Anda di halaman 1dari 15

HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK

ARIFIN KABALMAY SH.MH


HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Hukum adalah keadilan dan kebenaran
Kebijakan adalah keputusan yang dibuat oleh suatu
lembaga pemerintahan atau organisasi dan bersifat
mengikat para pihak yang terkait dengan lembaga
tersebut.
Publik adalah hal-ikhwal yang berkaitan dengan
kepentingan orang banyak atau masyarakat luas.
Hukum dan Kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat
oleh pemerintah atau lembaga pemerintahan untuk
mengatasi permasalahan tertentu, untuk melakukan
kegiatan tertentu atau untuk mencapai tujuan tertentu
yang berkenaan dengan kepentingan dan manfaat orang
banyak.
Dasar hukum dan kebijakan
publik
(Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor: Per/04/M.PAN/4/2007 Tentang
Pedoman Umum Formulasi, Implementasi, Evaluasi
Kinerja, dan Revisi Kebijakan Publik Di Lingkungan
Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah –selanjutnya
disebut Permenpan 2007).
• Konsep kebijakan publik dalam Permenpan tersebut
mengandung unsur:
1. Pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu.
2. Melakukan sesuatu itu adalah mengatasi
permasalahan tertentu yang berkenaan dengan
kepentingan orang banyak.
Secara positif, kebijakan publik mencakup bentuk
tindakan pemerintah untuk mempengaruhi suatu
masalah tertentu.
Dalam bentuknya yang positif, kebijakan publik
didasarkan pada undangundang dan bersifat
otoritatif.
Secara negatif, kebijakan publik mencakup keputusan
pejabat pemerintah untuk tidak mengambil tindakan
mengenai suatu persoalan yang memerlukan
keterlibatan pemerintah
BENTUK KEBIJAKAN PUBLIK
1. Kebijakan publik yang terkodifikasi adalah segenap peraturan
perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah.
2. Pernyataan pejabat publik adalah pernyataan-pernyataan dari pejabat
publik di depan publik, baik dalam bentuk pidato tertulis, pidato lisan,
termasuk pernyataan kepada media massa.
• Bentuk Kebijakan publik yang terkodifikasi(yang berupa peraturan
perundang-undangan) sebagaimana dimaksud dalam Permenpan
tersebut merupakan bentuk kebijakan publik yang positif atau dalam
kategori kebijakan publik menurut Andersen adalah keputusan-
keputusan kebijakan (policy decicions).
• 1. Bentuk Kebijakan publik berupa pernyataan pejabat public
sebagaimana dimaksud dalam Permenpan tersebut dalam kategori
kebijakan publik menurut Andersen adalah sebagai pernyataan
kebijakan (policy statements).
• 2. Menurut James Andersen, sifat kebijakan publik sebagai arah
tindakan dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinci
menjadi beberapa kategori.
• Catatan: 
• Pejabat publik adalah setiap aparatur Negara yang
mempunyai kewenangan membuat kebijakan publik di
lingkungan lembaga pemerintah pusat dan daerah.
• Lembaga Pemerintah Pusat adalah Lembaga Kepresidenan,
Kementrian Koordinator, Kementrian yang memimpin
Departemen, Kementrian Negara, dan Lembaga
Pemerintah Non-Departemen.
• Lembaga Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Kota. (Permenpan
2007)
1. Tuntutan-tuntutan kebijakan (policy demands), berupa desakan agar
pemerintah/ organisasi mengambil tindakan atau tidak mengambil
tindakan.
2. Keputusan kebijakan (policy decicions), keputusan-keputusan yang
dibuat oleh pemerintah yang mengesahkan atau memberi arah dan
substansi kepada tindakan-tindakan kebijakan publik, termasuk dalam
kegiatan ini adalah antara lain menetapkan undang-undang dan
mengumumkan peraturan-peraturan administratif.
3. Pernyataan kebijakan (policy statements), pernyataan-pernyataan resmi
yakni undang-undang, dekrit presiden, peraturan administratif, maupun
pidato-pidato pejabat pemerintah yang menunjukan maksud dan tujuan
pemerintah dan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Hasil-hasil kebijakan (policy outputs), manifestasi nyata kebijakan ublik
atau apa yang telah dilakukan oleh pemerintah.
5. Dampak kebijakan (outcomes), akibat-akibat kebijakan publik bagi
masyarakat, baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan yang berasal
dari tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah.
PROSES KEBIJAKAN PUBLIK
1. Formulasi kebijakan adalah suatu kegiatan yang bertujuan
merumuskan dan menetapkan suatu kebijakan publik tertentu.
2. Implementasi kebijakanadalah suatu kegiatan atau proses
pelaksanaan atau penerapan kebijakan publik yang telah
ditetapkan.
3. Evaluasi kinerja kebijakanadalah suatu kegiatan atau proses
yang mencakup penilaian suatu kebijakan publik yang telah
berjalan dalam kurun waktu tertentu, yang mencakup evaluasi
pada kinerja formulasi kebijakan, kinerja hasil atau manfaat
yang dirasakan oleh publik, dengan memperhatikan factor
lingkungan kebijakan yang bersangkutan.
4. Revisi kebijakan publikadalah suatu kegiatan atau proses
perbaikan suatu kebijakan publik tertentu, baik karena
kebutuhan publik, maupun antisipasi kondisi di masa depan.
Tahap-tahap kebijakan publik, sebagaimana
dikemukakan William Dunn (1998) meliputi:
Pejabat yang dipilih atau diangkat
Penyusunan agenda menempatkan masalah pada agenda
publik
Para pembuat kebijakan membahas
Formulasi kebijakan masalah dan merumuskan alternatif
pemecahannya.

Adopsi Kebijakan Salah satu alternatif kebijakan


diadopsiatau disahkan dengan
dukungan dari mayoritas legislative,
konsensus antara direktur lembaga
atau keputusan pengadilan.

Implementasi kebijakan Kebijakan yang telah diambil


dilaksanakan oleh unit-unit
administrasi yang memobilisasikan
sumberdaya financialdan manusia.

Penilaian kebijakan Kebijakan yang telah dijalankan dinilai


atau dievaluasi untuk melihat sejauh
• 3. Redistributif & Self-regulatory.
i. Kebijakan redistributif adalah kebijakan untuk memindahkan pengalokasian
kekayaan, pendapatan, pemilikan, atau hak-hak dari kelas atau kelompok
penduduk. Contoh: kebijakan landreform.
Ii. Kebijakan self-regulatoryadalah kebijakan tentang pembatasan atau
pengawasan perbuatan pada masalah-masalah tertentu bagi sekelompok
orang. Kebijakan harga eceran BBM.
• 4. Material & Simbolik.
• i. Kebijakan material adalah kebijakan tentang pengalokasian atau
penyediaan sumber-sumber material yang nyata atau kekuasaan yang
hakiki bagi para penerimanya atau mengenakan beban-beban (kerugian-
kerugian) bagi yang harus mengalokasikannya. Contoh: kebijakan tentang
kewajiban para majikan untuk membayar upah minimum kepada para
buruhnya.
• ii. Kebijakan simbolik adalah kebijakan yang bersifat tidak memaksa,
karena kebijakan itu akan memberikan keutungan atau kerugian yang
dampaknya kecil bagi masyarakat. Contoh: kebijakan iuran televisi.
• 5. Collective goods & private goods.
• i. Kebijakan collective goodsadalah kebijakan tentang penyediaan barang-
barang dan pelayanan-pelayanan keperluan orang banyak. Contoh:
Kebijakan tentang pengadaan sembilan barang kebutuhan pokok
manusia.
• ii. Kebijakan private goodsadalah kebijakan tentang penyediaan barang-
barang dan pelayanan-pelayanan hanya bagi kepentingan perseorangan
yang tersedia di pasaran bebas dan orang yang memerlukannya harus
membayar biaya tertentu. Contoh: kebijakan tentang pembangunan hotel
dan restoran.
• 6. Liberal & conservative.
i. Kebijakan liberal adalah kebijakan untuk mengadakan perubahan sosial
yang diarahkan untuk memperbesar hak-hak persamaan. Contoh: kebijakan
untuk meningkatkan program kesejahteraan sosial.
ii. Kebijakan Konservatif adalah kebijakan untuk tidak mengadakan
perubahan sosial atau memperlambat perubahan sosial .
Peran Informasi Dalam Pembuatan Kebijakan Publik

Pengertian Data dan Informasi.


(Kumorotomo dan Agus Margono, 1994) mengemukakan bahwa data
adalah fakta yang sedang tidak digunakan dalam proses pembuatan
keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera
diarnbil kembali untuk pembuatan keputusan.
Sebaliknya informasi terdiri dari data yang telah diarnbil kembali, diolah
dan digunakan untuk memberi dukungan keterangan untuk pembuatan
keputusan.
informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga
bermakna dan bermanfaat untuk membuat keputusan. Oleh karena itu,
perlu dipahami bahwa pemakaian informasi itu penting, karena
informasilah yang dipakai untuk menunjang pembuatan keputusan.
Untuk membuat kebijakan diperlukan informasi yang berkualitas tinggi.
Informasi yang memiliki kualitas tinggi akan menentukan sekali
efektifitas kebijakan publik.
Mengenai syarat-syarat informasi yang baik, Parker (Kumorotomo dan Agus
Margono, 1994) mengemukakan sebagai berikut:
a. Ketersediaan (availability).
Syarat pokok bagi suatu informasi adalah tersedianya itu sendiri. Informasi
harus dapat diperoleh bagi yang hendak memanfaatkannya.
b. Mudah dipahami.
Informasi harus mudah dipahami oleh pemfcfuat kebijakan.
c. Relevan.   
Informasi yang diperlukan harus benar-benar relevan
denganpermasalahannya.
d. Bermanfaat,
Terkait dengan syarat relevansi, informasi harus bermanfaat bagi pembuat
kebijakan.
e. Tepatwaktu.
Informasi harus tersedia tepat waktunya, terutama apabila pembuat kebijakan
ingin segera memecahkan masalah yang dihadapi oleh pemerintah.
f. Keandalan (Reliability).
Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan
kebenarannya.
g. Akurat.
Informasi seyogyanya bersih dari kesalahan, harus jelas dan secara tepat
mencerm inkan makna yang terkandung dari data pendukungnya.
h. Konsisten.
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi dalam penyajiannya.
Pentingnya informasi dalam pembuatan kebijakan.
William N. Dunn (1994) memberikan definisi Anafisis kebijakan publik sebagai
"suatu disiplin Ilmu Sosial yang menggunakan berbagai macam metode
penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan mentransformasikan
informasi yang relevan dengan kebijakan yang digunakan dalam lingkungan~
politik tertentu untuk memecahkan masalah-masalah kebijakan.
Dari pengertian Analisis Kebijakan Publik tersebut dapat dilihat bahwa untuk
memecahkan masalah-masalah kebijakan diperlukan informaji.
Dalam perumusan/pembuatan kebijakan, diperlukan informasi, yang berasal
dari data yang telah diolah.
Misalnya pemerintah akan merumuskan/membuat kebijakan kependudukan,
maka untuk ini diperlukan informasi tentang pertumbuhan penduduk,
persebaran penduduk, kualitas dan strukturumur penduduk. Apabila
pemerintah ingin merumuskan/ membuat kebijakan ekonomi, maka
diperlukan informasi tentang sektor-sektor yang potensial dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,
misalnya: sektor-sektor Industri, Perdagangan, Keuangan/ Perbankan,
Pariwisata, Pertanian, dan Iain-lain. Infomiasi yang Relevan dengan Kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai