KEPERAWATAN KOMUNITAS II
Disusun Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang model teori Keperawatan Allender dengan
baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterimakasih kepada Ns Angga Saeful Rahmat, M. Kep, Sp, Kep. Kom selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah memberikan dan
membimbing untuk pembuatan tugas ini kepada kami.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah salah satu pelayanan dibidang kesehatan
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan saat ini sangat menjadi perhatian
masyarakat yang luas. Perhatian mereka tidak saja pada aspek kuantitas, tetapi
sekarang ini menyangkut aspek kualitas pelayanan kesehatan itu sendiri.
Pelayanan kesehatan tersebut diberikan oleh tenaga kesehatan profesional yang
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat
kapan dan dimanapun. Tenaga kesehatan atau health professional tersebut
misalnya tenaga keperawatan, kebidanan, kedokteran, kesehatan masyarakat
dan tenaga kesehatan lainya. Salah satu topik yang sangat masih hangat
dibicarakan, di diskusikan, dan terus dikembangkan adalah tenaga keperawatan
yang salah satu bidang atau areanya adalah keperawatan kesehatan masyarakat.
Banyak sebutan tentang keperawatan kesehatan masyarakat. Ada yang
menyebut sebagai publich health nursing dan ada juga yang menyebutnya
dengan community health nursing. Khusus di indonesia sendiri, kita
mengenal perawatan kesehatan masyarakat atau yang disingkat dengan
perkesmas. Namun sekarang lebih cenderung sebutannya menjadi
keperawatan kesehatan komunitas. Hal tersebut tercantum dalam keputusan
mentri kesehatan (kepmenkes) R.I Nomor 279/Menkes/IV/2006 tentang
pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat
dipuskesmas. Namun, berdasarkan berbagai sumber tentang keperawatan
kesehatan komunitas, sebagian dari merekamenyebutnya public healt nursing.
Namun ada juga banyak buku yang menyebutkan community health nursing.
Keperawatan kesehatan komunitas memegang peranan penting dalam
memberikan pelayanan keperawatan di masyarakat. Banyak hal yang dapat
dilakukan guna ikut berperan aktif meningkatkan derajat kesehatan. Melalui
keperawatan kesehatan komunitas perawat dapat memberikan pelayanan
kesehatan primer, skunder dan tersier kepada masyarakat. Namun, pada sisi
lain keperawatan kesehatan komunitas di indonesia juga tidak terlepas dari
berbagai macam kendala dan isu penting terutama yang terkait dengan
kebijakan pemerintah, regulasi, dan permasalahan lainnya. Semua itu
sebaiknya dihadapi secara bijak dan melakukan berbagai macam perubahan
didalam diri perawat itu sendiri, termasuk organisasi profesi dan institusi
pendidikan keperawatan.
Perawat kesehatan komunitas, terutama yang ada di puskesmas juga
mengalami berbagai macam permasalahan. Mereka menyadari bahwa mereka
adalah para perawat yang memiliki kecakapan dibidangnya (keperawatan
kesehatan konunitas) akan tetapi, mereka tidak banyak melaksanakan tugas
profesi mereka tersebut dengan berbagai macam alasan. Sebenarnya,
keperawatan kesehatan komunitas adalah salah satu bidang yang sangat
strategis untuk dapat berperan aktif dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kelompok kami merumuskan
masalah Konsep keperawatan Komunitas Menurut Allender.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep keperawatan komunitas
2. Mengetahui konsep keperawatan komunitas Menurut Allender
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Sasaran Parkemas
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor
ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan
masalah kesehatannya. (Allender & Spradley, 2001). Prioritas sasaran adalah
yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
prioritas daerah, terutama : yang belum kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas serta jaringannya), atau sudah memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan tetapi memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah.
Menurut Allender & Spradley (2001), sasaran priotitas individu
adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit
menular (antara lain : TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare,
ISPA/Pneumonia), penderita penyakit degenerative. Sebagai contoh,
Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat pada penderita TB Paru dibagi
sesuai daerah binaan, asuhan keperawatan lebih difokuskan pada individu yang
sakit belum mencakup seluruh anggota keluarga serta penekanan kegiatan pada
aspek preventif dan kuratif. Penemuan kasus dengan pasif promotif case
fanding. Kegagalan pengobatan karena kurangnya peran PMO, efek samping
obat dan pasien merasa sembuh pada fase lanjutan. (Saluk, 2003).
Sasaran keluarga, adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan atau risiko tinggi, dengan prioritas : keluarga miskin belum
kontak dengan sarana pelayanan kesehatan, keluarga miskin sudah
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai masalah kesehatan
terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi,
penyakit menular, keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
(Allender & Spradley, 2001).
Program perkesmas untuk keluarga miskin masih menjadi prioritas di
puskesmas karena konsep dasar perkesmas bertujuan untuk melaksanakan
ketiga level pencegahan penyakit dan kelompok sasaran utamanya adalah
keluarga miskin dan kelompok resiko tinggi dengan berbagai kerentanannya
terhadap masalah kesehatan. (CHS, 1997)
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat
dalam suatu institusi. (Allender &Spradley, 2001) Kelompok masyarakat
khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Posyandu, Kelompok
Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita
penyakit tertentu, kelompok pekerja informal, kelompok masyarakat khusus
terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti
usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai
risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai
jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain, jumlah
penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain, cakupan
pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain. Selanjutnya adalah
masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dan lain-lain), masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat
bencana atau akibat lainnya, masyarakat di daerah dengan kondisi geografi
sulit antara lain daerah terpencil, daerah perbatasan, masyarakat di daerah
pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah transmigrasi.
(Allender & Spradley,2001)
Masyarakat seharusnya bukan dijadikan objek intervensi dari
pelayanan kesehatan melainkan merupakan mitra kerja dalam setiap kegiatan
yang di tujukan terhadap pelayanan kesehatan di masyarakat, dari mulai
perencanaan, pelaksanaan program sampai evaluasi kegiatan dilakukan
bersama masyarakat, kegiatan ini merupakan lahan dari praktik keperawatan
kesehatan masyarakat. (Anderson, 2007).
C. Indikator Kerja
Indikator kinerja perawat Puskesmas, menurut Kemenkes tahun 2006
meliputi indikator kinerja klinik (eksternal untuk mengukur keberhasilan
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan) dan fungsional
(internal untuk mengukur pencapaian angkakredit jabatan fungsionalnya.
1) Indikator kinerja klinik
Yaitu indikator kinerja klinik perawatn Puskesmas dalam
melaksanakan kegiatan Perkesmas dan merupakan indikator antara
pencapaian inkator SPM Puskesmas/Kabupaten/Kota. Indikator kinerja
klinik perawat Puskesmas, meliputi input, proses, output dan outcome.
(Kemenkes, 2006).
Indikator input, meliputi tenaga perawat yang bekerja sudah
mendapat pelatihan Perkesmas. (Kemenkes, 2006) Pelatihan menunjukkan
adanya penambahan pengetahuan, keterampilan petugas untuk dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan efektif, serta menyiapkan untuk
pengembangan selanjutnya.(Notoatmojo, 2003) Perawat tersebut harus
memiliki rasa Tanggung jawab dan akuntabilitas. (Soejadi,1994)
Tersedianya sarana berupa PHN kit, dukungan administrasi, transportrasi,
dana operasional,standar pedoman /SOP dan sistem penghargaan.
( Kemenkes, 2006).
Indikator proses, adanya perencanaan kegiatan perawatan
perkesmas bulanan beserta rencana Asuhan Keperawatan, dilakukannya
kegiatan bimbingan oleh Kepala Puskesmas atau perawat penyelia,
kegiatan koordinasi dengan petugas kesehatan lain, kegiatan monitoring,
diskusi refleksi kasus, Pertemuan strategik. (Kemenkes, 2006).
Indikator output meliputi peningkatan kesadaran staf terhadap
tugas dan tanggung jawab, peningkatan kinerja, peningkatan motivasi,
peningkatan keputusan kerja, persentasi suspek kasus maupun kasus
positif prioritas, persentasi keluarga rawan kesehatan dan kelompok
khusus yang di bina dan persentasi pasien rawat inap Puskesmas dilakukan
asuhan keperawatan. (Kemenkes 2006).
Indikator outcome meliputi persentasi keluarga rawan kesehatan
mandiri memenuhi kebutuhan kesehatannya. Tingkat kemandirian
keluarga dicapai sebagai hasil (outcome) asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat bekerjasama dengan lintas program dan sektor. Tingkat
kemandirian keluarga meliputi keluarga mandiri Tingkat I (KM-I), Tngkat
II (KM II), Tingkat III (KM-III) dan tingkat IV (KM-IV). (Kemenkes,
2006).
a. Promosi Kesehatan
a. Clinician
Perawat kesehatan komunitas berperan membantu individu dalam
memelihara atau menjaga kesehatannya, pemulihan dari sakit,
ataupun adaptasi terhadap long term disabilities. ANA dan
ACHNE memberikan rekomendasi bahwa perawat kesehatan
komunitas dibagi dalam dua level, yaitu perawat kesehatan
komunitas general yang memiliki background baccalaureate level,
dan perawat kesehatan komunitas spesialis yang memiliki
background master ataupun doktotal level. baccalaureate level
berfokus pada clinical practive pada individu dan keluarga dalam
konteks komunitas. Master level berfokus kepada pemenuhan
kebutuhan kesehatan komunitas dan doktoral level berfokus pada
and research. health policy.
b. Advocate
Perawat kesehatan komunitas dapat berperan dalam hal
mengadfokasi klien sebagai individu, keluarga, kelompok atau
komunitas. Hal ini berarti bahwa advokasi adalah tindakan
berbicara atau aksi untuk individu, keluarga, kelompok, maupun
komunitas karna mereka tidak mampu berbicara untuk mereka
sendiri. Banyak orang dimasyarakat punya hak yang sama tentang
kondisi sosial maupun kesehatan, namun mereka tidak mampu
menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi kepada pihak
terkait karna berbagai alasan, termasuk kurang pengetahuan ,
kesulitan, atau ketidakmapuan dalam mengartikulasikan kebutuhan
atau ide-ide, menganggap tidak berdaya, dan fisik atau
ketidakmampuan secara mental pada kondisi seperti itu perawat
kesehatan komunitas dapat berperan dalam mengadvokasi orang-
orang seperti itu kepada pihak terkait termasuk pemerintah.
c. Collaborator
Selain peran diatas collaborator juga menjadi salah satu peran yang
penting. Hal ini berarti bahwa berkolaborasi tersebut artinya
bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Perawat
kesehatan komunitas diharapkan mampu menjadi kolaborator yang
baik. Perawat komunitas membutuhkan kemampuan atau skills
berkomunikasi secara efektif dengan klien, keluarga, kelompok,
maupun tum dan kemampuan untuk memecahkan masalah
kesehatan.
d. Consultan
Setiap perawat kesehatan komunitas adalah seorang consultant.
Setiap saat perawat memberikan informasi kepada klien, membantu
klien dalam memilih di antara tindakan-tindakan alternatif,
sehingga perawat harus mampu menggunakan kecakapan atau
skillnya dalam hal konsultasi.
e. Counselor
Konseling didefenisikan sebagai sebuah proses membantu klien
dalam memilih solusi yang tepat terhadap masalah yang mereka
hadapi. Konseling bukan memberitahu orang-orang tentang apa
yang harus dia lakukan, tetapi, proses membantu mereka untuk
menggunakan proses pemecahan masalah, untuk mengambil
keputusan terhadap tindakan yang paling tepat untuk mereka.
f. Educator
Perawat kesehatan komunitas memiliki tanggung jawab dalam
mendidik individu, keluarga, dan komunitas. Pendidikan kesehatan
menjadi salah satu fungsi utama perawat komunitas. Pemahaman
terhadap proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat
penting bagi perawat kesehatan komunitas. Perawat diharapkan
mampu untuk mendidik individu, keluarga, dan komunitas dalam
berbagai macam topi, dan dibawah keadaan yang
berbeda.pengajaran didefenisikan sebagai proses pemberian
pengetahuan dan keterampilan kepada seseorang atau sekelompok
orang untuk membuat pilihan dan keputusan-keputusan yang tepat.
Hal tersebut disampaikan oleh Clark (1996) dan Murray (1997).
g. Researcher
Perawat kesehatan komunitas berperan dalam proses penelitian
dalam berbagai level. Mereka dapat berperan dalam hal
menemukan masalah yang layak untuk diteliti, mengumpulkan dan
menganalisa data, interpretasi data, mengaplikasikan temuan,
evaluasi, mendesain, dan melaksanakan riset. Peneliti dalam hal ini
menemukan, mengivestigasi, memahami, menjelaskan dan
memprediksi fenomena.
h. Case manager
Hal ini berarti menejemen kasus merupakan aplikasi strategi untuk
mengoordinasikan dan mngalokasikan pelayanan untuk individu
yang tidak dapat mengelola perawatan mereka sendiri atau yang
tidak dapat menegoisasi sistem pelayanan kesehatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membaca isi dari pembahasan makalah diatas maka kami menarik
suatu kesimpulan :
a. Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan merupakan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan dalam meningkatkan dedrajat
kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, dan
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal
itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
b. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi,
antara lain: orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah
kumuh, dll.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama,
mahasiswa keperawatan untuk menjadi bahan acuan pembelajaran bagi
mahasiswa dan dapat menjadi pokok bahasan berbagai forum diskusi terbuka.