Anda di halaman 1dari 31

PENINGKATAN

KUALITAS GARAM LOKAL


DAN KUANTITAS PRODUKSI
GARAM NASIONAL
BAHAN BAKU GARAM
AIR LAUT
• KANDUNGAN AIR LAUT

• AIR LAUT MENGANDUNG 36-38


GR.SOLID/LITER
• GARAM NaCl berkisar 70 – 80 % dr.Total solid.
• Selebihnya garam garam dari Mg dan Ca serta
sangat kecil garam garam dari Fe.
LAHAN GARAM DI INDONESIA
• Di Indonesia walaupun merupakan negara
kepulauan, tetapi pusat pembuatan garam
terkonsentrasi di Jawa dan Madura yaitu di
Jawa seluas 10.231 Ha (Jawa Barat 1.159 Ha,
Jawa Tengah 2.168 Ha, Jawa Timur 6.904 Ha)
dan Madura 15.347 Ha (Sumenep 10.067 Ha,
Pemekasan 1.796 Ha, Sampang 4.200 Ha).
METODE PEMBUATAN GARAM
• Proses pembuatan garam oleh petani masih
menggunakan cara tradisional. Air tua diperoleh
langsung dari air laut membutuhkan waktu 1
bulan kemudian dialirkan ke tambak. Setelah 12
hari atau 10 hari atau ½ bulan kemudian panen,
ini ditentukan dari ketebalan garam – Kristal

• Proses pembuatan garam oleh perusahaan


METODE PORTUGAESE
CARA PUNGUT

• • Sistem Portugis
• Pungutan garam di atas lantai garam, yang
terbuat dari kristal garam yang dibuat
sebelumnya selama 30 hari, berikut tiap 10 hari
dipungut.
• • Sistem Maduris
• Pungutan garam yang dilakukan di atas lantai
tanah, selama antara 10– 15 hari garam diambil
di atas dasar tanah.
HAL YANG MEMPENGARUHI HASIL
GARAM
• Konsentrasi air laut
bahan baku memiliki kandungan garam rata-rata 3oBe.
bahan baku ini harus diuapkan sampai mencapai yang
dipersyaratkan 24-29oBe, untuk masuk ke meja meja Kristal
yang akan menghasilkan garam kualitas optimal..Pengotor
pengotor air laut ini menjadi salah satu penyebab rendahnya
kualitas garam yang dihasilkan.
• Kecepatan penguapan
Kecepatan penguapan menjadi lambat oleh karena tidak menggunakan air
bahan baku yang lebih tua. Dibutuhkan lahan yang cukup luas untuk
melakukan penguapan ini.

• Curah hujan
• Masa bertani garam hanya 4-5 bulan saja sepanjang
tahun.
BITTERN

Air Bittern adalah air sisa kristalisasi yang sudah


banyak mengandung garam-garam magnesium
(pahit). Air ini sebaiknya dibuang untuk
mengurangi kadar Mg dan Ca dalam hasil garam,
meskipun masih dapat menghasilkan kristal
NaCl. Sebaiknya kristalisasi garam dimeja terjadi
antara 25–29°Be, sisa bittern ≥ 29°Be dibuang.
JENIS GARAM
Garam Industri
Garam industri memiliki kadar NaCl sebesar 98 % atau lebih
dengan kandungan impurities (sulfat, magnesium dan kalsium
serta kotoran lainnya) yang cukup kecil
Garam Konsumsi
• Garam konsumsi merupakan jenis garam dengan kadar NaCl
sebesar 96 % atas dasar bahan kering (dry basis). 7%.
pengasinan dan pengawaten ikan .Peredaran garam
konsumsi ini harus mengandung jodium.
Garam Pengawetan pengawet bahan makanan dengan tujuan
mendapatkan kondisi
tertentu.
Garam Dapur
• Beberapa diantaranya lebih kasar, namun ada juga yang
lebih halus. Garam jenis ini mengandung ± 0,0016% yodium.
• Garam farmasi
Garam farmasi merupakan garam dengan kualitas prima
mencapai 99 % atau lebih
JENIS GARAM MENURUT KUALITAS

GARAM KW I kandungan Nacl 94-96 %

GARAM KW II kandungan NaCl 90- 94 %

GARAM KW III kandungan NaCl 88 – 90 %

Diluar itu masih ada GARAM PREMIUM


Kandungan NaCl 97 %
CONTOH KUALITAS GARAM RAKYAT
KEBUTUHAN NASIONAL GARAM

BERAPA KEBUTUHAN NASIONAL GARAM


PRODUKSI NASIONAL DIRENCANAKAN 3,1 JUTA TON
KEMENPERIN SEBUT 4,6 JUTA TON
50,29 KONTRIBUSI GARAM IMPORT SETARA 3,74 JUTA
TON
KEBUTUHAN TAHUN LALU SEBANYAK 4,46 JUTA TON
DAN KEBUTUHAN INDUSTRI MENCAPAI 83,86 % ATAU
SETARA 3,74 JUTA TON.
PRODUKSI GARAM NASIONAL HANYA 1,3 JUTA TON
DARI PT.GARAM SISANYA DAN PETANI RAKYAT
TARGETNYA 3 JUTA TON
GARAM IMPORT DIBUTUHKAN

akibat tuntutan ekologi


ataupun lingkungan
akibat tuntutan kualitas
produk di sistem
perdagangan
STRATEGI PENGATURAN GARAM
GARAM
KOMODITI STRATEGIS
BAHAN PANGAN
BAHAN BAKU INDUSTRI

PRODUKSI DALAM NEGERI

GARAM IMPOR

KESEHATAN MASYARAKAT
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI GARAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN INDUSTRI DALAM NEGERI

PERLU STABILISASI STOK DAN HARGA


GARAM NASIONAL
13
13
PERSOALAN
IP GARAM Yodisasi VS IP Garam Non Yodisasi
1
Ada kerancuan, keduanya mengimpor untuk diolah sendiri

2 IT dapat berupa perusahaan industri atau pedagang. Mendapat ijin


mengimpor garam meja. Dapat mengisi pasar domestik dari hasil
produksinya atau dari garam yang diimpornya

3 Ada industri garam yodisasi yang memiliki IP Garam non Yodisasi.


Berpotensi menyebabkan over supply garam konsumsi – hal ini8
dapat menekan harga garam petani.

14
14
IMPOR GARAM

1. Produksi garam lokal, pada musim normal hanya akan bisa


mencukupi kebutuhan garam konsumsi .
Kebutuhan garam industri (non konsumsi) harus dicukupi
dari impor Tidak ada kuota khusus, ijin (untuk IP non yodisasi
dan IT) didasarkan pada kebutuhan industri pengguna garam.

2. Kelebihan pasokan garam import/konsumsi dapat secara


langsung
mempengaruhi harga garam petani. Produksi garam lokal
berubah setiap tahun, tergantung lama kemarau/iklim.
Kuota dihitung untuk IP garam yodisasi setiap tahun.

PERSOALAN BAGAIMANA MENGONTROL TIDAK ADA


REMBESAN DARI GARAM CAP KE GARAM KONSUMSI.
15
PENINGKATAN KUALITAS GARAM LOKAL

• ADA 2 CARA YAITU

• 1. CARA PENCUCIAN

• 2. CARA REKRISTALISASI (PEMURNIAN)


CARA PENCUCIAN
• Methode pencucian dimaksudkan mengurangi
kadar pengotor baik kotoran fisik mupun kimia
Terutama dari unsur Ca dan Mg yang ikut
mengendap saat pembuatan garam.
ADA 2 CARA YAITU METODE BATCH DAN
KONTINYU
Garam dicuci dengan air larutan garam jenuh
Produk dari cara ini biasanya susut +- 10 %
CONTOH HASIL PENCUCIAN

Paramet
er Bahan Baku Produk
Putih
Warna Kurang putih bersih

Kadar air 10% 4%

Ca2+ 0.35% 0.25%

Mg2+ 0.30% 0.10%

SO4 2- 1% 0.50%

Insoluble 0.90% 0.50%

NaCl 87 - 90% 94%


ALAT PENGERING HASIL PENCUCIAN
SECARA KONTINYU
REKRISTALISASI

• METODE INI DILAKUKAN DENGAN CARA


MELARUTKAN KEMBALI GARAM KOTOR
KEMUDIAN PENGOTOR Ca DAN Mg DI
ENDAPKAN DENGAN CARA MENAMBAH
BAHAN KIMIA TERTENTU, LALU HASIL
DIEVAPORASI DAN DIKRISTALKAN KEMBALI.
• PRODUK BIASANYA PUTIH BERSIH BISA
MENCAPAI KEMURNIAN 99 %.
• HARGA MENJAI MAHAL.
Tambak PT Garam
Tambak rakyat dengan penyediaan
air tua yang sangat minim
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
DAN KUALITAS
• BAGI PETANI/PENGUSAHA
• PERBAIKAN INFRA STRUKTUR TERUTAMA PERBAIKAN
PENYIAPAN AIRTUA DAN TAMBAK KRISTALISATOR,
JALAN/SARANA MENGANGKUT HASIL
• MENGONTROL AIR TUA MASUK KRISTALISATOR.
• MENGONTROL AIR SISA KRISTAL.
• MEMPERBAIKI SISTEM PUNGUT.
• PEMAKAIAN MEMBRAN JUGA DAPAT
MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
DAN KUALITAS
• BAGI PEMERINTAH
• MENYEDIAKAN ALAT PENCUCI GARAM KW DAN
ALAT PROSES REKRISTALISASI GARAM UNTUK
KEBUTUHAN KHUSUS.
YANG DAPAT DIPAKAI PARA PETANI/PENGUSAHA

DARI DATA GARAM KW II dan III INI BIASANYA 40


% DARI TOTAL PRODUKSI NASIONAL. DAN INI
TIDAK DIMASUKKAN DALAM KUOTA IMPORT
PENINGKATAN KUANTITAS SECARA
INTENSIFIKASI DAN EKTENSIFIFIKASI
1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi di melalui:
- Penetapan Tata Ruang yang jelas,
tidak boleh dialih fungsikan menjadi penggunaan non
pegaraman.
- Mengembangkan mekanisasi di proses pegaraman untuk
mengefisienkan penggunaan tenaga kerja.
- Expansi lahan dengan memanfaatkan tanah sedimen di
sepanjang pantai untuk lahan pegaraman

2. Revitalisasi dan Optimalisasi Pergaraman Rakyat


3. Melakukan pembinaan baik teknis maupun ekonomis

4. Mengembangkan lahan pegaraman diluar YANG SUDAH ADA

25
Perbandingan penyediaan air tua
antara rakyat dan PT Garam
no Asal air oBe g solid/liter

1
Air laut 3,5 36
2
Air peminian 7 78
3
Air depan pintu 13 147
masuk/tua
4.
Air sisa 27 368

5.
Air tua PT Garam 20 253
6
Air dalam petak 25 275
7
Air sisa 30 498
PENAMBAHAN KAPASITAS PRODUKSI GARAM
NASIONAL

SULIT DICAPAI

Tanpa
ekspansi penyediaan lahan ke tempat lain misalnya
Indonesia Badian Timur.

27
Saran Pemecahan Masalah Importasi untuk dipertimbangkan:
1. Kuota impor garam dihitung dengan memperhitungkan semua kebutuhan
garam di dalam negeri, baik untuk kosumsi maupun industri , untuk
memperkecil kemungkinan penghitungan ganda
2. Dibentuk lembaga independent untuk melakukan verifikasi terhadap
semua industri pengguna garam untuk mengetahui kebutuhan garam secara
riil, termasuk industri yang dipasok oleh IT
3. Mengkaji kemungkinan menghilangkan status IT; kebutuhan garam bagi
industri yang tidak mengimpor sendiri dilakukan melalui penunjukan IP
dalam jumlah terbatas
4.Mengontrol harga garam dengan merubah kebijaksanaan pergaraman
nasional melalui sistim menjaga stabilitas penyediaan garam di dalam
negeri (buffer stock)

28
28
PENUTUP:
Jalan manapun yang diambil, peran pemerintah
mutlak diperlukan.
Mengandalkan swasta sepenuhnya, sulit untuk
mencapai swasembada garam.

29
CONTOH AREAL EXTENSIFIKASI
SRESEH – MARPARAN, SAMPANG,
MADURA

30
Persempit gerak mafia garam

TERIMA KASIH

31

Anda mungkin juga menyukai