A. Aspek Teknis
1. Kebutuhan garam (produk)
Kebutuhan garam beryodium Kota Langsa pada tahun 2017 sekitar 2 .300
ton/tahun. Kebutuhan garam diperkirakan meningkat sejalan dengan perkembangan
penduduk dan pertumbuhan industri. Untuk memenuhi kebutuhan garam
beryodium tersebut, maka kedepannya di Kota Langsa akan dibangun pabrik garam
beryodium dengan kapasitas 2500 ton/tahun.
2. Bahan Baku
a. Garam
Garam yang di gunakan sebagai bahan baku adalah garam yang putih, bersih
dan kering dengan kadar air maksimal 5 %. Apabila kedua hal tersebut diatas tidak
terdapat dalam dalam garam yang akan di gunakan sebagai bahan baku, maka harus
dilakukan pencucian terlebih dahulu sampai putih dan bersih dan kering. Bahan
baku diperoleh / dibeli dari petani garam disekitar pabrik, dengan tujuan agar bisa
membantu perekonomian masyarakat. Garam yang dibeli berupa garam industri
dan garam konsumsi yang tidak beryodium. Kemudian diolah menjadi garam
konsumsi beryodium.
Bahan baku garam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Kemurnian minimal 94,7%
2. Ukuran partikel/butir berkisar antara 1-1,5 mm.
3. Kadar air tidak lebih dari 5%
4. Mempunyai sifat curai.
5. Mempunyai Bulk Density (berat jenis) kira-kira sama dengan air.
b. Kalium Iodat ( KiO3)
Persyaratan umum Kalium Iodat yang digunakan yakni:
Untuk bahan pangan (food grade)
Kadar KIO3 minimal 99%
Kehalusan 100 mesh
Tidak mengandung logam berat berbahaya seperti Pb, Hg, Zn, Cu, As
Penyiapan larutan iodat yang diperlukan untuk Iodisasi dihitung dengan
standar kadar iodium 50 ppm, artinya 50 iodium per kilogram garam. Perbandingan
jumlah air untuk melarutkan kalium iodat dan jumlah garam yang harus
dicampurkan sangat tidak seimbang. Masalah pencampuran kalium iodat, air dan
garam hingga homogen dalam mesin iodisasi merupakan hal yang sangat penting.
Bahan KIO3 dibeli dari produsen dengan harga 5000/kg.
c. Air
Air yang digunakan sebagai pelarut harus memenuhi syarat sebagai air
minum. Air ini berasal dari Sungai Selalah yang mempunyai kuantitas dan kualitas
yang baik. Sebelum digunakan sebagai pelarut, air telah mengalami pengolahan di
Unit Utilitas.
3. Proses Produksi Garam Beryodium
Teknologi pengolahan garam beryodium dilakukan melalui proses-proses
sebagai berikut :
a. Proses pencucian
b. Proses penirisan / pengeringan
c. Iodisasi
d. Pengemasan dan pelabelan
a. Proses pencucian garam
Pencucian garam dimaksudkan untuk membersihkan garam dari kotoran
yang terkandung dalam garam berupa pasir, lumpur dan untuk mengurangi
kandungan kalsium (Ca ) Sulfat ( SO4 ) dan senyawa tak larut lainnya.
Sebagai larutan pencuci digunakan larutan garam jenuh atau Brine dengan
kepekatan antara 20-25 Be dengan kandungan magnesium ( Mg ) mak 10
PPM. Perbandingan larutan pencuci terhadap garam minimal 1:6.
Larutan garam dapat dibuat pada bak – bak dari tembok semen yang saling
berhubung sehingga larutan dapat mengalir dari bak awal ke bak akhir
secara limpahan (over flow )
Sebelum di lakukan pencucian, gumpalan garam di pecah terlebih dahulu
dengan crusher sambil dialiri larutan pencuci, selanjutnya melalui selokan
talang masuk kedalam bak – bak pencucian.
Larutan pencucian dari bak penampung dapat di daur ulang untuk mencuci
kristal garam yang telah digiling. Sedangkan larutanpencucian yang sudah
pekat ( melebihi 25 Be ) perlu digulirkan dengan air tawar atau air laut.
Proses pencucian dilakukan dengan memasukan kristalisasi garam
kedalam bak-bak penampung ( tembok semen yang berisi larutan pencuci
brine) lalu secara mekanis garam dipindahkan dari bak pertama sampai
kebak terakhir.
Untuk memperoleh hasil yang baik dilakukan pencucian secara bertingkat
sebanyak 5-6 kali (dapat di gunakan 5-6 bak – bak tembok semen yang
ukurannya bervariasi tergantung pada kapasitas produksi garam).
Pencucian garam dapat dilakukan pula dengan menggunakan peralatan
mekanis seperti static drainer, screw conveyor atau mixing chamber.
b. Proses Pengeringan Garam
Pengeringan garam dilakukan dengan maksud agar Lindi garam yang masih
tercampur dengan air agar tuntas, dengan cara ditiriskan dan air yang masih ada
dapat hilang, sehingga kualitas garam menjadi lebih tinggi. Pengeringan dapat
dilakukan dengan jalan membuat gunung-gunungan garam dan dibiarkan sampai
beberapa hari, baru kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan
sebelum dilakukan proses iodisasi.
c. Proses Penirisan
Dengan menggunakan alat Centritue untuk mengurangi kandungan air,
sehingga mempersingkat waktu pengeringan.
Menimbun garam di tempat terbuka dengan lahan yang tidak kedap /
menahan air selama kurang lebih 4 hari.
Untuk mendapatkan kadar air 5%, dilakukan pengeringan lanjutan, seperti
dalam tungku putar atau Oven.
d. Proses iodisasi
Proses iodisasi harus dilakukan secara mekanis dan kontinyu untuk menjamin
homogenitas kandungan iodium dalam garam. Peralatan atau mesin yang di
gunakan untuk iodisasi antara lain:
1. Molen
2. Mesin dengan pengering putar
3. Belt Conveyor
4. Screw Conveyor
5. Sprayer( tekanan cukup tinggi)
Cara kerja:
Timbang garam yang akan di iodisasi
Masukan garam yang akan di iodisasi ke dalam bak pengadukan yang telah di
siapkan dan di ratakan permukaannya dengan ketebalan 5 Cm.
Masukan larutan KI03 ke dalam tabung alat sprayer yang telah di buat sesuai
dengan formula yang di tentukan.
Lakukan penyemprotan 1/3 bagian dari kebutuhan dan di ulang secara merata
sambil diaduk sampai Homogen
Lakukan uji hasil dengan iodine test, bila belum di dapat hasilnya yang
memenuhi syarat, lanjutkan pengadukan sampai mutu terpenuhi.
Untuk mendapatkan garam beriodium dengan kualitas 40 – 50 PPM maka
formulanya sebagai berikut :
1. Garam : 8 ton
2. KI03 : 320 gr
3. Air pelarut KI03 : 8 liter
Adapun kebutuhan larutan Ki03 tergantung dengan jumlah garam beriodium
yang akan di produksi.
4. Pemilihan Lokasi
Lokasi pembangunan pabrik garam beryodium ini direncanakan daerah
Nanggroe Aceh Darussalam Kota Langsa, Kuala Langsa. Pemilihan lokasi ini
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Sarana transportasi sangat mudah, karena dekat dengan jalan raya sehingga
memudahkan dalam mendatangkan bahan baku dan proses pemasaran
produk.
2. Sumber bahan baku yang dekat, dikarenakan banyak nelayan yang juga
memproduksi garam secara tradisional. Sehingga diharapkan mampu
membantu perekonomian masyarakat.
3. Penyediaan air, air direncanakan akan diambil dari sumbernya yaitu Sungai
Selalah yang mempunyai kuantitas dan kualitas yang baik.
6. Market
Produk ini rencananya akan dipasarkan dan bekerja sama dengan seluruh
swalayan dan supermarket yang ada di Kota Langsa. Termasuk juga rumah makan
dan home industri kue, snack dan lain-lain.
B. Aspek Ekonomi
1. Pembelian Peralatan Pabrik
Berikut Data Harga Peralatan
No Nama peralatan Unit Harga Harga keseluruhan (Rp)
(Rp)
1 Molen 1 1000.000 1000.000
2 Mesin pengering putar 1 2000.000 2000.000
3 Belt Conveyor 1 2000.000 2000.000
4 Screw Conveyor 1 1500.000 1500.000
5 Sprayer 1 2000.000 2000.000
6 Centritue 1 1500.000 1500.000
7 Bak penampung 6 500.00 3000.000
8 Pompa air 1 1000.000 1000.000
Total 13 14.000.000
4. Pembelian Tanah
Diperkirakan luas tanah dan bangunan adalah 1.161 m².
Harga tanah/m² = Rp 250.000 /m² × 1.161 m².
Total harga tanah = Rp 290.250.000
D. Aspek Legal
1. Membeli Paten
Hal ini perlu dilakukan mengingat proses pembuatan garam beryodium
bukan pertama kali di buat. Melainkan telah dibuat oleh penemu sebelumnya. Maka
dilakukan pembelian hak paten kepada pihak tertentu.
2. Kontrak Kerja dengan Karyawan
Kontrak kerja dengan karyawa dibuat pada saat penerimaan karyawan.
Didalam kontrak tersebut berisi perjanjian dan ketentuan tentang mekanisme kerja
karyawan. Apabila dilanggar atau tidak dilaksanakan maka karyawan tersebut akan
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang ada di kontrak kerja.
3. Kontrak Kerjasama dengan Mitra Pemasaran (Penjualan Produk) dan
Kerjasama dengan Mitra Pembelian Bahan Baku
Kontrak kerja dengan mitra pemasaran dibuat pada saat kedua belah pihak
akan melakukan kerja sama. Didalam kontrak tersebut berisi perjanjian dan
ketentuan. Apabila salah satu pihak melanggar atau tidak melaksanakan apa yang
telah disepakati maka mitra tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
yang ada di kontrak kerja sama.
Dalam hal kerja sama dibidang pemasaran (penjualan produk), pabrik
garam beryodium melakukan penandatanganan kontrak dengan:
1. Pihak swalayan
2. Pihak supermarket
3. Pihak rumah makan
4. Pihak home industi (kue, snack dll)
Dalam hal kerja sama di bidang pembelian bahan baku, pabrik garam
beryodium melakukan penandatanganan kontrak dengan para nelayan setempat
yang membuat garam dengan cara tradisional (petani garam).
E. Neraca Massa
Kapasitas produksi = 8,5 ton/hari = 8500 kg/hari
1 hari
= 8500 kg/hari × 1 batch = 8500 kg/batch
= 6375 kg/batch
Kebutuhan air =1 × 6375 kg/batch = 6375 kg/batch
massa 6375
Volume = = 0,9957 = 6402
ρ