungan secara luas sebagai
"semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh yang mengelilingi klien diidentifikasi atau
sistem klien" (Parker,2001). Menurut Neuman dalam model yang dikembangkannya,
lingkungan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu

a. Lingkungan internal, yaitu sesuatu yang hidup dan berada di dalam sistem klien itu
sendiri (dalam hal ini komunitas sebagai klien). Lingkungan internal terdiri dari semua
kekuatan atau pengaruh interaktif yang terkandung dalam batas-batas dari sistem klien-
klien. Contoh kekuatan intrapersonal yang dikemukakan oleh Neuman (1995) sebagai
berikut:
1. Variabel fisiologis-tingkat mobilitas, berbagai fungsi tubuh.
2. Psikologis dan sosiokultural variabel-sikap, nilai-nilai, harapan, pola perilaku, pola
koping.
3. Perkembangan variabel-usia, tingkat normal, faktor yang berhubungan dengan
situasi sekarang.
4. Spiritual variabel-harapan, mempertahankan kekuatan. (Parker, 2001)
b. Lingkungan eksternal, merupakan segala sesuatu yang hidup di luar dari sistem klien.
Lingkungan eksternal terdiri dari semua kekuatan atau pengaruh interaktif yang ada di
luar sistem klien klien. Faktor interpersonal dalam lingkungan merupakan kekuatan
antara orang-orang atau sistem klien. Faktor-faktor ini meliputi hubungan dan sumber
daya keluarga, teman, atau yang lainnya.
c. Lingkungan yang dibuat (lingkungan buatan), merupakan sebuah lingkungan yang dibuat
dan dikembangkan secara tidak sadar oleh klien dan sistem secara keseluruhan. Faktor
ekstrapersonal meliputi pendidikan, keuangan, pekerjaan, dan sumber daya lainnya.
Salah satu tujuan utama dari lingkungan yang dibuat ini adalah untuk merangsang
kesehatan klien. Lingkungan ini merupakan sistem terbuka dengan lingkungan internal
dan eksternal. Lingkungan jenis ini dapat menggantikan atau melampaui lingkungan
internal dan eksternal. Lingkungan dibuat memberikan efek isolasi untuk mengubah
tanggapan atau respon yang mungkin dari klien terhadap stresor lingkungan.
Pengkajian lingkungan fisik pada kelompok agregasi adalah dengan pemeriksaan
fisik pada klien individual, semua indra digunakan untuk mengumpulkan data-data yang
berhubungan dan diperlukan. Shumway dan Wisehart (1969) menyarankan untuk
“membiasakan diri” terhadap komunitas mencakup pengamatan sistematis untuk
meningkatkan sensitivitas terhadap elemen ekologis sekitar. (Christensen dan Kenney, 2001)
Pada saat melakukan pengkajian fisik komunitas, faktor lingkungan seharusnya tidak
terlewat untuk diamati dan dicatat, kondisi jalan, populasi hewan, kondisi perumahan, kondisi
cuaca atau iklim dan segala hal yang dapat merusak keseimbangan lingkungan yaitu seperti
polusi udara, air, suara, dan juga limbah berbahaya. Hal-hal tersebut perlu untuk dicermati
karena semua hal tersebut merupakan penentu utama status kesehatan komunitas.

III. SUBSISTEM PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL


Mc Farlane dan Anderson menjabarkan layanan kesehatan dan sosial spserti yang
tampak pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 .Pembagian Layanan Kesehatan dan Sosial
Komponen Sumber Informasi
Layanan Kesehatan
Fasilitas di dalam dan di luar komunitas Kamar dagang
Di kelompokkan berdasarkan kategori (RS dan Papan rencana kerja ( daerah , kota )
Klinik, perawatan kesehatan di rumah, fasilitas Buku telepon
kesehatan lanjut ,pelayanan kesehtan masyarakat, Konsulen
perawatan gawat darurat) Wawancara dengan administrator
Tiap fasilitas mengumpulkan data dari atau staff
1. Layanan (biaya, jam, dan layanan baru yang Laporan tahunan
direncanakan dan dihentikan)
2. Sumber Daya (pribadi, ruangan, anggaran 3ystem
dokumentasi)
3. Karakteristik pengguna layanan (distribusi
geograrpis, demograpi dan transportasi)
4. Statistik (jumlah orang dilayani setiap hari,
mingguan dan bulanan)
5. Kecukupan, aksesibilitas dan akseptabilitas
fasilitas sesuai dengan pengguna dan penyedia.
Layanan Sosial
Fasilitas di dalam dan di luar komunitas
Setelah diidentifikasi, kelompok dikategorikan dalam Kamar dagang
(misal; konseling dan dukungan, pakaian, makanan, Petunjuk Jalan
tempat tinggal dan kebutuhan khusus) Petunjuk telepon
Untuk setiap fasilitas, mengumpulkan data sama
dengan no 1-5 seperti yang tercantum di atas

( Mc Farlane dan Anderson, 2011

IV. SUBSISTEM EKONOMI


Subsistem ekonomi meliputi kekayaan yang dimiliki oleh suatu wilayah, komunitas,
dan atau individu. yaitu: barang dan jasa yang disediakan untuk komunitas termasuk biaya
dan tunjangan dalam meningkatkan pola alokasi sumber. Harus disadari bahwa faktor
ekstrakomunitas seperti kondisi ekonomi Negara besar dan dunia sangat mempengaruhi
kondisi ekonomi Negara yang lain terkait kebijakan ekonomi global . Factor intrakomunitas
pun ikut mempengaruhi subsistem lainnya sehingga harus dimasukkan dalam pengkajian.
Pengkajian pada sistem ekonomi mencakup bisnis dan industry besar di dalam
komunitas. Selain itu informasi sensus tentang angka pengangguran setempat, persentase
keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, pekerjaan utama dan penghasilan keluarga
rata-rata dimasukkan dalam pengkajian. Sistem ekonomi secara mendasar mewakili
kebutuhan dan layanan yang tersedia bagi anggota komunitas, demikian juga mengenai
bagaimana sumber-sumber ini disebarkan (Anderson dan Mcfarlen, 2011).
Dua indicator kunci kesejahteraan ekonomi komunitas menurut Anderson dan
Mcfarlen (2011) adalah persentasi rumah tangga prasejahtera dan angka pengangguran.
Indicator tersebut dapat di jabarkan dalam 2 karakteristik, karakteristik financial dan
karakteristik tenaga kerja.
Indikator karakteristik financial di jabarkan dalam financial rumah tangga dan
financial individu. Karakteristik financial rumah tangga berupa: rata-rata penghasilan rumah
tangga, persentase rumah tangga prasejahtera, persentase rumah tangga penerima bantuan
public, persentase rumah tangga yang dikepalai perempuan dan biaya bulanan untuk rumah
tangga pemilik dan rumah tangga penyewa. Indikator karakteristik financial individu yaitu:
pendapatan per kapita dan persentase orang yang hidup kecukupan. Informasi data
karakteristik financial rumah tangga dan individu menurut Anderson dan Mcfarlen (2011) di
dapat dari data sensus.
Karakteristik tenaga kerja menurut Anderson dan Mcfarlen (2011) lebih cenderung
membahas status kepegawaian. Anderson dan Mcfarlen (2011) menjelaskan mengenai status
populasi umum (usia 18 tahun/lebih), Status kelompok khusus, Kategori pekerjaan dan
jumlah (%) orang yang bekerja dan Aktivitas keanggotaan serikat buruh.
Untuk status populasi umum (usia 18 tahun/lebih) yang dikaji adalah berapa persen
yang bekerja, berapa persen yang tidak bekerja dan tidak ikut serta bekerja (pensiun). Untuk
kelompok khusus yang dikaji adalah berapa persen karyawan perempuan dengan anak di
bawah 6 tahun. Pengkajian Kategori pekerjaan dan jumlah (%) orang yang bekerja, dengan
jenis pekerjaan menurut Anderson dan Mcfarlen (2011) sebagai berikut: Manajerial, Teknisi,
Pelayanan, Petani, Produksi, Operator/buruh. Informasi data karakteristik tenaga kerja selain
didapat dari catatan sensus juga dapat di temukan di kamar dagang, Departemen tenaga kerja
dan Kantor serikat buruh.

V. SUBSISTEM KESELAMATAN DAN TRANSFORTASI


Komponen yang harus dikaji dalam mengkaji sub sistem keamanan dan transportasi
adalah: (Anderson&Mc. Farlane, 2004).
1. Keamanan
Pengkajian ini membahas tentang keadaan keamanan masyarakat dari segi pelayanan
keamanan yang ada di komunitas tersebut. Pelayanan keamanan masyarakat yang ada
ini bisa dijadikan sumber yang potensial bagi peningkatan kesejahteraan kesehatan
masyarakat
a. Pelayanan perlindungan kebakaran
Kebakaran sangat sering terjadi di daerah padat penduduk. Kebakaran tersebut
terjadi akibat hubungan arus pendek listrik, api rokok, ledakan tabung gas.
Penanganan terhadap kebakaran tidak hanya dilakukan pada saat terjadi kebakaran
saja tetapi dapat juga dilakukan dengan mendemostrasikan cara memeriksa
keamanan rumah, mengajarkan pencegahan kebakaran di sekolah dan kelompok
masyarakat. Perlindungan kebakaran juga dapat dilakukan dengan memberikan
informasi kepada masyarakat tentang pemadam kebakaran yang dapat dihubungi,
personel, sumber daya , dan response time bila terjadi kebakaran (Ervin, Naomi,
2002).
Perlu diidentifikasi penyebabnya sebagian besar karena apa, serta bagaimana
penanganan dari pemadam kebakaran mengenai kejadian kebakaran di wilayah
tersebut. Penanganan ini tidak hanya penanganan langsung saat terjadinya
kebakaran, tetapi juga dikaji mengenai apakah ada tindakan pencegahan
kebakaran yang dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran, meliputi
penempelan sticker mengenai nomor penting pemadam kebakaran, tempat
berkumpul bagi anak-anak, orang tua, dan binatang untuk evakuasi selama
kebakaran. Dalam pengkajian ini dikaji pula mengenai pelaksanaan pelatihan
pemadaman kebakaran bagi sekolah dan masyarakat umum.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji antara lain apakah
masyarakat di wilayah tersebut dekat dengan tempat pelayanan pemadam
kebakaran? apakah sumber daya pemadam kebakaran memadai dari segi
kompetensi khusus pemadam kebakaran? apakah sumber daya pemadam
kebakaran memadai dari segi jumlah untuk melayani sejumlah masyarakat?
bagaimana pelayanan pemadam kebakaran dari segi sarana dan prasarana
kendaraan untuk melayani masyarakat?
b. Perlindungan polisi
Perlindungan polisi dilakukan dengan memberi informasi kepada masyarakat,
kantor kepolisian terdekat yang dapat dihubungi apabila terjadi kejahatan serta
memberikan informasi tentang pelayanan yang diberikan oleh pihak kepolisian
sehingga masyarakat akan merasa aman.komponen yang perlu dikaji antara lain:
apakah masyarakat di wilayah tersebut dekat dengan tempat pelayanan polisi?
apakah sumber daya polisi memadai dari segi jumlah untuk melayani sejumlah
masyarakat? bagaimana pelayanan polisi dari segi sarana dan prasarana kendaraan
untuk melayani masyarakat? apakah dalam pos polisi tersedia fasilitas tahanan
bagi pelaku kriminal sebelum dipindahkan ke penjara pusat? Perlu diidentifikasi
pula bagaimana angka kriminalitas di wilayah masyarakat tersebut serta
bagaimana penanganan dari polisi mengenai tingkah laku kriminalitas tersebut?
c. Sanitasi
Pengkajian ini meliputi pengkajian tentang sumber dan pengolahan air serta
pembuangan limbah industri dan rumah tangga, apakah saluran pengairan sebagai
sumber mata air bagi warga di daerah tersebut lancar? apakah saluran pengairan
bersih, atau terkontaminasi zat-zat berbahaya? Kemudian harus dikaji pula apakah
sistem pembuangan terkendali dengan baik atau tersendat karena suatu faktor
sehingga saluran air tidak lancar dan dapat menjadi sarang penyakit ketika air
menggenang di musim kemarau? Bagaimana fasilitas pembuangan sampah di
daerah tersebut?
d. Kualitas udara
Pengkajian mengenai pelayanan kualitas udara dibahas hal berikut ini : apakah
pemerintah daerah setempat menaruh perhatian yang cukup terhadap kualitas
udara yang dihirup oleh warga masyarakat? Adakah kebijakan khusus terkait
kebersihan lingkungan udara di daerah tersebut? apakah ada pabrik di sekitar
daerah tersebut? jika ada bagaimana emisi buang gas dari pabrik tersebut? apakah
mengganggu kesehatan masyarakat? Dalam sistem respirasi khususnya. Sumber
data bagi perawat untuk mengetahui poin-poin tersebut bisa didapat dari
perencanaan tata kota atau wilayah setempat, observasi serta wawancara terbuka
pada masyarakat dan petugas pelayanan kualitas udara di wilayah setempat.

2. Transportasi
Pengkajian subsistem transportasi mencakup jenis alat transportasi pribadi,
transportasi umum, jaan raya, pelayanan transportasi udara, pelayanan transportasi
kereta api. Pengkajian ini juga dapat dilakukan dengan wawancara. Pertanyaan-
pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji transportasi antara lain:
 Bagaimana warga masyarakat melakukan perjalanan?
 Jenis kendaraan pribadi dan kendaraan umum apa yang digunakan
 Apakah terlihat ada bus, sepeda, taksi?
 Apakah ada jalur khusus untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda?
 Apakah penyandang cacat dapat berkeliling daerah tersebut?
 Apakah terdapat kebijakan atau undang-undang yang mengatur pengendara,
pejalan kaki, tempat naik turun angkutan umum, dan sanksi bagi pelanggar
aturan lalu lintas?

VI. SUBSISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN


Politik dan pemerintahan merupakan salah satu subsistem dari pengkajian
keperawatan komunitas yang sangat berperan dalam mendukung kegiatan dalam komunitas.
Beberapa komponen yang terdapat dalam subsistem politik dan pemerintahan antara lain :
1. Struktur organisasi dalam masyarakat
a. formal
Merupakan struktur organisasi dalam masyarakat yang mempunyai hubungan
langsung dengan pemerintahan. Pembagian administratif, Indonesia terdiri atas provinsi,
yang dikepalai oleh seorang gubernur. Masing-masing provinsi dibagi atas kabupaten dan
kota. Saat ini di Indonesia terdapat 33 provinsi. Sebelum tahun 2000 Indonesia memiliki
27 provinsi. Namun setelah pada masa Reformasi, banyak provinsi yang dimekarkan
menjadi dua bagian yang rata-rata provinsi dengan luas daerah yang cukup besar.
Pemekaran yang dilakukan dimaksud agar mendapatkan efisiensi dalam penerapan
pemerataan pembangunan.
Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi,
yang dipimpin oleh seorang bupati. Selain kabupaten, pembagian wilayah administratif
setelah provinsi adalah kota. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang
yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau wali kota
tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah
otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri.
Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kabupaten
atau kota.Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat
daerah kabupaten/kota (PP. 19 tahun 2008). Kedudukan kecamatan merupakan perangkat
daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah
kerja tertentu dan dipimpin oleh camat.
Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan.
Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah
sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah
yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.
b. non formal
Merupakan struktur organisasi yang tidak berhubungan langsung dengan
pemerintahan, misalkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Karang Taruna,

2. Jenis keyakinan/nilai terhadap politik kelompok tertentu


Partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk
dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok
ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya)
dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka
3. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
Pemerintah diharapkan dapat berperan serta dalam membuat kebijakan di bidang
pelayanan kesehatan dalam masyarakat, contoh kebijakan – kebijakan pemerintah dalam
pelayanan kesehatan antara lain :
a. Jampersal (Jaminan Persalinan)
Menteri Kesehat an akhirnya mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) mengenai
jaminan persalinan (jampersal). Juknis ini tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk
Teknis Jaminan Persalinan. Diterbitkannya Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan ini
untuk digunakan sebagai acuan penyelenggaraan program Jaminan Persalinan.
b. Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat)
Jamkesmas merupakan program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin
yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin).
Program yang dimulai pada tahun 2008 ini dilanjutkan pada tahun 2009 karena
(menurut pemerintah) terbukti meningkatkan akses rakyat miskin terhadap layanan
kesehatan gratis. Program itu nantinya terintegrasi atau menjadi bagian dari Sistem
Jaminan Sosial Nasional yang bertujuan memberi perlindungan sosial dan kesehatan
bagi seluruh lapisan masyarakat. Jika Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) efektif
diterapkan di Indonesia, program Jamkesmas akan disesuaikan dengan sistem itu.
Salah satunya, pengaturan proporsi iuran pemerintah pusat dan daerah untuk
pembiayaan pemeliharaan kesehatan rakyat miskin.

Contoh pengkajian keperawatan komunitas subsistem politik dan pemerintahan


(anderson and mc farlane, 2008)

Disamping pemerintahan yang mengontrol kebijakan kesehatan publik, pemerintah juga


memberi kebebasan kepada masyarakat untuk membentuk organisasi kesehatan dan
LSM-LSM yang nantinya berpotensi bersaing dalam hal politik namun tetap bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Rosemont. Organisasi Politik yang aktif di
Rosemont:
 Neartown Business Alliance (sejak 1949)
 Gay Political Caucus (1964)
Berperan dalam dunia pendidikan
 Rosemont Firehouse (1973)
Organisasi yang menghimpun komunitas sukarelawan
 Rosemont Watch (1978)
Organisasi yang melakukan pencegahan kriminal
 Seniors For a Safe Community (1980)
Komunitas sosial yang mempromosikan Kesehatan

Teori model konseptual keperawatan menurut Imogene King


King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi sosisal,
perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme
pengaturan antara praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Yaitu terdiri dari:
a. Organisasi
b. Otoritas
c. Kekuasaan
d. Pembuatan keputusan
e. Status

VII. SUBSISTEM KOMUNIKASI


Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang membolehkan orang
untuk menentukan, mempertahankan dan memperbaiki kontak dengan orang lainnya. (Potter
dan Perry, 1993). Karena komunikasi adalah sesuatu yang yang orang lakukan setiap hari,
mereka sering secara salah berfikir itu adalah mudah. Bagaimanapun komunikasi adalah
proses yang kompleks dan beraneka segi yang melibatkan kebiasaan-kebiasaan dan
hubungan-hubungan dan membolehkan individu-individu untuk bergaul dengan yang lainnya
dan dunia di sekitar mereka.
Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi namun juga perasaan dan emosi yang
orang sampaikan dalam sebuah hubungan. Contohnya seorang perawat yang mendengarkan
seorang suami yang sedang berduka yang istrinya telah meninggal.
Tingkat komunikasi ada tiga yaitu, komunikasi intrapersonal, komunikasi
interpersonal dan komunikasi publik. Di antara ketiganya, komunikasi interpersonal adalah
jantung dari praktik keperawatan. Seorang perawat dapat membantu seorang klien dengan
berkomunikasi pada tingkat interpersonal yang penuh arti. Namun komunikasi publik dalam
area keperawatan komunitas juga sangat perlu dikuasai oleh seorang perawat komunitas.
Salah satu dari 9 komponen pengkajian komunitas menurut Anderson adalah
komunikasi yang diturunkan dari teori Neuman dari komponen sosiokultural. Model sistem
Neuman menempatkan komunikasi sebagai bagian dari sistem klien dalam hal ini komunitas.
Komunikasi merupakan bagian yang harus dikaji dalam suatu komunitas. Dari pengkajian
komunitas akan didapatkan data tentang sistem komunikasi dalam suatu komunitas yang
berisi pola komunikasi, interaksi komunitas dan media komunikasi.
Komunikasi dalam pengkajian komunitas dapat dilakukan secara formal maupun
informal. Sistem komunikasi dalam komunitas apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk
mendapatkan informasi yang valid dan relevan, dan untuk meningkatkan pengetahuan
maupun informasi yang dapat mendukung yang terkait dengan masalah yang ada di
komunitas.
Komponen penting dalam komunikasi Formal misalnya, Koran, Radio, Televisi,
Pelayanan Pos, Status telepon dan lain-lain. Sumber Informasi Formal bisa didapat dari
kamar dagang, Kantor penerbitan koran, perusahaan telepon, buku kuning, buku telepon, data
sensus pengguna telpon dan lain-lain
Komponen dalam komunikasi informal bersumber dari papan pengumuman, poster,
brosur, dan buletin di tempat ibadah, kota dan sekolah. Diseminasi komunikasi informal bisa
dilakukan dari mulut kemulut, pos radio atau televisi. Sumber informasi didapat dari
wawancara dengan warga dan survei.
Survey tentang “Learning about Community on the foot” (Anderson), yang diadaptasi
dari winshield survey bisa dipakai dalam pengkajian komunitas. Hal-hal yang dapat dikaji
adalah :
a. Adakah tempat khusus untuk warga berkumpul. Di desa-desa biasa kita temukan
adanya balai desa yang digunakan masyarakat untuk berkumpul. Di kota-kota kita
bisa datang ke balai RW. Di beberapa tempat masyarakat menggunakan tempat
ibadah seperti masjid untuk bermusyawarah.
b. Koran apa yang ada di tempat penjualan koran? Bisa diketahui dari adanya agen
koran dan loper koran yang menjual koran di suatu masyarakat.
c. Apakah warga memiliki televisi dan radio?
d. Topik apa yang biasa ditonton/didengar warga? Bila kita ke balai desa bisa
ditemukan adanya televisi untuk ditonton bersama. Masyarakat yang menonton biasa
menonton bersama bila ada pertandingan bola atau issue hangat di sekitarnya.
e. Alat komunikasi formal dan informal apa yang ada? Berapa yang memiliki telepon
rumah, telepon genggam, jaringan internet, handy talkie dan alat komunikasi yang
lainnya. Mungkin masa lalu orang Indonesia di desa menggunakan kentongan untuk
memanggil masyarakat bila ada pengumuman atau bahaya. Di beberapa tempat
pengeras suara dari masjid yang biasa digunakan masyarakat muslim untuk adzan
suatu kali digunakan untuk panggilan adanya bahaya ketika ada isue tsunami.

SUBSISTEM EDUKASI
Pendidikan merupakan salah satu subsistem dalam model keperawatan Betty Neuman
yang dikembangkan oleh Elizabeth Anderson dan termasuk dalam salah satu garis pertahanan
resisten (internal) dalam menghadapi stressor. Dalam model keperawatan community-as
partner, pada umumnya data pendidikan dapat dipakai sebagai data sensus (pengkajian) yang
dikenal dengan Windshield Survey, dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut :
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat, bagiman distribusi geografi dan profil tempat tinggal peserta didik,
apakah bentuk pendidikan yang ada merupakan pendidikan dasar/menengah, lanjut atau
tinggi, apa bahasa yang digunakan, fasilitas sekolah; perpustakaan, laboratorium, fasilitas
kesehatan tenaga pengajar, dan lain-lain. Apa kegiatan ekstrakurikulernya dan apakah
terdapat sekolah perawat (Anderson, 2011).

VIII. SUBSISTEM REKREASI


Ada beberapa model konsep teori yang membahas tentang pengkajian rekreasi dalam
masyarakat, namun yang akan di bahas adalah model teori rekreasi bedasarkan Abraham
Maslow dan Betty Neuman. Tujuan di bahasnya pengkajian rekreasi dalam komunitas agar
perawat dapat mengetahui beberapa aktivitas dalam mengisi waktu senggang yang
mendukung peningkatan derajad kesehatan masyarakat. Selain itu agar perawat komunitas
dapat mengerti tentang pentingnya kegiatan rekreasi bagi masyarakat seperti bagaimana
masyarakat menghabiskan waktu senggang, siapa saja yang berpatisipasi dalam kegiatan
rekreasi keluarga dan aktivitas sosial, hiburan dan kesenian, rekreasi outdoor, dan olahraga.
Ada beberapa teori mengenai pengkajian rekreasi, diantaranya adalah teori Maslow
yang dijelaskan mengenai lima kebutuhan dasar manusia. Kelima kebutuhan dasar ini antara
lain :
1. Kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan,
papan, dan kebutuhan biologis seperti kebutuhan seks, tidur dan rekreasi.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan yang merupakan kebutuhan aman dari
ancaman, kesehatan, dan kepastian pekerjaan dan materi.
3. Kebutuhan sosial yang merupakan kebutuhan dalam memiliki teman, keluarga dan
cinta.
4. Kebutuhan penghargan diri yang merupakan kebutuhan memiliki citra diri dan
dihargai orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan untuk bertindak sesuai
keinginan seperti kreatifitas dan moralitas.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang
lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dipenuhi. Bedasarkan teori Maslow, manusia
membutuhkan kegiatan rekreasi untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Hal yang penting
dalam pemikiran Maslow bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Jadi
dapat diartikan bahwa memenuhi kebutuhan dasar yang salah satunya kegiatan rekreasi dapat
memberikan motivasi kepada seseorang sehingga ia dapat mempunyai semangat atau
motivasi untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya yang lebih tinggi.
Teori lainnya yang membahas tentang rekreasi adalah model teori Betty Neuman.
Model konsep yang dikembangkan oleh Neuman yaitu model konsep yang menggambarkan
aktifitas keperawatan yang ditujukan pada penekanan penurunan stress dengan memperkuat
garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas. Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan
fleksibel, normal dan resistan. Garis pertahanan fleksibel yaitu ketersediaan dana pelayanan
kesehatan, iklim dan pekerjaan. Garis pertahanan normal meliputi ketersediaan pelayanan,
adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi
syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan. Sedangkan garis pertahanan
resistan meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat,
transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi didaerah yang ada. .Model ini
bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis. Sehingga
Betty Neuman menggambarakan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling
ketergantungan (interdependensi).
Menurut model teori Betty Neuman yang sudah di klasifikasikan ke dalam delapan
subsistem oleh Andersons dan McFarlane, dalam melakukan pengkajian komunitas
khususnya variabel rekreasi ada tiga poin penting yang harus dikaji yaitu dimana saja
masyarakat melakukan reakreasi, bentuk reakreasi apa yang dijumpai dan dilakukan
masyarakat dan siapa saja yang ikut berpartisipasi dalam rekreasi.
Sumber-sumber rekreasi dalam pengkajian komunitas bisa didapatkan dari berbagai sumber
yang menyediakan informasi mengenai rekreasi di masyarakat. Beberapa sumber informasi
yang bisa didapatkan beberapa diantaranya yaitu dari media komunitas, taman kota, atau
departemen pariwisata dan kebudayaan setempat, perpustakaan daerah, dan warga
masyarakat setempat. Fasilitas inventaris umum mengidentifikasi apa saja sumber rekreasi
yang tersedia, lokasi, bagaimana dikembangkan, dipelihara, dan didanai.
Mengunjungi tempat yang menarik juga dapat memberikan kesempatan untuk dapat
mewawancarai staf dan pengunjung tempat hiburan untuk mengetahui bagaimana kondisi,
pemeliharaan dan keamanan tempat-tempat hiburan yang ada. Hal-hal yang dapat ditanyakan
adalah kapan saja dibuka untuk umum, bagaimana transportasi menuju kesana, siapa saja
yang biasanya menggunakan fasilitas tersebut, program hiburan apa yang ditawarkan, serta
ketersediaan fasilitas hiburan untuk warga yang mempunyai kebutuhan khusus seperti lansia
dan warga cacat.
Ada beberapa tempat-tempat hiburan/rekreasi yang biasa terdapat dalam masyarakat
selain sumber rekreasi umum. Beberapa diantaranya yaitu tempat bowling, lapangan golf,
klub kesehatan, teater, mall, arena olahraga, kolam renang, bar, kedai kopi, galeri lukisan,
klub sosial, dan restoran dimana warga setempat biasa berkumpul dan menghabiskan waktu
luang. Selain itu juga ada beberapa tempat yang memfasilitasi dan mendukung hiburan
dirumah seperti ketersediannya toko buku, tempat rental video dan perpustakaan dimana
warga dapat meminjam, membeli atau menyewa.
Bentuk-bentuk hiburan yang terdapat dalam masyarakat beberapa diantaranya seperti
menonton pertandingan seperti basket, bola, baseball, pameran kesehatan, bazaar, festival
kebudayaan, parade dan perayaan liburan. Selain itu ada juga bentuk hiburan dirumah seperti
menonton tv, membaca buku, mendengarkan musik, dan menonton video.
Perawat spesialis komunitas juga dapat mengkaji kehidupan rekreasi masyarakat
secara langsung melalui proses mengunjungi lingkungan masyarakat. Seperti apakah warga
yang duduk dalam mobil berhenti dan menyapa tetangganya yang sedang lewat ataukah
malah menarik diri. Apakah warga keluar rumah berolahraga sambil berjalan-jalan membawa
hewan peliharaan ataukah jalanan terlihat sepi akibat rasa aman yang kurang karena
maraknya tindak kejahatan di jalan. Semua sumber-sumber hiburan, baik bentuk fisik
maupun nonfisik yang tersedia di masyarakat dan dapat dipergunakan dengan baik oleh
masyarakat berperan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat
Model teori yang paling tepat untuk digunakan pada pengkajian komunitas khususnya
pengkajian subvariabel rekreasi adalah model teori Betty neuman yang mempunyai sasaran
utama adalah masyarakat. Model teori ini diturunkan menjadi teori community as partner
oleh Andersons dan McFarlane, dimana masyarakat dipandang sebagai mitra perawat
sehingga secara bersama-sama antara perawat/tenaga kesehatan dan masyarakat dapat
bekerjasama dalam hal peningkatan status kesehatan di masyarakat. Dalam teori community
as partner pengkajian rekreasi sangat penting dilakukan oleh perawat komunitas karena
menurut teori ini, ada tiga poin penting yang harus dikaji yaitu bagaimana masyarakat
menghabiskan waktu senggang, dimana saja tempat-tempat rekreasi warga, siapa saja yang
ikut berpartisipasi dalam rekreasi dan fasilitas rekreasi apa saja yang terdapat dalam
masyarakat. Hal ini penting diketahui agar perawat komunitas dapat mengetahui tingkat
kesehatan khususnya kesehatan mental yang akan mempengaruhi kesehatan fisik dan
kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Pengkajian rekreasi menurut teori rekreasi Andersons dan McFarlane akan lebih baik
dilakukan jika didukung oleh teori Maslow, dimana manusia membutuhkan kegiatan rekreasi
untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow bahwa
kebutuhan yang telah dipenuhi yaitu salah satunya kegiatan rekreasi dapat memberikan
motivasi kepada seseorang sehingga ia dapat mempunyai semangat atau motivasi untuk
memenuhi kebutuhan selanjutnya yang lebih tinggi. Sehingga antara teori Andersons dan
McFarlane dan Maslow dapat mendukung pengkajian subvariabel komunitas khususnya
rekreasi.

Anda mungkin juga menyukai