Anda di halaman 1dari 8

FISIOLOGI KEHAMILAN

a. Sistem Pencernaan
1. Rongga mulut
- Salivasi meningkat (sehubungan dengan nausea)
- Gusi dapat menjadi hiperemis dan melunak, kadang berdarah ketika terkena cedera
ringan
- Pembengkakan gusi yang sangat vascular (?) atau disebut epulis kehamilan dan
mengecil secara spontan setelah kelahiran
- Keadaan tsb disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen yang meningkat atau
kadang terjadi pada pengguna kontrasepsi oral dan ibu dengan defisiensi vit C
2. Motilitas saluran Gastrointestinal
- Penurunan tonus dan motilitas GIT  memperpanjang waktu pengosongan lambung
dan transit usus. Hal ini mungkin akibat jumlah progesterone yang besar selama
proses kehamilan sehingga menurunkan kadar motalin (peptide hormonal yg
diketahui mempengaruhi otot halus ??)
- Hormon estrogen  pengeluaran asam lambung meningkat  menyebabkan
pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas,
mual, dan sakit kepala terutama di pagi hari (morning sickness). Bisa terjadi
hyperemesis gravidarum jika muntah berlebihan bahkan sampai menyebabkan
penurunan BB
- Setelah pemberian analgesic  waktu pengosongan lambung sangat memanjang
- Anestesi umum  regurgitasi dan aspirasi
3. Lambung dan Esofagus
- Pirosis/heartburn umum terjadi, paling mungkin disebabkan oleh refluks secret-
sekret asam lambung ke esofagus bagian bawah. Bisa juga disebabkan oleh
perubahan posisi lambung
- Perubahan tonus esofagus dan lambung selama kehamilan, dimana tekanan
intraesofagus yang lebih rendah dari tekanan lambung. Selain itu,pada saat yang
bersamaan peristaltic esofagus mempunyai kecepatan gelombang dan amplitude
yang rendah  menyokong refluks GI  heartburn
4. Usus Kecil, Besar, dan Appendiks
- Kehamilan semakin berkembang  lambung dan uterus digeser oleh uterus
- Hormone progesterone  menurunnya motilitas usus (relaksasi otot polos) 
makanan lebih lama berada di dalam lambung dan yang telah dicerna juga akan
lama di usus  baik utk reabsorpsi tetapi dapat menimbulkan konstipasi
- Konstipasi juga dapat terjadi karena kurangnya aktivitas dan penurunan intake
cairan
5. Hati
- Tidak ada perbedaan jelas pada ukuran, ataupun morfologi hati selama kehamilan
pada manusia. Hepatic arterial and portal venous blood flow increase
- Perubahan fungsional dapat terjadi selama kehamilan  penurunan plasma albumin
dan plasma globulin dalam rasio tertentu (may be near 3.0 g/dl, pada non pregnant
sekitar 4.3 g/dl  keadaan normal pada Wanita hamil
- The serum albumin concentration declines during pregnancy. By late pregnancy,
albumin levels may be near 3.0 g/dL compared with approximately 4.3 g/dL in
nonpregnant women (Mendenhall, 1970). Total body albumin levels rise, however,
because of pregnancy-associated increased plasma volume. Serum globulin levels
are also slightly higher.
- Total alkaline phosphatase meningkat hingga 2x; AST, ALT, GGT (gamma glutamyl
transpeptidase dan bilirubin sedikit menurun
- Aktivitas leucine aminopeptidase (proteolytic liver enzyme) meningkat. The rise,
however, results from a pregnancy-specific enzyme(s) with distinct substrate
specificities (Song, 1968). Pregnancy-induced aminopeptidase has oxytocinase and
vasopressinase activity that occasionally causes transient diabetes insipidus
6. Kandung Empedu
- Fungsinya berubah selama kehamilan karena pengaruh hipotoni dari otot-otot halus.
Empedu menjadi teregang namun hipotonik/kontraktilitasnya menurun dan aspirat
empedu cukup kental
- Kehamilan menjadi predisposisi pembentukan batu empedu
- Progesterone mengganggu kontraksi kandung empedu dengan menghambat
cholecystokinin-mediated smooth muscle stimulation (merupakan primary regulator
dari kontraksi kandung empedu)  gangguan pengosongan  stasis 
meningkatkan saturasi kolesterol dari bile  meningkatkan prevalensi cholesterol
gallstone pada multipara

Perubahan system pencernaan pada ibu hamil

- Trimester I
o Awal-awal kehamilan dapat terdapat perasaan mual. Hal tsb mungkin
dikarenakan kadar hormone estrogen yang meningkat
o Tonus otot-otot GIT berkurang  makanan lebih lama berada di dalam
lambung dan usus  konstipasi (keluhan utama Wanita hamil)
o Muntah atau emesis. Jika terlalu sering dan terlalu banyak yang dikeluarkan
maka merupakan suatu kondisi patologis yg disebut dengan hyperemesis
gravidarum
o Hipersalivasi sebagai kompensasi dari mual dan muntah
o Ngidam yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu untuk mengurangi
rasa mual dan muntah
o Pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia defisiensi besi atau
merupakan suatu tradisi
- Trimester II dan III
o Konstipasi (karena pengaruh hormone progesterone yang meningkat)
o Perut kembung (akibat tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut
yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan,
usus besar, kearah atas dan lateral)
o Hemoroid (sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena
di bawah uterus termasuk vena hemoroidalis)
o Heartburn (akibat aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah)

- Pembesaran uterus  lambung dan intestine tergeser ke atas; appendiks tergeser


ke atas dan ke lateral sehingga berada di right flank
- Perubahan posisi lambung dan penurunan tonus lower esophageal spinchter;
disertai tekanan intraesophageal yang lebih rendah dari tekanan intragastric;
gerakan esofagus memiliki gelombang dan amplitude yang rendah  reflux asam
lambung ke lower esophagus  Pyrosis/heartburn
- Analgesic  prolonged gastric emptying time
- General anesthesia  danger for delivery: regurgitasi dan aspirasi makanan ataupun
asam lambung
- Konstipasi dan peningkatan tekanan rectal vein di bawah uterus yang membesar 
Hemorroid
-
b. Endokrin
- Perubahan beberapa kelenjar endokrin selama kehamilan:
o Kelenjar tiroid  dapat membesar sedikit (mengalami pembesaran sekitar
15 ml pada saat persalinan akibat dari hyperplasia kelenjar dan peningkatan
vaskularisasi)
o Kelenjar hipofisis  dapat membesar terutama pada lobus anterior
o Kelenjar adrenal  tidak begitu terpengaruh (pada kehamilan bisa mengecil,
sedangkan hormone androstenedione, testosterone, dioksikortikosteron,
dan kortisol akan meningkat, namun dihidroepiandrosteron sulfat akan
menurun)
o Hormone prolactin akan meningkat 10x lipat pada kehamilan aterm dan
konsentrasinya akan menurun setelah persalinan
o Hormone paratiroid akan menurun pada trimester I dan kemudian akan
meningkat secara progresif  tujuannya untuk memasok janin dengan
kalsium yang adekuat (pengaturan kalsium sangat berhubungan erat dengan
Mg, fosfat, hormone paratiroid, Vit D (saat hamil dan menyusui dianjurkan
untuk mendapat asupan vit D 10 mg), dan kalsitonin

- Pituitary gland
o Pituitary gland membesar sekitar 135%  menekan optic chiasma 
mengurangi lapang pandang
o Pembesaran kelenjar pituitary disebabkan oleh estrogen-stimulated
hypertrophy and hyperplasia of the lactotroph
o Maternal serum prolactin meningkat seiring dengan peningkatan ukuran
kelenjar pituitary
o Gonadotroph menurun, corticotroph dan thyrothrophs tetap konstan
o Somatotroph tersupresi karena adanya negative feedback oleh growth
hormone yang diproduksi oleh plasenta
o Ukuran maks pituitary mencapai 12 mm pada MR images pada hari pertama
postpartum dan akan terjadi involusi secara cepat hingga mencapai ukuran
normal pada 6 bulan postpartum
o The maternal pituitary gland is not essential for pregnancy maintenance.
Many women have undergone hypophysectomy, completed pregnancy
successfully, and entered spontaneous labor while receiving compensatory
glucocorticoids, thyroid hormone, and vasopressin
o Growth hormone
 Pada trimester I, Sebagian besar GH disekresikan oleh maternal
pituitary gland
 Pada UK 6 mgg, GH mulai disekresikan oleh palsenta, dan pada UK
20 mgg plasenta menjadi sumber utama sekresi GH
 Maternal serum meningkat perlahan dari 3.5 ng/ml pada UK 10 mgg
menjadi plateu pada kadar 14 ng/ml setelah UK 28 mgg
 GH pada cairan amnion mencapai puncak pada UK 14-15 mgg dan
menurun secara perlahan hingga mencapai nilai baseline pada UK 36
mgg
 Placental GH (berbeda komponennya dengan maternal GH)
disekresikan oleh syncytiotrophoblast  mempengaruhi
pertumbuhan fetus melalui regulasi insuline-like growth factor 1
(IGF-1). Kadar yang tinggi berhubungan dengan perkembangan
preeklamsia
 Placental GH berkorelasi positive dengan birthweight tetapi
berkorelasi negative dengan fetal-growth restriction
 Kadar serum GH maternal berhubungan dengan perubahan
resistensi arteri uterine
 That said, fetal growth still progresses in the complete absence of
this hormone. Although not absolutely essential, the hormone may
act in concert with placental lactogen to regulate fetal growth
o Prolactin
 Maternal plasma prolactin  sangat meningkat, biasanya hingga
10x lipat  kadarnya akan menurun setelah persalinan walaupun
ibu menyusui
 Ketika awal laktasi, pulsatile bursts dari prolactin secretion terjadi
karena respon dari suckling
 Fungsi prolactin  to ensure lactation
 Prolactin pada amniotic fluid memiliki konsentrasi yang tinggi hingga
10.000 ng/mL pada UK 20-26 mgg. Kemudian kadarnya akn
menurun untuk mencapai nadir setelah 34 mgg
 Prolactin pada amniotic fluid disekresikan oleh uterine decidua
o Oxcytocin dan ADH
 Kedua hormone tsb disekresikan oleh posterior pituitary gland
 Level ADH/vasopressin tidak berubah ketika kehamilan
- Thyroid gland
o Thyrotropin-releasing hormone (TRH) disekresikan oleh hipotalamus dan
menstimulasi thyrotrope cells pada anterior pituitary untuk menghasilkan
thyroid-stimulating hormone (TSH) yang disebut tyrotropin
o Kadar TRH tidak meningkat ketika kehamilan normal. TRH melewati plasenta
dan menstimulasi fetal pituitary untuk mensekresikan TSH
o Kadar serum TSH dan hCG bervariasi tergantung usia gestasi.
o Alpha-subunit pada kedua glikoprotein tersebut indentik, sedangkan beta-
subunitnya hampir sama, hanya berbeda pada sekuensial asam aminonya
hCG memiliki intrinsic thyrotropic activity  kadar serum hCG yang tinggi
dapat menyebabkan stimulasi tiroid  TSH pada trimester I menurun > 80%
pada Wanita hamil
o hCG memiliki intrinsic thyrotropic activity  stimulasi sekresi fT4 
mencegah maternal secretion of thyrotropin
o kelenjar tiroid meningkatkan produksi hormone tiroid mencapai 40-100%
untuk memenuhi kebutuhan maternal dan fetal  terjadi moderate
enlargement ketika kehamilan akibat glandular hyperplasia and greater
vascularity  ukuran meningkat dari 12 mL pada trimester I menjadi 15 mL
pada aterm
o Pada trimester I  kadar thyroid binding globulin (TBG) meningkat 
mencapai puncak pada UK 20 mgg dan kemudian stabil pada sisa kehamilan
o Peningkatan konsentrasi TBG terjadi karena laju sintesis hepar yang tinggi
(akibat stimulasi estrogen) dan laju metabolisme yang rendah (akibat
greater TBG sialylation and glycosylation)
o Peningkatan TBG  meningkatnya kadar serum total T4 dan T3. Kadar total
serum T4 meningkat tajam mulai UK 6-9 mgg dan mencapai plateau pada UK
18 mgg
o Kadar serum fT4 hanya meningkat sedikir dan puncaknya sejalan dengan
kadar hCG, dan kemudian Kembali ke normal
o Maternal T4 melewati plasenta dalam jumlah kecil untuk mempertahankan
normal fetal thyroid function
o Sintesis dan sekresi fetal thyroid hormone oleh fetal pituitary TSH terjadi
pada UK 20 mgg
o Pada saat lahir, 30% T4 yang terdapat di darah pada umbilical cord berasal
dari maternal
o
o
o
- Parathyroid glands
o Penurunan plasma kalsium atau magnesium menstimulasi release dari PTH
o Kadar kalsium dan magnesium meningkat  supresi kadar PTH
o Aktivitas dari PTH yaitu pada resorpsi tulang, resorpsi intestinal, dan
reabsorpsi ginjal untuk meningkatkan konsentrasi kalsium pada ECF dan
menurunkan kadar fosfat
o Fetal skeleton mineralization requires approximately 30 g of calcium,
primarily during the third trimester (Sanz-Salvador, 2015). Although this
amounts to only 3 percent of the total calcium held within the maternal
skeleton, the provision of calcium still challenges the mother. In most
circumstances, augmented maternal calcium absorption provides the
additional calcium. During pregnancy, the amount of calcium absorbed rises
gradually and reaches approximately 400 mg/d in the third trimester.
Greater calcium absorption appears to be mediated by elevated maternal
1,25-dihydroxyvitamin D concentrations. This occurs despite decreased PTH
levels during early pregnancy, which is the normal stimulus for active
vitamin D production within the kidney. Indeed, PTH plasma concentrations
decline during the first trimester and then rise progressively throughout the
remainder of pregnancy (Pitkin, 1979).
o The increased production of active vitamin D is likely due to placental
production of either PTH or a PTH-related protein (PTH-rP). Outside
pregnancy and lactation, PTH-rP is usually detectable only in serum of
women with hypercalcemia due to malignancy. During pregnancy, however,
PTH-rP concentrations increase significantly. This protein is synthesized in
both fetal tissues and maternal breasts.
o Calcitonin

- Adrenal glands
c. Muskuloskeletal
- Peningkatan estrogen, progesterone dan elastin dalam kehamilan  kelemahan
jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian
- Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan:
o Peregangan otot-otot
o Pelunakan ligament-ligamen
- Area yang paling dipengaruhi perubahan-perubahan tersebut
o Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan)
o Otot-otot abdominal (meregang karena uterus terdistensi karena kehamilan)
o Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)
- Masalah postural yang biasa terjadi:
o Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan 
mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi
o Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar untuk membentur benda-benda
(menghasilkan memar biru) dan kehilangan keseimbangan (lalu jatuh)
- Perubahan musculoskeletal yang dirasakan ibu hamil adl sebagai berikut:
o Trimester I
 Tidak banyak perubahan musculoskeletal
 Peningkatan estrogen dan progesterone  relaksasi jaringan ikat,
kartilago, dan ligament, serta terjadi peningkatan jumlah cairan
synovial  meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian
 Peningkatan estrogen dan progesterone  relaksasi ligament dalam
tubuh  peningkatan motilitas otot pada pelvic
 Pembesaran uterus  perubahan drastic pada kurva tulang
belakang  meningkatkan rasa tidak nyaman dan rasa sakit pada
bagian belakang yang bertambah seiring dengan pertambahan umur
kehamilan
o Trimester II dan III
 Hormone progesterone dan relaksin  relaksasi jaringan ikat otot-
otot (terjadi maksimal pada 1 minggu terakhir kehamilan) 
meningkatkan kapasitas panggul dalam proses persalinan ,
pelunakan tulang pubis menyerupai tulang sendi, sambungan sendi
koksigeal mengendur (membuat tulang koksigius bergeser kearah
belakang sendi panggul yang tidak stabil  sakit pinggang
 Pembesaran uterus  penambahan berat  kompensasi dengan
perubahan postur tubuh (bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang
lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur)  dapat
menyebabkan nyeri punggung pada beberapa Wanita hamil
- Lordosis progresif  utk mengkompesasi posisi anterior uterus yang semakin besar,
shg lordosis akan menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah.
Mobilitas sakro iliak, sakrokoksigeal, dan sendi pubis bertambah besar, serta
menyebabkan rasa tidak nyaman di bawah punggung, khususnya pda akhir
kehamilan
- Pada kahir kehamilan, rasa tidak nyaman dialami oleh anggota badan atas yang
disebabkan oleh lordosis yang disebabkan oleh fleksi anterior leher dan merosotnya
lingkar bahu sehingga menimbulkan traksi pada nervus ulnari dan menianus
- Ligamen rontundum mengalami hipertrofi dan mendapat tekanan dari uterus 
nyeri pada ligament tsb
d. CNS
1. Sistem limbik
- Merupakan system yang berhubungan dengan respon emosional yang mengarah
pada tingkah laku individu, sadar terhadap lingkungan, memberdayakan fungsi
intelektual korteks serebri secara tidak sadar dan memfungsikan secara otomatis
batang otak untuk merespon keadaan, memfasilitasi penyimpanan memori dan
menggali kembali memori yang diperlukan, dan merespon suatu peristiwa dan
ekspresi dalam perasaan, terutama reaksi takut, marah, dan emosi yang
berhubungan dengan perilaku seksual
2. Saraf kranial
- 12 saraf kranial
3. Saraf spinal
- Panjang 45 cm, lebar 44 mm
- …..
4. Saraf otonom
- Merupakan system persarafan campuran
- Serabut aferennya membawa masukkan dari organ visceral (berkaitan dengan
pengaturan denyut jantung, diameter pembuluh darah, pernapasan, pencernaan,
rasa lapar, mual, pembuangan dan
sebagainya)

- Memory
o Gangguan atensi, konsentrasi, dan memori sepanjang kehamilan dan pada
awal puerperium
o Cepat membaik setelah persalinan
o poorer verbal recall and processing speed and worse spatial recognition
memory in pregnancy
o mean blood flow in the middle and posterior cerebral arteries declined
progressively from 147 and 56 mL/min when nonpregnant to 118 and 44
mL/min late in pregnancy
- Eyes
o Tekanan intraocular menurun ketika kehamilan dan Sebagian dipengaruhi
oleh greater vitrous outflow
o Sensitivitas kornea menurun, dan perubahan yang signifikan terlihat pada
akhir kehamilan
o Ketebalan kornea sedikit meningkat (karena edema)  sedikit tidak nyaman
ketika menggunakan contact lens
o Brownish-red opacities on the posterior surface of the cornea—Krukenberg
spindles—are observed with a higher than expected frequency during
pregnancy
o Hormonal effect  meningkatkan pigmentasi
o
- Sleep
o Dimulai ketika awal UK 12 mgg dan berlanjut hingga 2 bulan awal
postpartum dimana ibu hamil sulit untuk tidur, sering terbangun, waktu
tidur singkat pada malam hari, dan berkurangnya efisiensi tidur
o Sleep apnea sering terjadi pada kehamilan khususnya pada ibu hamil yang
obesitas

Anda mungkin juga menyukai