Anda di halaman 1dari 25

MODEL TEORI KEPERAWATAN ALLENDER

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II

Dosen Pengampu : Ns. Angga SR, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.kom

Disusun Oleh :

Ade Putri Andani (130317447)


Athifah Fauziah Marjanah (130317452)
Heni Wulandari (130317458)
Maya Novita (130317865)
Nur Asiah (130317568)
Wulandari (130317474)

PROGRAM STUDI NERS

INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN

Jalan Raya Industri Pasir Gombong, JababekaCikarang - Bekasi

Telp. (021)8904160 (Hunting) Fax. (021) 8904159

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang model teori Keperawatan Allender dengan
baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterimakasih kepada Ns Angga Saeful Rahmat, M. Kep, Sp, Kep. Kom selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah memberikan dan
membimbing untuk pembuatan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai model teori Keperawatan
Allender dalam Keperawatan Komunitas. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalah kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang memebangun demi perbaikan di masa depan.

Cikarang, 04 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................


DAFTAR ISI ..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................


A. Perawatan Kesehatan Masyarakat ...............................................................
B. Sasaran Perkesmas ......................................................................................
C. Indikator Kerja ............................................................................................
D. Konsep Keperawatan dan Kesehatan ..........................................................
E. Konsep Keperawatan Kesehatan Komunitas ..............................................
F. Model Dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas .....................................
G. Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas ................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................................................


A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah salah satu pelayanan dibidang kesehatan
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan saat ini sangat menjadi perhatian
masyarakat yang luas. Perhatian mereka tidak saja pada aspek kuantitas, tetapi
sekarang ini menyangkut aspek kualitas pelayanan kesehatan itu sendiri.
Pelayanan kesehatan tersebut diberikan oleh tenaga kesehatan profesional yang
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat
kapan dan dimanapun. Tenaga kesehatan atau health professional tersebut
misalnya tenaga keperawatan, kebidanan, kedokteran, kesehatan masyarakat
dan tenaga kesehatan lainya. Salah satu topik yang sangat masih hangat
dibicarakan, di diskusikan, dan terus dikembangkan adalah tenaga keperawatan
yang salah satu bidang atau areanya adalah keperawatan kesehatan masyarakat.
Banyak sebutan tentang keperawatan kesehatan masyarakat. Ada yang
menyebut sebagai publich health nursing dan ada juga yang menyebutnya
dengan community health nursing. Khusus di indonesia sendiri, kita
mengenal perawatan kesehatan masyarakat atau yang disingkat dengan
perkesmas. Namun sekarang lebih cenderung sebutannya menjadi
keperawatan kesehatan komunitas. Hal tersebut tercantum dalam keputusan
mentri kesehatan (kepmenkes) R.I Nomor 279/Menkes/IV/2006 tentang
pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat
dipuskesmas. Namun, berdasarkan berbagai sumber tentang keperawatan
kesehatan komunitas, sebagian dari merekamenyebutnya public healt nursing.
Namun ada juga banyak buku yang menyebutkan community health nursing.
Keperawatan kesehatan komunitas memegang peranan penting dalam
memberikan pelayanan keperawatan di masyarakat. Banyak hal yang dapat
dilakukan guna ikut berperan aktif meningkatkan derajat kesehatan. Melalui
keperawatan kesehatan komunitas perawat dapat memberikan pelayanan
kesehatan primer, skunder dan tersier kepada masyarakat. Namun, pada sisi
lain keperawatan kesehatan komunitas di indonesia juga tidak terlepas dari
berbagai macam kendala dan isu penting terutama yang terkait dengan
kebijakan pemerintah, regulasi, dan permasalahan lainnya. Semua itu
sebaiknya dihadapi secara bijak dan melakukan berbagai macam perubahan
didalam diri perawat itu sendiri, termasuk organisasi profesi dan institusi
pendidikan keperawatan.
Perawat kesehatan komunitas, terutama yang ada di puskesmas juga
mengalami berbagai macam permasalahan. Mereka menyadari bahwa mereka
adalah para perawat yang memiliki kecakapan dibidangnya (keperawatan
kesehatan konunitas) akan tetapi, mereka tidak banyak melaksanakan tugas
profesi mereka tersebut dengan berbagai macam alasan. Sebenarnya,
keperawatan kesehatan komunitas adalah salah satu bidang yang sangat
strategis untuk dapat berperan aktif dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat.

B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kelompok kami merumuskan
masalah Konsep keperawatan Komunitas Menurut Allender.

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep keperawatan komunitas
2. Mengetahui konsep keperawatan komunitas Menurut Allender

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perawatan Kesehatan Masyarakat


Perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok beresiko tinggi, dalam pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Allender & Spradley, 2001)
Sementara itu, menurut Stanhope & Lancaster (1997), bahwa
keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu sintesa dari praktek
keperawatan dan praktek kesehatan komunitas yang diterapkan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk. Menurut peneliti
pengertian keperawatan kesehatan masyarakat yang lebih sesuai dengan
kondisi Indonesia adalah yang disampaikan oleh kelompok kerja keperawatan
CHS (1997) yaitu, suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok resiko
tinggi dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh komunitas dan
melibatkan komunitas sebagi mitra dalam pemberian pelayanan keperawatan.
klien dalam keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. (Allender & Spradley, 2001).
Kegiatan Perawat Puskesmas mencakup Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dilaksanakan perawat
Puskesmas sesuai dengan kompetensi, peran dan fungsinya pada semua tatanan
pelayanan kesehatan strata pertama baik di dalam gedung (poliklinik rawat
jalan Puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas, Puskesmas Pembantu) maupun
diluar gedung Puskesmas (Puskesmas Keliling, Posyandu, Sekolah, Tempat
Kerja, Panti, Rumah Tahanan (Rutan) atau Lembaga Permasyarakatan (Lapas),
Rumah Keluarga) dengan prioritas upaya kesehatan wajib dan upaya
pengembangan yang wajib dilaksanakan di Kabupaten atau Kota tertentu.
(Kemenkes RI,2006).
Inti perkesmas adalah jasa diberikan dalam kerangka berbasis
masyarakat dan layanan berbasis masyarakat didorong oleh kebutuhan dan
sumber daya masyarakat dan lingkungannya, perawat menilai masyarakat
setiap hari saat bekerja dengan individu, keluarga, kelompok dilingkungan
sekolah tempat kerja dan rumah. ( Manitoba, 1998).
Ada dua istilah yang perlu diketahui sebelum membahas perawatan
kesehatan masyarakat, yaitu Public Health Nursing (PHN) dan Community
Health Nursing (CHN), kedua istilah tersebut bila diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia mempunyai arti yang sama yaitu Perawatan Kesehatan
Masyarakat. Akan tetapi Fredeman (1981), tidak lagi mengunakan istilah
public tetapi mengantinya dengan community dikarenakan istilah public
mengandung pengertian yang sangat luas dan tidak terbatas. Perawatan
kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus (spesialisasi) dalam ilmu
keperawatan. (Ruth, 1981, 1961) Menurut beberapa ahli perkesmas adalah
sebagai berikut :
Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah lapangan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitatif, pencegahan penyakit
dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada keluarga yang sehat, individu
yang sakit dan tidak dirawat di rumah sakit beserta keluarganya, kelompok
masyarakat khusus yang mempunyai masalah kesehatan dimana hal tersebut
akan mempengaruhi masyarakat .secara keseluruhan. ( Helvie 1998; Smith &
Maurer,1995 dan Hitchcock 1999).

B. Sasaran Parkemas
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor
ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan
masalah kesehatannya. (Allender & Spradley, 2001). Prioritas sasaran adalah
yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
prioritas daerah, terutama : yang belum kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas serta jaringannya), atau sudah memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan tetapi memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah.
Menurut Allender & Spradley (2001), sasaran priotitas individu
adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit
menular (antara lain : TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare,
ISPA/Pneumonia), penderita penyakit degenerative. Sebagai contoh,
Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat pada penderita TB Paru dibagi
sesuai daerah binaan, asuhan keperawatan lebih difokuskan pada individu yang
sakit belum mencakup seluruh anggota keluarga serta penekanan kegiatan pada
aspek preventif dan kuratif. Penemuan kasus dengan pasif promotif case
fanding. Kegagalan pengobatan karena kurangnya peran PMO, efek samping
obat dan pasien merasa sembuh pada fase lanjutan. (Saluk, 2003).
Sasaran keluarga, adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan atau risiko tinggi, dengan prioritas : keluarga miskin belum
kontak dengan sarana pelayanan kesehatan, keluarga miskin sudah
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai masalah kesehatan
terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi,
penyakit menular, keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
(Allender & Spradley, 2001).
Program perkesmas untuk keluarga miskin masih menjadi prioritas di
puskesmas karena konsep dasar perkesmas bertujuan untuk melaksanakan
ketiga level pencegahan penyakit dan kelompok sasaran utamanya adalah
keluarga miskin dan kelompok resiko tinggi dengan berbagai kerentanannya
terhadap masalah kesehatan. (CHS, 1997)
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat
dalam suatu institusi. (Allender &Spradley, 2001) Kelompok masyarakat
khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Posyandu, Kelompok
Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita
penyakit tertentu, kelompok pekerja informal, kelompok masyarakat khusus
terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti
usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai
risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai
jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain, jumlah
penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain, cakupan
pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain. Selanjutnya adalah
masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dan lain-lain), masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat
bencana atau akibat lainnya, masyarakat di daerah dengan kondisi geografi
sulit antara lain daerah terpencil, daerah perbatasan, masyarakat di daerah
pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah transmigrasi.
(Allender & Spradley,2001)
Masyarakat seharusnya bukan dijadikan objek intervensi dari
pelayanan kesehatan melainkan merupakan mitra kerja dalam setiap kegiatan
yang di tujukan terhadap pelayanan kesehatan di masyarakat, dari mulai
perencanaan, pelaksanaan program sampai evaluasi kegiatan dilakukan
bersama masyarakat, kegiatan ini merupakan lahan dari praktik keperawatan
kesehatan masyarakat. (Anderson, 2007).

C. Indikator Kerja
Indikator kinerja perawat Puskesmas, menurut Kemenkes tahun 2006
meliputi indikator kinerja klinik (eksternal untuk mengukur keberhasilan
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan) dan fungsional
(internal untuk mengukur pencapaian angkakredit jabatan fungsionalnya.
1) Indikator kinerja klinik
Yaitu indikator kinerja klinik perawatn Puskesmas dalam
melaksanakan kegiatan Perkesmas dan merupakan indikator antara
pencapaian inkator SPM Puskesmas/Kabupaten/Kota. Indikator kinerja
klinik perawat Puskesmas, meliputi input, proses, output dan outcome.
(Kemenkes, 2006).
Indikator input, meliputi tenaga perawat yang bekerja sudah
mendapat pelatihan Perkesmas. (Kemenkes, 2006) Pelatihan menunjukkan
adanya penambahan pengetahuan, keterampilan petugas untuk dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan efektif, serta menyiapkan untuk
pengembangan selanjutnya.(Notoatmojo, 2003) Perawat tersebut harus
memiliki rasa Tanggung jawab dan akuntabilitas. (Soejadi,1994)
Tersedianya sarana berupa PHN kit, dukungan administrasi, transportrasi,
dana operasional,standar pedoman /SOP dan sistem penghargaan.
( Kemenkes, 2006).
Indikator proses, adanya perencanaan kegiatan perawatan
perkesmas bulanan beserta rencana Asuhan Keperawatan, dilakukannya
kegiatan bimbingan oleh Kepala Puskesmas atau perawat penyelia,
kegiatan koordinasi dengan petugas kesehatan lain, kegiatan monitoring,
diskusi refleksi kasus, Pertemuan strategik. (Kemenkes, 2006).
Indikator output meliputi peningkatan kesadaran staf terhadap
tugas dan tanggung jawab, peningkatan kinerja, peningkatan motivasi,
peningkatan keputusan kerja, persentasi suspek kasus maupun kasus
positif prioritas, persentasi keluarga rawan kesehatan dan kelompok
khusus yang di bina dan persentasi pasien rawat inap Puskesmas dilakukan
asuhan keperawatan. (Kemenkes 2006).
Indikator outcome meliputi persentasi keluarga rawan kesehatan
mandiri memenuhi kebutuhan kesehatannya. Tingkat kemandirian
keluarga dicapai sebagai hasil (outcome) asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat bekerjasama dengan lintas program dan sektor. Tingkat
kemandirian keluarga meliputi keluarga mandiri Tingkat I (KM-I), Tngkat
II (KM II), Tingkat III (KM-III) dan tingkat IV (KM-IV). (Kemenkes,
2006).

2) Indikator Kinerja Fungsional


Yaitu indiktor kinerja perawat Puskesmas untuk mengukur
pencapaian angka kredit jabatan fungsional, yaitu jumlah angka kredit
yang dicapai sama dengan jumlah kegiatan Perawatan dalam mencapai
indikator kliniknya.(Kemenkes, 2006)

D. Konsep Keperawatan dan Kesehatan


1. Community Concept

Kalau kita berbicara tentang keperawatan kesehatan komunitas,


maka kita tidak akan pernah lepas dari konsep tentang sehat maupun
kesehatan dan komunitas itu sendiri. Dalam keperawatan komunitas, yang
menjadi fokusnya adalah masyarakat atau komunitas itu sendiri, disamping
juga individu, keluarga, dan kelompok. Ada beberapa definisi tentang
komunitas menurut beberapa sumber di antaranya :

a. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial yang ditentukan oleh


batas-batas geografis, atau nilai dan kepentingan umum; anggota
komunitas yang dikenal berinteraksi satu sama lain fungsi
komunutas dalam struktur sosial tertentu, dan komunitas
menciptakan norma-norma, nilai-nilai, dan lembaga-lembaga sosial.
( Clemen-Stone et al, 2001)
b. Komunitas adalah sekelompok orang yang berbagi kesamaan dan
berinteraksi satu sama lain, dan yang mungkin menunjukan
komitmen satu sama lain dan mungkin berbagi atas geografis.
( Lundy and Janes, 2009 )
c. Joesten (1989) mendefinisikan sebuah komunitas sebagai sebuah
sistem soaial, sebuah teempat, dan orang-orang (Clark, 1999a)
d. Komunitas sebagai sekelompok orang dalam waktu tertentu dan
tempat yang memiliki tujuan yang sama, komunitas “siapa” di mana
dan kapan “mengapa dan bagaimana”.
2. Komunitas yang sehat

Komunitas yang sehat didefinisikan sebagai salah satu yang


terus-menerus menciptakan dan menngkatkan lingkungan fisik dan sosial,
membantu orang-orang untuk mendukung satu sama lain dalam aspek
kehidupan ssehari-hari dan untuk menganbangkan potensi mereka
sepenuhnya. Sementara itu. Sementara itu, cottrell ( 1976)
mendeskripsikan a healty comminity sebagai a competent communuty
yang setidaknya melakukan 4 hal menurut ( Allender et al, 2014).

a. Mereka berkolaborasi secara fektif untuk mengidentifaksi malasah


dan kebutuhan komunitas.
b. Mereka menyepakati tentang konsensus tujuan dan prioritas.
c. Mereka menyutujui tentang cara dan makna untuk
mengimplementasikan tujuan yang telah mereka sepakati.
d. Mereka berkolaborasi secara efektif untuk melaksanakan tindakan-
tindakan yang memang perlu mereka lakukan.

Menurut Allender terdapat 10 komponen kunci dalam a healty city yang


mencangkup :

a. Lingkungan fisik yang bersih dan aman yang berkualitas tinggi


( termasuk kualitas perumahan ).
b. Ekosisitem yang saat ini stabil dan berkelanjutan dalam jangka waktu
yang panjang
c. Dukungan mutualisme yang kuat dan tidak mengeksploitasi
komunitas.
d. Sebuah partisipasi yang tinggi dan kontrol oleh warga atas keputusan
yang mempengaruhi kehidupan, kesehatan dan kesehjahtraan mereka.
e. Pemenuhan kebutuhan dasar ( makana, air, tempat tinggal,
pendapatan, keamanan dan pekerjaan ). Bagi semua warga kota.
f. Akses oleh orang-orang dengan pengalaman dan sumber daya,
berbagai kontak, interaksi, dan komunikasi.
g. Sbuah ekonomi yang beragam, vital, dan inofatif.
h. Dorongan yang berhuhubungan dengan masa lalu, budaya, dan
warisan biologis penduduk kota, dan dengan kelompok-kelompok dan
individu lainnya
i. Bentuk yang kompatibel dan meningkatkan karakteristik sebelumnya
j. Tingkat optimal pelayanan kesehatan masyarakat dan perawatan
penyakit yang tepat, dapat diaskes oleh semua dan status kesehatan
yang tinggi. ( level tinggi pada hal yang positif dan level rendah dari
penyakit ).
3. Komponen praktik kesehatan komunitas

Dalam praktik kesehatan komunitas, kita mengenal dua


komponen dasar ( two basic components ) yang mencangkup promosi
kesehatan dan pencegahan terhadap masalah kesehatan. Level dari
pencegahan adalah kunci dari praktik kesehatan komunitas ( Allender et
al, 2014 ). Berikut adalah penjelasan dari masing-masing komponen
praktik kesehatan komunitas.

a. Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah bagian yang sangat penting. Health


promotion menyangkut semua upaya yang dilakukan untuk membantu
orang-orang agar lebih dekat dengan kesehatan yang optimal atau
level tertinggi dari keadaan yang sejahtra. Dalam keperawatan,
program,d dan aktivitas promosi kesehatan dilaksanakan dalam
berbagai bentuk pendidikan kesehatan. Tujuan akhir dari promosi
kesehatan adalah untuk meningkatkan levels of wellnes untuk
individu, keluarga, populasi, dan komunitas. Upaya kesehatan
komunitas yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu

1. meningkatkan rentang hidup sehat bagi semua warga.


2. Menurunkan kesenjangan kesehatan bagi popilasi.
3. Mendapatkan akses terhadap pelayanan pencegahan bagi semua
orang.
b. Pencegahan terhadap masalah kesehatan

Dalam praktik kesehatan kemonitas pencegahan adalah hal


utama. Pencegahan selalu lebih baik dari pada pengobatan. Pencegahan
mengandung makna antisipasi dan mencegah terjadinya masalah atau
menemukan masalah mereka sedini mungkin untuk dapat
meminimalkan potensi kecacatan dan kelemahan. Tindakan pencegahan
dapat dibagi tiga level yaitu, pencegahan primer, skunder, dan tersier.
Pencegahan primer adalah pencegahan untuk orang-orang yang masih
sehat. Pencegahan skunder dilakukan ketika telah ditemukan sakit atau
pencegahan bagi orang yang telah di dioanogsis sakit dan diberikan
treatment atau pengobatan..dianogsa dini adalah salah satu kuncinya,
sehingga lebih awal diberikan tindakan yang tepat. Pencegahan tersier
adalah pencegahan berupa pemulihan atau serig dikenal dengan
tindakan rehabilitatif.

E. Konsep Keperawatan Kesehatan Komunitas

Agar dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas dengan


baik, maka perlu penguasaaan atau penambahan tentang konsep keperawatan
kesehatan komunitas ( community health nursing ) secara utuh. Bila berbicara
tentang keperawatan kesehatan komunitas maka lingkupnya sangat luas,namun
pada bagian ini dibatasi pada beberapa hal, diantaranya :

1. Defisi keperawatan kesehatan komunitas


Terdapat banyak definisi tentang keperawatan komunitas yang diberikan
oleh para ahli maupun organisasi profes eti. Namun, pada bagian ini hanya
disampaikan beberapa definisi di antaranya :
a. (Allender et al, 2014 ) keperawatan kesehatan masyarakat adalah
praktik promosi dan proteksi terhadap kesehatan populasi
menggunakan pengetahuan bidang keperawatan, sosial, dan ilmu
kesehatan masyarakat.
b. ( Clemen-stone et al, 2001 ) Asosiasi kesehatan masyarakat kanada
mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas/keperawatan
kesehatan masyarakat sebagai sebuah seni dan ilmu yang
merupakan sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori-teori
keperawatan profesional. Tujuannya adalah untuk mempromosikan
dan menjaga kesehatan penduduk dan diarahkanuntuk komunitas,
kelompok, keluarga dan individu di seluruh rentang kehidupan
mereka, secara terus menurus, bukan bersifat episodik.
c. ( Ludy and Janes, 2009 ) keperawatan kesehatan komunitas dan
keperawatan kesehatan masyarakat adalah sinonim. Keperawata
kesehatan komunitas adalah sintesis dari teori keperawatan dan
teori ilmu kesehatan masyarakat yang diaplkasikan untuk
mempromosikan dan menjaga kesehatan penduduk.

Definisi pertama diatas diberikan oleh APHA karna di Amerika


APHA memiliki seksi keperawatan kesehatan masyarakat atau sering dikenal
the Amerikan publik health Associations public healt nursing section
( APHA-PHN ). Di indonesia sendiri kesehatan kesehatan maayarakat dan
keperawatan kesehatan masyarakat termasuk organisasinya, menjadi dua hal
terpisah.

2. Filosopi Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Seperti yang telah diketahui public health nursing di defenisikan


sebagai prakti promosi dan proteksi penduduk menggunakan pengetahuan
di bidang keperawatan, sosial, dan ilmu kesehatan masyarakat. Di samping
itu praktik keperawatan kesehatan masyarakat merupakan prpses yang
sistematis yang menekankan hal-hal berikut ini :

a. Kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan populasi dikaji


untuk mengidentifikasi subpopulasi, keluarga, dan individu yang
mendapatkan mamfaat dari health promotion atau yang mengalami
peningkatan resiko sakit, injuri, kecacatan atau kematian dini.
b. Sebuah rencana dikembangkan dengan komunitas untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Sebuah rencana diimplementasikan secara efektif, efesien, dan
berkeadilan.
d. Evaluasi dilaksanakan untuk menentukan intervensi mana yang
perlu dilanjutkan kerena memiliki efek tentang status kesehatan
individu dan populasi..
e. Hasil dan proses digunakan untuk mempengaruhi dan
mengarahkan pemberian pelayanan kesehatan saatt ini, penggunaan
sumber daya kesehatan, pengembangan kebijakan kesehatan pada
tingkat lokal, regional, dan nasional serta penelitian untuk promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
3. Prinsip Keperawatan Kesehatan Komunitas

ANA ( dalam Allender et al, 2014 ) mengemukakan delapan


prinsip keperawatan kesehatan komunitas. Prinsip tersebut hendaknya
sekaku dipegang dan dilaksanakan oleh perawat kesehatan kominutas
selama menjalankan tugasnya melayani masyarakat.

a. Focus on the community


Prinsip dari keperawatan kesehatan komunitas adalah berfokus pada
komunitas. Komunitas dijalankan sebagai klien atau sebagai unit
pelayanan perawatan kesehatan komuntas.
b. Give priority to community needs
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi asuhan keperawatan
kesehatan komunitas, perawat komunitas memberi priorotas terhadap
kebutuhan-kebutuhan komunitas.
c. Work in partnership wuth the people
Dalam hal ini perawat kesehatan komunitas bekerja bersama-sama
dengan masyarakat sebagai klien, dan masyarakat tersebut sebagai
an equal partner ( bermitra dengan masyarakat dengan kedudukan
yang sama).
d. Focus on primary prevention
Pencegahan primer merupakan fokus atau diutamakan dalam
menentukan aktivitas atau intervensi yangbtepat bagi komunitas.
Pencegahan primer menyangkut tindakan-tindakan pencegahan bagi
orang yang masih dalam kondisi sehat, sedangkan pencegaha
skunder ditunjukan bagi orang sakit, dan tersier ditunjukan bagi
orang yang sedang dalam masa pemulihan atau kegiatan rehabilitasi.
e. Promote a healthful environment
Perawat kesehatan masyarakat berfokus pada strategi yang
menciptakan lingkungan sosial dan kondisi ekonomi yang sehat
dimana masyarakat perlu didorong untuk hal tersebut.
f. Target all who moght benefit
Perawat kesehatan masyarakat diwajibkan mengidentifikasi secara
aktif dan meningkatkan benefit atas pelayanan atau aktivitas yang
dilakukan untuk semua orang.
g. Promote optimum allocation of resources
Mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber daya yang ada untuk
memastikan peningkatan secara menyeluruh dalam kesehatan
masyarakat adalah elemen kunci dari praktik kesehatan masyarakat.
h. Collaborate with others in the community
Perawat kesehatan komunitas bekerja sama dengan berbagai pihak
dikomunitas, termasuk dengan profesi yang lain, organisasi, dan
sekelompok stakeholder adalah cara paling efektif untuk
mempromosikan dan melindungi kesehatan masyarakat.

4. Karakteristik Comunity health nursing

Keperawatan kesehatan komunitas lahir dari ilmu kesehatan


msyarakat dan ilmu keperawatan. Keperawatan kesehatan komunitas ini
diarahkan untuk kebutuhan dan masalah kesehatan komunitas dan fokus
terhadap komunitas dan populasi yang beresiko atau rentan terkena
penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Hal terpenting dalam
keperawatan kesehatan komunitas adalah kontribusinya terhadap
bagaimana meningkatkan kesehatan masyarakat. Berikut ini beberapa
elemen dalam public health yang sangat esensial dalam community health
nursing dalam Allender et al, 2014 :

a. Prioritas terhadap pencegahan, proteksi, dan strategi promosi


kesehatan dari pada curative strategis.
b. Pengukuran dan analisis masalah kesehatan komunitas termasuk
konsep epidemologi dan biostatistik.
c. Pengaruh faktor lingkunga terhadap kesehatan masyarakat.
d. Prinsip yang mendasari manajemen dan organisasi kesehatan
komunitas, sebab tujuan dari public health adalah organized
community health efforts.
e. Analisa kebijakan dan pembangunan masyarakat, advokasi
kesehatan, dan pemahaman terhadap proses polotik.

5. Peran utama perawat kesehatan komunitas

Peran kesehatan komunitas memiliki peran yang peting dalam


memberikan asuhan keperawatan kesehatan komunitas pada masyarakat.
Beberapa peran penting tersebut mencangkup : clinician, advocate,
collaborator, consultant, counselor, educator, researcher, dan case manager
( Hitchcock et al, 2003 dan Allender et al. 2014 ).

a. Clinician
Perawat kesehatan komunitas berperan membantu individu dalam
memelihara atau menjaga kesehatannya, pemulihan dari sakit,
ataupun adaptasi terhadap long term disabilities. ANA dan
ACHNE memberikan rekomendasi bahwa perawat kesehatan
komunitas dibagi dalam dua level, yaitu perawat kesehatan
komunitas general yang memiliki background baccalaureate level,
dan perawat kesehatan komunitas spesialis yang memiliki
background master ataupun doktotal level. baccalaureate level
berfokus pada clinical practive pada individu dan keluarga dalam
konteks komunitas. Master level berfokus kepada pemenuhan
kebutuhan kesehatan komunitas dan doktoral level berfokus pada
and research. health policy.
b. Advocate
Perawat kesehatan komunitas dapat berperan dalam hal
mengadfokasi klien sebagai individu, keluarga, kelompok atau
komunitas. Hal ini berarti bahwa advokasi adalah tindakan
berbicara atau aksi untuk individu, keluarga, kelompok, maupun
komunitas karna mereka tidak mampu berbicara untuk mereka
sendiri. Banyak orang dimasyarakat punya hak yang sama tentang
kondisi sosial maupun kesehatan, namun mereka tidak mampu
menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi kepada pihak
terkait karna berbagai alasan, termasuk kurang pengetahuan ,
kesulitan, atau ketidakmapuan dalam mengartikulasikan kebutuhan
atau ide-ide, menganggap tidak berdaya, dan fisik atau
ketidakmampuan secara mental pada kondisi seperti itu perawat
kesehatan komunitas dapat berperan dalam mengadvokasi orang-
orang seperti itu kepada pihak terkait termasuk pemerintah.
c. Collaborator
Selain peran diatas collaborator juga menjadi salah satu peran yang
penting. Hal ini berarti bahwa berkolaborasi tersebut artinya
bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Perawat
kesehatan komunitas diharapkan mampu menjadi kolaborator yang
baik. Perawat komunitas membutuhkan kemampuan atau skills
berkomunikasi secara efektif dengan klien, keluarga, kelompok,
maupun tum dan kemampuan untuk memecahkan masalah
kesehatan.
d. Consultan
Setiap perawat kesehatan komunitas adalah seorang consultant.
Setiap saat perawat memberikan informasi kepada klien, membantu
klien dalam memilih di antara tindakan-tindakan alternatif,
sehingga perawat harus mampu menggunakan kecakapan atau
skillnya dalam hal konsultasi.
e. Counselor
Konseling didefenisikan sebagai sebuah proses membantu klien
dalam memilih solusi yang tepat terhadap masalah yang mereka
hadapi. Konseling bukan memberitahu orang-orang tentang apa
yang harus dia lakukan, tetapi, proses membantu mereka untuk
menggunakan proses pemecahan masalah, untuk mengambil
keputusan terhadap tindakan yang paling tepat untuk mereka.
f. Educator
Perawat kesehatan komunitas memiliki tanggung jawab dalam
mendidik individu, keluarga, dan komunitas. Pendidikan kesehatan
menjadi salah satu fungsi utama perawat komunitas. Pemahaman
terhadap proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat
penting bagi perawat kesehatan komunitas. Perawat diharapkan
mampu untuk mendidik individu, keluarga, dan komunitas dalam
berbagai macam topi, dan dibawah keadaan yang
berbeda.pengajaran didefenisikan sebagai proses pemberian
pengetahuan dan keterampilan kepada seseorang atau sekelompok
orang untuk membuat pilihan dan keputusan-keputusan yang tepat.
Hal tersebut disampaikan oleh Clark (1996) dan Murray (1997).
g. Researcher
Perawat kesehatan komunitas berperan dalam proses penelitian
dalam berbagai level. Mereka dapat berperan dalam hal
menemukan masalah yang layak untuk diteliti, mengumpulkan dan
menganalisa data, interpretasi data, mengaplikasikan temuan,
evaluasi, mendesain, dan melaksanakan riset. Peneliti dalam hal ini
menemukan, mengivestigasi, memahami, menjelaskan dan
memprediksi fenomena.
h. Case manager
Hal ini berarti menejemen kasus merupakan aplikasi strategi untuk
mengoordinasikan dan mngalokasikan pelayanan untuk individu
yang tidak dapat mengelola perawatan mereka sendiri atau yang
tidak dapat menegoisasi sistem pelayanan kesehatan.

F. Model Dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas


Ada banyak konsep maupun model dalam ilmu keperawatan,
termasuk dalam keperawatan kesehatan komunitas. Model-model tersebut
diantaranya 1) The roy adaptation model; 2) Levines principles of
concervation; 3) Orems self-care deficit theory of nursing; 4) Johnsons
behavioral systems model; 5) Neumans health systems model; 6) Panders
health promotion model; dan masih banyak lagi model maupun teori lainnya
tentang keperawatan. Mengingat begitu banyaknya model maka pada bagian
ini hanya disampaikan beberapa model keperawatan yang sangat terkait dengan
community health nursing dan telah banyak digunakan dalam keperawatan
kesehatan komunitas. Model tersebut diantaranya the Neuman system model,
panders health promotion model dan beberapa modelpraktik keperawatan
kesehatan komunitas atau keperawatan kesehatan masyarakat.
1. The Neuman System Model
Model ini dikembangkan oleh betty Neuman. Bliau adalah sorang
pemimpin dalam perawatan kesehatan mental dan pendidikan keperawatan
( Allender et al, 2014 ) . beliau dikenal sebagai seorang perawat kesehatan
komunitas, seorang profesor di University of california, los angeles dan
juga seorang counselor. Teori ini dikembangkan utamanya untuk
community health nursing. Teori ini juga dikenal dan digunakan luas
secara internasional. Terkait dengan keperawatan kesehatan komunitas,
teori ini menekankan tiga level pencegahan yang mencangkup primary,
secondary, dan tertiary prevention. Model ini memberikan sebuah
perspektif sistem untuk memahami person, environment, healt dan aktual,
dan potensial komunitas. Sementara itu, peran prawat terkait dengan
promosi dan perlindungan kesehatan serta bertindak sebagai facilitator,
catalyst, dan advocate for health. Dengan demikian maka diharapkan
komunitas secara keseluruhan dapat melakukan kontrol utuk berespons
terhadap stres. Dalam keperawatan komunitas, diperlukan intervensi yang
tepat agar tujuan dapat tercapai. Berdasarkan model ini, maka intervensi
tersebut mencangkup pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Hitchcock
et al, 2003).
2. Pander’s Health Promotion Model
Model promosi kesehatan menjadi salah satu model yang banyak digunakan
dalam promosi kesehatan maupun dalam keperawatan komunitas. Hal
tersebut disebabkan karna dalam praktik keperawatan kesehatan komunitas
atau keperawatan kesehatan masyarakat, promosi kesehatan merupakam
sebuah prioritas. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Allender
yang menyatakan bahwa “Health promotion is apriority in community”
( Allender et al, 2014). Selanjutnya Pander, Murdaugh & Persons (2012)
mendefinisikan promosi kesehatan sebagai berikut “ promosi kesehatan
adalah aksi-aksi yang ditujikan terhadap peningkatan level kesejahtraan dan
aktualisasi diri di dalam individu maupun kelompok. Dalam model ini jelas
disampaikan bahwa persepsi orang-orang dapat secara langsung
mempengaruhi motivasi mereka untuk memulaimprilaku promosi
kesehatan. persepsi tersebut mencakup kontrol terhadap kesehatan, mamfaat
prilaku promosi kesehatan, dan hambtan dalam melakukan promosi
kesehatan. Ada lima tipe tentang prilaku promosi kesehatan, yang mencakup
(Allender et al, 2014) yaitu ;
a. Faktor demografi, misalnya umur, ras dan lain-lain.
b. Karakteristik biologi, misalnya tinggi badan, dan berat badan.
c. Pengaruh interpersonal, misalnya harapan terhadap orang lain.
d. Faktor yang bersifat situasional, misalnya makana sehat.
e. Faktor prilaku, misalnya pola mengatasi stres.

Terkait dengan model ini, perawat kesehatan komunitas dapat menggunakan


model tersebut untuk mengkaji persepsi masyarakat yang ada hubungannya
dengan prilaku promosi kesehatan.

3. Model Praktik Keperawatan Allender


Model keperawatan ini menekankan praktik keperawatan kesehatan
masyarakat yang berbasis populasi dan fokus terhadap sistem, fokus
terhadap komunitas, serta fokus terhadap individu dan keluarga. Dalam
praktiknya, untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada
dimasyarakat, diperlukan berbagai macam langkah. Langkah tersebut
dimulai dari mengkaji atau memonitor kesehatan, mendianogsa dan
mengintevigasi, memobilisasi komunitas, mengembangkan kebijakan dan
rencana, implementasi ( mengimformasikan, mendidik, memberdayakan,
penegakan hukum, memberikan pelayanan, memastikan kompetensi tenaga
kerja ), mengevaluasi pelayanan, serta melakukan penelitian. Diharapkan
dapat bekerja secara tim atau bekerja dengan tenaga kesehatan atau profesi
kesehatan lainnya dalam rangka terwujudnya orang-orang yang sehat
dikomunitas yang sehat.
4. Model Intervensi Kesehatan Masyarakat.
Selain model tersebut diatas, dalam kesehatan masyarakat juga terdapat
model intervensi kesehatan msyarakat. Model ini juga dikenal sebagai
Wheel intervention Model. Dalam model ini ddisebutkan 17 komponen
intervensi yang dikenal dalam public health. Model ini dirancang oleh
dapertemen kesehatan mennesota pada devisi pelayanan kesehatan
komunitas, terutama pada seksi keperawatan kesehatan masyarakat.
Intervensi ini di aplikasikan untuk keperawatan kesehatan masyarakat pada
tahun 2001 yang dikeanal sebagai “ the minnesota wheel “ sbetulnya model
ini pertama kali di usulkan pada tahun 1998 oleh kaller & schfer (1998)
sebagai sebuah model praktik keperawatan kesehatan masyarakat yang
berbasis populasi ( Allender et al, 2014).
a. Pengawasan.
b. Investigasi penyakit dan kesehatan lainnya.
c. Pencapaian yang melebihi target.
d. Skrining.
e. Penemuan kasus.
f. Rujukan dan tindak lanjut
g. Manajemen kasus
b. Fungsi delegasi
c. Pendidikan kesehatan
d. Konsultasi
e. Konseling
f. Kolaborasi
g. Membangun koalisi
h. Mengorganisasi
i. Advokat
j. Pemasaran sosial
k. Penembangan dan penguatan kebijakan.
G. Proses Keperawatankesehatan Komunitas

Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat, perawat


kesehatan komunitas juga menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Proses keperawatan tersebut terdiri dari pengkajian, dianogsis, perencanaan,


implementasi dan evaluasi. Gambar diatas jelas menunjukan bahwa dengan
proses keperawatan, perawat kesehatan komunitas dan klien kesehatan
komunitas bersama-sama berupaya untuk mencapai kesehatan komunitas.
Proses keperawtan juga memenuhi aspek deliberatif, adaptif, siklus, fokus
terhadap klien, interaktif, dan berorientasi pada kebutuhan. Selain gambar
diatas, berikut ini adalah sebuah gambar yang menyajikan tentang komponen
proses keperawtan. Komponen tersebut mencangkup pengkajian, dianigsis,
perencanan, implementasi dan evaluasi. Selama dalam proses keperawatan
terjadilah interaksi antara klien dengan perawat yang diharapkan dapat dapat
terjadi dengan baik, dinamis, dan selalu menggunakan komunikasi yang efekif.
Untuk lebih memahami tentang proses keperawatan dan hubungan antara
perawat dengan klien, maka menjadi lebih lengkap bila kita menyimak gambar
berikut ini.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membaca isi dari pembahasan makalah diatas maka kami menarik
suatu kesimpulan :
a. Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan merupakan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan dalam meningkatkan dedrajat
kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, dan
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal
itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
b. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi,
antara lain: orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah
kumuh, dll.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama,
mahasiswa keperawatan untuk menjadi bahan acuan pembelajaran bagi
mahasiswa dan dapat menjadi pokok bahasan berbagai forum diskusi terbuka.

Anda mungkin juga menyukai