Anda di halaman 1dari 25

Hak Cipta : 000353166

1
ISBN : 978-623-6914-65-6
© 2021 FKM Undip press

Hak Cipta : 000353166


ISBN : 978-623-6914-65-6

Penyusun:
Dr. dr. Sri Achadi Nugraheni, M.Kes
dr. Martha Irene Kartasurya, MSc, PhD
Dr. dr. Apoina Kartika, M.Kes
dr. Siti Fatimah, M.Kes
Amanda Hesti Pratiwi, S.KM
Tutut Okta Hardiyanti, S.KM

Design Cover dan Layout:


Amanda Hesti Pratiwi, S.KM
Chika Aldila Cahyani, S.KM

DITERBITKAN OLEH : FKM UNDIP Press


Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang

CETAKAN 1 : SEPTEMBER 2021

Hak Cipta dilindungi Undang Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan
0 tanpa izin tertulis dari penerbit.
cara apapun, termasuk fotokopi,
2
Halaman Sampul 01
Halaman Informasi 02
Daftar Isi 03
Kata Pengantar 04
Pengukuran Antropometri 05
Indeks Antropometri 06
Pemilihan Indeks Antropometri 09
Indeks Masa Tubuh 10
Pengukuran Bayi Belum Bisa Berdiri 11
Cara Memasang Microtoise 13
Cara Mengukur Tinggi Badan 14
Manfaat Stadiometer 15
Cara Mengukur Tinggi Badan
dengan Stadiometer 16
Cara Mengukur Berat Badan 17

Cara Mengukur LILA LIKA 19

Cara Menilai KMS 21

Daftar Pustaka 24

3
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Booklet ‘Panduan
Pengukuran Antropometri’ dapat diselesaikan. Buku
ini berisi berbagai informasi mengenai tata cara
pengukuran hingga pencatatan hasil pengukuran
berat bedan dan tinggi badan bayi dan balita.
Terima kasih kepada segenap pihak yang
memberikan kontribusinya selama proses
penyusunan. Penulis berharap buku ini dapat
membantu para ibu, calon ibu, serta petugas
kesehatan terkait untuk lebih mengetahui tentang
tata cara pengukuran berat badan dan tinggi badan
bayi dan balita sehingga nantinya juga akan
mempermudah dalam proses pemantauan status gizi
bayi dan balita.
Penulis

4
Pengukuran antropometri adalah salah satu cara yang digunakan
untuk mengukur status gizi seseorang. Antropometri adalah
suatu pengukuran dimensi dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkatan umur dan tingkatan gizi

Sumber: ahligizi.id

Indikator Status Antropometri:

1. BB/U (Berat Badan menurut Umur)

2. TB/U (Tinggi Badan menurut Umur)

3. BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan)

4. Skor Z (Nilai simpangan BB/U atau TB/U atau BB/TB


dari nilai BB/U atau TB/U atau BB/TB normal menurut
baku pertumbuhan)
5
01.
Skor BB/ U untuk menggambarkan BB anak yang
dicapai pada umur tertentu

BB/U dengan kategori berat


Menggambarkan badan kurang, disebabkan karena
indikasi masalah anak kehilangan berat atau
gizi secara umum penambahan berat tidak
signifikan terhadap umur
Digunakan untuk anak 6
Umur yang digunakan
bulan sampai 7 tahun baik
bulan terdekat, bukan
berat badan lebih atau
bulan yang telah dilalui
berat badan kurang

Keterbatasan penggunaan indeks ini yaitu:


Merefleksikan BB/TB dan TB/U, tidak dapat A.
membedakan anak yang kurus tinggi dan anak yang
pendek dengan BB yang cukup sehingga prevalensi
kurang gizi pada anak yang pendek seolah-olah
tinggi. Sebaliknya di tempat yang prevalensi anak
pendek sedikit, maka prevalensi kurang gizi
seolah-olah rendah

B. Membutuhkan data umur yang tepat


6
02.
Skor TB/U untuk menggambarkan tinggi badan anak
yang dicapai pada umur tertentu. Penilaian ini
digunakan untuk mengidentifikasi penyebab jika
anak memiliki tubuh pendek.

1 Dapat digunakan untuk 2


Mengukur panjang
mengukur status gizi/
badan yang dicapai
kesehatan masa lampau

3 Stunting disebabkan oleh 4


TB/U rendah asupan/kualitas makanan yang
menunjukkan anak kurang, peningkatan
yang pendek/stunting morbiditas/ kombinasi
keduanya

5 Prevalensi anak pendek Prevalensi anak 6


tinggi di negara-negara pendek tertinggi pada
berpenghasilan rendah usia 2 atau 3 tahun

7 Pengaruh genetik dan etnik perlu diperhatikan pada


evaluasi indeks TB/U

7
03.
BB/TB untuk menggambarkan berat badan anak
dibandingkan dengan tinggi badan yang dicapai

1 BB/TB yang rendah 2


menunjukkan anak yang
Mengukur berat
badan relatif terhadap kurus/wasting, karena gagal
memperoleh berat badan
tinggi badan
sesuai tinggi badan atau
penurunan BB
3
Antara umur 1-10 tahun 4
Kombinasi BB/TB dan
BB/TB relatif tidak
TB/U harus digunakan
tergantung dari umur,
pada negara yang
mempunyai prevalensi sehingga dapat digunakan
anak pendek yang tinggi di daerah dimana umur
yang tepat sulit diketahui

5 BB/TB untuk anak BB/TB merupakan indeks 6


1-5 tahun juga tidak terpilih untuk
tergantung dari mengidentifikasi anak yang
kelompok etnis sensitif terhadap intervensi

7 Prevalensi anak kurus 8


Prevalensi anak
berhubungan dengan musim,
kurus tertinggi pada
keadaan geografi serta umur
usia 12-23 bulan
anak 8
1
Pemilihan indeks didasarkan
pada sasaran yang dapat berupa
individu atau populasi dan
tujuan penelitian
2
Pada tingkat individu, BB/TB
merupakan indeks terpilih bila
tujuan utamanya adalah
Pemilihan mengidentifikasi dan
Indeks memberikan intervensi
anak kurus
Antropometri
yang Tepat 3
Pada tingkat populasi,
kombinasi antara BB/TB dan
TB/U terpilih untuk
menentukan kelompok yang
kurus dan pendek
4
Faktor lain yg perlu
dipertimbangkan:
1. Ketersediaan alat pengukur
2. Training
3. Waktu yang dibutuhkan

9
Indeks massa tubuh adalah matriks standar yang digunakan
untuk menentukan golongan berat badan (status gizi)

Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh

Berat badan (kilogram)


IMT=
Tinggi badan (meter)

Sumber: vectorstock.com

Kategori status gizi usia 18 tahun ke atas


berdasarkan IMT
1 2
Sangat kurus ( <18,5) Kurus (17,0-18,4)

3 4
Normal (18,5-22,9) Gemuk (23,0-29,9)

5
Obesitas ( >30)
10
Pengukuran panjang badan hanya untuk anak yang belum
bisa berdiri tegak. Pengukuran panjang badan dilakukan
dengan terlentang menggunakan infantometer

Sumber :http://www.ecomed.com.au/shop/ our-products/Infant-care-


products/seca-416-baby-length-measurement/

Persiapan
1. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat
yang rata
2. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah
kiri dan panel penggeser di sebelah kanan pengukur
3. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai
diperkirakan cukup panjang untuk menaruh bayi
4. Baringkan bayi dengan posisi terlentang, diantara kedua
siku, dan kepala bayi menempel pada bagian panel yang
tidak dapat digeser
5. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi sampai lurus
dan menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur
6. Bacalah panjang badan bayi pada skala kearah angka yang
lebih besar
11
Prosedur Penggunaan Infantometer

Sumber : http://dictio.id/uploads/db3342

Letakkan infantometer pada Letakkan alat ukur dengan


meja atau tempat yang rata 1 posisi panel kepala di
sebelah kiri dan panel
Geser bagian panel 2 penggeser di sebelah
penggeser menjauhi panel kanan pengukur. Panel
kepala sampai diperkirakan 3 kepala adalah bagian yang
cukup panjang untuk tidak bisa digeser
menaruh bayi/anak
Baringkan bayi/anak
Rapatkan kedua kaki dan dengan posisi telentang
tekan lutut bayi/anak hingga 4 dan kepala bayi/anak
lurus dan menempel pada menempel pada bagian
meja/tempat menaruh alat panel kepala
ukur. Posisikan telapak kaki
bayi/anak sampai 5 Baca panjang badan
membentuk siku, kemudian anak/bayi pada skala
geser panel penggeser sampai 6 kearah angka yang
menempel pada telapak kaki lebih besar
bayi/anak
12
13
14
Stadiometer merupakan alat
yang digunakan untuk
mengukur tinggi badan.
Alat ukur tinggi badan ini
dapat
dipasang di mana saja.

Dibandingkan stadiometer
dinding yang terbuat dari
plastik dan rentan rusak,
stadiometer portable memiliki
bahan yang lebih kokoh dan
dapat bertahan lama. Sumber: www.researchgate.net

Stadiometer portable dilengkapi tiga


bagian: pipa (pipe), aluminium (tiang
skala) untuk membaca hasil
pengukuran tinggi badan, serta
papan bagian atas yang bisa digeser
(head slider) untuk membantu
pembacaan hasil.

15
1 Berdiri di atas alas
bawah stadiometer dengan
bertelanjang kaki.

2 Posisikan badan tegak dengan


bahu relaks.

3 Posisikan tulang belikat, pantat,


dan tumit menyentuh tiang skala.

4 Angkat dagu dan luruskan


pandangan.

5 Turunkan papan pengukuran atas


hingga menyentuh tempurung
kepala.

6 Baca dan catat hasil pengukuran


Sumber: www.soloabadi.com tinggi badan.

Cara mengoreksi hasil pengukuran:


1. Jika anak berumur < 2 tahun diukur tingginya (berdiri) maka
ditambahkan 0.7 cm untuk mengkonversi menjadi panjang badan
2. Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan diukur
panjangnya (telentang) maka dikurangi 0.7 cm untuk
mengkonversi menjadi tinggi badan.
16
17
18
19
20
21
Kartu menuju sehat
merupakan alat
sederhana yang dapat
digunakan untuk
memantau tumbuh
kembang anak, agar
tidak terjadi kesalahan
atau
ketidakseimbangan
dalam pemberian
makanan pada anak

Fungsi KMS

Pemantauan
1 pertumbuhan
anak
Sumber: sehatq.com
Catatan
2 pelayanan
kesehatan anak

3 Alat
edukasi

22
d
c e

b
a

Naik Grafik BB mendatar atau


menurun memotong garis
Grafik BB mengikuti pertumbuhan dibawahnya
garis pertumbuhan atau Kenaikan BB kurang
atau Kenaikan BB dari KBM
sama dengan KBM
(Kenaikan BB
Minimal) atau lebih
Turun
Catatan:
Pencatatan usia bayi & balita ditulis dengan ketentuan
perhitungan usia penuh, yaitu dengan batas >30 hari maka usia
bayi & balita dihitung pada usia bulan selanjutnya.
Contoh: Jika balita berusia 2 tahun 3 bulan 29 hari maka
dihitung menjadi usia 2 tahun 3 bulan, sedangkan jika usianya 2
tahun 3 bulan 31 hari, maka dihitung menjadi usia 2 tahun23 4
bulan.
1. Kemenkes RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia tentang Penggunaan Kartu
7 Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita.

2. Kemenkes RI Direktorat Bina Gizi. 2011. Modul B


Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak.

3. Kemenkes. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No 2 tahun 2020 tentang
Standar Antropometri Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

4. Rasyid H, dkk. 2015. Buku Panduan Keterampilan


Klinik 1. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas
Hassanudin.

24
Chika Aldila Cahyani

25

Anda mungkin juga menyukai