Anda di halaman 1dari 3

Draft per 15 Desember 2012

RENCANA BISNIS INDUSTRIALISASI GARAM

KESIMPULAN

1) Usaha garam rakyat sistem tradisional plus sangat berpotensi untuk dikembangkan di
banyak kawasan sentra produksi garam di Indonesia yang memiliki sumberdaya air laut
yang melimpah.

2) Usaha garam rakyat sistem tradisional plus dapat laksanakan di lahan yang relatif sempit
dengan produktifitas yang tinggi dan kualitas yang baik. Sistem ini bisa dilakukan di
tambak-tambak garam rakyat tanpa melakukan modifikasi lahan sehingga masih bisa
dialihfungsikan menjadi tambak biota budidaya (artemia, bandeng, udang, rumput laut, dll)
di luar masa produksi garam.

3) Sejumlah kendala produksi dalam pengembangan usaha garam rakyat antara lain adalah: i)
kurang optimal/memadainya kondisi sarana dan prasarana produksi; ii) prasarana
transportasi di areal sentra produksi garam (banyak yang) kurang memadai; iii) banyak
petani garam belum menguasai teknologi, pengetahuan, dan ketrampilan manajerial
dengan baik; iv) umumnya petani garam tidak memiliki gudang penyimpanan garam; serta
v) Aaanya ketergantungan yang sangat tinggi terhadap faktor alam (air laut dan cuaca).

4) Potensi pasar untuk produk garam masih terbuka lebar sehingga pengembangan usaha
garam rakyat masih sangat prospektif.

5) Sejumlah kendala pemasaran dalam pengembangan usaha garam rakyat antara lain
adalah: i) masih tidak transparannya tata niaga garam saat ini dan cenderung tidak
memihak kepada para petani garam; ii) dalam tata niaga garam saat ini pengaruh
pengepul/tengkulak sangatlah dominan di dalam penetapan harga jual garam di tingkat
petani; iii) merembesnya produk garam asal impor ke pasar garam lokal menjadi salah satu
penyebab anjloknya harga garam di tingkat petani; iv) selama ini regulasi tata niaga garam
masih sulit diterapkan di tingkat akar rumput; serta v) mekanisme pengawasan yang lemah
dalam pelaksanaan regulasi (seperti tidak adanya lembaga pengawas dan sanksi yang tegas
bagi para pelanggar).

6) Hasil analisis aspek keuangan menunjukkan bahwa jika semua asumsi terpenuhi, maka
usaha garam rakyat sistem tradisional plus layak untuk dilaksanakan. Hal ini karena pada
tingkat DF 5,75%, diperoleh nilai: Net B/C sebesar 4,08 (>1) dan NPV sebesar
Rp162.288.423 (>0). Dengan nilai IRR sebesar 91,46% (> DF 12% ). Dari analisis PP (usaha),

1
Draft per 15 Desember 2012

usaha ini mampu mengembalikan seluruh modal investasinya sebelum 5 tahun (1 tahun 1
bulan 7 hari) dan mengembalikan seluruh kreditnya sebelum 2 tahun (5 bulan 24 hari).

7) Hasil analisis sensitivitas pada aspek keuangan menunjukkan bahwa jika semua asumsi
terpenuhi, maka usaha garam rakyat sistem tradisional plus relatif tidak sensitif terhadap
perubahan nilai sejumlah indikator yang dijadikan peubah pada kelima skenario yang
diterapkan pada analisis aspek keuangan.

8) Usaha garam rakyat sistem tradisional plus mempunyai dampak sosial ekonomi yang
positif, baik bagi pemiliki usaha maupun masyarakat setempat. Secara makro, unit usaha
ini pun berkontribusi di dalam menyukseskan program swasembada garam nasional, baik
garam konsumsi maupun garam industri.

9) Unit usaha garam rakyat sistem tradisional plus relatif tidak menghasilkan limbah
berbahaya, baik bagi manusia maupun lingkungan sekitarnya. Alih-alih mejadi limbah yang
berbahaya, air tua (bittern) buangan dari unit usaha justru bisa diolah menjadi produk yang
bernilai ekonomi sehingga bisa menambah pendapatan petani garam.

REKOMENDASI

1) Perlu segera dilakukan program normalisasi dan penataan saluran produksi di banyak
sentra produksi garam guna mengatasi masalah pengendapan sedimen dan
mengoptimalkan dimensi penampangnya agar bisa menyalurkan air laut ke tambak secara
lancar.

2) Seyogianya segera ada penataan tata niaga garam agar jelas dan berpihak kepada para
petani garam. Salah satu solusinya adalah dengan segera membentuk badan penyangga
garam atau Lembaga Stabilisasi Harga Garam, yakni semacam Badan Urusan Logistik
(Bulog) khusus garam, guna menjamin penyerapan garam rakyat sesuai HPP. Solusi
alternatif lainnya adalah dengan lebih memberdayakan koperasi garam di sekitar sentra-
sentra produksi garam supaya bisa berperan sebagai lembaga penyangga dan pengontrol
harga garam rakyat di saat panen. Di samping itu, perlu juga segera dibentuk lembaga
pengawas pelaksanaan regulasi di tingkat akar rumput untuk memperkuat mekanisme
pengawasan dan memberi sanksi yang tegas kepada para pelanggar.

3) Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani garam dan mengoptimalkan pemanfaatan


areal lahan tambak sistem tradisional di setiap tahunnya, maka sangat perlu dilakukan
penyusunan rencana bisnis sistem polikultur yang memadukan usaha garam rakyat sistem

2
Draft per 15 Desember 2012

tradisional plus di musim kemarau dengan usaha biota budidaya (artemia, bandeng, udang,
dan/atau rumput laut) di musim penghujan dalam skala produksi yang bisa dilakukan
secara optimum di tingkat petani garam.

4) Ke depan sangat perlu untuk dilakukan penyusunan rencana bisnis--dalam skala produksi
yang bisa dilakukan secara optimum di tingkat petani garam--untuk masing-masing jenis
usaha garam rakyat yang menerapkan teknologi (tepat guna) lainnya (selain penambahan
ramsol), yakni usaha garam rakyat dengan sitem: ulir, geomembran, bunker, backyard
(pekarangan), plastikisasi, dll.

5) Dalam upaya meningkatkan nilai tambah yang bisa diperoleh oleh para petani garam, ke
depan sangat perlu dilakukan penyusunan rencana bisnis untuk masing-masing jenis usaha
pengolahan garam (seperti unit usaha pengolahan yang memproduksi: garam beriodium,
garam industri, dll) dalam skala produksi yang bisa dilakukan secara optimum di tingkat
petani, kelompok petani, dan/atau koperasi garam.

6) Dalam rangka meningkatkan nilai tambah yang bisa diperoleh oleh para petani garam serta
pemanfaatan air limbah produksi garam (bittern), ke depan sangat perlu pula dilakukan
penyusunan rencana bisnis untuk unit usaha pemanfaatan bittern dalam skala produksi
yang bisa dilakukan secara optimum di tingkat petani, kelompok petani, dan/atau koperasi
garam. Salah satu contohnya adalah unit usaha yang memanfaatkan biitern sebagai bahan
penggumpal (koagulan) dalam pembuatan tahu yang di pasaran sudah dikenal dengan
nama Tahu Nigarin.

____________________

Anda mungkin juga menyukai